Anda di halaman 1dari 10

UJI STERILITAS SEDIAAN STERIL REKONSTRUKSI

Wempi Eka Rusmana


Emylia Fiskasari
Politeknik Piksi Ganesha

ABSTRACT

Lafi AU is the technical implementation incorporated under the Air Force Medical
Officer in charge of building the capacity in the implementation of the finished drug,
provisioning, and quality control in accordance pharmaceutical technical requirements in
providing support and health services to members of the Air Force in particular, and the
military in general. Currently Lafi AU is planning to establish a sterile production because of
a special task given that the sterility testing of sterile preparations reconstruction. Sterility
tests carried out on the products and materials that have undergone sterilization process that
has been put in place, the sterility test is intended to establish the presence or absence of
bacteria, fungi, and yeast that lives in the preparation of the substance being examined.

PENDAHULUAN efektifnya proses sterilisasi. Uji ini dilakukan


terhadap sampel yang dipilih untuk mewakili
Uji sterilitas dilakukan terhadap keseluruhan lot bahan tersebut. Sampel bisa
produk dan bahan yang sebelumnya telah diambil dari kemasan atau wadah akhir suatu
mengalami proses pensterilan yang telah produk, atau sebagai bagian dari tangki bulk
diberlakukan. Hasilnya membuktikan bahwa cairan atau dari bahan bulk lainnya.
prosedur sterilisasi dapat diulang secara Perincian dari prosedur inokulasi dan
efektif. Tetapi umumnya disetujui bahwa penyaringan tabung uji, termasuk
kontrol yang dilaksanakan selama proses modifikasi-modifikasi untuk keadaan
validasi memberikan jaminan lebih tertentu, terdapat dalam USP.

TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip faktor pelaksanaan dalam uji atau pemaparan non letal terhadap panas,
tersebut adalah bahwa bagian bahan yang tidak adanya stimulasi yang seringkali perlu
akan diuji ditempatkan dalam lingkungan untuk membuat spora bervegetasi, dan
yang dirancang sedemikian rupa, sehingga kontak sebelumnya dengan suatu zat
tiap mikroorganisme yang ada dan hidup bakteriostatik adalah beberapa efek yang bisa
akan tumbuh. Tetapi diketahui bahwa mengganggu pertumbuhan organisme
mikroorganisme tidak selalu bereproduksi tersebut. Dalam hal seperti itu akan diperoleh
atau bervegetasi (spora) hanya dengan hasil negatif palsu.
menempatkannya dilingkungan yang Hasil negatif yang salah dari uji
diperkirakan baik. Pelemahan yang inokulasi langsung juga bisa terjadi sebagai
diakibatkan oleh radiasi sinar ultra violet hasil aktivitas anti bakteri yang melekat
dalam produk tersebut. Selain dari produk- meningkatkan jumlah dan ukuran sampel
produk yang telah mengandung zat tersebut.
bakteriostatik, efek seperti itu bisa timbul Suatu hasil uji positif yang salah dapat
dari pH yang terlalu rendah, kandungan disebabkan oleh kontaminasi yang kurang
garam yang tinggi, atau aktivitas antibakteri hati-hati selama pengujian tersebut. Hasil
dari zat itu sendiri. Efek anti mikroba seperti yang salah itu dapat dieliminasi dengan
itu bisa ditentukan dengan pengenalan menggunakan personel yang telah dilatih
mikroorganisme hidup ke dalam tabung secara memadai dan cermat, serta bekerja
media biakan dengan dan tanpa serangkaian dalam lingkungan yang terkontrol dengan
pengenceran dari suatu inokulum produk tepat. Umumnya hasil seperti itu diharapkan
tersebut. Jika pertumbuhan yang dapat terjadi kurang dari 1% dari waktu tersebut.
