“AMFIBI”
OLEH :
SMP N 4 BANJAR
TAHUN AJARAN 2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Om, Swastiastu
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Ida SangHyang Widhi Wasa yang
maha pengasih lagi maha penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Amfibi”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa menambah
pengetahuan pembaca sekian makalah ini dibuat akhir kata kami akhiri dengan
menghaturkan parama santhi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.........................................................................................................................Lat
ar Belakang....................................................................................................1
1.2.........................................................................................................................Ru
musan Masalah...............................................................................................2
1.3.........................................................................................................................Tuj
uan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi dan karakteristik Amphibi..............................................................3
2.2. Klasifikasi dalam Kelas Amphibi................................................................5
2.3. Morfologi Kelas Amphibi............................................................................12
2.4. Anatomi Amphibi.........................................................................................13
2.5. Habitat dan Persebaran Amfibi....................................................................16
2.6. Peranan Amfibi............................................................................................16
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan masalah
Melihat uraian diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.2.1. Apa Definisi dan karakteristik Amphibi ?
1.2.2. Bagaimana Klasifikasi dalam Kelas Amphibi ?
1.2.3. Bagaimana Morfologi Kelas Amphibi ?
1.2.4. Bagaimana Anatomi Amphibi ?
1.2.5. Bagaimana Habitat dan Persebaran Amfibi ?
1.2.6. Bagaimana Peranan Amfibi ?
1.3. Tujuan
Adapun maksud dan tujuan makalah ini yaitu:
1.3.1. Untuk Mengetahui Definisi dan karakteristik Amphibi
1.3.2. Untuk Mengetahui Definisi Klasifikasi dalam Kelas Amphibi
1.3.3. Untuk Mengetahui Definisi Morfologi Kelas Amphibi
1.3.4. Untuk Mengetahui Definisi Anatomi Amphibi
1.3.5. Untuk Mengetahui Definisi Habitat dan Persebaran Amfibi
1.3.6. Untuk Mengetahui Definisi Peranan Amfibi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
jenis yang hanya hidup di darat selama hidupnya. Pada kelompok ini tidak
terdapat stadium larva dalam air. (Duellman and Trueb, 1986)
Amfibia mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut:
Penutup tubuh Kulit yang berlendir
Alat gerak Dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput
renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya
berfungsi untuk melompat dan berenang.
Alat Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah
pernapasan dewasa alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan
hidung amfibi mempunyai katup yang mencegah air masuk
ke dalam rongga mulut ketika menyelam
Suhu tubuh tidak tetap, berubah-ubah mengikuti suhu lingkungannya
(berdarah dingin/poikiloterm)
Peredaran Tertutup
darah
Alat Mata dan matanya mempunyai selaput tambahan yang
penglihatan disebut membrana niktitans yang sangat berfungsi waktu
menyelam
Berkembang Dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang
biak jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal
Jantung Terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan satu bilik
Sedangkan, ciri-ciri khusus dari amphibi yaitu:
Tubuh diselubungi kulit yang berlendir serta tidak mempunyai sisik
Merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm)
Mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan
satu bilik
Mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput
renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi
untuk melompat dan berenang
Memiliki dua lubang hidung yang berhubungan dengan ruang mulut yang
mempunyai klep untuk menahan air
Umumnya pada mulut terdapat gigi dan lidah sering kali dapat dikeluarkan
4
Matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans
yang sangat berfungsi waktu menyelam
Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat
pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya mempunyai
katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut ketika menyelam
Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh yang
jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal).
Otak memiliki 10 pasang sarang krainal
Fertilisasi secara internal dan ekternal dan umumnya ovivar dengan
stadium larva dalam air dan bermetamorfosis menjadi dewasa.
5
Ordo Caecilia mempunyai 5 famili yaitu Rhinatrematidae, Ichtyopiidae,
Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae, dan Caecilidae. Famili Caecilidae
mempunyai 3 subfamili yaitu Dermophinae, Caecilinae dan Typhlonectinae.
