Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PROSES PIKIR WAHAM

I. KASUS ( MASALAH UTAMA ) : GANGGUAN PROSES PIKIR WAHAM


II. PROSES TERJADINYA MASALAH
A. PENGERTIAN
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat /
terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
Menurut Depkes (2000), Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai
dengan knyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapay diubah secara logis oleh
orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan
kontrol.
Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang
salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang
budaya klien. Waham dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan dan perkembangan
seperti adanya penolakan, kekerasan, tidak ada kasih sayang, pertengkaran orang
tua dan aniaya (Keliat, 2014).
B. RENTANG RESPON
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Pikiran logis -Kadang proses - Gg. Isi piker


-Persepsi akurat piker terganggu halusinasi
-Emosi konsisten -Ilusi - Perubahan proses
dng pengalaman -Emosi berlebih emosi
-Perilaku sesuai -Berperilaku yg tidak - Perilaku tidak
-Hubungan social biasa terorganisasi
harmonis -Menarik diri - Isolasi sosial

C. PENYEBAB
Factor predisposisi
a. Biologis :
1. Latar belakang genetik :
- Adanya riwayat keturunan (diturunkan melalui kromosom orang tua )
- Riwayat janin pada saat prenatal dan perinatal seperti adanya riwayat
trauma, aspiksia,prematur,preeklamsi, malnutrisi, stress, ibu dengan
perokok berat,alkoholisme, pemakaian obat-obatan, infeksi dan
hipertensi
- Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks
limbik
- Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamin,serotonin dan glutamat
2. Status Nutrisi : Adanya riwayat status nutrisi yg jelek : KEP &
Malnutrisi
3. Keadaan kesehatan secara umum :
- Kurang tidur,gangguan irama sirkadian,lethargi,riwayat
infeksi,riwayat aktifitas & tdk ada inisiatif mencari bantuan
yankes
4. Sensivitas biologis : Riwayat penggunaan obat,infeksi dan radiasi
5. Paparan terhdap racun : Virus influensa pd trimester I & II, CO,asbestos &
Merk
b. Psikologis
1. Inteligensi : Riwayat kerusakan pada korteks pre frontal dan korteks limbik
serta gangguan sirkulasi oksigen dan glukosa ke otak
2. Keterampilan verbal :
a) Komunikasi tertutup, komunikasi dengan emosi berlebihan,
komunikasi peran ganda , gagap
b) Riwayat adanya stroke, trauma kepala dan infeksi.
3. Moral : Riwayat tinggal dilingkungan broken home,panti asuhan,panti
sosial,pesantren,biara dan lapas
4. Kepribadian:Mudah kecewa,putus asa,tdk mampu membuat
keputusan,menutup diri & cemas yang tinggi
5. Pengalaman masa lalu :Trauma,teraniaya,ortu otoriter & broken home &
pilih kasih,
6. Konsep diri :Ideal diri yg tdk realitas,HDR,identitas tdk jelas,krisis peran &
gambaran diri negatif
7. Motivasi :Kurangya penghargaan & riwayat kegagalan
8. Pertahanan psikologis :Riwayat koping tdk efektif dan gangguan
perkembangan
9. Self Kontrol :Tdk mampu berkonsentrasi
c. Social cultural
1. Usia : Riwayat tugas perkembangan yang tidak selesai
2. Gender : Riwayat ketidakjelasan identitas
Dan adanya kegagalan peran gender
3. Pendidikan : Riwayat pendidikan yang rendah,riwayat putus & gagal
sekolah
4. Pendapatan :Riwayat penghasilan yang rendah & tidak ada kemandirian
5. Pekerjaan : Riwayat pekerjaan dengan stresful & resiko tinggi
6. Status sosial :Riawayat tunas wisma &terisolasi
7. Latar Belakang Budaya : Nilai –nilai & budaya yang bertentangan dengan
nilai kesehatan
8. Agama Dan Keyakinan :Sifat religi dan keyakinan yang berlebihan atau
kurang
9. Keikutsertaan Dalam Politik :Gagal dlm berpolitik
10. Pengalaman sosial : Bencana alam,kerusuhan,tekanan dlm pekerjaan,sulit
dan mendapat pekerjaan
11. Peran sosial:Stigma negatif,diskriminasi dan praduganegatif
D. TANDA GEJALA
Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses piker waham sebagai
berikut.
1. Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya (tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya berulang kali secara berlebihan
tetapi tidak sesuai kenyataan
2. Klien tampak tidak mempunyai orang lain
3. Curiga
4. Bermusuhan
5. Merusak (diri, orang lain, lingkungan)
6. Takut, sangat waspada
7. Tidak tepat menilai lingkungan/ realitas
8. Ekspresi wajah tegang
9. Mudah tersinggung (Azis R dkk, 2003).
E. AKIBAT
Factor presipitasi
A. Faktor Biologis
1. Latar belakang genetik :
a. Adanya riwayat keturunan ,gangguan pd janin
b. Neurobiologis : adanya gangguan pada korteks pre frontal dan korteks
limbik &
c. Neurotransmitter : abnormalitas pada dopamin,serotonin dan glutamat
2. Status Nutrisi : Status nutrisi yg jelek : KEP & Malnutrisi
3. Keadaan kesehatan secara umum : Kurang tidur, gangguan irama
sirkadian,lethargi,riwayat infeksi,riwayat aktifitas & tdk ada inisiatif
mencari bantuan yankes
4. Sensivitas biologis : Riwayat penggunaan obat,infeksi dan radiasi &
Terpapar dengan racun
B. Faktor Psikologis
1. Inteligensi : Riwayat kerusakan pada korteks pre frontal dan korteks limbik
serta gangguan sirkulasi oksigen dan glukosa ke otak
2. Keterampilan verbal : Komunikasi tertutup, komunikasi dengan emosi
berlebihan, komunikasi peran ganda , gagap & Riwayat adanya stroke,
trauma kepala dan infeksi yg mempengaruhi keterampilan verbal.
3. Moral : Riwayat tinggal dilingkungan broken home,panti asuhan, panti
sosial, pesantren, biara dan lapas
4. Kepribadian : Mudah kecewa, putus asa, tdk mampu membuat keputusan,
menutup diri & cemas yang tinggi
C. Faktor Sosial Budaya
1. Pekerjaan : Riwayat pekerjaan dengan stresful & resiko tinggi
2. Pengalaman sosial : Bencana alam,kerusuhan,tekanan dlm pekerjaan,sulit
dan mendapat pekerjaan
ORIGIN
Internal :
Persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang lain dan
lingkungannya.
Eksternal :
a) Kurangnya dukungan keluarga
b) Kurang dukungan masyarakat
c) Kurang dukungan kelompok/teman sebaya
TIMING
1. Stres terjadi dalam waktu dekat
2. Stress terjadi secara berulang-ulang/ terus menerus
NUMBER
1. Sumber stres lebih dari satu
2. Stres dirasakan sebagai masalah yang sangat berat
III. Pohon Masalah
Resiko tinggi mencederai diri, orang
lain dan lingkungan
Kerusakan komunikasi
verbal

