Anda di halaman 1dari 8

MODUL THERAFI GIZI DAN DIET

PADA GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DIARE


Dosen Meily Nirnasari,S.Kep,Ns,M.Biomed

I. PENDAHULUAN
Gastroenteritis akut atau disebut juga diare akut adalah
penyakit yang terjadi akibat adanya peradangan pada saluran pencernaan
yang disebabkan oleh infeksi dengan gejalanya terutama adalah muntah,
diare dan dehidrasi . Diare dan muntah merupakan gejala khas bagi
penyakit gastro-intestinal. Diare mengurangi jumlah makanan yang dapat
diserap oleh karena terdapat transit time yang memendek. Lagipula
adakalanya terdapat ekskresi air dan mineral seperti natrium, kalium,
klorida. Kehilangan zat demikian harus dikembalikan secepatnya,
adakalanya gangguan pencernaan dan penyerapan merupakan penyebab
diare tersebut. Berbagai pemeriksaan laboratorium harus dilakukan untuk
mencari penyebabnya .
Penentuan status gizi merupakan langkah awal dalam
penatalaksanaan diet, dimana penatalaksanaan diet itu sendiri memegang
peranan penting untuk mengatasi penyakit gastroenteritis akut.

II. LANDASAN TEORI


A. Definisi

Diare menurut Mansjoer adalah frekuensi defekasi encer lebih dari 3 x


sehari dengan atau tanpa daerah atau tinja yang terjadi secara mendadak
berlangsung kurang dari tujuh hari yang sebelumnya sehat.

menurut Suruadi Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara


berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan bentuk
tinja yang encer atau cair.
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu
buang air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut
dapat/tanpa disertai lendir dan darah.

B. Etiologi
1. Faktor infeksi enteral: infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare, meliputi:
a. Golongan bakteri: Aeromonas, Bacillus cereus, Campylobacter, Clostridium
perfringens, lostridium defficile, Escherichia coli dll
b. Golongan virus :Astrovirus, Calcivirus, Notovirus, Sapovirus, Enteric
adenovirus
c. Golongan parasit :Balantidium coli, Blastocytis homonis, Cryptosporidium
parvum, Entamoeba histolitica, Giardia lamblia,Isospora dll
2. Faktor malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa,
maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan
galaktosa). Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang biasa pada
bayi dan anak. Pada orang dewasa itu dapat terjadi malabsorbsi lemak dan
protein.
3. faktor makanan Diare dapat terjadi kaena mengkonsumsi makanan basi,
beracun dan alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4. faktor psikologis Diare dapat terjadi karena faktor psikoligis (rasa takut dan
cemas

C. manefestasi klinik
1. Diare akut:
a. Sering BAB dengan konsistensi tinja cair atau encer.
b. Akan hilang dalam waktu 72 jam dari setelah dilakukan tindakan.
c. rasa tidak enak,gas-gasdalam perut.
d. Nyeri pada kuadran kanan bawah di sertai kram dan bunyi pada perut.
e. Demam.
2. Diare kronik :

a. Penurunan BB dan nafsu makan.

b. Demam indikasi terjadi infeksi.

c. Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah

d. Terdapat luka tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas

kulit menurun) ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering.

D. Diet Rendah Sisa Pada Pasien Gangguan Pencernaan Diare

Tujuan diet rendah sisa Memberikan makanan secukupnya yang sedikit


mungkin merangsang alat pencernaan dan sedikit mungkin meninggalkan sisa
Diet rendah sisa adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah serat
dan hanya sedikit meninggalkan sisa. Yang dimaksud sisa adalah bagian
makanan yang tidak diserap. Syarat diet

1. Energi cukup. Sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitas.


2. Protein cukup. Yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
3. Lemak sedang. Yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat cukup. Yaitu sisa kebutuhan energi total
5. Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat
maksimal 8g/hari.
6. Menghindari susu, produk susu dan daging berserat kasar sesuai dengan
toleransi perorangan
7. Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu asam, terlalu manis dan
berbumbu tajam
8. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu panas
dan dingin
9. Makanan sering diberikan dalam porsi kecil
10. Bila diberikan untuk jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus, diet perlu
disertai suplemen vitamin dan mineral, makanan
Indikasi Pemberian diet Menurut beratnya penyakit diberikan biasanya Diet sisa
rendah diberikan kepada pasien dengan diare berat, peradangan saluran cerna akut,
divertikulitis akut, penyumbatan sebagian saluran cerna, hemoroid berat, serta pra dan
pasca bedah saluran cerna.
1. Diet Sisa Rendah I Makanan diberikan dalam bentuk saring , Makanan ini
menghindari makanan berserat tinggi dan sedang, bumbu yang tajam, susu,
daging berserat dan membatasi penggunaan gula dan lemak , Kandungan serat
minimal 4 gram, Diet ini rendah energi dan sebagian besar zat gizi
2. Diet Sisa Rendah II Merupakan makanan peralihan dari diet sisa rendah I ke
makanan biasa Diet ini diberikan bila penyakit mulai membaik atau bila penyakit
bersifat kronis Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak Makanan
berserat sedang diperbolehkan dalam jumlah terbatas, sedangkan makanan
berserat tinggi tidak diperbolehkan, Susu diberikan maksimal 2 gelas sehari
Lemak dan gula diberikan dalam bentuk mudah cerna , Kandungan serat diet ini
adalah 4-8 gram