( Webb et.al, 1981)
6
famili yaitu Amphiumidae, Plethodontidae, Rhyacotritoniade, Proteidae,
Ambystomatidae, Dicamptodontidae dan Salamandridae. ( Pough et. al., 1998)
Salamander memiliki tubuh yang memanjang dan memiliki ekor. Sebagian
besar Salamander memiliki empat kaki, meskipun tungkai pada beberapa spesies
akuatik jelas sekali mereduksi. Ada 2 kecenderungan yang cukup menonjol dalam
proses evolusi Salamander yaitu hilangnya (mereduksi) paru-paru serta adanya
paedomorphosis (adanya karakteristik larva pada Salamander dewasa) (Pough et
al., 1998).
7
Paedomorphosis adalah salah satu contoh dari fenomena evolusi yang
disebut dengan heterochrony. Herterochorny terkait dengan perubahan waktu dan
tingkat dari proses perkembangan (terutama dalam masa embryonik) yang
merubah bentuk tubuh hewan dewasanya. Hewan dewasa yang paedomorphic
biasanya memiliki habitat aquatic dan memiliki karakteristik larva seperti adanya
insang luar, hilangnya kelopak mata serta perubahan pola gigi dewasanya.
Paedomorphosis merupakan karakteristik pada beberapa Salamander aquatic
seperti Proteidae. Pada family lain, seperti Ambystomatidae, beberapa spesies
paedomorphic tetap bermetamorfosis menjadi Salamander dewasa yang terrestrial
(Pough et al., 1998).
Cau data atau Urodela mempunya anggota sekitar 350 spesies, tersebar
terbatas di belahan bumi utara; Amerika Utara, Amerika Tengah, Asia Tengah
(Cina, Jepang) dan Eropa. Bentuk tubuh setiap anggota Salamander sangat
berbeda, sehingga mudah untuk mengidentifikasi. Kebanyakan family-family dari
urodela terdapat di amerika dan tidak terdapat di Indonesia. Sebagian besar masa
hidupnya di darat. Pembuahan ada yang eksternal dan ada yang internal.
Reproduksinya ovipar dan ovovivipar. Ciri yang lainnya yaitu tidak memiliki
tympanum, mempunyai insang atau tanpa insang dan mata kecil atau mereduksi.
Salamander merupakan kelompok Amphibia yang berekor. Semua anggota
dari family ini memiliki ekor yang panjang, tubuh silinder yang memanjang serta
kepala yang berbeda. Sebagian besar memiliki tungkai yang berkembang dengan
baik, biasanya pendek tergantung pada ukuran tubuh. Tengkoraknya mereduksi
dikarenakan adanya beberapa bagian yang menghilang. Sebagian besar
anggotanya memiliki fertilisasi internal meski tak satu pun anggota dari family ini
yang memiliki organ kopulasi. Fertilisasi internal terjadi ketika jantan
mendepositkan spermatopora yang kemudian akan diterima oleh betina melalui
bibir kloakanya.
3. Ordo Anura
Nama anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya,
anggota ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu
dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai
belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya
8
yaitu dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput diantara jari-
jarinya.
Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang
cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat digerakkan. Mata
berukuran besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi secara eksternal dan
prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal. (Duellman and Trueb,
1986)
Ordo Anura dibagi menjadi 27 famili, yaitu:
Ascaphidae Leiopelmatidae
Bombinatoridae Discoglossidae
Pipidae Rhinophrynidae
Megophryidae Pelodytidae
Pelobatidae Allophrynidae
Bufonidae Branchycephalidae
Centrolenidae Heleophrynidae
Hylidae,Leptodactylidae Myobatrachidae
Pseudidae Rhinodermatidae
Sooglossidae Arthroleptidae
Dendrobatidae Hemisotidae
Hyperoliidae Microhylidae,
Ranidae Rachoporidae
Ada 5 Famili yang terdapat di indonesia yaitu Bufonidae, Megophryidae,
Ranidae, Microhylidae dan Rachoporidae. Adapun penjelasan mengenai kelima
famili tersebut adalah sebagai berikut:
a. Bufonidae
Famili ini sering disebut kodok sejati. Ciri-siri umumnya yaitu kulit kasar
dan berbintil, terdapat kelenjar paratoid di belakang tympanum dan terdapat
pematang di kepala. Mempunyai tipe gelang bahu arciferal.
