Anda di halaman 1dari 20

BAIK DAN BURUK

Tujuan pembuatan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Aplikasi
Komputer

Dosen pengampu: Dr. H. A. Ghani, S.Ag. SH., M.Ag

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Diah Ayu Arviana


1911010292
2. Dheva Fayzah
1911010291
3. Vira emilla agustina
1911010473

KELAS G SEMESTER II

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

RADEN INTAN LAMPUNG

2020 M / 1441

KATA PENGANTAR

1
Dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati, puji syukur kehadirat Allah
SWT. Karena dengan rahmat dan rahim-Nya yang telah dilimpahkan, taufiq dan
hidayah-Nya dan atas segala kemudahan yang telah diberikan sehingga penyusunan
makalah Akhlak Tasawuf dapat terselesaikan.

Shalawat terbingkai salam semoga abadi terlimpahkan kepada sang pembawa


risalah kebenaran yang semakin teruji kebenarannya Nabi Muhammad SAW,
keluarga dan sahabat-sahabat, serta para pengikutnya. Semoga syafa’atnya selalu
menyertai kehidupan ini.

Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta bisa
menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan yang penulis miliki,
untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Akhirnya hanya
kepada Allah SWT., jualah penulis memohon Rahmat dan Ridho-Nya.

Bandar lampung, Maret 2020

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................2
A. Latar Balakang................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................................2

2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Pengertian.......................................................................................................................3
1. Baik dan Buruk............................................................................................................3
2. Benar dan Salah............................................................................................................4
B. Penentuan Baik dan Buruk..............................................................................................5
1. Baik Buruk Menurut Aliran Adat Istiadat ( Sosialisme )...................................5
2. Baik Buruk Menurut Aliran Hedonisme..............................................................6
3. Baik dan Buruk Menurut Paham Intuisisme ( Humanisme ).............................7
4. Baik Buruk Menurut Paham Utilitarianisme......................................................8
5. Baik Buruk Menurut Paham Vitalisme................................................................9
6. Baik Buruk Menurut Paham Religiosisme........................................................10
7. Baik Buruk Menurut Paham Evolusi ( Evolution )..........................................10
8. Baik Buruk Aliran Idealisme Aliran idealisme.................................................11
9. Baik Buruk Aliran Tradisonal...........................................................................12
10. Baik Buruk Aliran Naturalisme.........................................................................13
11. Baik Buruk Aliran Theologis..............................................................................13
C. Sifat Dari Baik dan Buruk.............................................................................................13
D. Baik dan Buruk Menurut Ajaran Islam..........................................................................14
BAB III PENUTUP...............................................................................................................15
A. Kesimpulan...............................................................................................................15

BAB I PENDAHULUAN

3
A. Latar Balakang
Setiap perbuatan manusia itu ada yang baik dan ada yang tidak baik atau
buruk. Baik dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk
menentukan suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang. Pernyataan tersebut
dapat dijadikan indikator untuk menilai perbuatan itu baik atau buruk sehingga dapat
dilatarbelakangi sesuatu yang mutlak dan relatif.

Pernyataan – pernyataan tersebut perlu dicarikan jawaban dan dapat dijadikan


rumusan masalah sehingga para pembaca menilai sesuatu itu baik atau buruk
memiliki indikator yang pasti. Untuk itu dijadikan pembahasan masalah adalah
Bagaimana ukuran menilai baik dan buruk menurut pandangan Islam

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian Baik dan Buruk ?