1. Prinsip Diet Rendah Sisa Pada Dewasa


Makanan yang memiliki sifat mudah dicerna, memiliki efek mengentalkan feses,
dan memenuhi kebutuhan cairan. Menghindari makanan yang bersifat susah
dicerna, membuang cairan tubuh, meningkatkan pergerakan usus, dan
mengiritasi saluran pencernaan sehingga akan memperparah diare. Ada
beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi
saat diare, di antaranya:

1) bahan makanan yang dianjurkan Makanan hendaknya mudah cerna, tidak


merangsang baik secara mekanis, thermis maupun kimia dengan jalan:
Menghindarkan makanan tinggi serat Menghindarkan makanan terlalu panas
atau terlalu dingin Menghindarkan makanan tinggi lemak, terlalu manis,
terlalu asam dan terlalu berbumbu Memasak makanan hingga lunak berikut
ini makanan yang dianjurkan

a. Beras dibubur/ ditim, roti bakar, kentang rebus, tepung- tepungan dibubur
atau dibuat puding.
b. Daging empuk, hati, ayam, ikan direbus, ditumis, dikukus, dipanggang; telur
direbus, ditim, diceplok, air dicampur dalam makanan dan minuman; susu
maksimal 2 gelas/hari.
c. Tahu, tempe di tim, direbus, ditumis, susu kedelai.Sayuran yang berserat
rendah dan sedang seperti kacang panjang, buncis muda, bayam, labu siam,
tomat masak, wortel direbus, dikukus dan ditumis.
d. Semua sari buah : buah segar yang matang (tanpa kulit dan biji) dan tidak
banyak menimbulkan gas, seperti : pepaya, pisang, jeruk, avokad dan nanas.
e. Margarin, mentega dan minyak dalam jumlah terbatas untuk mengoles dan
menumis.
f. Teh encer dan sirup
g. air gula dicampur garam (LGG=larutan gula garam). salam, kunyit, kunci
dalam jumlah terbatas.

2) makanan yang tidak dianjurkan


a. Beras ketan, beras tumbuk/ merah, jagung, ubi, singkong, talas, dodol, dan
kue-kue lain yang manis dan gurih.
b. Daging berserat kasar,ikan dan ayam yang diawetkan, telur mata sapi, telur
dadar.
c. Kacang merah serta kacang-kacang kering seperti kacang tanah, kacang
hijau, kacang kedelai.
d. Sayuran yang berserat tinggi seperti daun singkong, daun katuk, daun
pepaya, daun dan buah melinjo, pare serta semua sayuran yang dimakan
mentah.
e. Buah-buahan yang dimakan dengan kulit, seperti apel, jambu biji dan pir
serta jeruk yang dimakan dengan kulit ari, buah yang menimbulkan gas
seperti durian dan nangka.
f. Minyak untuk menggoreng, lemak hewani, kelapa dan santan.
g. Kopi dan teh kental, minuman yang mengandung soda dan alkohol.
h. Cabe dan merica

Contoh Menu Makanan

Waktu Makan Menu Makan Pagi Roti Bakar Orak-arik telur Susu Snack jam 10.00
Puding maizena+saos susu Makan Siang Nasi tim Semur tahu+daging giling Tumis
labu siam Pepaya Snack jam 16.00 Teh encer Makan Malam Nasi tim Sup bola-
bola ayam Tim tahu Setup wortel Semangka

Pembagian Makanan Sehari Waktu Pagi Roti Telur ayam Margarin Susu Gula pasir
Jam 10.00 Maizena Susu Gula pasir Siang/ Malam Beras Daging giling Tahu
Sayuran Pepaya Margarin Jam 16.00 Gula Pasir 40 g = 2 iris 50 g = 1 butir 5 g = ½
sdm 200 g = 1 gelas 10 g = 1 sdm 15 g = 3 sdm 200 g = 1 gelas 30 g = 3 sdm 75 g
= 1 ½ gls tim 50 g = ½ gelas 50 g = ½ buah besar 50 g = ½ gelas 100 g = 1 ptg
sedang 10 g = 1 sdm 10 g = 1 sdm