dibandingkan terjadi pada semua tabung, Walaupun batasan-batasan ini ada, uji
produk itu bukan antimikroba (paling tidak tersebut biaasanya dapat diberlakukan untuk
terhadap organisme spesifik yang mendeteksi kegagalan sterilisasi. Tetapi
digunakan). batas uji tersebut harus diketahui, dan uji
Jika terjadi pertumbuhan yang kurang pada tersebut tidak boleh diharapkan
beberapa tabung yang mengandung menghasilkan informasi lebih dari yang
inokulum dari produk tersebut, zat dimungkinkan oleh rancangannya. USP
penginaktivasi spesifik harus digunakan menganjurkan agar diadakan pengujian yang
dalam tabung berikutnya, atau rasio lebih lengkap pada interval yang
pengenceran harus ditentukan yang direncanakan untuk memastikan bahwa
memungkinkan tumbuhnya mikroorganisme prosedur sterilisasi yang diteruskan serta
yang ada. Lebih baik digunakan cara metode pengujiannya dapat diandalkan.
penyaringan, sehingga produk tersebut dapat
disaring dari tipe mikroorganisme yang Uji sterilitas
tertahan pada saringan tersebut. Bahan, sediaan atau barang baru
Hasil negatif yang salah bisa juga boleh dinyatakan sebagai steril, jika setelah
diperoleh jika populasi mikroba terlalu kecil, melalui uji sterilitas dan terbukti bahwa
sehingga inokulum yang diambil dari produk mereka bebas mikroorganisme. Jika tidak
tersebut tidak mengandung mikroorganisme. ada pembuktian terhadap sterilitas, maka
Karena produk telah dipaparkan ke suatu identiikasi dilakukan menurut informasi cara
proses sterilisasi, diperkirakan bahwa sterilisasi yang telah dilakukan.n tuk tujuan
populasi mikroorganisme banyak berkurang, kontrol sterilits tidak dilakukan terhadap
tetapi secara total tidak demikian. seluruh sediaan. Pengujiannya dilakukan
Pengurangan ini lebih cenderung terjadi secara acak terhadap sejumlah tertentu
dengan metode sterilisasi marginal atau wadah, tetapi yang dinilai representative di
dengan prosedur aseptis, walaupun menurut setiap bets yang selanjutnya dirumuskan
teori, seharusnya tidak boleh terjadi sama terhadap seluruh bets. Jumlah contoh yang
sekali. Hasil negatif yang salah seperti itu akan diuji tergantung dari besarnya bets
paling baik ditanggulangi dengan tersebut. Jika pengujian bahan dari sediaan
memperbaiki prosedur sterilisasi sehingga setiap betsnya diambil 0,4√n (n=jumlah
dapat diandalkan, tetapi dalam pengujian, wadah), akan tetapi tidak < 3 dab tidak > 30
cara ini dapat diperbaiki dengan wadah, maka jumlah contoh dari bets ini
telah memadai untuk yang nyata, termasuk penyaringan keluar
mengkarakterisasikannya. dari zat-zat yang menghambat dan
Dalam farmakope-farmakope banyak penggunaan sampel yang lebih besar.
dicantumkan beberapa media kultur (media Pada dasarnya metode ini
makanan) untuk pengujian sterilisasi yang memungkinkan penggunaan contoh cairan
diperlukan, oleh karena bakteri, jamur dan yang diuji dari hamper setiap volume yang
ragi menuntut substrat yabg berlainan. dikehendaki. Cairan disaring melalui
Demikian pula dengan daerah suhu, dimana penyaring membran steril dengan porositas
setiap mikroorganisme tunggal menunjukkan yang menahan mikroba di bawah kondisi
kondisi pertumbuhan yang optimal, juga lingkungan aseptis. Mikroorganisme ditahan
berbeda, sehingga suhu pembiakkannyapun pada penyaring tersebut, dan cairan yang
turut disertakan. diuji dilewatkan ke dalam saringan, sehingga
Oleh karena bahan obat tertentu membawa keluar zat-zat yang menghambat
(antibiotika, sulfonamida), bahan pengawet, secara potensial. Di samping itu, penyaring
dan juga sesepora logam berat, yang terdapat bisa dibersihkan dengan suatu cairan steril,
dalam sediaan, dapat melakukan kerja jika perlu, untuk menghilangkan zat-zat yang
hambatan terhadap pertumbuhan menghambat secara potensial, yang mungkin
mokroorganisme, maka penghambat kuman telah melekat ke mikroorganisme tersebut.