2. Apakah Ukuran Baik Buruk dalam ilmu akhlak?

3. Apa sajakah aliran baik dan buruk?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Baik dan Buruk

2. Untuk mengetahui Ukuran yang dipakai dalam menilai baik dan buruk

4
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Baik dan Buruk


Dari segi bahasa baik adalah terjemahan dari kata khoir ( dalam bahasa
arab ) / good ( dalam bahasa Inggris ). Dikatakan bahwa yang disebut baik
adalah sesuatu yang menimbulkan rasa keharuan dan kepuasan, kesenangan,
persesuaian, dan seterusnya1. Pengertian baik menurut Ethik adalah sesuatu
yang berharga untuk tujuan. Sebaiknya yang tidak berharga, tidak berguna
untuk tujuan apabila yang merugikan, atau yang mengakibatkan tidak
tercapainya tujuan adalah buruk dan yang disebut baik dapat pula berarti
sesuatu yang mendatangkan atau memberikan perasaan senang atau bahagia.
Dan adapula yang berpendapat yang mengatakan bahwa secara umum, bahwa
yang disebut baik / kebaikan adalah sesuatu yang diinginkan, yang diusahakan
dan menjadi tujuan manusia. Walaupun tujuan orang atau golongan di dunia ini
berbedabeda, sesungguhnya pada akhirnya semuaya mempunyai tujuan yang
sama sebagai tujuan akhir tiap-tiap sesuatu, bukan saja manusia akan tetapi
binatang pun mempunyai tujuan.23

Mengetahui sesuatu yang baik sebagaimana disebutkan bahwa akan


mempermudah dalam mengetahui yang buruk dan diartikan dan diartikan
sesuatu yang tidak baik. Dengan demikian yang dikatakan buruk itu adalah
sesuatu yang dinilai sebaliknya dari yang tidak baik, dan tidak disukai
kehadirannya oleh manusia. Kebaikan yang berhubungan dengan tujuan ini
dapat kita bedakan dengan kebaikan sebagai tujuan sementara untuk mencapai
tujuan terakhir. Tujuan sementara mungkin hanya sekali bagi seseorang atau
1
H. Abuddin Nata, Ma. 1996. Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada hlm 104
2
Ahmad Mustofa. 1999. Akhlak Tasawuf. Bandung : CV Pustaka Setia hlm 56
3
Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2014. Hlm
198

5
sesuatu golongan. Dan tujuan sementara ini sebagai alat atau jalan untuk
mencapai tujuan akhir ini terdapat bermacam-macam dan beraneka ragam.
Didalam akhlak Islamiyah, antara baik sebagai akhlak / cara / tujuan sementara
harus segaris atau sejalan dengan baik sebagai tujuan sementara dan tujuan
akhir berada dalam satu garis lurus yaitu berdasarkan satu norma karena
didalam akhlak Islamiyah ini disamping bai itu harus benar. Missal untuk
menjadi seorang pengusaha yang kaya. Ia harus berusaha dengan jalan yang
halal, tidak dengan menganiaya orang lain, tidak dengan jalan korupsi,. Sebab
didalam akhlak Islamiyah ada garis yang jelas antara yang boleh dan tidak
boleh, antara yang boleh dilampaui atau tidak, antara halal dan haram.

Berbeda dengan akhlak Machiavelli, yang dianut oleh komunis untuk


mencapai tujuan dapat dengan segala macam cara, seperti untuk mencapai
kemenangan kekuasaan memelaratkan rakyat agat bisa dikuasai dan untuk
mencapai kemenangan dengan membinasakan orang lain.

Jadi menurut akhlak Islam, perbuatan itu disamping baik juga harus
belajar, yang benar juga harus baik.

2. Benar dan Salah


Pengertian menurut etika ( Ilmu akhlak ) ialah hal-hal yang sesuai dengan
peraturan-peraturan sebaliknya. Pengertian salah menurut etika hal yang tidak
sesuai dengan peraturean-peraturan yang berlaku.4

Secara objektif “benar” adalah satu, tidak ada dua benar yang
berrtentangan. Kebenaran yang objektif yang merupakan kebenaran yang pasti
dan satu itu adalah kebenaran yang didasarkan kepada peraturan yang dibuat
adalah kebenaran yang didasarkan kepada peraturan yang dibuat oleh Yang
Maha Satu, Yang Maha Mengetahui akan segala sesuatu yang Maha Benar. 5

4
Ibid, hlm 53
5
mahmud Shaltat. 1994. Syariat Islam. Jakarta : Bumi Aksara hlm 83

6
Dan peraturan yang buat manusia yang bersifat relative itu adalah benar apabila
tidak bertentangan dengan peraturan yang objektif yang dibuat oleh Yang Maha
Satu Yang Maha Benar, yaitu peraturan yang bertentangan dengan wahyu,
karena kebenaran mutlak adalah kebenaran dari Yang Maha Benar.