Perubahan isi
Core problem
pikir: waham

Gangguan konsep
diri: harga diri rendah
IV. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
Data Mayor :
DS : Merasa curiga, merasa cemburu, merasa diancam/diguna-guna,
merasa sebagai orang hebat, merasa memiliki kekuatan luar biasa, merasa
sakit/rusak organ tubuh.
DO : Marah –marah tanpa sebab, banyak kata (longorhoe),
menyendiri, sirkumtansial, inkoheren.
Data Minor :
DS : Merasa orang lain menjauh, merasa tidak ada yang mau
mengerti
DO : Marah – marah karena urusan sepele, menyendiri.
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan proses pikir waham
VI. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Tindakan Keperawatan Untuk Pasien :
a. Tujuan :
1). Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap
2). Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
3). Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
4). Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
b. Tindakan :
1). Membina hubungan saling percaya :
- Mengucapkan salam terapeutik dan berjabat tangan
- Menjelaskan tujuan interaksi
- Membuat kontrak topik,waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
2). Bantu orientasi realita :
- Tidak mendukung atau membantah waham pasien
- Yakinkan pasien berada dalam keadaan aman
- Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari – hari
- Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya dengarkan tanpa
memberikan dukungan atau menyangkal sampai pasien berhenti
membicarakannya
- Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien dengan realitas
3). Diskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah
4). Tingkatkan aktifitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional
pasien
5). Berdiskusi tentang kemampuan positif yang dimiliki
6). Bantu melakukakn kemampuan yang dimiliki
7). Berdiskusi tentang obat yang diminum
8). Melatih minum obat yang benar

2. Tindakan Keperawatan Untuk Keluarga :

a. Tujuan :
1. Keluarga mampu mengidentifikasi waham pasien
2. Keluarga mampu memfasilitasi pasien untuk memenuhi kebutuhan yang
dipenuhi oleh wahamnya
3. Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan pasien secara
optimal
b. Tindakan
1. Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga saat merawat pasien dirumah
2. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami pasien
3. Diskusikan dengan keluarga tentang :
a. Cara merawat pasien waham di rumah
b. Follow up dan keteraturan pengobatan
c. Lingkungan yang tepat untuk pasien
4. Diskusikan dengan keluarga tentang obat pasien ( nama obat,
dosis,frekuensi,efek samping, akibat penghentian obat )
5. Diskusikan denga keluarga kondisi pasien yang memerlukan konsultasi
segera
6. Latih cara merawat
7. Menyusun rencana pulang pasien bersama keluarga.

STRATEGI PELAKSANAAN 1 WAHAM

KLIEN

1. Identifikasi tanda dan gejala waham


2. Bantu orientasi realitas: Panggil nama, orientasi waktu, orang dan tempat/lingkungan
3. Diskusikan kebutuhan pasien yang tidak terpenuhi
4. Bantu pasien memenuhi kebutuhannya yang realistis
5. Masukan pada jadual kegiatan pemenuhan kebutuhan\

KELUARGA

1. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien


2. Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya waham (gunakan booklet)
3. Jelaskan cara merawat: tidak disangkal, tidak diikuti/diterima (netral)
4. Latih cara mengetahui kebutuhan pasien dan mengetahui kemampuan pasien
5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian
Strategi Tindakan
SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan
yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan
kebutuhan yang tidak terpenuhi
Orientasi:
“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya Agung Nugroho, biasa dipanggil Agung, saya
mahasiswa keperawatan dari Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang akan praktek di
ruangan ini selama 2 minggu ke depan. Saya hari ini dinas pagi dari pukul 07.00-14.00, saya
yang akan merawat Bapak pagi ini.”
“Nama Bapak siapa?Senangnya dipanggil apa?”
“Pak K, bisa kita berbincang-bincang tentang apa yang Pak K rasakan sekarang?”
“Berapa lama Pak K mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”
“Bapak mau kita berbincang-bincang di mana?”
Kerja:
“Saya mengerti Pak K merasa bahwa Pak K adalah seorang…., tapi yang Bapak rasakan tidak
dirasakan oleh orang lain”
“Tampaknya Bapak gelisah sekali, bisa Bapak ceritakan apa yang Bapak rasakan?”
“O... jadi bang B merasa takut nanti diatur-atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk
mengatur diri abang sendiri?”
“Siapa menurut Bapak yang sering mengatur-atur diri Bapak?”
“Jadi ibu yang terlalu mengatur-ngatur Bapak, juga kakak dan adik Bapak yang lain?”
“Kalau Bapak sendiri inginnya seperti apa?”
“O... bagus Bapak sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri”
“Coba kita bersama-sama tuliskan rencana dan jadwal tersebut”
“Wah..bagus sekali, jadi setiap harinya Bapak ingin ada kegiatan diluar rumah karena bosan
kalau di rumah terus ya”
Terminasi :
“Oya Pak, karena sudak 15 menit, apakah Bapak mau kita berbincang-bincang lagi atau sampai
disini saja?”
“Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan saya?”
“Apa saja yang sudah kita bicarakan Pak”
“Bagaimana kalau saya kembali lagi 2 jam lagi”
“Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang mengenai hobi Bapak?”
“Jadi Bapak, hari ini kita sudah berbincang tentang perasaan yang Bapak rasakan, Bapak ingin
seperti apa dan jadwal yang sudah kita buat”
“Kalau begitu saya pamit dulu Pak, Selamat Pagi”
DAFTAR PUSTAKA

Aziz R, dkk, 2003. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino
Gonohutomo.
Balitbang. 2007. Workshop Standar Proses Keperawatan Jiwa. Bogor
Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) untuk 7
Diagnosa Keperawatan Jiwa Berat bagi S-1 Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi I, Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai