OLEH
SURATINI
0906505035
OLEH:
SURATINI
0906505035
Pembimbing I
Wiwin Wiarsih, S.Kp.,MN
Pembimbing II
Ns. Widyatuti, M. Kep.,Sp. Kom
i
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
ABSTRAK
Nama : Suratini
Program Studi : Ners Spesialis Keperawatan Komunitas
Judul : Kelompok pendukung sebagai bentuk intervensi dalam
pencegahan kekambuhan gastritis pada agggregate lanjut
usia di wilayah Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis
Kota Depok
Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan meningkatkan kemampuan lansia, keluarga, dan
masyarakat melalui kegiatan kelompok pendukung dalam mengatasi kekambuhan
gastritis. KIA ini telah mengaplikasikan integrasi teori manajemen pelayanan,
community as partner model, family center nursing model, dan fungtional
consequences mode, yang melibatkan partisipasi aktif kelompok pendukung untuk
untuk mencegah kekambuhan gastritis melalui praktik manajemen pelayanan
keperawatan komunitas, asuhan keperawatan komunitas, dan keluarga. Partisipan
adalah kelompok pendukung sebagai target antara pelayanan dan asuhan
keperawatan, serta lansia gastritis sebagai terget pelayanan dan asuhan
keperawatan di Kelurahan Tugu Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Hasil
intervensi menggambarkan peran kelompok pendukung mengalami peningkatan
pengetahuan, sikap dan ketrampilan selama proses dinamika kelompok, terjadi
peningkatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada aggregate lansia gastritis,
dan terjadi pengingkatan pengetahuan sikap dan ketrampilan pada keluarga yang
terlihat dari lima tugas kesehatan yang dilakukan keluarga. Hasil karya ilmiah
akhir ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan program perkesmas
dalam konteks upaya kesehatan berbasis masyarakat sebagai upaya pemberian
pelayanan kepada lanjut usia dengan gastritis di pukesmas dan dinas kesehatan.
vi
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
ABSTRACT
Name : Suratini
Program Study : Nurse Specialist of Community Health Nursing
Title : Support groups as a form of gastritis intervention in the
prevention of recurrence in elderly agggregat Tugu Village
District Cimanggis Depok
Final Thesis is aimed at improving the ability of the elderly, families, and
communities through support groups to address recurrent gastritis. KIA has been
applying the theory of integration of service management, community as a model
partner, family nursing center model, and Consequences fungtional mode, which
involves the active participation of support groups for preventing recurrence of
gastritis through community nursing service management practices, community
nursing care, and family. Participants are a group of supporters as targets between
services and nursing care, as well as gastritis elderly care and nursing care in the
Tugu Village District Cimanggis Depok. The results illustrate the role of a
support group intervention to increase knowledge, attitudes and skills during the
process of group dynamics, an increase in knowledge, attitudes and skills in the
aggregate elderly gastritis, and an increase in knowledge attitudes and skills in a
family that looks out of five tasks are carried out family health. The results of
recent scientific work is expected to be the basis for developing PHN program
within the context of community-based health efforts as efforts to provide services
to the elderly with gastritis in puskesmas and health services.
vii
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur hanya untuk Allah SWT yang telah memberi karunia dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir (KIA) dengan judul
“Kelompok pendukung sebagai bentuk intervensi dalam pencegahan kekambuhan
gastritis pada aggregate lanjut usia di wilayah Kelurahan Tugu Kecamatan
Cimanggis Kota Depok”. KIA ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Ners Spesialis Keperawatan Komunitas di Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia. Selama pembuatan KIA ini, saya banyak
mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat ;
1. Wiwin Wiarsih.,MN sebagai Supervisor yang telah membimbing dengan sabar,
memotivasi, memfasilitasi untuk menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir ini
2. Ns.Widyatuti.,M.Kep.,Sp.Kep.,Kom sebagai Supervisor yang telah
membimbing, memotivasi, dan memfasilitasi saya untuk menyelesaikan KIA.
3. Dinas Kesehatan Kota Depok, Puskesmas Tugu, dan Kelurahan Tugu dalam
memfasilitasi penyelesaian KIA.
4. Seluruh Kader RW 04, lansia beserta keluarga di Kelurahan Tugu.
5. Suami tercinta, ananda Annisa, Almaas dan keluarga besar yang telah memberi
motivasi, dukungan, dan kesempatan pada saya untuk meningkatkan
pendidikan pada Program Ners Spesialis Keperawatan Komunitas Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
6. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung saya menyelesaikan KIA,
semoga Allah membalas dengan kebaikan yang berlimpah.
Saya menyadari KIA ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan KIA ini.
viii
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
PERNYATAAN ORISINILITAS.......................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI............................................. v
ABSTRAK.............................................................................................. vi
ABSTRACT........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR............................................................................ viii
DAFTAR ISI.......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL.................................................................................. xii
DAFTAR SKEMA................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................... 1
1.2. Tujuan 12
1.2.1. Tujuan Umum............................................................ 12
1.2.2. Tujuan Khusus........................................................... 12
1.3. Manfaat ............................................................................... 12
1.3.1. Aggregat lansia........................................................... 12
1.3.2. Keluarga dengan tahap perkembangan lansia ........... 12
1.3.3. Pelayanan keperawatan Komunitas ........................... 13
1.3.4. Perkembangan ilmu keperawatan komunitas............. 13
ix
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
2.5. Peran dan fungsi spesialis komunitas.................................. 34
2.6.Teori dan model konseptual dalam praktik keperawatan 37
komunitas.............................................................................
2.6.1. Teori managemen keperawatan................................. 38
2.6.2. Model Community as pertner dalam asuhan 41
keperawatan komunitas..............................................
2.6.3. Model konsekuensi fungsional.................................. 41
2.6.4. Model Family Center Nursing ................................. 42
BAB 5. PEMBAHASAN
5.1. Pengelolaan pelayanan keperawatan komunitas................... 92
5.2. Asuhan keperawatan keluarga.............................................. 95
5.3. Asuhan keperawatan Komunitas........................................... 104
x
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
5.4. Keterbatasan.......................................................................... 107
5.5. Implikasi................................................................................ 109
5.5.1.Program home care di puskesmas................................ 109
5.5.2. Untuk Dinas Kesehatan............................................... 110
5.5.3.Implikasi terhadap masyarakat.................................... 111
5.5.4. Impliasi terhadap penelitian........................................ 112
xi
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
DAFTAR SKEMA
Halaman
xiii
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Azizah (2011) menyampaikan Indonesia termasuk negara yang memasuki era
penduduk berstruktur tua (aging struktured population) karena jumlah
penduduk yang berusia 60 tahun ke atas mencapai 7,18%. Komisi Nasional
Lanjut Usia (2010) menyampaikan mulai tahun 2010 terjadi ledakan jumlah
penduduk lanjut usia. Hasil prediksi menunjukkan persentase penduduk lanjut
usia akan mencapai 9.77 % dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi
11.34 % pada tahun 2020. Badan kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa
lansia di Indonesia pada tahun 2020 mencapai angka 11.34% atau sekitar 28.8
juta orang, sedangkan balitanya 6.9% (Badan Pusat Statistik, 2009).
1 Universitas Indonesia
Perubahan fisik yang yang terjadi pada lansia antara lain pada sistem
pencernaan lansia yang sering terjadi adalah didalam lambung (Miller, 2005).
Hasil penelitian menunjukkan perubahan lansia dalam mengosongkan
lambung, terutama untuk makanan cair dan padat (Horowitz 1984 dalam
Miller, 2005). Sebuah studi pengosongan lambung fase awal dan fase kedua
cairan mengungkapkan bahwa laju pengosongan selama 5 menit pertama
lebih cepat untuk lansia tetapi tingkat setelah respon adaptif awal ada
perbedaan yang signifikan antara pra lansia dengan lansia (Kupfer 1985
dalam Miler, 2005).
Kondisi fisik yang dapat berisiko terjadinya gastritis pada lansia antara lain
motilitas gaster dan proses pengosongan lambung berkurang secara progresif
pada lansia (Capezuti, Silgler & Mazey, 2007). Ukuran lambung pada lansia
menjadi lebih kecil sehingga daya tampung makanan menjadi berkurang,
terjadi atropfi mukosa, atrofi sel kelenjar, sel parietal dan sel chief yang
menyebabkan sekresi asam lambung, pepsin berkurang (Miller, 2005). Hal
tersebut berkonstribusi terhadap lansia sehingga rasa laparnya menurun.