seperti itu harus dikenali melalui pengujian Penyaring kemudian ditaruh dalam medium
khusus dan jika perlu dihilangkan biakan dan diinkubasi untuk
(penyaringan melalui penyaring kedap pertumbuhannya.
bakteri) atau diinaktivasi melalui Varian khusus dari pengujian
pengenceran. Pengujian terhadap sterilitas terhadap sterilitas adalah metode penyaring
tersebut menuntut syarat kerja aseptik, membran, yang tampak sangat
khususnya yang berkaitan dengan menguntungkan dalam daerah
personal, ruangan dan alat kerja. penggunaannya. Alat tersebut terdiri dari
Jika pada pengujian terhadap suatu ruang penuangan yang tertutup, yang
sterilitas, selama seluruh waktu pembiakan dipisahkan dari wadah penampungan
dalam wadah kultur tidak ada pertumbuhan melalui sebuah penyaring membrane (lebar
mikroorganisme (dapat dikenali melalui pori 0,45 µm). Alat penyaringan yang
pembentukan koloni atau kekeruhan atau lengkap dapat disterilisasi dengan uap. Zat
perubahan warna setelah penambahan sebuah yang akan diuji harus berada dalam keadaan
indikator), maka zat yang diuji dinyatakan terlarut atau tersuspensi di dalam cairan
sebagai steril. Jika terjadi pertumbuhan atau steril. Oleh karena itu metode penyaring
resultat yang meragukan, maka seluruh membrane sangat cocok digunakan
penelitian harus diulang. Sebaliknya jika khususnya untuk kontrol sterilitas minyak
terjadi pertumbuhan mikroorganisme, maka dan dari salap yang dilarutkan ke dalam
zat yang diuji dinyatakan sebagai tidak steril. larutan, dan selanjutnya untuk bahan, yang
Teknik penyaringan membran efektif sebagai bakteriostatik atau
sekarang telah diterima oleh USP untuk fingistatik.Untuk membuat larutan atau
sediaan parenteral volume kecil dan volume suspensi dapat digunakan berbagai cairan
besar. Walaupun teknik penyaringan yang cocok, sejauh mereka mampu
mengalami resiko mendasar dari kontaminasi melarutkan atau mensuspensikan zat
lingkungan, cara ini mempunyai keuntungan tersebut dan tentu saja tidak memiliki kerja
hambat tehadap mikroorganisme. Sebagai 1. Produk steril (produk ini harus memenuhi
bahan pengenceran atau pelarut untuk syarat tuntutan sterilitas dari farmakope)
minyak dan salap sering digunakan 2. Produk dengan jumlah bakteri terbatas
isopropilmiristat steril. Setelah penyaringan (produk ini tidak harus memenuhi syarat
dilakukan melalui penyaring membran, sterilitas, akan tetapi harus memenuhi
penyaringan diletakkan pada medium syarat kemurnian tertentu secara
makanan semi padat atau dalam medium mikrobiologi)
makanan cair. Jika pengujian secara Menurut anjuran Federation Internationale
makroskopik selama dan setelah Pharmaceutique (F.I.P) sediaan obat
berakhirnya waktu inkubasi tidak terjadi dikelompokan didalam kategori menurut
pertumbuhan microorganisme, maka sampel syarat kemurnian secara mikrobiologis,
tersebut dinyatakan sebagai steril. dimana kategori 1 meliputi sediaan steril
Personel yang berhubungan dengan ( misalnya seluruh perenteralia). Sediaan
uji sterilitas harus dilatih secara menyeluruh kategori II (Misalnya dermatika, sediaan obat
dalam teknik yang digunakan tersebut. tetes hidung dan telinga) dan kategori III
Persyaratan ini bahkan lebih keras untuk (peroral) harus bebas dari pathogen
orang yang berhubungan dengan uji (Pseudomonas aeruginosa, Staphylococus
penyaring membran, karena terlibatnya tahap aureus dan E coli sebagai indikator tinja ).
manipulasi kompleks. Demikian juga orang Bakteri non patogen tidak boleh melampaui
yang menafsirkan hasil uji tersebut harus 10 2/g atau 10 4/g (kategori III). Syarat ini
benar-benar mengenal dengan baik hendaknya dipenuhi oleh sediaan obat
pembatasan-pembatasan serta efektivitas uji sampai waktu penggunaannya.