Sacara diapophisis melebar, Bufo mempunyai mulut yang lebar akan tetapi
tidak memiliki gigi. Tungkai belakang lebih panjang dari pada tungkai depan dan
jari-jari tidak mempunyai selaput. Fertilisasi berlangsung secara eksternal.
9
Famili ini terdiri dari 18 genus dan kurang lebih 300 spesies. Beberapa
contoh famili Bufo yang ada di Indonesia antara lain: Bufo asper, Bufo
biporcatus, Bufo melanosticus dan Leptophryne borbonica. ( Eprilurahman, 2007)
(Bufo melanostictus)
b. Megophryidae
Ciri khas yang paling menonjol adalah terdapatnya bangunan seperti
tanduk di atas matanya, yang merupakan modifikasi dari kelopak matanya. Pada
umumnya famili ini berukuran tubuh kecil. Tungkai relatif pendek sehingga
pergerakannya lambat dan kurang lincah.
Gelang bahu bertipe firmisternal. Hidup di hutan dataran tinggi. Pada fase
berudu terdapat alat mulut seperti mangkuk untuk mencari makan di permukaan
air. Adapun contoh spesies anggota famili ini adalah Megophrys
montana danLeptobranchium hasselti. ( Eprilurahman, 2007)
Megophrys montana
c. Ranidae
Famili ini sering disebut juga katak sejati. Bentuk tubuhnya relatif
ramping. Tungkai relatif panjang dan diantara jari-jarinya terdapat selaput untuk
membantu berenang. Kulitnya halus, licin dan ada beberapa yang berbintil.
10
Gelang bahu bertipe firmisternal. Pada kepala tidak ada pematang seperti
pada Bufo. Mulutnya lebar dan terdapat gigi seperti parut di bagian maxillanya.
Sacral diapophysis gilig. Fertilisasi secara eksternal dan bersifat ovipar.
Famili ini terdiri dari 36 genus. Adapun contoh spesiesnya adalah: Rana
chalconota, Rana hosii, Rana erythraea, Rana nicobariensis, Fejervarya
cancrivora, Fejervarya limnocharis, Limnonectes kuhli, Occidozyga sumatrana.
( Eprilurahman,2007).
Rana temporaria
d. Microhylidae
Famili ini anggotanya berukuran kecil, sekitar 8-100 mm. Kaki relatif
panjang dibandingkan dengan tubuhnya. Terdapat gigi pada maxilla dan
mandibulanya, tapi beberapa genus tidak mempunyai gigi.
Karena anggota famili ini diurnal, maka pupilnya memanjang secara
horizontal. Gelang bahunya firmisternal. Contoh spesiesnya adalah: Microhyla
achatina. ( Eprilurahman, 2007)
e. Rachoporidae
Famili ini sering ditemukan di areal sawah. Beberapa jenis mempunyai
kulit yang kasar, tapi kebanyakan halus juga berbintil.
Tipe gelang bahu firmisternal. Pada maksila terdapat gigi seperti parut.
Terdapat pula gigi palatum. Sacral diapophysis gilig. Berkembang biak dengan
ovipar dan fertilisasi secara eksternal. ( Eprilurahman, 2007).
4. Ordo Proanura
Anggota-anggota ordo ini tidak dapat diketemukan atau dapat dikatakan
telah punah. Anggota-anggota ordo ini hidupnya di habitat akuatik sebagai larva
dan hanya sedikit saja yang menunjukkan perkembangan ke arah dewasa.
11
Ciri-ciri umumnya adalah mata kecil, tungkai depan kecil, tanpa tungkai
belakang, kedua rahang dilapisi bahan tanduk, mempunyai 3 pasang insang luar
dan paru-paru mengalami sedikit perkembangan. Amphibi ini tidak menunjukkan
adanya dua bentuk dalam daur hidupnya. (Duellman and Trueb, 1986)
12
Kaki katak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang.
Kaki depan terdiri atas lengan atas (brancium), lengan bawah (antebrancium),
tangan (manus), dan jari-jari (digiti). Pada kaki belakang terdiri atas paha (femur),
betis (crus), kaki (pes) dan jari-jari (digiti).
13
sperma bermuara di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan
diselimuti oleh cairan kental, sehingga kelompok telur tersebut berbentuk
gumpalan telur.
Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu.
Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernafas dengan insang dan melekat
pada tumbuhan air dengan alat isap. Makanannya berupa pitoplankton sehingga
berudu tahap awal merupakan herbivor. Berudu awal berkembang lebih lanjut dari
herbivor menjadi karnivor atau insektivor (pemakan serangga). Bersamaan dengan
itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai
tertutup. Selanjutnya, celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.
Setelah tiga bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis.
Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani muncul ke
permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak
bernafas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi insang
berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga akhirnya
lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.
14
vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara). Vesikula seminalis akan
membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-saluran
halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial
ginjal. Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral
ginjal. Kloaka kadang-kadang masih jelas dijumpai.
Pada urodela lebih panjang daripada salientia yang berbentuk oval sampai
bulat dan lebih kompak. Pada caecilian, strukturnya panjang seperti rangkaian
manik-manik. Pada salamander testis terlihat lebih pendek dengan permukaan
yang tidak rata. Badan lemak terlihat pada gonad jantan.
15
fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus
pada kaki depannya, yaitu berupan telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk
memegang erat katak betina ketika terjadi fertilisasi.
"Reproduksi pada katak yaitu dengan cara fertilisasi eksternal, katak
jantan menjepit katak betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur dilepaskan dan
sperma disemprotkan)"
2.5. Habitat dan Persebaran Amfibi
Amphibi muncul pada pertengahan periode Jura, pra era Paleozoik sebagai
vertebrata yang tertua. Kebanyakan Amfibi adalah hewan tropis, karena sifatnya
yang poikiloterm atau berdarah dingin. Amphibi memerlukan sinar matahari
untuk mendapatkan panas ke tubuhnya, karena tidak bisa memproduksi panas
sendiri. Oleh karena itu banyak amphibi yang ditemukan di wilatah tropis dan sub
tropis, termasuk di seluruh indonesia.
Amphibi umumnya merupakan makhluk semi akuatik, yang hidup di darat
pada daerah yang terdapat air tawar yang tenang dan dangkal. Tetapi ada juga
amphibi yang hidup di pohon sejak lahir sampai mati, dan ada juga yang hidup di
air sepanjang hidupnya. Amphibi banyak ditemukan di areal sawah, daerah sekitar
sungai, rawa, kolam, bahkan di lingkungan perumahan pun bisa ditemukan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan :
1. Katak termasuk dalam kelas amphibia
2. Sistem peredaran darah katak berupa sistem peredaran darah tertutup dan
peredaran darah ganda.
3. Saluran pencernaan katak terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung usus, dan
kloaka.
4. Alat pernapasan pada katak berupa paru-paru, kulit, dan insang.
5. Alat ekskresi utama pada katak adalah sepasang ginjal (opistonefros) yang
terletak di kanan dan kiri tulang belakang.
6. Sistem saraf pada katak terdiri dari otak. Otak tengah lebih berkembang
sehingga memiliki penglihatan yang baik.
7. Reptil memiliki indera pembau yang tajam
8. Reproduksi pada katak terjadi secara eksternal dan cara ovipar dengan
perilaku ampleksus. Ovum yang telah dibuahi oleh sperma akan berkembang
menjadi berudu dan mengalami metamorfosis sehingga menjadi katak dewasa.
3.2. Saran
Menurut kami, materi sejarah wajib Indonesia sangat mudah dipahami.
Tetapi akan lebih baik lagi apabila ditambahkan bidang-bidang lain dalam materi
ini, sehingga siswa akan memeperoleh banyak pengetahuan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18