Pengosongan lambung lebih lambat pada lansia, berkonstribusi terhadap
makan lebih sedikit karena lambung terasa penuh dan anoreksia. Perubahan
pada saluran pencernaan tersebut menyebabkan terjadinya perubahan pola
makan lansia antara lain merasa cepat kenyang, makan menjadi malas dan
tidak teratur sehingga berisiko mengalami gangguan pada saluran pencernaan.
Universitas Indonesia
Salah satu penyebab dari gastritis pada lansia adalah infeksi dari bakteri
Helicobacter pylori dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di
lambung. Prevalensi infeksi Helicobacter Pylori meningkat sesuai
pertambahan usia di seluruh dunia yaitu 40-60% pada lansia (Wibawa, 2006).
Penemuan infeksi Helicobacter Pylori ini berdampak pada tingginya kejadian
gastritis pada lansia.
Universitas Indonesia
Angka kesakitan penduduk lanjut usia tahun 2009 sebesar 30,46% yang
artinya bahwa setiap 100 orang lanjut usia, sekitar 30 orang diantaranya
mengalami sakit. Penyakit gastritis merupakan salah satu penyakit yang dapat
menyebabkan kematian pada lansia. Hal ini didukung data Dirjen Bina Upaya
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI (2009) didapatkan sepuluh besar
penyakit terbanyak rawat inap pada lansia di Indonesia adalah kejadian
gastritis sekitar 30.157 dan yang meninggal 235 lansia.
Universitas Indonesia
yang telah dikembangkan oleh WHO sejak tahun 2001 sebagai upaya
mempromosikan penuaan sehat dan aktif. Salah satu bentuk perhatian yang
serius terhadap lanjut usia di Indonesia adalah terlaksananya pelayanan pada
lanjut usia melalui kelompok (posyandu) lanjut usia yang melibatkan semua
lintas sektor terkait, swasta, LSM dan masyarakat.
Universitas Indonesia
Erber 2005; Pruchno & Rosenbaum 2003 dalam Santrock, 2006). Dukungan
sosial berhubungan dengan gejala penyakit dan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri akan perawatan ( Cohen, Terasi & homles, 1985 dalam
Santrock, 2006). Antonucci 1990 dalam Santrock (1999) menyimpulkan
bahwa interaksi sosial dengan orang-orang yang menyediakan dukungan
sosial pada lansia, memberikan pandangan yang lebih positif mengenai
dirinya.
Hasil penelitian Weis (2003) didapatkan support group pada lansia dengan
penyakit kronik memberikan pengalaman yang berarti pada penderita dan
dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis, mengurangi kecemasan dan
depresi, serta meningkatkan kualitas hidup, penanggulangan dan penyesuaian
jiwa. Lansia yang menderita penyakit kronis sangat membutuhkan bantuan
dari orang lain dan sekitarnya baik keluarganya, tetangganya, maupun
masyarakat (Anderson & McFarlane, 2004).
Universitas Indonesia
serta terjadi perubahan perilaku positif yaitu penurunan lansia dengan pola
makan tidak teratur, kebiasaan konsumsi makanan pedas dan asam, serta
konsumsi obat anti nyeri. Hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada 10
keluarga lansia gastritis menunjukkan bahwa kombinasi terapi modifikasi
perilaku dan manajemen stres efektif dalam mencegah kekambuhan gastritis.
Populasi lansia yang besar mempunyai dampak yang besar pula pada
keluarga dan pelayanan kesehatan. Pertumbuhan populasi lansia yang cepat,
yang merupakan pengguna pelayanan kesehatan dan pengguna bantuan
pemberi asuhan terbesar akan berpengaruh dalam kehidupan keluarga ( Pifer
& Bronte, 1986; U.S. Bureau of the Cencus, 2000). Lansia cacat dan sakit
kronik semakin meningkat dan menambah beban perawatan di keluarga
(Friedman, Bowden & Jones, 2010). Model yang digunakan untuk
mengidentifikasi masalah kesehatan lansia dengan gastritis adalah family
center nursing. Model ini dapat mengidentifikasi tugas perkembangan
keluarga dengan lansia yang dapat dipengaruhi oleh struktur dan fungsi
keluarga (Friedman, Bowden & Jone, 2010).
Universitas Indonesia
bersama lansia dan juga orang yang tinggal disekitarnya. Lansia yang
mengalami gangguan fungsi fisik, maupun psikososial memerlukan bantuan
orang lain untuk mengatasinya. Permasalahan ini membutuhkan pendekatan
teori konsekuensi fungsional pada lansia untuk memahami kemunduran fisik
pada sistem pencernaan lansia terutama lambung lansia. Variabel yang
digunakan untuk penyelesaian masalah tersebut antara lain perubahan yang
terjadi pada lambung lansia, faktor-faktor risiko yang memperberat terjadinya
gastritis pada lansia dan konsekuensi fungsional yang terjadi pada lambung
lansia ( Miller, 2005)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
masalah gastritis kurang baik 31.6%, artinya lansia belum tahu tentang
perawatan gastritis yang baik dan menyebabkan kekambuhan. Data tersebut
menunjukkan bahwa lansia gastritis yang sering mengalami kekambuhan
disebabkan karena kebiasaan makan yang tidak baik dan terbebani banyak
masalah dalam keluarga.
Support group lansia gastritis pada praktik residensi terdiri dari anggota
keluarga lansia yang mengalami gastritis, kader kesehatan yang aktif di
wilayah setempat. Tujuan dibentuknya support group ini adalah dapat
memberikan bantuan baik bantuan fisik maupun mental dalam upaya
pencegahan kekambuhan pada lansia yang mengalami gastritis. Pelaksanaan
dilakukan 8 kali pelatihan, kemudian diakhiri mendampingi anggota
kelompok pendukung ke keluarga lansia gastritis melakukan pemantauan dan
mendampingi anggota kelompok pendukung memberikan pelayanan kepada
lansia melalui posbindu.
Universitas Indonesia
1.2.Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan lansia, keluarga, dan masyarakat melaui kegiatan
kelompok pendukung untuk mengatasi kekambuhan gastritis pada aggregate
lansia di Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Gastritis dianggap sebagai penyakit yang lazim terjadi pada aggregat lansia
sehingga terkadang dianggap penyakit yang tidak membutuhkan penanganan yang
intensif. Gastritis bila dibiarkan dapat berdampak terhadap kesakitan bahkan
kematian pada lansia dan menjadi beban baik fisik maupun psikologis bagi lansia
yang menderita, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Sebagai upaya mengatasi
permasalahan lansia gastritis, perlu memahami berbagai konsep teori yang
mendukung sebagai bahan acuan dalam penanganannya.
14 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Laporan sensus AS (2003) bahwa 10.1% dari usia 65 dan lebih tua di
bawah garis kemiskinan. Keluarga harus menanggung perumahan,
pakaian, makanan, perawatan kesehatan, obat, dan biaya lainnya untuk
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Perubahan pada sistem pencernaan lansia yang sering terjadi adalah didalam
lambung (Miller, 2005). Hasil penelitian menunjukkan perubahan lansia
dalam mengosongkan lambung, terutama untuk makanan cair dan padat
(Horowitz 1984 dalam Miller, 2005). Sebuah studi pengosongan lambung fase
Universitas Indonesia
awal dan fase kedua cairan mengungkapkan bahwa laju pengosongan selama 5
menit pertama lebih cepat untuk lansia tetapi tingkat setelah respon adaptif
awal ada perbedaan yang signifikan antara pra lansia dengan lansia (Kupfer
1985 dalam Miller, 2005).
Universitas Indonesia
dengan yang lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain perih atau sakit seperti
terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk
ketika makan (abdominal cramping and pain), mual (nausea), muntah
(vomiting), kehilangan selera (loss of appetite), kembung (Belching or
bloating), terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan, dan kehilangan
berat badan (weight loss). Gastritis yang terjadi tiba-tiba (akut) biasanya
mempunyai gejala mual dan rasa nyeri seperti terbakar (burning pain) atau
rasa tidak nyaman pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang
berkembang secara bertahap biasanya menimbulkan gejala seperti sakit yang
ringan (dull pain) pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan
selera setelah makan beberapa gigitan.