tersebut. Dalam hal mengenai jumlah
Prosedur sterilisasi merupakan tahap kandungan ampul dan memastikan bahwa di
penting dalam mencapai produk steril, dalam wadah terdapat jumlah yang sesuai
namun semua prosedur dan kondisi-kondisi dengan deklarasi tentang larutan, suspensi,
lain yang dibutuhkan untuk pembuatan emulsi atau zat kering Pengujian terhadap
produk tersebut harus dirancang untuk konsistensi diperlukan pada larutan injeksi
membantu tahap ini. Pembersihan ruangan atau suspensi dalam minyak.
yang baik, lingkungan yang terkontrol Pengujian terhadap sterilitas
dengan efektif, suatu muatan dari produk dilakukan secara mikrobiologis dengan
yang dapat dikontrol dan diidentifikasi, menggunakan medium pertumbuhan tertentu.
proses produksi yang direncanakan dan Syarat kecocokan sebagai material tutup
dikontrol dengan baik, serta personel yang pada wadah untuk larutan injeksi dan infus
ditatar dengan baik dan berdedikasi tinggi adalah bahwa jenis karet atau jenis bahan
untuk produksi dan pengujian sangat penting sintetis harus memiliki sifat elastis yang
untuk produksi suatu produk steril. Hanya mencukupi sehingga menjamin penutupan
bila semua faktor ini melengkapi penemuan- wadah secata kedap dan mantap terhadap
penemuan dari uji sterilisasi, dapat pengarus suhu (sterilitas panas, penyimpanan
disimpulkan bahwa produk tersebut steril. dingin). Khusus bagi botol tembusan
Dari segi kemurnian mikrobiel, tutupnya tidak boleh melepaskan partikel
sediaan obat dapat dkelompokan ke dalam pada saat ditembus oleh jarum injeksi dalam
dua kelompok, yaitu : cairan yang diinjeksikan dan juga dapat
tertutup rapat saat jarum injeksi ditarik
keluar sehingga sterilitas larutan dapat media uji untuk pengujian sterilitas. Uji
terjamin. sterilitas dinyatakan tidak absah jika media
uji menunjukkan respon pertumbuhan yang
Uji kemurnian mikroba tidak memadai.
Angka kuman adalah criteria
kemurnian bahan sediaan atau barang secara
mikrobiologis. Untuk seluruh sediaan obat,
yang tidak mencantumkan sterilitas, dituntut Uji Bakteriostatik dan Fungistatik
adanya pembatasan angka kuman dan Sebelum melakukan uji sterilitas cara
ketiadaan kuman yang khusus. Angka kuman inokulasi langsung terhadap suatu bahan,
adalah jumlah mikroorganisme yang tetapkan dahulu tingkat aktivitas
ditentukan pada kondisi pengujian dalam 1 bakteriostatik dan fungistatik. Dengan
mL atau 1 gram zat yang diuji. prosedur sebagai berikut:
Untuk menentukan angka kuman 1. Pembuatan biakan bakteri dan jamur
yang harus dilakukan pada kondisi aseptik, tidak kurang dari galur mikroba
terlebih dahulu zat cair yang dapat tercampur seperti yang tertera pada uji fertilitas
dengan air, diencerkan dengan larutan dapar yang dibuat dengan cara
steril. Zat cair yang tidak dapat tercampur pengenceran.
dengan air dibuat larutan terlebih dahulu, 2. Inokulasi media uji sterilitas dengan
emulsi atau suspensi dengan suatu cairan 10-100 mikroba viabel.
yang cocok. Dari pengenceran tersebut 3. Inkubasi wadah pada suhu dan
sebagian dimasukkan dalam cawan Petri dan kondisi seperti yang tertera dalam
dicampurkan dengan media kultur. tabel selama tidak kurang dari 7
Pembiakkan berlangsung pada suhu yang harian.
disyaratkan dalam jangka waktu tertentu. Jika pertumbuhan mikroba uji dalam
Jumlah kuman dihitung dengan campuran media bahan secara visual
menggunakan latar belakang berskala dan sebanding dengan pertumbuhan dalam
kaca pembesar. Harga yang diperoleh tabung kontrol, gunakan jumlah bahan dan
melalui perhitungan, hanya harga yang lebih media seperti yang tertera pada lampiran
besar yang digunakan untuk menghitung jumlah untuk bahan cair dalam pemilihan
angka kuman. spesimen uji dan masa inkubasi.
