Anda di halaman 1dari 22

INFEKSI TRAKTUS GENETALIS

Disusun oleh :

DHEA NUR ALFIAN

(CKR0180260)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

KUNINGAN

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
penyayang. Dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini

Adapun makalah ini telah saya usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan dari teman teman , sehingga dapat memperlancar proses
pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu, saya juga ingin menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesar besarnya kepada teman teman yang telah membantu
saya dalam pembuatan makalah mengenai “INFEKSI TRAKTUS
GENETALIS”

Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanffat bagi pembaca. Selain
itu,kritik dan saran dari pembaca saya tunggu untuk perbaikan makalah ini
nantinya.

Penanggapan,26 Maret 2020

Dhea Nur Alfian


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................

1. Latar Belakang...........................................................................................
2. Rumusan Masalah.....................................................................................
3. Tujuan........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................

1. Definisi Infeksi Traktus Genetalis.............................................................


2. Etiologi Infeksi Traktus Genetalis.............................................................
3. Manifestasi Klinis......................................................................................
4. Klasifikasi..................................................................................................
5. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................
6. Diagnosa Keperawatan..............................................................................
7. Komplikasi................................................................................................
8. Penatalaksanaan.........................................................................................

BAB III JURNAL................................................................................................

BAB IV PENUTUP..............................................................................................

Kesimpulan.....................................................................................................

Saran...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB 1.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kesehatan pada ibu pasca persalinan meninbulkan dampak yang


dapat meluas ke berbagai aspek kehidupan dan menjadi salah satu parameter
kemajuan bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu
proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui
vagina ke dunia luar (Wiknjosastro,2007). Dalam Persalinan sering terjadi
perlukaaan pada perineum baik itu karena robekan spontan maupun episiostomi.
Di Indonesia laserasi perineum dialami oleh 75% ibu melahirkan pervaginam
pada tahun 2013 menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan
pervaginam,57% ibu mendapat jahitan perineum (28% karena episiotomi dan
29% Karen robekan spontan) (Depkes RI,2013).
Infeksi post partum terjadi di traktus genetalia setelah kelahiran yang
diakibatkan oleh bakteri , hal ini akan meningkatkan resiko infeksi post partum
yang salah satu nya disebabkan oleh penyembuhan luka laserasi perineum yang
tidk optimal dan dapat menyebabkan syok septic. Berdasarkan laporan dinas
kesehatan provinsi Jawa Timur (2012) Angka kejadian infeksi karna rupture
perineum di Jawa Timur masih tinggi , trauma perineum atau rupture perineum
dialami 70% wanita yang melahirkan pervagina sedikit banyak mengalami
trauma perineal. Kebanyakan morbiditas maternal setelah trauma perineal tetap
tidak terlapor ke professional kesehatan. Jumlah kematian maternal pada tahun
2012, menunjukan bahwa tercatat sebesar 116/100.000.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memahami tentang penyakit Infeksi Traktus Genetalis
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui tentang konsep dasar teori dari infesi nifas
b. Untuk mengetahui definisi , penyebab , pengobatan , diagnosis ,
komplikasi ,pencegahan , dan manifestasi klinis

C. Rumusan Masalah
a. Apa definisi infeksi traktus genetalis
b. Bagaimana etiologi infeksi traktus genetalis
c. Bagaimana klasifikasi infeksi traktus genetalis
d. Bagaimana manifestasi klinis infeksi traktus genetalis
e. Bagaimana pencegahan infeksi traktus genetalis
BAB 2

PEMBAHASAN

1. Definisi
Infeksi adalah berhubungan dengan berkembang biaknya mikroorganisme
dalam tubuh yang disertai dengan reaksi tubuh terhadapnya (Zulkarnain
Iskandar, 1998). Infeksi pascapartum (sepsis puerperal atau demam daerah
setelah melahirkan) ialah infeksi klinis pada saluran genital yang terjadi dalam
28 hari setelah abortus atau persalinan (Bobak,2004) Infeksi postpartum atau
kita sebut sebagai infeksi traktus genetalis adalah semua peradangan yang
disebabkan oleh masuknya kuman kuman ke dalam alat alat genetalia pada
waktu persalinan dan nifas (Sarwono Prawirohardjo, 2005:689).
Infeksi ini adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat alat
genetalia dalam masa nifas. (Mochtar Rustam, 1998:413)