Gaster memiliki lapisan epitel mukosa yang secara konstan terpapar oleh
berbagai faktor endogen yang dapat mempengaruhi integritas mukosanya,
seperti asam lambung, pepsinogen/pepsin dan garam empedu. Sedangkan
faktor eksogennya adalah obat-obatan, alkohol dan bakteri yang dapat
merusak integritas epitel mukosa lambung, misalnya Helicobacter pylori.
Oleh karena itu, gaster memiliki dua faktor yang sangat melindungi integritas
mukosanya,yaitu faktor defensif dan faktor agresif. Faktor defensif meliputi
produksi mukus yang didalamnya terdapat prostaglandin yang memiliki peran
penting baik dalam mempertahankan maupun menjaga integritas mukosa
lambung, kemudian sel-sel epitel yang bekerja mentransport ion untuk
memelihara pH intraseluler dan produksi asam bikarbonat serta sistem
Universitas Indonesia
Tanda dan gejala berupa sindrom dispepsia berupa berupa nyeri epigastrium,
mual, kembung dan muntah merupakan salah satu keluhan yang sering
muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan
melena, kemudian disesuaikan dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.
Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, tanpa riwayat penggunaan
obat-obatan atau bahan kimia tertentu (Suyono, 2001).
Universitas Indonesia
akibat infeksi Helicobacter pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan
infeksi akibat Helicobacter pylori adalah MALT (mucosa associated lyphoid
tissue) lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan
sistem kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan
bila ditemukan pada tahap awal (Anonim, 2010).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
dikaitkan dengan pola makan, diit lambung bagi lansia dengan gastritis
dalam upaya pencegahan kekambuhan gastritis. Memberikan perawatan
langsung pada lansia dengan manageman stress menggunakan tehnik
relaksasi progresif, konseling stress dan modifikasi perilaku. Sedangkan
dalam perawatan terhadap nyeri yang dirasakan lansia dengan guide
imagery, akupresur, dan kompres hangat.
2.5.2. Advocate
Peran sebagai advocate ditunjukkan oleh spesialis komunitas yang tanggap
terhadap kebutuhan keluarga, kelompok lansia dengan gastritis dan mampu
mengkomunikasikan kebutuhan tersebut kepada pemberi pelayanan
puskesmas sampai dengan tatanan dinas kesehatan. Spesialis komunitas
mampu menggunakan sumber atau dukungan yang tersedia di masyarakat
seperti Lembaga Lansia Indonesia (LLI), BP2KB, Posbindu, PKK, Satgas
RW siaga kelurahan dan membantu keluarga dan kelompok lansia dengan
gastritis mengambil keputusan guna mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya melalui kegiatan kelompok dan perawatan dirumah.
2.5.3.Educator
Spesialis komunitas memiliki tanggungjawab sebagai pendidik kepada
individu, keluarga dan kelompok lansia gastritis. Pemberian informasi dapat
dilakukan oleh spesialis komunitas sesuai dengan tingkat kemampuan
masyarakat ( Stanhope & Lancaster, 2000), fokus dan isinya meliputi
peningkatan kesehatan lansia gastritis, pencegahan penyaki gastrititis,
dampak penyakit gastritis dan dinamika keluarga. Spesialis Keperawatan
komunitas mampu memberikan pendidikan kesehatan tentang gastritis dan
perawatannya, diet lambung untuk penderita gastritis, manageman stress
pada lanjut usia.
2.5.4. Counselor
Spesialis komunitas dapat mendengarkan keluhan klien secara obyektif,
memberikan umpan balik dan informasi serta membantu klien melalui
proses pemecahan masalah dan mengidentifikasi sumber yang dimiliki oleh
klien (ICN, 2002). Spesialis komunitas memberikan bantuan secara
profesional untuk mengatasi masalah psikologis lansia gastritis melalui
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.6.1.2. Pengorganisasian
Urwick dalam Swanburg (2000) menyatakan bahwa pengorganisasian
adalah proses membuat suatu mesin. Pengorganisasian adalah
pengelempokkan aktivitas-aktivitas untuk mencapai obyektif, penugasan,
suatu kelompok dan menentukan cara dari pengorganisasian aktivitas
yang tepat dengan unit lainnya, baik secara vertikal maupun horisontal,
yang bertanggungjawab untuk mencapai onjektif organisasi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Faktor-faktor risiko bisa dari lingkungan atau pengaruh dari fisiologis dan
psikologi dengan keadaan sosial lansia. Akibat konsekuensi fungsional
positif adalah ketika lansia berada pada kondisi kesehatan yang paling tinggi
dan jumlah ketergantungan paling sedikit. Sebaliknya yang negatif adalah
ketika mengganggu tingkat berfungsi atau kualitas atau meningkatkan
ketergantungan kehidupan lansia. Ketergantungan terhadap orang lain
menyebabkan lansia membutuhkan dukungan orang lain dalam
kehidupannya.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bab ini akan menjelaskan tentang framework atau kerangka konsep manajemen
pelayanan dan asuhan keperawatan komunitas dengan menggunakan integrasi
teori manajemen, community as partner, model kensekuensi fungsional dan
family centered nursing dalam mencegah kekambuhan lansia dengan gastritis.
Selanjutnya akan dibahas juga tentang profil wilayah Kelurahan Tugu yang telah
di intervensi dengan kelompok pendukung dalam mencegah kekambuhan gastritis
pada lansia.
44 Universitas Indonesia
Gambar 3.1. Kerangka Kerja Penyelesaian Masalah Lansia dengan Gastritis dengan Intervensi Kelompok Pendukung di Kelurahan Tugu
Universitas Indonesia
Variabel dari model family center nursing yang digunakan dalam pengkajian
keperawatan keluarga adalah sosiokultural keluarga, pelaksanaan struktur
keluarga, keberlangsungan fungsi keluarga. Variabel dari model konsekuensi
fungsional yang digunakan dalam pengkajian pada kerangka kerja adalah
perubahan yang berhubungan dengan proses menua, konsekuensi negatif pada
lambung, faktor risiko yang memperberat masalah pada lambung lansia.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Kelurahan Tugu merupakan salah satu kelurahan yang berada pada wilayah
kerja Puskesmas Tugu Kecamatan Cimanggis Kota Depok dengan luas
wilayah kerja + 504.009 ha. Jumlah penduduk kelompok lanjut usia yang
berusia 45-64 terdapat 7.753 jiwa dan yang berusia > 65 tahun terdapat
2.851 jiwa. Jumlah penduduk miskin di wilayah Puskesmas Tugu adalah
3.286 kepala keluarga. Sarana kesehatan yang dimiliki dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada lansia terdapat 12 posbindu (Profil Puskesmas
Tugu, 2009).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada bab ini menguraikan pelaksanaan managemen pelayanan yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan. Pelaksanaan
asuhan keperawatan komunitas dan keluarga yang meliputi kegiatan pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi.
50 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
tidak menular pada lanjut usia, akan tetapi belum memasukkan gastritis
sebagai masalah yang harus diidentifikasi dan segera harus ditangani.
Kartu Menuju Sehat Lansia merupakan alat yang digunakan dan tidak
ada skrining untuk lansia dengan gastritis.
4.1.1.2. Pengorganisasian
Program pelayanan kesehatan lansia di Dinas Kesehatan Kota Depok
berada dibawah koordinasi bidang pelayanan kesehatan masyarakat
dengan penanggungjawab kegiatan dibawah seksi kesehatan keluarga.
Penanggungjawab program pelayanan kesehatan lansia di tingkat
puskesmas dipegang oleh seorang penanggungjawab program lansia yang
tugasnya bertanggungjawab atas semua pelaksanaan kegiatan posbindu
diwilayah kerja Puskesmas Tugu. Kader merupakan penanggungjawab
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
4.1.1.3.Pengarahan
Hasil pengkajian menunjukkan antara penanggungjawab program belum
adanya jalur koordinasi yang jelas, dan belum adanya integrasi dengan
pihak-pihak terkait dalam jalur komunikasi yang efektif. Aktivitas
pengarahan hanya dilakukan oleh masing-masing bagian tanpa ada
komunikasi efektif bagian lain. Dampaknya adalah program pelayanan
kesehatan lansia berjalan kurang optimal.