Jika sejumlah tertentu bahan dalam 250 mL
Uji Fertilitas media masih mempunyai daya bakteriostatik
Pada pengujian fertilitas ditetapkan dahulu atau fungistatik, kurangi jumlah bahan
sterilitas tiap lot media dengan menginkubasi hingga diperoleh jumlah maksimum yang
sejumlah wadah yang mewakili. Uji ini tidak menghambat pertumbuhan mikroba uji
dilakukan terhadap tiap lot media dari tiap dalam 250 mL media.
otoklaf dengan menginokulasi duplo wadah 1. Prosedur Uji Inokulasi Langsung Ke
setiap media secara terpisah dengan 10-100 dalam Media Uji
mikroba viabel dari setiap galur.Media uji Diambil sejumlah tertentu produk
memenuhi syarat jika terjadi pertumbuhan dalam bentuk padat kering (atau yang
yang nyata dalam semua wadah media yang terlebih dahulu dibuat larutan atau
diinokulasi dalam kurun waktu 7 hari. suspensi dalam cairan pengencer
Penetapan dapat dilakukan simultan dengan steril) sesuai dengan tidak kurang dari
300 mg tiap wadah atau seluruh isi untuk mengetahui nilai konsentrasi
wadah jika tiap isi kurang dari 300 endotoxin yang terkandung didalam
mg. Inokulasikan kedalam masing- sampel, waktu pembentukan gel harus
masing tidak kurang dari 40 mL dimasukan terlebih dahulu ke dalam
media Tioglikolat cair dan soybean- komputer luar dengan cara regresi.
Casein Digest. Jumlah wadah dan
kondisi inkubasi sama yang tertera Parameter-parameter Uji yang
pada cairan. Lakukan penetapan Digunakan :
seperti yang tertera pada cairan, mulai a. Linieritas
dari amati pertumbuhan pada media. Linieritas suatu prosedur uji adalah
kemampuan (dalam suatu rentang yang
Toxinometer telah diberikan) untuk memberikan hasil
Toxinometer adalah alat pengukur yang profesional secara langsung terhadap
otomatis endotoxin yang dideteksi pasa kadar sampel senyawa yang dianalisis.
waktu gel-isasi yaitu waktu dari mulainya b. Akurasi (ketelitian)
reaksi sampai terjadinya gel-isasi, yang Akurasi adalah ukuran yang
terdiri dari Analisis Modul yang menangkap menunjukkan ketepatan hasil yang
reaksi gel-isasi antara endotoxin dengan diperoleh dari suatu metode analisis
LAL. dengan kadar sebenarnya (FI. 1995).
a. Hukum Dasar Dengan cara harus terletak dalam
Dalam alat ini, perubahan konsentrasi yang berbeda-beda.
tingkat kekeruhan yang muncul c. Presisi (ketepatan)
bersamaan dengan reaksi gel-isasi Presisi menggambarkan kedekatan
antara endotoxin dengan LAL. hasil replikasi penentuan senyawa yang
Diantara tingkat kepekatan endotoxin dianalisis dengan suatu metode uji. Presisi
dengan masa gel-isasi terjadi koreksi dapat ditentukan dengan melakukan
pengaturan intensitas, dan dengannya analisis sampel yang diuji dimana metode
dapat diatur jumlah endotoxin analisis dilakukan berulang-ulang
dengan tepat. terhadap sampel homogen dengn
konsentrasi yang berbeda. Ketepatan
b. Prinsip Kerja diukur sebagai simpangan baku atau
Toxinometer ET 301, perubahan simpangan baku relatif (koegisien
transmisi cahaya pada Analisis Modul akan variasi). Ketepatan dapat dinyatakan
ditangkap oleh alat dan waktu terbentuknya sebagai keterulangan (repeatability) atau
gel tersebut akan diplotkan oleh software ketertiruan (reproducibility). Ketepatan
LS ToxiPlus QC2 ke kurva estándar adalah keseksamaan dalam interval waktu
sehingga didapat nilai konsentrasi yang pendek.