Artinya : Kebenaran adalah Tuhanmu dan janganlah kalian termasuk


orang yang raguragu. Peraturan-peraturan yang dibuat oleh manusia, akan
dijamin kebenarannya apabila peraturan-peraturan itu tidak bertentangan
dengan peraturan yang dibuat oleh Tuhan.

B. Penentuan Baik dan Buruk


Membicarakan baik dan buruk pada perbuatan manusia maka penentuan
dan karakternya baik dan buruk perbuatan manusia dapat diukur melalui fitrah
manusia.6 Menurut Poedja Wijatna berhubungan dengan perkembangan
pemikiran manusia dengan pandangan filsafat tentang manusia ( antropologi
metafisika ) dan ini tergantung pula dari metafisika pada umumnya.

Dan dapat disimpulkan bahwa diantara aliran-aliran filsafat yang


mempengaruhi dalam penentuan baik dan buruk diantaranya :

1. Baik Buruk Menurut Aliran Adat Istiadat ( Sosialisme )


Menurut aliran ini ditentukan berdasarkan adat istiadat yang berlaku
dan dipegang teguh oleh masyarakat. Didalam masyarakat kita jumpai adat
istiadat yang berkenaan dengan cara berpakaian, makan, minum, bercakap-
cakap dansebagainya. Orang yang mengikuti cara-cara yang demikian
itulah yang dianggap orang yang baik, dan orang yang menyalahinya
adalah orang yang buruk.
Setiap bangsa memiliki adat istiadat tertentu. Apabila seorang dari
mereka menyalahi adat istiadat itu, sangat dicela dan dianggap keluar dari
golongan bangsanya.
6
Mahmud Shaltat. 1994. Syariat Islam. Jakarta. Bumi Aksara hlm 83

7
Pada masa sekarang, kirta dapat membenarkan adat istiadat semacam
itu dan bukan mengingkarinya, dan bila adat istiadat itu banyak salahnya,
maka tidak tepat dijadikan ukuran baik dan buruk bagi perbuatan-perbuatan
kita. Poedja Wijatna mengatakan bahwa adat istiadat pada hakikatnya
produk budaya manusia yang sifatnya nisbi dan relative. Keberadaan
paham adat istiadat ini menunjukkan eksistensi dan pesan moral dalam
masyarakat. Berpegang adat istiadat itu, meskipun tidak benar ada juga
faedahnya, sebab ada juga orangorang yang tidak mau melanggar adat
istiadat yang baik, dan banyak pula orangorang yang tidak mau
mengikutinya adat istiadat dari lingkungannya.
2. Baik Buruk Menurut Aliran Hedonisme
Aliran Hedonisme adalah aliran filsafat yang terhitung tua, karena
berakar pada pemikiran filsafat Yunani. Menurut paham ini banyak yang
disebut perbuatan yang baik adalah perbuatan yang banyak mendatangkan
kelezatan, kenikmatan, dan kepuasan nafsu biologis. Aliran ini tidak
mengatakan bahwa semua perbuatan mengandung kelezatan, melainkan
adapula yang mendatangkan kepedihan, dan apabila ia disuruh memilih
manakah perbuatan yang harus dilakukan, maka yang dilakukan adalah
yang mendatangkan kelezatan. Maka apabila terjadi keraguan dalam
memilih sesuatu perbuatannya, harus diperhitungkan banyak sedikitnya
kelezatan dan kepedihannya dan sesuatu itu baik apabila diri seseorang
yang melakukan perbuatan mengarah kepada tujuan. 7
a. Epicurus
Berpendapat bahwa kebahagiaan, kelezatan ialah tujuan manusia, tidak
ada kekuatan dalam hidup selain kelezatan dan tidak ada keburukan kecuali
penderitaan. Kelezatan akal dan rohani itu lebih penting dari kelezatan
7
Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2014. Hlm
201