Universitas Indonesia
4.1.1.4.Pengontrolan
Hasil pengkajian ditemukan kegiatan penilaian penampilan kinerja belum
dilakukan, pengawasan yang dilakukan hanya terkait kuantitas pelayanan
belum meliputi kualitas pelayanan. Monitoring dan evaluasi dari
puskesmas ke tingkat kader belum berjalan baik dan tidak optimal.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Perencanaan
Pengontrolan
Universitas Indonesia
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
57
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
b. Evaluasi
1) Pada aktivitas kelompok pendukung terjadi peningkatan
pengetahuan sebanyak 17%, sikap 9 3% dan perilaku sebanyak 19
%.
2) Anggota kelompok pendukung yang aktif dan rutin datang pada
pertemuan terdapat 10 orang dari awal pembentukan 14 orang.
3) Pelaksanaan posbindu didapatkan pelayanan yang dilakukan di
meja I cukup baik, meja II baik, meja III baik, meja IV cukup baik
dan di meja V baik.
c. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut terhadap penyelesaian masalah tersebut diatas
adalah:
1) Melakukan rekruitmen anggota kelompok pendukung baru untuk
menggantikan anggota kelompok yang tidak aktif.
2) Melaksanakan program pelayanan posbindu sesuai jadwal yang
telah disepakati dengan pihak puskesmas setiap hari senin minggu
ke empat dalam setiap bulannya. Kelompok pendukung selalu
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Ibu SR jika memikirkan anak keduanya menjadi lupa makan dan tidak
terasa lapar sehingga kadang jatuh sakit sampai harus di rawat di rumah
sakit karena mual-mual dan muntah ada sedikit darah kurang lebih satu
sendok. Setiap hari ibu SR hanya makan bubur nasi halus habis 4-6 sendok,
makan selalu diupayakan 3 kali sehari. Ketika dirawat dirumah sakit Ibu SR
selalu ditunggui oleh saudaranya yang tinggal dekat dengan rumah Ibu SR.
Ibu SR juga mengatakan hidupnya sudah tidak ada gunanya lagi semanjak
ditinggal suaminya meninggal dunia, harus menangung banyak masalah
dalam kehidupan rumah tangga yang berasal dari anak-anaknya, dan tidak
Universitas Indonesia
Semenjak pulang dirawat dari rumah sakit ibu SR setiap harinnya ditunggui
oleh saudaranya. saudaranya ini selalu mengantar kontrol kerumah sakit,
menemani saat sendirian dan selalu menyediakan makan setiap harinya. Ibu
SR aktivitas sehari-harinya untuk mengisi waktu luang menjahit pakaian
atau pernak-pernik keperluan rumah tangganya.
Universitas Indonesia
Pemeliharaan kesehatan
diri tidak efektif
Stress psikologis
Defisit sumber
Kurang pengetahuan Kehilangan finansial keluarga Konflik Dukungan sosial
tentang gastritis pasangan hidup keluarga kurang
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
c. Pembenaran:
Dukungan sosial dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologis
kepada individu dapat dilihat dari bagaimana dukungan sosial
mempengaruhi kejadian dan efek dari keadaan kecemasan. Lieberman
(1992) mengemukakan bahwa dukungan sosial dapat menurunkan
munculnya kejadian yang dapat mengakibatkan stress dan kecemasan.
Apabila kejadian tersebut muncul, interaksi dengan orang lain dapat
memodifikasi atau mengubah persepsi individu pada kejadian tersebut
dan oleh karena itu akan mengurangi potensi munculnya kecemasan
dan stress.
Universitas Indonesia
b. Evaluasi
Hasil evaluasi yang dapat dilakukan dari beberapa implementasi
keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan
keluarga yang pertama adalah sebagai berikut:
1) Meningkatnya pengetahuan keluarga dalam managemen stress
2) Meningkatnya ketrampilan keluarga dalam melakukan tehnik
relaksasi progresif secara berurutan.
3) Meningktanya kemampuan keluarga dalam pemanfaat sosial
support di keluarga dan lingkungan sekitarnya
4) Menurunnya level stress keluarga dari tingkat sedang ke ringan.
c. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang disusun adalah
1) Melakukan konseling berkelanjutan untuk menghilangkan stress
dalam keluarga
2) Melakukan demostrasi managemen stress dengan tehnik yang lain
3) Melibatkan anggota kelompok pendukung untuk melakukan
pemantauan berkala dikeluarga untuk mempertahankan
kemampuan keluarga yang telah dicapai dan melaporkan kegiatan
tersebut ke posbindu.
4.2.6 Perencanaan Masalah 2
Risiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada
keluarga ibu SR khususnya ibu SR.
a. Tujuan:
1) Umum: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 tahun
diharapkan nutrisi seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh pada
keluarga Ibu SR
2) Khusus: a) keluarga mengalami peningkatan pengetahuan dalam
mengenal kekurangan nutrisi, penyebab, tanda dan gejala, kekurangan
nutrisi pada lansia gastritis b) Keluarga mengalami peningkatan
ketrampilan dalam melakukan demonstrasi menu simbang lansia
gastritis, food record selama 3 hari dan modifikasi lingkungan sosial
untuk meningkatkan asupan nutrisi lansia.c) Peningkatan sikap positif
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
b. Evaluasi
Hasil evaluasi yang dapat dilakukan dari implementasi keperawatan yang
dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan keluarga yang kedua
adalah sebagai berikut:
1) Meningkatanya pengetahuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi.
2) Meningkatnya ketrampilan keluarga dalam menyusun menu simbang
bagi lansia gastritis.
3) Peningkatan kemampuan keluarga dalam pemanfaat sosial support di
keluarga dan lingkungan sekitarnya dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi.
4) Hasil peninmbangan berat badan setelah 8 minggu penerapan diit,
berat badan awal 48,3 kg menjadi 48,5 kg.
c. Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang disusun adalah
1) Melakukan konseling berkelanjutan untuk nutrisi
2) Melibatkan anggota kelompok pendukung untuk melakukan
pemantauan berkala dikeluarga dalam menyediakan menu dan
melaporkan kegiatan tersebut ke posbindu.
3) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan pekarangan guna menanam
sayuran dan buah yang sehat bagi lansia dengan gastritis untuk
memenuhi kecukupan gizi.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tabel. 4.1. Resume 9 keluarga binaan yang dilakukan pemantauan oleh kelompok pendukung
No Keluarga Diagnosa Keperawatan yang muncul Intervensi yang dilakukan Indikator Pencapaian Keberhasilan Hasil Akhir
Pengetahuan Sikap Ketrampilan
1. 2 Koping tidak efektif Melakukan konseling stres √ √ - Stress
Memandu demonstrasi relaksasi √ √ √ menurun
progresif pada keluarga
Melakukan modifikasi perilaku √ √ √
Keseimbangan Nutrisi kurang dari Melakukan konseling nutrisi √ √ - Berat badan
kebutuhan tubuh lansia gastritis. meningkat
Memandu demonstrasi menu √ √ √
seimbang bagi lansia gastritis dan
food record
Melakukan modifikasi perilaku √ √ √
penyediaan menu sehat bagi
lansia gastritis
Nyeri kronis Memandu demonstrasi guide √ √ √ Skala nyeri
imagery menurun
Melakukan terapi Akupresur √ √ √
gastritis
Memberikan kompres hangat √ √ √
kering
2. 3 Koping tidak efektif Melakukan konseling stres √ √ - Stress
Memandu demonstrasi relaksasi √ √ √ menurun
progresif
Melakukan modifikasi perilaku √ √ √
Risiko kesimbangan nutrisi kurang dari Melakukan konseling nutrisi √ √ - Berat badan
kebutuhan tubuh lansia gastritis. meningkat
Memandu demonstrasi menu √ √ √
seimbang bagi lansia gastritis dan
food record
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pola hidup tidak Peran keluarga kurang Kurangnya pengetahuan dan Dukungan pelayanan
sehat pemahaman Lansia gastritis kesehatan kurang optimal
Belum optimalnya
penggunaan jaminan Konflik keluarga
pelayanan kesehatan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
d. Pembenaran
Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses perubahan perilaku yang
dinamis dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia
yang meliputi komponen pengetahuan, sikap ataupun praktik yang
berhubungan dengan tujuan hidup sehat baik secara individu, kelompok
maupun masyarakat, serta merupakan komponen dari program
kesehatan.