endotoxin yang terkandung di dalam
sampel. Toxinometer ET 301, perubahan PEMBAHASAN
transmisi cahaya pada Analisis Modul akan Lafiau merupakan pelaksana teknis
ditangkap oleh alat dan waktu terbentuknya dari Dinas Kesehatan TNI AU dalam
gel akan diolah oleh Control Modul yang melaksanakan pengadaan bekal kesehatan
menggunakan mikro komputer sehingga dan penyalurannya, sehingga produksi tidak
didapat waktu pembentukan gel, sedangkan dapat ditentukan sendiri oleh Lafiau. Sistem
produksi yang berjalan berdasarkan sistem merupakan contoh kegiatan pendidikan dan
komando dari Diskes AU. Produk yang latihan yang dilakukan oleh Unit Ujibang.
dihasilkan terbatas hanya untuk kebutuhan Laboratorium pengujian dan
internal TNI AU, sehingga tidak dapat pengembangan terletak pada bangunan yang
dipasarkan ke masyarakat umum. berbeda dengan bangunan untuk produksi.
Seluruh fasilitas yang tersedia di Hal ini sesuai dengan persyaratan CPOB
Lafiau sudah memadai untuk melaksanakan yang dimaksudkan untuk meminimalkan
proses produksi, seperti bagian produksi beta gangguan yang berasal dari ruang
laktam dan bagian produksi non beta laktam produksi.tetapi pada ruang produksi tidak
yang sudah memenuhi persyaratan CPOB. dilengkapi dengan alat-alat untuk melakukan
Produksi obat hendaklah dilaksanakan sesuai pemeriksaan selama proses produksi (IPC)
dengan prosedur yang telah ditetapkan agar sehingga cukup menyulitkan dalam
selalu didapatkan obat jadi yang memenuhi melakukan IPC. Laboratorium unit Ujibang
spesifikasi yang ditentukan. Mutu suatu obat dilengkapi dengan peralatan pengujian yang
tidak ditentukan oleh analisa obat melainkan memadai beserta protap cara pemakaiannya.
oleh proses produksi. Prosedur produksi Proses pemeriksaan juga memiliki protap
hendaklah dibuat oleh penanggung jawab sendiri.
produksi bersama-sama dengan penanggung Pembagian unit produksi sekarang
jawab sama-sama dengan pengawasan mutu. tidak sesuai dengan sarana gedung produksi
Setiap penyimpangan terhadap prosedur yang sudah memenuhi persyaratan CPOB,
yang telah ditetapkan antara lain : perubahan yaitu unit produksi beta laktam dan unit
suhu, kelembaban, hendaklah dicatat pada produksi non beta laktam. Hal ini terlihat
catatan batch, dan bila perlu mengevaluasi dari kegiatan unit produksi kapsul di ruang
kembali proses produksi setiap batch produksi. Sub unit kapsul memproduksi obat
sebelumnya. dengan bahan antibiotika beta laktam namun
Kegiatan yang dilakukan di Lafiau juga menggunakan bahan lain yang bersifat
juga sangat mendukung pemeliharaan non beta laktam.
fasilitas yang terbukti dengan adanya sanitasi Pelaksanaan produksi di Lafiau sudah
dan kurvey yang dilakukan secara rutin oleh berjalan sesuai dengan administrasi yang
seluruh personel yang ada. berlaku. Produksi dijalankan hanya untuk
Setiap tahapan dalam proses produksi memenuhi kebutuhan internal TNI AU dan
harus selalu dikontrol oleh unit Ujibang. tidak melayani permintaan pasar. Lafiau
Selain melakukan pengujian pada setiap mengadakan kerjasama dengan industri
tahapan proses produksi (In Process farmasi swasta dalam menjalankan proses
Control), Unit Ujibang juga berfungsi produksi dengan bahan menggunakan bahan
sebagai unit yang bertugas untuk baku dari rekanan industri (makloon)
mengadakan pengawasan dan pengujian atas tersebut. Kerjasama ini menguntungkan
kualitas bekal kesehatan, melaksanakan kedua belah pihak, karena pihak rekanan
penelitian dan pengembangan untuk industri dapat meningkatkan kapasitas
meningkatkan hasil produksi, serta produksi mereka sedangkan pihak Lafiau
melaksanakan program pendidikan dan memperoleh keuntungan berupa biaya
latihan untuk mengembangkan kemampuan pengerjaan dari maklon dapat digunakan
personel. Adanya praktek kerja profesi untuk meningkatkan biaya perawatan dan
kesejahteraan anggota.
Fasilitas yang tersedia di bagian terlebih dahulu terhadap bahan baku yang
produksi cukup lengkap berupa fasilitas datang. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap
gedung, peralatan, dan fasilitas penunjang alat kesehatan yang dipesan agar sesuai
lain, seperti pengolahan air demineralisata dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
dan fasilitas pengolahan limbah. Penyimpanan barang di gudang obat
Fasilitas pengolahan air jadi dan bahan baku telah dilakukan dengan
demineralisata diperlukan untuk baik sesuai dengan bentuk sediaan dan
memproduksi sediaan obat cair. Ketersediaan disusun berdasarkan alfabetis pada setiap
air yang layak untuk digunakan dalam bentuk sediaannya. Penyimpanan telah diatur
produksi merupakan syarat mutlak. Fasilitas sedemikian rupa sehingga dapat
pengolahan air akan menghemat biaya mengaplikasikan sistem FIFO (first in first
produksi karena Lafiau tidak perlu lagi out) dan FEFO (first experired date first
membeli air untuk keperluan produksi. out).
Pelaksanaan kegiatan produksi juga Penghapusan merupakan tanggung
sudah berjalan dengan baik mulai dari jawab khusus Kagupusfi dan dalam
pengadaan bahan baku untuk kegiatan pelaksanaannya banyak berhubungan dengan
produksi, pengolahan bahan baku, Diskes AU. Kegiatan penghapusan memang
pemeriksaan mutu dalam proses, hingga sangat ketat dengan tujuan untuk mencegah
pengemasan dan pemeriksaan kualitas obat terjadinya penyalahgunaan dan obat yang
jadi. Ada tiga titik pengawasan mutu yang dihapuskan juga merupakan obat yang benar-
dijalankan, yaitu pada saat penerimaan bahan benar tidak digunakan lagi karena akan
baku, pada saat pengolahan bahan baku, dan membahayakan.
pada saat obat telah selesai diproduksi.
Dengan demikian diharapkan kualitas obat
yang dihasilkan benar-benar terjamin. KESIMPULAN DAN SARAN
Fasilitas pengolahan limbah telah Kesimpulan
memenuhi persyaratan sebelum dibuang ke 1. Lafiau sebagai industri farmasi yang
lingkungan. Fasilitas pengolahan limbah bertugas melaksanakan perbekalan
sangat diperlukan oleh industri farmasi kesehatan untuk kebutuhan internal TNI
karena limbah industri farmasi banyak AU sudah dapat menjalankan tugasnya
mengandung bahan-bahan obat yang dapat dengan baik. Hal ini ditunjang oleh
membahayakan makhluk hidup dan adanya fasilitas-fasilitas yang telah
lingkungan sekitar. memenuhi persyaratan CPOB.
Urusan penerimaan, penyimpanan, 2.Untuk menjamin mutu produk yang
dan penghapusan perbekalan farmasi jika ada dihasilkan, Lafiau telah menerapkan
barang yang rusak atau sudah kadaluarsa pedoman CPOB dalam semua aspek
dilakukan oleh Kagupusfi. Dalam hal produksinya. Dengan pelaksanaan
penyaluran, Kagupusfi banyak bekerja sama CPOB ini, Lafiau dapat menghasilkan
dengan Kasuburminbekkes. beberapa produk obat jadi yang telah
Kegiatan penerimaan barang menjadi mendapatkan sertifikat CPOB. Dalam
tanggung jawab Kagupusfi. Untuk menjaga produksinya, Lafiau menggunakan
kualitas obat yang dihasilkan maka sistem pengawasan mutu yang ketat,
diperlukan bahan baku yang juga berkualitas, pemeriksaan dimulai dari bahan baku
sehingga perlu dilakukan pemeriksaan
yang diterima sampai menjadi produk jika sistem ini terhubung online dengan
jadi yang siap disalurkan. Diskesau.