8
badan. Epicurus pun berpendapat bahwa sebaik-baik kelezatan yang
dikehendaki ialah kelezatan “ketentraman aka”.
b. Golongan Epicurus
Berpendapat bahwa perbuatan-perbuatan itu tidak diukur dengan
kelezatan dan kepedihan yang terbatas waktunya saja, tetapi wajib bagi
tiaptiap manusia melihat ke semua hidupnya. Epicurus menyebutkan 3
macam kelezatan :
1. kelezatan yang wajar dan diperlukan contoh makanan, minuman.
2. kelezatan yang wajar tetapi belum diperlukan sekali. Missal kelezatan
makan yang enak lebih daripada yang biasa.
3. kelezatan yang tidak wajar dan tidak diperlukan. Missal kemegahan
harta benda.
Aliran hedoisme dibagi 2 :
1. Egositic Hedoisme Dinyatakan bahwa ukuran kebaikan adalah
kelezatan diri pribadi orang yang berbuat. Karena dalam aliran ini
mengharuskan kepada pengikutnya agar menyerahkan segala
perbuatan untuk menghasilkan kelezatan yang sebesarbesarnya.
2. Universalistic Hedoisme Menyatakan bahwa aliran ini mengharuskan
agar manusia dalam hidupnya mencari kebahagiaan yang sebesar-
besarnya untuk sesame manusia dan bahkan pada sekalian makhluk
yang berperasaan.

3. Baik dan Buruk Menurut Paham Intuisisme ( Humanisme )


Intuisi adalah merupakan kekuatan batin yang dapat menentukan
sesuatu berbagai baim dan buruk dengan sekilas tanpa melihat buah /
akibatnya. Aliran Intuitionesme berpendirian bahwa setiap manusia
mempunyai kekuatan naluri batiniah yang dapat membedakan sesuatu itu
baik atau buruk dengan hanya selintas pandang. Jadi sumber pengetahuan
tentang suatu perbuatan mana yang baik atau mana yang buruk adalah

9
kekuatan naluri. Kekuatan Naluri atau batin ioni terkadang berbeda
refleksinya karena pengaruh masa dan lingkungan, akan tetapi dasarnya
tetep sama dan berakar pada tubuh manusia.

Kekuatan batin ini adalah kekuatan yang telah ada dalam jiwa
manusia, tidak terambil dari keadaan dari luarnya. Menurut paham ini
perbuatan yang baik adalah perbuatan yang sesuai dengan penilaian yang
diberikan oleh hati nurani / kekuatan batin yang ada dalam durinya, dan
sebaliknya perbuatan buruk adalah perbuatan yang menurut hati nurani
atau kekuatan batin dipandang buruk.

Penentuan baik buruk perbuatan melalui kata hati yang dibimbing


oleh ilham / intuisi ini hanyalah dianut dan dikembangkan oleh para
pemikir akhlak dari kalangan Islam. Falsafah akhlak mengatakan bahwa
etika adalah tidak emosionalistik tetapi etika adalah ilham-ilham intuisi,
menurut kekuatan itu tidak berupa emosi dan rasio akan tetapi kekuatan itu
mengintruksikan pada manusia agar melakukan berbagai kewajiban dalam
hidupnya dan kekuatan itu terletak dalam diri dan batin manusia. Paham
Intution telah dikecam yang berkata akan adanya Insting didalam manusia
yang dapat memperdayakan antara baik dan buruk, sebagaimana panca
indra yang dapat memperbedakan antara macam-macam warna dan suara
bahwa manusia itu berselisih dalam memberi hokum kepada hal-hal yang
sudah terang.

Dengan mengikuti uraian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa


penentuan baik buruk yang berdasarkan intuisi ini dapat menghasilkan
penentuan baik dan buruk yang berdasarkan intuisi ini dapat menghasilkan
penentuan baik dan buruk secara universal atau berlaku bagi masyarakat
pada umumnya. Hal ini dapat dipahami karena manusia betapapun
memiliki tempat tingga, kebangsaan, ras, agama dan lainnya berbeda.

10
4. Baik Buruk Menurut Paham Utilitarianisme
Maksud dan paham ini adalah untuk sesame manusia / semua makhluk
yang memiliki perasaan. Dalam abad sekarang ini kemajuan dibidang
teknik cukup meningkat, dan kegunaanlah yang menentukan segala-
galanya. Namun demikian paham ini terkadang cenderung akstrem dan
melihat kegunaan hanya dari sudut pandang materialistic kegunaan dalam
arti bermanfaat yang tidak hanya berhubungan dengan materi melainkan
juga dengan yang bersifat rohani bisa diterima. Dan kegunaan bisa juga
diterima jika yang digunakan itu hal-hal yang tidak menimbulkan kerugian
bagi orang lain. Nabi misalnya menilai bahwa orang yang baik adalah
orang yang memberi manfaat pada yang lainnya.
Ada beberapa kekurangan dalam peham ini yang bertentangan :
1. Paham yang memastikan untuk memberi hokum kepada perbuatan
akan kebaikan dan keburukannya.
2. Kebahagiaan umum tidak menjadi ukuran yang tetap lagi terbatas,
sehingga untuk memberi hokum sebuah perbuatan akan baik dan
buruknya menjadi tempat perselisihan yang banyak.
3. Paham yang menjadikan manusia bersikap dingin pandangannya
hanya ditujukan kepada buah-buah perbuatan apa yang ada
kelezatan dan kepedihan.
4. Perkataan yang menyatakan bahwa tujuan hidup itu hanya mencapai
kelezatan dan menjauhi kepedihan adalah merendahkan kehormatan
manusia dan tidak pantas kecuali bagi jenis binatang.

5. Baik Buruk Menurut Paham Vitalisme


Menurut pahamm ini yang baik ialah yang mencerminkan kekuatan
dalam hidup manusia. Paham ini pernah dipraktekkan pada penguasa di
zaman feodalisme terhadap kaum yang lemah dan bodoh. Dengan kekuatan
dan kekuasaan yang dimiliki ia mengembangkan pola hidup feodalisme,

11
kolonialisme, dictator dan tiranik. Perbuatan dan ketetapan yang
dikeluarkan menjadi pegangan bagi masyarakat, mengingat orang yang
bodoh dan lemah selalu mengharapkan pertolongan dan bantuannya.

Dalam masyarakat yang sudah maju, dimana ilmu pengetahuan dan


keterampilan sudah mulai banyak dimiliki oleh masyarakat, paham
utalisme

tidak akan mendapat tempat lagi, dan digeser dengan pandangan yang
bersifat demokratis.

6. Baik Buruk Menurut Paham Religiosisme


Menurut paham ini dianggap baik adalah perbuatan yang sesuai
dengan kehendak Tuhan, sedangkan perbuatan buruk adalah perbuatan
yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam paham ini keyakinan
feologis, yakni keimanan kepada Tuhan sangat memegang peranan penting,
karena tidak mungkin orang mau berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan,
jika yang bersangkutan tidak beriman kepadanya. Menurut Poedjawitna
aliran ini dianggap paling baik dalam praktek, namun terdapat pula
keberatan terhadap aliran ini, yaitu karena ketidakumuman dari ukuran baik
dan buruk yang digunakannya.
Diketahui bahwa didunia ini terdapat bermacam-macam agama, dan
masing-masing agama menentukan baik buruk menurut ukurannya
masingmasing. Agama Hindu, Budha, yahudi. Kristen, dan Islam, misalnya
masingmasing memiliki pandangan dan tolak ukur tentang baik dan buruk
yang satu dan lainnya berbeda-beda.

7. Baik Buruk Menurut Paham Evolusi ( Evolution )


Mengikuti paham ini mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di
ala ini mengalami evolusi yaitu berkembang dari apa adanya menuju

12
kepada kesempurnaannya. Paham ini pertama muncul dibawah oleh
seorang ahli pengetahuan bernama “LAMARK”. Dia berpendapat bahwa
jenis binatang itu berubah satu sama lainnya. Pendapat ini bukan hanya
berlaku pada benda-benda yang tampak, seperti binatang, manusia, dan
tumbuh-tumbuhan. Tetapi juga berlaku pada benda yang tak dapat dilihat /
diraba oleh indra, seperti akhlak dan moral.
Ada 2 faktor pergantian :
1. Lingkungan, mengadakan penyesuaian dirinya menurut keadaan
2. Warisan, bahwa sifat-sifat tetap pada pokok, sesuai dengan
pertengahan berpindah pada cabang-cabangnya. Paham ini disebut
paham pertumbuhan dan kepeningkatan ( Evolution ).

Herbert Spencer ( 1820 – 1903 ) salah seorang ahli filsafat Inggris


yang berpendapat evolusi ini mengatakan bahwa perbuatan akhlak itu
tumbuh secara sederhana, kemudian berangsur-angsur meningkat sedikit
demi sedikit berjalan kea rah cita-cita yang dianggap sebagai tujuan.
Tampaknya bahwa Spencer menjadikan ukuran perbuatan manusia itu ialah
mengubah diri sesuai dengan keadaan yang mengelilinginya.

Dalam sejarah paham evolusi, Darwin ( 1809 – 1882 ) ada;ah seorang


ahli pengetahuan yang paling banyak mengemukakan teorinya. Dia
memberikan penjelasan tentang pahamm ini dalam bukunya The Origin of
species. Dikatakan bahwa perkembangan ala mini didasari oleh ketentuan-
ketentuan berikut : 1. ketentuan alam ( selection ao nature ) 2. perjuangan
hidup ( straggle for life ) 3. kekal bagi yang lebih pantas ( survival for the
fit test )

Yang dimaksud dengan ketentuan alam adalah bahwa alam ini


menyaring segala yang maujud ( ada ). Berdasarkan ciri-ciri hukum alam

13
yang terus berkembang ini dipergunakan untuk menentukan baik dan
buruk.8

8. Baik Buruk Aliran Idealisme Aliran idealisme


merupakan factor terpenting dari wujudnya tindakantindakan yang
nyata. Menurut Immanual kant untuk dapat terealisasinya tindakan dari
kemauan yang baik, maka kemauan yang perlu dihubungkan dengan suatu
hal yang akan menyempurnakannya. Dijelaskan pokok-pokok pandangan
Immanual Kant :
1. Wujud yang paling dalam dari kenyataan ( hakikat ) ialah
kerohanian
2. Factor yang paling penting mempengaruhi manusia ialah kemauan
yang melahirkan tindakan yang konkrit.
3. Dari kemauan yang baik itulah dihubungkan dengan suatu hal yang
menyempurnakannya yaitu rasa kewajiban.
Dalam etika Immanual Kant, kita dapat mengadakan beberapa catatan :
1. Dasar etika Kant, ialah akal pikiran
2. Menurut Kant, yang terpenting ialah kemauan mencapai hakikat
sesuatu.
3. Kant, mendasarkan “rasa kewajiban” untuk terwujudnya perbuatan
banyak hal-hal yang meminta perhatian etika

9. Baik Buruk Aliran Tradisonal


Tiap umat manusia mempunyai adat / tradisi dan peraturan tertentu
yang dianggap baik untuk dilaksanakan. Karena itu, kapan dan dimanapun
juga, dipengaruhi oleh adat kebiasaan atau tradisi bangsanya, karena lahir
dalam lingkungan bangsanya.

8
Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. 2014. Hlm
180

14
Harus diakui, bahwa aliran ini banyak mengandung kebenaran, hanya
secara ilmiah kurang memuaskan, karena tidak umum. Dengan demikian,
maka terjadilah bermacam-macam perbedaan adat / kebiasaan diantara
bangsa-bangsa, tidak itu saja, bahkan perbedaan antar suku. Adapun
sumber daripada adat kebiasaan antara lain : 1. Perbuatan-perbuatan yang
dilakukan oleh nenek moyangnya

2. Perbuatan / peristiwa secara kebetulan, meskipun tidak berdasarkan


kepada akal.

3. Anggapan baik dari nenek moyangnya terhadap sesuatu perbuatan


yang akhirnya diwariskan secara turun temurun.

4. Perbuatan orang-orang terdahulu

10. Baik Buruk Aliran Naturalisme


Yang menjadi ukuran baik dan buruknya perbuatan manusia menurut
aliran ini adalah perbuatan yang sesuai dengan ftrah / naluri manusia itu
sendiri, baik mengenai fitrah lahir maupun fitrah batin. Aliran ini
berpendirian bahwa segala sesuatu dalam dunia ini menuju kepada suatu
tujuan tertentu. Dengan memenuhi panggilan nature setiap sesuatu akan
dapat sampai kepda kesempurnaan. Karena akal pikiran itulah yang
menjadi wasilah bagi manusia untuk mencapai tujuan kesempurnaan, maka
manusia harus melakukan kewajibannya dengan berpedoman kepada akal.

11. Baik Buruk Aliran Theologis


Aliran ini berpendapat bahwa yang menjadi ukuran baik dan buruknya
perbuatan manusia, adalah didasarkan atas ajaran Tuhan, apakah perbuatan
itu diperintahkan / dilarang oleh-Nya. Dengan perkataan theologies saja
nampakanya masih samara karena didunia ini terdapat bermacam-macam
agama yang mempunyai kitab suci sendiri-sendiri yang antara satu dengan
yang lain tidak sama. Sebagai jalan keluar dari kesamaran itu ialah dengan

15
mengkaitkan etika, theologies ini dengan jelas kepada agama, missal etika
theologies menurut Kristen, ertika theologies menurut Yahudi dan
Theologis menurut Islam.

C. Sifat Dari Baik dan Buruk


Sifat dari baik dan buruk didasarkan pada pandangan filsafat yang
sesuai dengan sifat dari filsafat itu sendiri yaitu berubah relative nisbi dan
tidak universal. Sifat baik buruk yang dikemukakan berdasarkan
pandangan tersebut sifatnya subjektif, local dan temporal. Dan oleh
karenanya nilai baik buruk itu sifatnya relatif

D. Baik dan Buruk Menurut Ajaran Islam


Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada
petunjuk al-qur’an dan al-hadis. Jika kita perhatikan al-qur’an atau hadis
dapat dijumpai berbagai istilah yang mengacu kepada baik dan ada pula
yang mengacu kepada yang buruk. Diantara istilah yang mengacu kepada
yang baik misalnya al-hasanah, thayyibah, khairah.

Al-hasanah sebagaimana dikemukakan oleh Al-raghib al-


Asfahani adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu
yang disukai atau dipandang baik. Al-hasanah terbagi menjadi 3 bagian,
pertama hasanah dari segi akal, kedua dari segi hawa nafsu/keinginan dan
hasanah dari segi pancaindera. Pemakaian kata al-hasanah kta jumpai pada
ayat-ayat yang berbunyi :

‫يل َرب َِّك بِ ْال ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة ۖ َو َجا ِد ْلهُ ْم‬
ِ ِ‫ع إِلَ ٰى َسب‬
ُ ‫ا ْد‬
َ ‫و أَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬m
ۖ ‫بِيلِ ِه‬m ‫ َّل َع ْن َس‬m ‫ض‬ َ mُ‫ ُن ۚ إِ َّن َرب ََّك ه‬m ‫الَّتِي ِه َي أَحْ َس‬mmِ‫ب‬
َ ‫َوهُ َو أَ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِد‬
‫ين‬

16
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk” (Q.S al-Nahl, 16: 125)”.

Adapun kata at-tayyibah khusus digunakan untuk


menggambarkan sesuatu yang memberikan kelezatan kepada pancaindera
dan jiwa seperti makan dan sebagainya. Hal ini misalnya terdapat pada ayat
yang berbunyi :

“Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”. Makanlah dari


makanan yang baik-baik yang kami berikan kepadamu. (Q.S. al-baqarah,
2:57)”.

Selanjutnya kata al-khair digunakan utnuk menunjukkan


sesuatu yang baik oleh seluruh umat manusia, seperti berakal, adil,
keutamaan dan segala sesuatu yang bermanfaat misalnya terdapat pada ayat
yang berbunyi “

‫ْت أَ ِو‬
َ ‫ َعائِ ِر هَّللا ِ ۖ فَ َم ْن َح َّج ْالبَي‬mmm‫ ِم ْن َش‬mَ‫رْ َوة‬mmm‫فَا َو ْال َم‬mmm‫الص‬
َّ ‫إِ َّن‬
‫ف بِ ِه َما ۚ َو َم ْن تَطَ َّو َع َخ ْيرًا فَإِ َّن‬ َ ‫اح َعلَ ْي ِه أَ ْن يَطَّ َّو‬
َ َ‫ا ْعتَ َم َر فَاَل ُجن‬
‫هَّللا َ َشا ِك ٌر َعلِي ٌم‬

17
Artinya: “Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari
syi’ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau
ber’umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa’i antara
keduanya. Dan barangsiapa yang melakukan kebaikan dengan kerelaan
hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha
Mengetahui (Q.S. al-baqarah, 2: 158)”.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuatu yang disebut baik atau buruk itu relative sekali, karena
bergantung pada pandangan dan penilaian masing-masing yang
merumuskannya dan pengertian ini bersifat subjektif, karena bergantung
pada individu yang menilainya.

18
Dari segi bahasa baik adalah terjemahan dari kata khair dalam bahasa
arab, atau good dalam bahasa inggris. Louis Ma’luf dalam kitabnya,
Munjid, mengatakan bahwa yang disebut baik adalah sesuatu yang telah
mencapai kesempurnaan

Beberapa aliran-aliran filsafat yang mempengaruhi dalam penentuan


baik dan buruk diantaranya :

1. Baik dan Buruk Menurut Ajaran Islam

2. Evolusi (Evolution)

3. Religiosme

4. Vitalisme

5. Intuition ( Humanisme )

6. Aliran Adat Istiadat ( Sosialisme )

7. Aliran Hedoisme

8. Paham Utilitarianisme

DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abuddin.2014 Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia. Jakarta : PT Raja


Grafindo Persada.

Zahri, Mustafa.2001 Ilmu Tasawuf. Surabaya: PT. Bina Ilmu.

Valiudin, Mir.2002 Tasawuf dalam AlQur’an. Jakarta: Pustaka Firdaus.

19
Nata, Abiddin.1996. Akhlak Tasawuf. Jakarta : PT raja grafindo
Persada.

Mustofa, Akhmad. 1999. Akhlak Tasawuf. Bandung : CV Pustaka Setia


Shaltat,

Mahmud.1994. Aqidah dan Syari’at Islam. Jakarta : Bumi Aksara.

Al Baqir, Muhammad. 1994. Membentuk Akhlak Mulia. Bandung. Karisma.

20

Anda mungkin juga menyukai