Universitas Indonesia
penyuluhan adalah LCD dan Laptop, alat tulis dan kertas koran
untuk menampung pertanyaan lansia.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
b. Evaluasi
1) Terjadi peningkatan pengetahuan 14% setelah dilakukan
pendidikan kesehatan, sikap meningkat 8% dan perilaku terjadi
peningkatan 7% pada aggregate lansia dengan gastritis.
2) Kemampuan melakukan demonstransi relaksasi outogenik rata-rata
baik dari 10 lansia dengan gastritis dan dan seluruh peserta
mendemoatrasikan kembali relasasi awal sampai dengan relaksasi
akhir.
c. Rencana Tindak Lanjut
1) Melibatkan anggota kelompok pendukung untuk melakukan
penyuluhan di posbindu pada aggregate lansia dengan gastritis
dengan tema dan media yang berbeda setiap ada kegiatan posbindu.
2) Mengajarkan tehnik manajeman stres yang lain untuk menurunkan
level stres pada lansia gastritis.
Universitas Indonesia
92 Universitas Indonesia
Dinamika kelompok sebagai suatu metode dan proses, merupakan salah satu
alat manajemen untuk menghasilkan kerjasama kelompok yang optimal, agar
pengelolaan organisasi menjadi lebih efektif, efisien dan produktif. Sebagai
metode, dinamika kelompok, membuat setiap anggota kelompok semakin
menyadari siapa dirinya dan siapa orang lain yang hadir bersamanya dalam
kelompok dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Kesadaran semacam ini perlu diciptakan karena kelompok atau organisasi
akan menjadi efektif apabila memiliki satu tujuan, satu cara tertentu untuk
mencapai tujuan yang diciptakan dan disepakati bersama dengan melibatkan
semua individu anggota kelompok tersebut sesuai dengan kemampuannya
masing-masing.
Pada proses kelompok terjadi tahap pembentukan rasa yaitu setiap individu
dalam kelompok melakukan berbagai penjajagan terhadap anggota lainnya
mengenai hubungan antar pribadi yang dikehendaki kelompok, sekaligus
mencoba berperilaku tertentu untuk mendapatkan reaksi dari anggota lainnya.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
norma kelompok, agar kelompok bisa bekerja secara efektif dan efesien
dalam memecahkan masalah yang dihadapi bersama.
Pada tahap terakhir kelompok sudah dibekali dengan suasana hubungan kerja
yang harmonis antara anggota yang satu dengan yang lainnya, norma
kelompok telah disepakati, tujuan dan tugas kelompok serta peran masing-
masing anggota telah jelas, ada keterbukaan dalam komunikasi dan
keluwesan dalam berinteraksi satu sama lain, perbedaan pendapat ditolerir,
inovasi berkembang.
Universitas Indonesia
stres para lansia. Keadaan seperti adanya konflik internal keluarga atau
merasa menjadi beban keluarga akan menjadi pemicu utama keadaan stres
lansia. Stres pada lansia juga bisa dipicu oleh adanya relasi sosial atau kondisi
lingkungannya yang buruk. Kondisi lingkungan seperi macet, kepadatan,
bising, dan kumuh bisa menjadi pemicu stres bagi para lansia. Kondisi
lingkungan yang buruk tersebut akan berdampak pada ketidaknyamanan
hidupnya yang terakumulasi setiap hari sehingga lama-kelamaan bisa
membuat dirinya stres.
Pada 10 keluarga yang dibina ditemukan masalah stress pada lansia, untuk
mengatasi masalah tersebut menggunakan konseling untuk menurunkan stress
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Keluarga memiliki peranan penting terhadap penyajian makan bagi lanjut usia
hasi ini sesuai dengan hasil penelitian Kuswandari (2009) yang meneliti
tentang peranan keluarga terhadap perilaku hidup sehat lansia di wilayah
kerja Puskesmas Darussalam Medan didapatkan 70,8% keluarga berperan
baik dan menyajikan makanan lansia secara tepat waktu variasi dan
menentukan menu sesuai dengan penyakit yang diderita lansia serta
menganjurkan selalu disiplin menjalankan dietnya.
Tidak adanya peningkatan berat badan lansia disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain lansia selain menderita gastritis juga kadang menderita penyakit
lain yang kadang membutuhkan pengobatan yang intensif. Efek samping dari
pengobatan pada lansia antara lain menurunkan nafsu makan lansia,
konatipasi, mual dan penurunan absorbsi nutrien (Beare dan Stanley, 2007).
Selain itu penurunan fungsi fisik pada lansia seperti gigi yang sudah tanggal
pengecapan yang berkurang sensitifitasnya menyebabkan lansia kurang nafsu
makan sehingga tidak tertarik dengan makanan yang disediakan oleh
keluarga. Adanya malabsorbsi nutrisi pada tubuh lansia menyebabkan lansia
makan banyak tetapi tidak mengalami peningkatan berat badan.
Selain itu lansia yang hidup hanya dengan pasangannya atau hidup sendiri
tidak memiliki penghasilan yang tetap sehingga untuk menyediakan makan
sehari-hari tidak cukup. Pemberian intervensi dengan menu yang cukup
bervasiasi setiap hari tidak bisa dilakukan oleh lansia karena untuk
menyediakan makan setiap harinya kadang tidak ada. Hal ini di dukung oleh
Universitas Indonesia
Pendapat Beare dan Stanley (2007) yang menyatakan bahwa nyeri gastritis
akan menurun setelah penyebabnya ditangani dengan pengobatan, istirahat,
kompres hangat atau dengan imobilisasi/istirahat. Hasil penelitian Sumartini
(2012) yang meneliti tentang pengaruh relaksasi guide imagery terhadap
intersitas nyeri angina pectoris di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
didapatkan perbedaan bermakna intensitas nyeri Angina Pectoris antara
sebelum dan sesudah perlakuan baik pada kelompok intervensi maupun pada
kelompok kontrol, dan hasil kelompok intervensi lebih baik daripada pada
kelompok kontrol. Hal ini menyatakan bahwa guided imagery relaxation
dapat menurunkan intensitas nyeri angina pectoris.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
memberikan rasa nyaman. Suatu studi yang dilakukan oleh Argyle dan
Furnham (dalam Veiel & Baumann,1992) menemukan tiga proses utama
dimana sahabat atau teman dapat berperan dalam memberikan dukungan
sosial. Proses yang pertama adalah membantu meterial atau instrumental.
Stres yang dialami individu dapat dikurangi bila individu mendapatkan
pertolongan untuk memecahkan masalahnya. Pertolongan ini dapat berupa
informasi tentang cara mengatasi masalah atau pertolongan berupa uang.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada hasil Penelitian ini terjadi perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku
lansia setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Hal ini didukung hasil
penelitian Wigati (2007) yang meneliti tentang pengaruh pendidikan
kesehatan tentang penyakit degeneratif terhadap keefektifan lansia dalam
kegiatan posyandu lansia Krida Darma Kelurahan Jebres didapatkan ada
pengaruh keaktifan lansia dalam kegiatan posyandu lansia antara kelompok
yang diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit degeneratif dan yang
tidak diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit degeneratif di
Posyandu Lansia Krida Dharma Wreda Kelurahan Jebres.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
konseling kesehatan merupakan dua hal yang saling mendukung ( Edelmen &
Mandle, 2006).
5.4. Keterbatasan
Keterbatasan yang ditemukan dalam pada intervensi kelompok pendukung ini
adalah;
5.4.1. Keterbatasan waktu dalam mengikuti proses kelompok/pelatihan
Anggota kelompok pendukung diantaranya memiliki kesibukan dengan
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, mencari tambahan nafkah dan aktif
dalam kegiatan sosial kemasyarakatan sehingga kadang tidak dapat
melakukan kegiatan kelompok sesuai dengan jadwal yang disepakati diawal
pertemuan. Jadwal pertemuan kelompok pendukung kadang berbenturan
dengan kegiatan kemasyarakatan sehingga yang hadir dalam kelompok
pendukung sekitar 90% dari seluruh anggotanya (12 orang). Keterbatasan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
5.5. Implikasi
Intervensi kelompok pendukung ini memiliki implikasi terhadap pelaksanaan
program home care di puskesmas, pengembangan Kebijakan Dinas
Kesehatan Kota Depok
5.5.1. Program home care di Puskesmas
Pada asuhan keperawatan keluarga, kelompok pendukung sangat
membantu dalam pelaksanaan program kunjungan keluarga atau home
care terutama dalam memberikan dukungan informasional,
instrumental, dan emotional. Keberadaan kelompok pendukung mampu
mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul dalam keluarga
lansia dengan gastritis terutama bagi lansia yang tinggal sendiri atau
hanya bersama dengan pasangannya.