3. Pengaturan kerja di Lafiau secara 2. Kualitas personel yang bekerja di
organisasi sudah tertata dengan baik. Lafiau sudah memenuhi persyaratan
Pokok-pokok organisasi Lafiau juga CPOB. Tetapi kemampuan tersebut
telah tersusun dengan jelas, yang tidaklah cukup mengingat
menguraikan tentang kedudukan dan perkembangan di bidang farmasi yang
tugas setiap bagian dalam organisasi. berjalan dengan cepat. Untuk
Selain itu, setiap personal di bagian peningkatan kualitas personel perlu
produksi di Lafiau dilakukan rolling diadakan pelatihan-pelatihan secar
secara berkala dan ini dapat berkesinambungan, penyediaan bahan-
meningkatkan kemampuan dan bahan pustaka yang cukup, atau
pengalaman setiap personal Lafiau. penyediaan buku saku CPOB bagi
4. Kegiatan yang dilakukan di Lafiau pesonel.Untuk itu diperlukan peran
meliputi kegiatan perencanaan, aktif dari unit Diklat.
pengadaan barang, produksi obat- 3. Lafiau lebih meningkatkan lagi
obatan, pengemasan, pengeluaran, dan kemampuan produksi dan pengawasan
kegiatan lain yang merupakan mutu yaitu dengan melengkapi peralatan
penunjang. Secara keseluruhan Lafiau baru. Peralatan ini harus mempunyai
dapat menjalankan kegiatan tersebut spesifikasi dan ketelitian yang lebih
dengan baik. Meskipun jumlah personal tinggi lagi sehingga akan menghasilkan
yang tersedia sekarang belum cukup suatu produk yang benar-benar terjamin.
memadai, namun masih dapat diatasi
dengan cara pengerahan personel dari 4. Peralatan baru ini terutama untuk
bagian lain yang tidak sedang sibuk. bagian pengawasan mutu karena di
Seluruh kegiatan juga didukung oleh bagian inilah yang menentukan kualitas
adanya prosedur yang sudah baku dan dari produk yang dihasilkan. Peralatan
dipatuhi oleh personel Lafiau. produksi dapat dilengkapi dengan
peralatan model baru yang lebih
Saran terintegrasi yang dapat menghasilkan
1. Lafiau sebagai lembaga pelaksana produk dengan lebih seragam. Peralatan
teknis dibawah koordinasi Diskesau, pengawasan mutu yang berhubungan
harus memiliki sumber penyampaian dengan IPC perlu ditambah dan
data yang cepat diusahakan agar ditempatkan pada ruang produksi untuk
birokrasi tidak terlalu rumit. Hal ini memudahkan pelaksanaan IPC.
disebabkan karena penggunaan obat-
obatan merupakan hal sangat vital
dimana Satker-satker harus dapat juga
digunakan untuk mempermudah
administrasi dan komunikasi terutama

DAFTAR PUSTAKA Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk


Sediaan Farmasi, Edisi keempat,
Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta. Lembaga Farmasi TNI AU, 1997, Sejarah
Perkembangan Pobekkes TNI AU,
Badan Pengawas Obat dan Makanan 2001, Bandung.
Pedoman Cara Pembuatan Obat
yang Baik, Jakarta Voight R, 1995, Teknologi Farmasi,
cetakan kedua, Gadjah Mada
Departemen Kesehatan RI, 1995, University Press, Yogyakarta.
Farmakope Indonesia, Edisi
keempat, Jakarta. Hal 860-862. Lachman Leon, dkk, 1994, Teori dan
Praktek Farmasi Industri, Edisi
Dinas Kesehatan TNI AU, 1998, Pokok- ketiga, Universitas Indonesia Press,
pokok Organisasi dan Prosedur Jakarta, Hal 1288-1290.
Lembaga Farmasi TNI AU, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai