Oleh :
Nadhila Safitri
YOGYAKARTA
2018
NASKAH PUBLIKASI
Nadhila Safitri
ABSTRACT
This research was conducted to investigated the correlation between peer support and
self efficacy toward psychological well being among students of ‘excellent class’ at
Senior High School in Lampung Province. This study used quantitative method with likert
scale. Participants of this research are 125 students of ‘excellent class’ from Al-Kautsar
Senior High School Bandar Lampung , SMAN 1 Kota Gajah, and MAN 1 Lampung Tengah.
The measurement for variables in this research used psychological well being’s scale
based on Ryff’s theory, peer support’s scale based on Sarafino’s theory, and self
efficacy’s scale based on Bandura’s Theory. Data analysis used double regression
technique. The analysis result showed that hypothesize is acceptence, and means that
there is a significant correlation between peer support and self efficacy toward
psychological well being among students of ‘excellent class’ at Senior High School with
0,00 (p<0,05) significancy’s score.
Keywords : psychological well being, peer support, self efficacy, students of excellent
class
Pengantar
siswa dalam kategori siswa cepat (fast learners) dan siswa berbakat (gifted).
(Hawadi, 2004).
masalah baik yang berasal dari sekolah, siswa, guru, maupun sistem
anak yang berbakat akademik yang berada dalam satu kelas homogen, sekitar
bahwa awalnya dirinya merasa bangga telah mampu lolos seleksi kelas
unggulan dikarenakan tes yang dijalaninya cukup sulit. Akan tetapi beberapa
kuat, suasana persaingan, dan faktor-faktor lain yang belum terlihat secara
jelas. Sebagian besar siswa kelas unggulan dapat dikatakan kurang memiliki
kelamin, dan kebudayaan. Lebih lanjut Ryff dan Keyes (1995) mengatakan
teman sebaya, rekan kerja, maupun organisasi. Penelitian kali ini akan
melihat pada faktor dukungan yang berasal dari teman sebaya. Balluerka,
dipengaruhi oleh self efficacy. Self efficacy adalah kepercayaan individu pada
akan mampu mengelola emosi positif dan emosi negatif yang dialami serta
tetap memiliki pandangan dan harapan yang positif akan masa depannya.
Metode Penelitian
A. Subjek Penelitian
kelas 10, 11, dan 12 SMA yang berjumlah 125 orang, dengan 38 laki-laki
dan 87 perempuan. Rentang usia pada subjek juga beragam, mulai dari 15-
18 tahun.
being, skala dukungan sosial teman sebaya, dan skala self efficacy.
peneliti modifikasi dari skala yang disusun oleh Rahadiani tahun 2014
berdasarkan teori dari Ryff (1989). Skala psychological well being yang
telah peneliti modifikasi terdiri dari 30 item yang terdiri dari 21 item
Jaringan. Skala dukungan sosial teman sebaya yang telah peneliti susun
sendiri terdiri dari 28 item yang terdiri dari 22 item favourable dan 6
tahun 2016 berdasarkan teori dari Bandura tahun 1997. Butir-butir pada
skala ini disusun berdasarkan tiga aspek self efficacy, yaitu: Tingkat
efficacy yang telah peneliti modifikasi terdiri dari 22 item yang terdiri
dari 22 item favourable dan tidak ada item unfavourable. Skala ini
karena penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi dari tiga variabel
secara bersamaan dengan satu varibel menjadi variabel independen. Ketiga
sosial teman sebaya, dan self efficacy. Metode analisis data dilakukan
Hasil Penelitian
Tabel 1
Deskripsi Data Penelitian
Data Hipotetik Data Empirik
Variabel Skor Skor
Mean SD Mean SD
Min Max Min Max
Psychologica 18,66
28 140 84 73 134 107,02 10,852
l Wellbeing 7
Dukungan
21,66
Sosial Teman 26 156 91 65 150 114,62 17,686
7
Sebaya
18,33
Self Efficacy 22 132 77 55 122 93,09 14,040
3
Keterangan:
Min = Skor Total Minimum
Max = Skor Total Maksimum
Mean = Rata-rata
SD = Standar Deviasi
sosial teman sebaya dan self efficacy memiliki hubungan yang signifikan secara
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Data di atas menunjukkan bahwa nilai Sig. untuk dukungan sosial teman
sebaya adalah sebesar 0.564 (p>0.05), maka dari itu hipotesis 2 ditolak yang
artinya variabel dukungan sosial teman sebaya tidak memiliki hubungan yang
sebesar 0.000 (p<0.05), maka dari itu hipotesis 3 diterima, artinya variabel
self efficacy memiliki hubungan yang signifikan dengan psychological
Pembahasan
antara ketiga variabel dimana variabel dukungan sosial teman sebaya dan self
well being sebagai variabel tergantung. Berdasarkan hasil analisis data yang
dapat diterima.
bebas yakni dukungan sosial teman sebaya dan self efficacy yang secara
diterima atau dirasakan oleh siswa kelas unggulan dan self efficacy yang
dimiliki siswa, maka semakin baik pula kondisi psychological wellbeing pada
being, yang artinya dukungan sosial teman sebaya sendiri tidak bisa menjadi
semakin tinggi self efiicacy yang dimiliki oleh siswa kelas unggulan maka
yakni social support dan self efficacy dengan psychological well being pada
positif antara social support dan self efficacy dengan psychological well
siswa. Faktor internal yang berasal dari diri siswa itu sendiri dianggap
memiliki hubungan yang signifikan dengan psychological well being. Hal ini
dipertegas oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Salami (2010) dan
Sarumpaet (2014), bahwa terdapat korelasi positif antara self efficacy dan
wellbeing pada siswa. Menurut Pajare dan Schunk (Caroli & Sagone, 2013),
siswa yang percaya akan kemampuan dirinya dan merasa mampu untuk
positif terhadap proses pembelajaran. Selain itu, siswa yang memiliki self
kemampuan problem solving yang efisien, dan lebih fokus kepada tujuan
berkaitan dengan aspek dari psychological well being yaitu tujuan hidup
memiliki skor psychological well being pada kategori rendah dan sangat
rendah dan tingkat depresi tinggi atau kondisi psychological well being yang
siswa usia remaja akan lebih merasa nyaman berada di sekolahnya apabila
(Kiefer, Alley, & Ellerbrock, 2015), adanya dukungan sosial teman sebaya
teman sebaya tidak memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini bertolak
Rogers (Bachria & Alsa, 2015) menyatakan bahwa meskipun siswa memiliki
persaingan yang ketat di kelas unggulan yang membuat siswa merasa tertekan
dan stres akibat suasana kelas yang individualis. Sikap individual yang
dukungan sosial antar teman sebaya. Selain itu, tuntutan akademik juga dapat
siswa.
didapatkan nilai R Square sebesar 0,199, yang artinya sumbangan efektif dari
dukungan sosial teman sebaya dan self efficacy terhadap psychological well
being adalah sebesar 19,9 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa selain dari
umumnya juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan sekolah, baik dari segi
para siswa kelas unggulan. Selain itu, tidak bisa dihindari adanya faking good
ataupun faking bad dari subjek penelitian. Ditambah lagi subjek pada
aslinya.
Kesimpulan
antara dukungan sosial teman sebaya dan self efficacy yang secara
diterima atau dirasakan oleh siswa kelas unggulan, serta semakin tinggi
self efficacy yang dimiliki siswa, maka semakin baik pula kondisi
Saran
1. Peneliti
bebas yang lain untuk dikaitkan dengan psychological well being. Hal
2. Masyarakat
siswa. Hal ini bukan hanya untuk kebaikan bagi siswa sendiri, tetapi
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Asante, K.O. (2012) Social support and the psychological wellbeing of people
living with HIV/AIDS in Ghana. African Journal of Psychiatry (15) 340-
345.
Bachria, R. D. & Alsa, A. (2015). Iklim Sekolah dan Dukungan Sosial Guru
Matematika sebagai Prediktor Keberhasilan Prestasi Belajar Matematika
Siswa SMA. Gadjah Mada Journal Of Psychology. 1 (3). 129-139.
Balluerka N., Gorostiaga A., Abiol A I., & Arizeta A. (2016). Peer attachment and
class emotional intelligence as predictors of adolescents' psychological
well-being: A multilevel approach. Journal of Adolescence (53)
Bandura, A. (1997). Self Efficacy : The Exercise of Control. New York : W.H.
Freeman and Company.
Baron, R.A., & Byrne, D. (2005). Psikologi Sosial. Jilid 2. Edisi Kesepuluh.
Penerjemah : Ratna Djuwita. Jakarta: Erlangga.
Budiningsih, T. E. & Setiawan, H. (2014). Psychological Well-Being pada Guru
Honorer Sekolah Dasar di Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang.
Educational Psycholoy Journal. 3 (1).
Caprara, G.V. & Steca, P. (2005). Affective and social self- regulatory efficacy
beliefs as determinants of positive thinking and happiness. European
Psychologist. (4). 275-286.
Caroli M,E,D. & Sagone E. (2013). Generalized Self-Efficacy And Well-Being In
Adolescents With High Vs. Low Scholastic Self-Efficacy. Procedia -
Social and Behavioral Sciences. (141) 867 – 874.
Chýlová H. & Natovová L. (2013). Stress, Self Efficacy and Well-being of the
University Students. Journal on Efficiency and Responsibility in
Education and Science. doi: 1s0.7160/eriesj.2013.060306
Irfan, M. & Suprapti, V. (2014). Hubungan Self Eficacy dengan Penyesuaian Diri
terhadap Perguruan Tinggi pada Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan. 3
(3).
Kiefer, S.M., Alley, K.M., & Ellerbrock, C. R. (2015). Teacher and Peer Support
for Young Adolescents’ Motivation, Engagement, and School Belonging.
RMLE Online – Research in Middle Level Education. 38 (8).
Mami, L. & Suharnan (2015). Harga Diri, Dukungan Sosial dan Psychological
Well Being Perempuan Dewasa yangMasih Lajang. Persona, Jurnal
Psikologi Indonesia. 4 (3). 216 -224
Sarumpaet, I.R.T. (2014). Self Efficacy dan Dukungan Sosial Atasan Sebagai
Prediktor Psychological Well Being pada Guru (PNS) Sekolah Dasar
Negeri di Kecamatan Andam Dewi. Tesis Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta
Schultz, D. & Schultz, S.E. (2005). Theories of Personality 8th Edition. California:
Brooks/Cole.
Utami, W. (2016). Pengaruh Kecenderungan Neurotik Dan Self-Efficacy
Terhadap Psychological Well Being Pada Mahasiswa Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang . Journal An-nafs 1 (2)