2. Etiologi
1. Faktor presipitasi Infeksi postpartum
Penyebab dari infeksi postpartum ini melibatkan mikroorganisme anaerob
dan aerob pathogen yang merupakan flora normal serviks dan jalan lahir
atau mungkin juga dari luar. Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50%
adalah streptococcus dan anaerob yang sebenarnya tidak pathogen sebagai
penghuni normal jalan lahir. Kuman-kuman yang menyebabkaninfeksi
postpartum antara lain :
a. Streptococcus haematilicus aerobic
Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi berat yang
ditularkan dari penderita lain, aat alat yang tidak steril ,tangan penolong
dan sebagainya.
b. Staphylococcus aurelis
Masuk secara eksogen , infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai
penyebab infeksi di rumah sakit.
c. Escherichia coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rectum , menyebabkan infeksi
terbatas.
d. Clostridium welchii
Kuman anaerobic yang sangat berbahaya , sering ditemukan pada
abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah
sakit.
2. Faktor predisposisi infeksi postpartum
a. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh,seperti
perdarahan dan kurang gizi atau malnutrisi
b. Partus lama,terutama partus dengan ketuban pecah lama
c. Tindakan bedah vaginal yang menyebabkan perlukaan jalan lahir
d. Tertinggalnya sisa plasenta,selaput ketuban dan bekuan udara
e. Anemia,hiegene,kelelahan
f. Partus lama/macet,korioamnionitis,persalinan traumatic, kurang
baiknya proses pencegahan infeksi, manipulasi yang berlebihan , dapat
berlanjut ke infeksi dalam masa nifas.

3. Manifestasi Klinis
Rubor (kemerahan),kalor (demam setempat) akibat vasolidasi dan tumor
(bengkak) karena eksudasi.Ujung syaraf merasa akan terangsang oleh
peradangan sehingga terdapat rasa nyeri (dolor). Nyeri dan pembengkakan
akan mengakibatkan gangguan faal, dan reaksi umum antara lain berupa sakit
kepala,demam dan peningkatan denyut jantung (Sjamsuhidajat,R.1997).
1. Manifestasi klinis yang lain :
a. Peningkatan suhu
b. Takikardie
c. Nyeri pada pelvis
d. Demam tinggi
e. Nyeri tekan pada uterus
f. Lokhea berbau busuk /menyengat
g. Penurunan uterus yang lambat
h. Nyeri dan bengkak pada luka episiotomy

4. Klasifikasi Infeksi Traktus Genetalis


1. Infeksi uterus
a. Endometritis
Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari
rahim). Infeksi ini dapat terjadi sebagai kelanjutan infeksi pada serviks
atau infeksi tersendiri dan terdapat benda asing dalam rahim
(Anonym,2008)
b. Miometritis (Infeksi otot rahim)
Miometritis adalah radang miometrium. Sedangkan miometrium
adalah tunika muskularis uterus. Gejala nya berupa demam,uterus
nyeri tekan, perdarahan vaginal dan nyeri perut bawah , lokhea berbau
,purulen. Metritis akut biasanya terdapat pada abortus septic atau
infeksi postpartum.
c. Parametritis (infeksi daerah sekitar rahim)
Parametritis adalah radang dari jaringan longgar di dalam liglatum.

2. Syok bakteremia
Infeksi kritis, terutama yang disebabkan oleh bakteri yang melepaskan
endotoksin, bias mempresipitasi syok bakteremia (septic).
3. Peritonitis
Peritonitis nifas bias terjadi karena meluasnya endometritis , tetapi dapat
juga ditemukan bersama sama dengan salpingo-ooforitisdan sellulitis
pelvika.
4. Infeksi saluran kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih terjadi pada sekitar 10% wanita hamil, kebanyakan
terjadi pada masa prenatal. Mereka yang sebelumnya mengalami ISK
memiliki kecenderungan mengidap ISK lagi sewaktu hamil.

5. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam postpartum (jika Hb
< 10g% dibutuhkan suplemen FE) , eritrosit , leukosit , trombosit
b. Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine
c. Pemeriksaan mikroskopis Urine : guna pemeriksaan mikroskopis
urine untuk melihat kelainan ginjal dan salurannya
d. Pemeriksaan protein urine : Ditemukan protein dalam urine tetapi
kelainan yang terjadi tidak menandakan adanya indikasi penyakit.
Normalnya tidak boleh sampai +1.
e. Pemeriksaan glukosa urine : Pada keadaan normal tidak ditemukan
glukosa dalam urine, karena molekul glukosa besar dan ginjal akan
menyerap kembali hasil filtrasi dari glumerulus (Normal : 1-25 mg/dl)

6. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul antara lain :
a. Nyeri akut berhubungan dengan distensi abdomen , after pains distensi
kandung kemih
b. Resiko penyebaran infeksi berhubungan dengan trauma persalinan ,
jalan lahir , dan infeksi nosokomial
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat,anoreksia,mual muntah,dan pembatasan
medis
d. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan retensi urine
e. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan efek anestesi, danterpasang
infus
f. Kurang pengetahuan tentang cara perawatan diri dan bayi
berhubungan dengan salah nya persepsi informasi
g. Ansietas berhubungan dengan kurang informasi tentang status
kesehatan bayi,peralihan sebagai orangtua

7. Komplikasi Infeksi Traktus Genetalis


a. Peritonitis ( Peradangan selaput rongga perut )
b. Tromboflebitis pelvika ( berkurang darah di dalam vena panggul ) ,
dengan resiko terjadinya emboli pulmoner.
c. Syok toksik akibat tingginya kadar racun yang dihasilkan oleh bakteri
di dalam darah. Syok toksik bias menyebabkan kerusakan ginjal yang
berat dan bahkan kematian.

8. Penatalaksanaan
1. Masa persalinan
a. Hindari pemeriksaan dalam berulang,lakukan bila ada indikasi dengan
sterilitas yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah
b. Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama
c. Jagalah sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker
d. Perlukaan perlukaan jalan lahir karena tindakan tidak baik pervaginam
maupun perabdominal dibersihkan, dijahit sebaik baiknya dan
menjaga sterilitas
e. Pakaian dan barang barang atau alat alat yang berhubungan dengan
penderita harus terjaga kesuci hamaannya
f. Perdarahan yang banyak harus dicegah , bila terjadi darah yang hilang
harus segera diganti dengan transfuse darah.
2. Masa kehamilan
a. Pencegahan infeksi postpartum
 Anemia diperbaiki selama kehamilan , berikan diet yang baik
koitus pada kehamilan tua sebaiknya dilarang
 Membatasi masuknya kuman dijalan lahir selama persalinan. Jaga
persalinan agar tidal berlarut larut.
 Selama nifas rawat hygiene perlukaan jalan lahir.
3. Pengobatan secara umum
 Sebaiknya segera dilakukan pembiakan (kultur) dan secret vagina
luka operasi dan dan darah serta uji kepekaan untuk mendapatkan
antibiotika yang tepat dalam pengobatan
 Berikan dalam dosis yang cukup dan adekuat
 Karena hasil pemeriksaan memerlukan waktu , maka berikan
antibiotika spectrum luas (broad spectrum) menunggu hasil
laboraturium.
 Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita , infuse
atau transfuse darah diberikan , perawatan lainnya sesuai dengan
komplikasi yang dijumpai.
4. Penanganan infeksi postpartum
 Suhu harus diukur dari mulut setidaknya 4 kali sehari
 Berikan terapi antibiotic
BAB 3
JURNAL
BAB 4

PENUTUP

Kesimpulan

Infeksi Traktus Genetalis adalah infeksi luka


jalan lahir postpartum biasanya dari
endometrium,bekas insersi plasenta juga infeksi
nifas adalah infeksi bakteri pada traktus
genetalia , terjadi sudah melahirkan ditandai
dengan kenaikan suhu sampai 38 derajat celcius
atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama.
Ini disebabkan oleh kuman aerob juga kuman
anaerob.

DAFTAR PUSTAKA

Alfian,dhea.2020 Adnexitis. Retrieved From


Scribd https://wwwscribd.com 26 Maret 2020
jam 14:00

Alfian,dhea.2020 ITG
https://www.Slideshare.com

Hardjo,S.P.2005.Ilmu kandungan.Jakarta :
Ybp-Sp

Anda mungkin juga menyukai