2. Prinsip Diet Diare pada Anak


1. Penatalaksanaan Diet Diare Akut
Tujuan Tatalaksana diet khususnya pada anak dengan diare akut
bertujuan memenuhi kebutuhan zat gizi tanpa memperberat kerja saluran
cerna dan mencegah serta mengurangi resiko
Prinsip Prinsip diet yang diperlukan pada anak dengan diare akut :
a. Pasien segera diberikan makanan oral setelah rehidrasi atau keadaan
telah memungkinkan, sedapat mungkin dilakukan dalam 24 jam pertama.
Pemberian makanan secara dini penting untuk mengurangi perubahan
keseimbangan protein kalori sekecil mungkin.
b. Makanan cukup energi dan protein. Bila terjadi gizi kurang dapat
diberikan diet energi tinggi 25% dari kebutuhan normalnya dan tinggi
protein.
c. Pemberian ASI diutamakn pada bayi. Pada anak yang mendapat susu
formula dapat diberikan selang-seling dengan oralit sehingga terjadi
ppengenceran laktosa dalam perut. Biila diare bertambah parah,
pikirkan kemungkinan terjadinya intoleransi terhadap laktosa sehingga
susu formula bebas laktosa dapat dianjurkan selama kira-kira 2-3
minggu, selanjutnya dapat di coba ke susu formula yang biasa dipakai
sebelumnya. Susu formula diberikan sedikit demi sedikit dan sering, di
antara pemberian susu formula dapat diberikan makanan yang
bermanfaat untuk memfermentasi, pH susu menjadi rendah sehingga
dapat menghambat pertumbuhan bakteri dalam usus. Pemberian susu
formula diencerkan dalam jangka waktu yang lama hendaknya dicegah
karena dapat meningkatkan air pada feses. Pada bayi yang berusia
kurang dari 6 bulan yang diberi susu formula hendaknya diberi susu
formula pada takaran penuh setelah rehidrasi oral tercapai dalam 24
jam.
d. Pemberian cairan dan elektronik sesuai dengan kebutuhan menurut
berat badan dan umur.
e. Pemberian vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup.
f. Maknan yang diberikan tidak merangsang (bumbu tajam, tidak
menimbulkan gas dan rendah serat).
g. Makanan diberikan bertahap mulai dengan yang mudah dicerna ke
bentuk yang sesuai umur dan keadaan penyakit.
h. Makanan diberikan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering.
i. Khusus untuk penderita diare karena melabsorpsi, makanan yang
diberikan disesuaikan dengan penyebabnya :
1) Malabsorpsi lemak (berikan trigliserida rantai menengah).
2) Intoleransi laktosa (berikan makanan rendah atau bebas laktosa).
3) Panmalabsorpsi (berikan makanan rendah laktosa atau disakarida
lain, glukosa polimer, trigliserida rantai menengah dan protein
hidrolisat yang bersifat isomolar dan hipoalergis).

III. Latihan Soal


Buat kan soal kasus 5 buah tentang diet pasien diare

DAFTAR PUSTAKA
Ilmu Gizi dan Diet. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica Dwijayanthi,
Linda. 2011. Edisi 2 .
Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah. EGC : Asosiasi Dietisien Indonesia. Ed.
Almatsier S. Penuntun Diet Edisi Baru. 2004. Jakarta : Gramedia Pustaka
Krause’s Food, Nutrition and Diet Therapy. Philadhelphia: WB Saunders
Co, Ed 10 Sediaoetama, Ahmad Djaelani. 2004.
Ilmu Gizi I. Jakarta : Dian Rakyat. Sediaoetama, Ahmad Djaelani. 2006.
Ilmu Gizi II. Jakarta : Dian Rakyat.
Ilmu Gizi dan Diet. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica Dwijayanthi,
Linda. 2011. Edisi 2 .
Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah. EGC : Asosiasi Dietisien Indonesia. Ed.
Almatsier S. Penuntun Diet Edisi Baru. 2004. Jakarta : Gramedia Pustaka
Krause’s Food, Nutrition and Diet Therapy. Philadhelphia: WB Saunders
Co, Ed 10 Sediaoetama, Ahmad Djaelani. 2004.
Ilmu Gizi I. Jakarta : Dian Rakyat. Sediaoetama, Ahmad Djaelani. 2006.
Ilmu Gizi II. Jakarta : Dian Rakyat.

Anda mungkin juga menyukai