Universitas Indonesia
Kemampuan yang harus dimiliki oleh Pelaksana home care pada lansia
gastritis di keluarga yaitu konseling, manageman stres dengan relaksasi
progresif dan modifikasi perilaku. Konseling nutrisi gastritis,
demonstrasi menu seimbang dan food record serta modifikasi perilaku
penyediaan menu sehat bagi lansia gastritis diperlukan untuk mengatasi
kesimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Sedangkan untuk
mengatasi nyeri kronis membutuhkan keterampilan keperawatan
langsung pada lansia seperti guide imagery, terapi akupresur dan
kompres hangat kering.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada bab ini akan dijelaskan tentang simpulan dan saran terhadap intervensi
kelompok pendukung di Kelurahan Tugu. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
simpulan dan saran sebagai berikut.
6.1. Simpulan.
6.1.1 Terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan ketrampilan setelah dilakukan
pelatihan kelompok pendukung. Hal ini berarti anggota kelompok
pendukung lansia gastritis telah memiliki cukup bekal pengetahuan dan
pemahaman untuk mencegah kekambuhan. Kelompok pendukung telah
memiliki nilai-nilai positif dalam dirinya seperti berorganisasi, mencapai
tujuan bersama, pembagian tugas, memiliki visi dan misi yang sama dalam
membantu aggregat lansia dengan gastritis mengatasi kekambuhan di
keluarga dan masyarakat dan perilaku yang positif terhadap upaya-upaya
pencegahan kekambuhan gastritis.
6.2. Saran
6.2.1. Kelurahan Tugu
Keberadaan kelompok pendukung dimasyarakat merupakan upaya
pemberdayaan masayarakat dalam mengatasi masalah kesehatan. Oleh
karena itu hendaknya Kelurahan Tugu dapat memfasilitasi anggota
kelompok pendukung untuk melakukan pemantauan terhadap lansia
gastritis di keluarga. Melalui RW siaga kelurahan Tugu dapat
mengalokasikan dana untuk operasional kegiatan kelompok pendukung,
juga memfasilitasi untuk mendapatkan dana dari lintas sektoral maupun
lintas program.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Allender, J.A. & Spardley, B.W. (2001). Community Health Nursing: Promoting
and Protecting the Public’s Health. Philadelpia: Lippincott Williams &
Wilkins
Almatsier. (2002). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Cabot,Sandra. (2005). Buku pintar terapi jus yang dapat menyelamatkan hidup
anda!. PT. Pustaka Delapratasa. 2005.
Depkes, R.I.( 1991). Petunjuk menyusun menu bagi lanjut usia. Depkes, Jakarta.
Ervin, NF. (2002). Advanced community health nursing : Concept and practice. 5
th ed. Philadelphia : Lippincot.
Fahrial, Ari. (2009). Sakit gastritis, penyakit menahun yang membandel. Koran
Indonesia Sehat
Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2010). Family nursing: research
theory & practice. New Jersey: Prentice Hall.
.
Universitas Indonesia
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
120
Gladding, Samuel T,. (2002). Family therapy: history, theory, and practise. 3rd ed.
New Jersey: Precinte-Hall.
Guyton, Arthur C., John E. Hall. (2001). Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta:
EGC
Hartono (2001). Upaya-upaya hidup sehat sampai tua. Depot Informasi Obat,
Jakarta.
Kozier, B., Erb, Glenora., Berman,A., & Synder, S.J. (2004). Fundamentals of
nursing : concept, process and practice. Ner Jersey : Pearson education,Inc.
Universitas Indonesia
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
121
Miller.A.C. (2005). Nursing care of older adults theory and practice second
edition. J.B. Lipincott company philadelpia.
Nies, M.A., and McEwan, M. (2001). Community health nursing: promoting the
health of population. (3rd Ed.), Philadelphia: Davis Company.
Pender, N.J., Carolyn, L.M., Mary, A.P. (2002). Health Promotion in Nursing
Practice. 4rd edition. Stamford: Appleton & Lange.
Prince, Sylvia A., Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi : konsep klinis
proses-proses penyakit. Jakarta: EGC
Universitas Indonesia
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
122
Springhouse (2002). Better elder care a nurse’s gude to caring for older adults.
Spinghouse corporation.
Universitas Indonesia
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
123
Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai
Penerbitan FKUI
Touty.A.T, Jett.F.K (2010). Ebersole and hess gerntological nursing healty aging
third editon. Mosby elsevier. Louis missouri.
Vallejo.R.H (2009). Support group for latino caregiver of dimentia elder: cultural
humillity and cultural competence.agein int. Springer science. Busies media.
Wehdi M. (2010) Gastritis, acute. Updated : July 30, 2008. Available from URL :
http://emedicine.medscape.com/article/175472-overview.htm.Accessed May
10, 2012
Weis.J. (2003) Support group for cancer patient . Reviev articel. Sptinger-verlag
Wibawa (2006). Penanganan Dispepsia pada lanjut usia. Jurnal penyakit dalam
Volume 7 no 3.
Universitas Indonesia
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
124
Universitas Indonesia
Kelompok pendukung..., Suratini, FIK UI, 2011
Lampiran 1
PRIORITAS MASALAH MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN KOMUNITAS LANSIA DENGAN GASTRITIS DI KELURAHAN TUGU
KECAMATAN CIMANGGIS DEPOK
2. Belum optimalnya Setelah dilakukan Setelah dilakukan Pendidikan ▪ Melakukan ▪ Kader ▪ Meningkatnya Residen
peran dan fungsi pengelolaan pengelolaan kesehatan pendampingan menampilkan kemampuan dan
kader dalam pelayanan pelayanan terhadap kader kemampuan ketrampilan kader
memberikan keperawatan keperawatan posbindu dalam melakukan dalam melakukan
pelayanan selama 1 tahun komunitas selama melakukan penyuluhan penyuluhan tentang
kesehatan kepada melalui 8 bulan penyuluhan kepada gastritis minimal
lansia dengan kelompok diharapkan : gastritis di masyarakat skroe
gastritis di wilayah pendukung, peran wilayah RW ketrampilannya 75
Keluarahan tugu dan fungsi kader ▪ Kelompok masing-masing. dari nilai total 100
dalam pendukung
memberikan mampu
pelayanan melakukan ▪ Melakukan ▪ Anggota ▪ Anggota kelompok Residen
kesehatan kepada pemantauan pendampingan kelompok pendukung
lansia dengan terhadap lansia anggota memiliki mendapatkan
gastritis optimal gastritis di kelompok ketrampilan penilaian kurang baik
keluarga pendukung dalam melakukan dalam memberikan
▪ Kelompok dalam pemantauan pelayanan ke
pendukung melakukan terhadap lansia keluarga kurang biak
mampu pemantauan dengan gastritis 16,7%, baik terdapat
memberikan terhadap dengan nilai baik 50% dan sangat baik
penyuluhan keluarga lansia 33,3%
kepada lansia dengan gastritis.
gastritis
SUPPORT GROUP
OLEH
SURATINI
NPM 0906505035
2012
Alamat : ................................................................
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat-Nya, buku ini dapat
tersusun. Buku ini merupakan buku pelengkap dari pegangan kegiatan support group bagi lanjut usia yang
menderita maag. Buku ini untuk memberikan panduan kepada masyarakat yang peduli tentang kesehatan
khususnya masalah Maag pada lanjut usia di wilayah RW 04 Kelurahan Tugu, Cimanggis, Depok.
Maag merupakan masalah umum yang paling sering dijumpai pada lanjut usia, akan tetapi kurang disadari
dan mendapat perhatian. Maag kronis dan yang sukar sering terjadi kekambuhan bisa menimbulkan banyak
masalah kesehatan pada lansia yaitu beresiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, perdarahan lambung dan
sebagainya.
Dengan terbentuknya support group, yang terdiri dari anggota masyarakat yang peduli dengan lansia, maka
diharapkan perhatian terhadap masalah maag dan penanganannya menjadi lebih cepat, tepat dan efektif,
sehingga kualitas hidup lansia menjadi semakin baik.
Kami menyadari, bahwa buku kerja support group ini masih jauh dari sempurna, sehingga masukan dari
semua pihak sangat kami harapkan.
Penyusun
Halaman
Nama : .........................................................................
Usia : ..............................tahun
Pekerjaan : ........................................................................
Agama : .......................................................................
Alamat : .......................................................................
.......................................................................
........................................................................................................................................................................... .....
................................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................
Buku kerja Support ini merupakan buku kerja atau panduan bagi siapa saja yang membentuk Support Group
maag pada lansia. Buku panduan ini berisi tentang pengetahuan singkat maag, langkah-langkah penemuan
masalah, langkah-langkah penanganan masalah maag dan cara mencegah kekambuhan.
Manfaat buku kerja support group ini adalah sebagai pedoman bagi kelompok masyarakat peduli maag pada
lansia, dalam membantu lansia dan keluarganya dalam mengenal, mengatasi dan mencegah maag pada lanjut
usia secara berkesinambungan.
Buku kerja support group ini digunakan pada saat anggota support group melakukan pertemuan dengan
sesama anggota support group baik pertemuan yang dilakukan secara teratur maupun ketika ditemukan
masalah.
Bagian yang diisi adalah adalah tanggal, masalah, daftar cara penyelesaiaan masalah dan cara mencegah
kekambuhan. Sebelumnya, data tentang nama peserta, alamat peserta dan identitas lain dari pemilik buku ini
perlu diisi dengan lengkap.
Buku ini berisi daftar langkah-langkah dalam support group antara lain :
Petunjuk pengisian
Daftar masalah kesehatan ini diisi setelah keompok mendiskusikan masalah kesehatan yang diungkapkan oleh
masing-masing anggota kelompok terkait adanya masalah depresi yang dialami oleh lanjut usia.
AL
AL
Petunjuk pengisian
Lembar cara penyelesaian masalah diisi setelah kelompok mendiskusikan cara menyelesaikan masalah, dari
masalah yang ditetapkan. Cara penyelesaian masalah adalah adalah cara yang telah disepakati untuk
ditetapkan oleh anggota kelompok. Pengisian sebagai berikut:
1. Kolom nomor berisi nomor urut dari penyelesaian masalah yang dilakukan.
2. Kolom tanggal berisi tanggal diskusi penyelesaian masalah yang telah dilaksanakan.
3. Kolom masalah diisi dengan masalah yang telah disepakati untuk dicari cara penyelesaiannya.
4. Kolom cara penyelesaian diisi dengan cara penyelsaian yang telah disepakati oleh anggota kelompok.
Contoh
1 1/11/2010 Keluarga Ibu S tidak Ajak keluarga ibu S mendiskusikan masalah ibu S,
perhatian sibuk dengan anjurkan ikut ke posbindu. Memecahkan masalah
pekerjaannya, sering keluarga sebagai sumber stress. Mengingatkan kepada
menyediakan makanan keluarga untuk memantau makanan yang dikonsumsi Ibu
yang pedas, sering S sedikit tapi sering.
mengalami konflik
dengan menantunya
PENYELESAIAN MASALAH
Petunjuk pengisian
Lembar cara mencegah kekambuhan diisi setelah kelompok mendiskusikan cara-cara mencegah kekambuhan
dalam tahap pencegahan kekambuhan.
PENCEGAHAN KEKAMBUHAN
Masyarakat
PENCEGAHAN KEKAMBUHAN
Peradangan pada permukaan lapisan lambung sehingga terjadi perlukaan akibat asam lambung
7. Membawa makanan kecil setiap bepergian keluar rumah dengan periode waktu relatif lama
8. Tidak merokok
10. Tidak menggunakan obat-obatan anti nyeri untuk menghilangkan rasa sakit
1. Pola makan yang sehat ( 3 benar waktunya, benar makanananya dan benar caranya)
2. Kendalikan stress dan atasi stress
3. Olah raga teratut dan banyak minum air putih
Apa yang harus dilakukan keluarga pada lansia maag ?
1 Atasi rasa tidak nyaman karena nyeri ulu hati dengan kompes air hangat
2 Minum air hangat manis sebelum makan dan jika terasa mual
3 Memberikan makan dengan porsi kecil tapi sering ( 2-4 jam sekali), menyediakan camilan
4 Perawatan dengan herbal
2. Laksanakan kegiatan Posbindu Lansia (Senam, Dzikir,pengajian rutin, pemeriksaan dan pengobatan).
4. Bentuk kelompok swabantu untuk membantu lansia yang tidak mampu mengikuti Posbindu
1. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Ibu SR khususnya ibu SR
Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
Sifat Masalah : tidak sehat 3/3 X 1 1 Masalah merupakan tidak sehat, saat ini Ibu SR sering
mengalami kekambuhan gastritisnya. Beberapa bulan yang
lalu pernah dirawat di rumah sakit karena sering kambuh
apabila banyak fikiran dan kurang dapat mengontrol
makanan. Setiap kali banyak fikiran Ibu SR sering
merasakan tidak nafsu makan perut terasa perih yang
menyerang tiba-tiba.
Kemungkinan masalah 1/2 X 2 ½ Ibu SR mempunyai kebiasaan baik sering melakukan
dapat diubah : sebagian aktifitas seperti senam lansia terlibat dalam kegiatan
kemasyarakat seperti kader dan tim penggerak pkk
kelurahan Tugu.
Potensial masalah dapat 3/3 X 1 1 Ibu SR berusaha mengatur pola makan keluarga terutama
dicegah : tinggi memasakkan makanan teratur dan menghindari makananan
yang dapat menyebabkan kekambuhan gastritis.
Menonjolnya masalah : Ada 1/2 X 1 ½ Keluarga SR mengatakan ada masalah dan segera di tangani
masalah dan segera supaya tidak berlanjut masalahnya dan ibu SR menjadi
ditangani sehat kembali
Total 3
Faktor ekternal
3 Managemen kesehatan diri tidak efektif pada aggregate lansia dengan gastritis 4 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 30
Keterangan Pembobotan:
1. Sangat rendah A: Risiko terjadi F: Sesuai program pemerintah
2. Rendah B: Risiko parah G: Tempat
3. Cukup C: Potensial penkes H: Waktu
4. Tinggi D: Minat Masyarakat I: DanaSangat tinggi
E: Kemungkinan diatasi J : Fasilitas kesehatan
K..Sumber Daya
Residen
▪ Menyiapkan Adanya media ▪ Tersedianyaleaflet Kleompok
mediauntuk pembelaajran sesuai gastritis dan pendukung
melakukan dengan tema yang perawatannya, diit
pendidikan akan disampaikan gastritis dan
kesehatan dan sesuai pengaturannya
kepada aggregat sebanyak 60
lansia dengan lembar
gastritis
▪ Tersedianya Residen
▪ Memilih metode ▪ Menggunakan contoh-contoh Kelompok
untuk metode ceramah dan menu makanan pendukung
2 Rekuitmen terhadap calon ▪ Adanya calon anggota kelompok Residen Minggu III Residen RW 04
anggota kelompok pendukung yang dipilih oleh tokoh Tokoh masyarakat November 2011
pendukung masayarakat
3 Memberikan format ▪ Adanya penyataan persetujuan menjadi Residen Minggu IV Residen RW 04
persetujuan menjadi anggota anggota kelompok pendukung November 2011
kelompok pendukung
4 Pengembangan struktur Tersusunnya struktur organisasi kelompok Residen Minggu 1 Residen RW 04
organisasi kelompok pendukung dengan jobdiskripsi tugas Tokoh masyarakat Desember 2011
pendukung
5 Menyusuan kurikulum Adanya jadwal kegiatan, materi, metode Residen Minggu II Residen RW 04
pelatihan kelompok dan media yang digunakan dalam Desember 2011
pendukung pelatihan kelompok pendukung
6. Membuat media pelatihan Tersedianya media pelatihan sesuai Residen Minggu II Residen RW 04
kelompok pendukung dengan metode yang digunakan dalam Desember 2011
pelatihan kelompok pendukung
7 Melakukan koordinasi Adanya kesediaan narasumber yang Residen Minggu II Residen RW 04
narasumber dalam pelatihan telah di hubungi oleh residen Desember 2011
8 Membuat isntrumen evaluasi Tersusunnya alat dan instrumen evaluasi Residen Minggu II Residen RW 04
kegiatan pelatihan kelompok kegiatan yang meliputi pengatahuan, Desember 2011
pendukung melalui pre dan sikap dan ketrampilan kelompok
post test pendukung
9 Membuat isntrumen evaluasi Tersusunnya alat dan instrumen evaluasi Residen Minggu II Residen RW 04
pelaksanaan pelayanan di kegiatan posbindu pada pelayanan lima Desember 2011
10 Pelatihan anggota kelompok Adanya kegiatan kelompok pendukung Residen Minggu III Residen RW 04
pendukung yang terdiri dari 8 kali pelatihan dengan Desember 2011-
materi sesuai dengan kurikulum yang Minggu IV Maret
direncanakan 2012
11 Pelaksanaan kegiatan Anggota kelompok pendukung Residen Mingu IV Februari Tokoh RW 04
posbindu memberikan pelayanan kesehatan pada 2012 masyarakat
lanjut usia melalui lima meja di
posbindu
12. Pelaksanaan evaluasi Teridenfitikasinya peningkatan Residen Minggu IV Maret Residen RW 04
kegiatan posbindu dan pengetahuan, sikap dan ketrampilan 2012
kelompok pendukung dalam kegiatan kelompok pendukung
dan posbindu
1 Identifikasi keluarga dengan Teridentifikasi 5 keluarga binaan dengan Residen Minggu I dan II Residen RW 04
anggota keluarga lansia yang anggota keluarga lansia yang menderita Kader Oktober 2011
menderita gastritis gastritis di Kelurahan Tugu Pengurus RW
2 Pengkajian keluarga dengan Terkajinya 5 keluarga binaan dengan lansia Residen Minggu III dan IV Residen RW 04
lansia yang menderita gastritis menggunakan model family Oktober 2011
gastrits centered nursing
3 Perumusan Terumuskannya diagnosa keperawatan Residen Minggu I Residen RW 04
diagnosa/masalah keluarga berdasarkan NANDA dan prioritas November 2011
keperawatan keluarga masalah berdasarkan Bailon Maglaya
dengan lansia gastritis dan
penetapan prioritas masalah
4 Penyusunan perencanaan Tersusunanya perencanaan asuhan Residen Minggu I s.d II Residen RW 04
asuhan keperawatan keluarga keperawatan keluarga dengan lansia yang November 2011
dengan masalah pada lansia menderita gastritis
gastritis
5 Implementasi asuhan Terlaksananya tindakan keperawatan pada Residen Minggu III Residen RW 04
keperawatan keluarga keluarga dengan lansia yang menderita November s.d II
dengan lansia yang gastritis menggunakan strategi : Desember 2011
menderita gastritis 1. Pendidikan kesehatan
2. Konseling
3. Terapi Modifikasi perilaku
4. Latihan Relaksasi progresif
6 Evaluasi asuhan keperawatan Terevaluasinya asuhan keperawatan Mahasiswa Minggu II dan IV Residen RW 04
keluarga dengan lansia yang keluarga dengan lansia yang menderita Kader Desember 2011
menderita gastritis gastritis berdasarkan tingkat kemandirian
keluarga I s/d IV
1 Identifikasi keluarga dengan Teridentifikasi 5 keluarga binaan dengan Residen Minggu I dan II Residen RW 04
anggota keluarga lansia yang anggota keluarga lansia yang menderita Kader Pebruari 2012
menderita gastritis gastritis di Kelurahan Tugu Pengurus RW
2 Pengkajian keluarga dengan Terkajinya 5 keluarga binaan dengan lansia Residen Minggu III dan IV Residen RW 04
lansia yang menderita gastritis menggunakan model family Pebruari 2012
gastrits centered nursing
3 Perumusan Terumuskannya diagnosa keperawatan Residen Minggu I Maret Residen RW 04
diagnosa/masalah keluarga berdasarkan NANDA dan prioritas 2012
keperawatan keluarga masalah berdasarkan Bailon Maglaya
dengan lansia gastritis dan
penetapan prioritas masalah
4 Penyusunan perencanaan Tersusunanya perencanaan asuhan Residen Minggu I s.d II Residen RW 04
asuhan keperawatan keluarga keperawatan keluarga dengan lansia yang Maret 2012
dengan masalah pada lansia menderita gastritis
gastritis
5 Implementasi asuhan Terlaksananya tindakan keperawatan pada Residen Minggu III Maret Residen RW 04
keperawatan keluarga keluarga dengan lansia yang menderita s.d III April 2012
dengan lansia yang gastritis menggunakan strategi :
menderita gastritis 1. Pendidikan kesehatan
2. Konseling
3. Terapi Modifikasi perilaku
4. Latihan Relaksasi progresif
6 Evaluasi asuhan keperawatan Terevaluasinya asuhan keperawatan Mahasiswa Minggu II dan III Residen RW 04
keluarga dengan lansia yang keluarga dengan lansia yang menderita Kader April 2012
menderita gastritis gastritis berdasarkan tingkat kemandirian
keluarga I s/d IV
1 Sosialisasi kegiatan Tersosialisasi program pendidikan Residen Minggu II s.d III Swadana RW 04
pendidikan kesehatan kesehatan pada aggregat lanjut usia Pengurus RW November masyarakat
kepada aggregat lansia 2011dan Februari
dengan gastritis 2012
2 Mempersiapkan media Tersediannya media pendidikan kesehatan Residen Minggu II s.d III Residen RW 04
pendidikan kesehatan yang akan dipergunakan dalam pendidikan Oktober 2011
kesehatan
3 Memilih metode pendidikan Mempersiapkan metode pendidikan Residen Minggu III s.d IV Residen RW 04
kesehatan kesehatan sesuai dengan materi yang akan Oktober 2012
disampaiakn kepada aggregat lansia dengan
gastritis
4 Mempersiapkan sarana dan Adanya tempat yang nyaman dan mudah Residen Minggu II Swadaya RW 04
prasarana diakses oleh lansia dengan gastritis Pegurus Rw November 2011 masyarakat
Kader
5 Mempersiapkan diri baik Kesiapan residen dan kelompok pendukung Residen Minggu IV Residen RW 04
fisik maupun psikologisnya dalam memberikan pendidikan kesehatan November 2011
baik penampilan maupun mental di
hadapan aggregat lansia dengan gastritis
6 Mempersiapkan alat evaluasi Untuk mengukur hasil pendidikan Residen Minggu IV Residen RW 04
pelaksanaan pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan, sikap dan November 2011
kesehatan perilaku aggregat lansia dengan gastritis
KELOMPOK PENDUKUNG
Nama : Suratini
Tempat/Tanggal Lahir : Kulon Progo, 19 Desember 1976
Status : Menikah
Agama : Islam
Alamat Rumah : RT 12/RW 06 Tambak Triharjo Wates Kulon Progo
Alamat kantor : Program Strudi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta
Jalan Munir No 267 Serangan Ngampilan Kota
Yogyakarta No Telp (0274) 374427
No Hand Phone : 081392850501 dan 085743050401
Alamat email : anisa_tini@yahoo.com atau tini_alnisa@yahoo.com
Riwayat Pendididikan
No Jenis Pendidikan Tahun
1. Sekolah Dasar Negeri Karangwuni Tahun 1983-1989
2. Sekolah Menengah Pertama Negeri Sogan Tahun 1989-1992
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Wates Tahun 1992-1995
4. Akademi Perawatan Muhammadiyah Gombong Tahun 1995-1998
5. Program Studi Ilmu Keperawatan – Fakultas Kedokteran Tahun 2000-2003
Universitas Padjadjaran Bandung
6. Program Magister Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Tahun 2009-2011
Keperawatan Universitas Indonesia
7 Program Spesialis Keperawatan Komunitas Fakultas Ilmu Tahun 2011-2012
keperawatan Universitas Indonesia