Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Penguatan kelembagaan peternak merupakan upaya untuk meningkatkan


kapasitas kelembagaan peternak melalui perbaikan manajerial usaha,
pengembangan dan diversifikasi usaha yang dibangun dalam satu kelembagaan
usaha.

Penguatan kelembagaan sebagai salah satu upaya pemberdayaan kelompok


menuju kelompok usaha yang mandiri dan berdaya saing. Upaya penguatan
ditempuh melalui serangkaian proses dinamis mulai dari pembenahan organisasi
kelompok, pembenahan administrasi, membangun dinamika kelompok dan
pengembangan kelembagaan usaha.

Pedoman pelaksanaan ini dimaksudkan agar dapat dijadikan sebagai acuan bagi
para stakeholders, termasuk petugas teknis peternakan, sehingga pelaksanaan
kegiatan pembinaan dan pengembangan kelembagaan peternak dapat berjalan
efektif, efisien dan optimal sebagaimana yang diharapkan.
Disadari pedoman pelaksanaan ini masih terdapat kekurangsempurnaan, oleh
karena itu diharapkan saran konstruktif, sehingga pedoman Penguatan
Kelembagaan Peternak ini dapat lebih sempurna di masa mendatang.

Jakarta, Desember 2014

Direktur Jenderal Peternakan dan


Kesehatan Hewan,

Ir. Syukur Iwantoro, MS, MBA


NIP. 19590530 198403 1 001

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ................................................................................ 3
C. Sasaran .................................................................................................. 3
D. Pengertian .............................................................................................. 4
E. Indikator Keberhasilan ........................................................................... 5

II. PENGUATAN KELEMBAGAAN PETERNAK


A. Kebijakan ................................................................................................ 6
B. Ruang Lingkup ....................................................................................... 6

III. PELAKSANAAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PETERNAK ............. 9

IV. MONITORING,EVALUASI DAN PELAPORAN


A. Monitoring dan Evaluasi ......................................................................... 11
B. Pelaporan ............................................................................................... 12

V. PENUTUP ................................................................................................... 13

ii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.
Bagan Alur Penguatan Kelembagaan ………………………………………………. 7

Gambar 2.
Hubungan Kelembagaan Kelompok ………………………………………………. 8
Dengan Kelembagaan Usaha kelompok

iii
BAB. I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

UU No. 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan


Pemberdayaan Petani memberikan amanah kepada kita
semua untuk melaksanakan pembangunan pertanian
secara nasional dengan memprioritaskan pemberdayaan
petani/peternak demi meningkatkan kemampuan dan
kapasitas petani/peternak serta kelembagaan petani/peternak
dalam menjalankan usaha tani yang produktif, maju, modern
dan berkelanjutan.

Upaya Pemberdayaan juga memiliki peran penting untuk


mencapai kesejahteraan petani/peternak yang lebih baik.
Pemberdayaan dilakukan untuk memajukan dan
mengembangkan pola pikir peternak, meningkatkan usaha
peternak, serta menumbuhkan dan menguatkan Kelembagaan
Peternak agar mampu mandiri dan berdaya saing. Salah satu
kegiatan yang diharapkan mampu menstimulasi peternak agar
lebih berdaya adalah penguatan kelembagaan peternak,
demi meningkatkan pemahaman tentang pelaksanaan
kelembagaan peternak serta peningkatan status dan skala
usaha kelompok maka perlu dilakukan penataan dan
penguatan kelembagaan peternak sehingga eksistensi dan
dinamika kelompok dapat berjalan optimal.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Kelembagaan Peternak Tahun 2015 1


Selama ini keberadaan kelembagaan peternak belum
berkembang sejalan dengan kebutuhan anggota dalam
pengembangan usahanya. Fasilitasi dari berbagai program
pemberdayaan peternak telah memberi peluang bagi
kelembagaan peternak untuk mengembangkan kapasitasnya
mejadi kelembagaan usaha dalam bentuk koperasi.

Keberadaan kelompok maupun gapoktan yang belum memiliki


kekuatan hukum seringkali membuat mereka menjadi tidak
berdaya apabila menghadapi permasalahan yang berkaitan
dengan pengembangan usaha karena dianggap tidak memiliki
kekuatan di mata hukum. Sehubungan dengan hal tersebut,
bagi kelompok dan atau gapoktan yang berhasil dalam
mengembangkan usahanya dan telah mendapatkan upaya
penguatan kelembagaan, maka kelompok atau gapoktan
tersebut berpeluang ditingkatkan kemampuannya untuk
membentuk kelembagaan usaha yang berbadan hukum.

Kondisi saat ini masih banyak kelembagaan peternak belum


berfungsi sesuai dengan harapan, antara lain disebabkan
karena: 1). Kelembagaan peternak masih belum berorientasi
usaha produktif; 2). Akses terhadap sumber
pembiayaan/perbankan dan jaringan pasar belum optimal; 3).
Kelembagaan peternak belum mampu melayani kebutuhan
pengembangan agribisnis bagi anggotanya; dan 4).
Kelembagaan peternak belum mampu menghubungkan

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Kelembagaan Peternak Tahun 2015 2


dengan sumber-sumber informasi, teknologi, dan pasar
sehingga belum mampu bersaing dengan pelaku usaha
lainnya.

B. Maksud dan Tujuan

Pedoman Penguatan Kelembagaan Peternak tahun 2015 ini


disusun dengan maksud sebagai acuan bagi seluruh stake
holder, baik di pusat maupun di daerah termasuk petani
peternak itu sendiri dalam melaksanakan kegiatan
pengembangan Kelembagaan Peternak sesuai tugas dan
peran masing-masing.

C. Sasaran

1. Terlaksananya fasilitasi penumbuhan dan pengembangan


kelembagaan peternak;
2. Berkembangnya kelembagaan peternak menjadi
kelembagaan usaha yang berbadan hukum;
3. Berkembangnya kelembagaan usaha peternak.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Kelembagaan Peternak Tahun 2015 3


D. Pengertian

Dalam Pedoman Penguatan Kelembagaan ini, yang dimaksud


dengan:
1. Peternak adalah masyarakat yang melaksanakan kegiatan
mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak
untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan
tersebut.
2. Kelembagaan peternak adalah lembaga yang
ditumbuhkembangkan dari, oleh, dan untuk petani/peternak
guna memperkuat kerjasama dalam memperjuangkan
kepentingan petani dalam bentuk kelompok tani (Poktan)
dan gabungan kelompok tani (Gapoktan)
3. Kelompok Tani adalah kumpulan petani/peternak yang
dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan
kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan
keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan
usaha anggota.
4. Gabungan kelompok tani (Gapoktan) adalah kumpulan
beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerjasama
untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.
5. Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang
perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan
pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal
untuk menjalankan usaha yang memenuhi aspirasi dan
kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial dan budaya

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Kelembagaan Peternak Tahun 2015 4


sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi.
6. Agribisnis Peternakan adalah rangkaian kegiatan usaha
pertanian yang terdiri dari:
- subsistem hulu/on farm (perbibitan, pakan, obat-obatan
dan vaksin, alat dan mesin
- subsistem hilir/off farm (pengolan produk hasil peternakan
dan pemasaran)
- subsistem penunjang (lembaga pembiayaan/perbankan,
transportasi, informasi dan teknologi serta kebijakan
pemerintah)

E. Indikator Keberhasilan

1. Meningkatnya status kelembagaan peternak;


2. Berkembangnya kelembagaan peternak menjadi
kelembagaan usaha;
3. Berkembangnya kelembagaan usaha peternak.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Kelembagaan Peternak Tahun 2015 5


BAB. II
KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGUATAN
KELEMBAGAAN PETERNAK

A. Kebijakan

Kebijakan pengembangan kelembagaan peternak diarahkan


pada:
1. Peningkatan kapasitas peternak yang berkualitas, andal,
berkemampuan manajerial, kewirausahaan dan organisasi
bisnis;
2. Peningkatan kelembagaan peternak dan kelembagaan
usaha peternak yang kuat dan mandiri;
3. Peningkatan usaha yang berdaya saing dan berkelanjutan.

B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penguatan kelembagaan peternak meliputi
fasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan
peternak; berkembangnya kelembagaan peternak menjadi
kelembagaan usaha yang berbadan hukum, dan
berkembangnya kelembagaan usaha peternak.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Kelembagaan Peternak Tahun 2015 6


Proses Penguatan Kelembagaan Peternak dapat dilihat pada
bagan sebagai berikut:

Perusahaan Sarana Bank Mitra Bimbingan


produksi tan/Nak Usaha Teknis

Fasilitasi Pengembangan Usaha

KELEMBAGAAN USAHA
BERBADAN HUKUM
Poktan Gapoktan
 Koperasi
 Perseroan Terbatas (PT)

Pengawalan dan Pendampingan


Penguatan Kelembagaan
Peternak Kelembagaan Usaha
Peternak yang Mandiri
 Manajemen Kelembagaan dan Berdaya Saing
Usaha
 Diversifikasi Produk
 Aspek Legal Formal
 Pengolahan Unit Usaha
 Tertib Administrasi

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Kelembagaan Peternak Tahun 2015 7


BAB. III
PELAKSANAAN PENGUATAN KELEMBAGAAN PETERNAK

Upaya penguatan kelembagaan peternak dilakukan melalui


pengembangan kapasitas kelembagaan peternak membentuk
kelembagaan usaha berbadan hukum dalam rangka meningkatkan
posisi tawar.

Setiap kelembagaan peternak baik poktan maupun gapoktan


memiliki peluang untuk membentuk kelembagaan usaha, namun
demikian kelembagaan usaha harus terbentuk berdasarkan
kebutuhan peternak dalam mengembangkan usahanya
memerlukan dukungan aspek legal formal agar memiliki posisi
tawar yang sama dengan kelembagaan ekonomi lainnya.

Kriteria umum bagi kelembagaan peternak yang dapat membentuk


kelembagaan usaha sebagai berikut:
1. Telah melakukan kegiatan usaha berkelompok yang berorientasi
pasar;
2. Struktur organisasi kelembagaan peternak (poktan, gapoktan)
telah memiliki kepengurusan yang melakukan kegiatan usaha
atau unit usaha agribisnis;
3. Memiliki perencanaan usaha yang disusun secara partisipatif
dalam kurun waktu atau siklus uasaha tertentu;
4. Memiliki pencatatan dan pembukuan usaha (cash flow dan
neraca);

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Kelembagaan Peternak Tahun 2015 8


5. Telah membangun jejaring dalam pengembangan usaha dengan
kelembagaan peternak lainnya;
6. Telah membangun kemitraan usaha dengan pengusaha atau
kelembagaan ekonomi lainnya;
7. Membutuhkan dukungan aspek legal formal untuk memperkuat
pengembangan usaha.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Kelembagaan Peternak Tahun 2015 9


BAB. IV
MONITORING EVALUASI dan PELAPORAN

Monitoring adalah pemantauan proses pelaksanaan penguatan


kelembagaan peternak yang dilakukan dengan membandingkan
antara hasil yang dicapai dengan rencana yang telah disusun.
Disamping itu juga merumuskan masalah-masalah yang terjadi dan
tidak sesuai dengan perencanaan sebagai dasar perbaikan
selanjutnya. Aspek rencana yang dipantau meliputi: input, kegiatan
dan output.

Evaluasi adalah: menilai efiensi pelaksanaan kegiatan. Kegiatan ini


dilakukan dengan membandingkan antara hasil dan tujuan akhir
dalam pelaksanaan penguatan kelembagaan peternak.

A. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi penguatan kelembagaan peternak
dilakukan oleh Tim Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan yang berkoordinasi dengan instansi terkait.
Adapun ruang lingkup monitoring dan evaluasi pengembangan
kelembagaan peternak diantaranya:

1. Kesiapan kelembagaan peternak yang memenuhi kriteria


untuk dikembangkan kapasitasnya;
2. Proses musyawarah untuk menyepakati pemilihan dan
pembentukan kelembagaan peternak;
3. Penyiapan dokumen-dokumen kelengkapan pembentukan
kelembagaan peternak sesuai dengan bentuk kelembagaan

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Kelembagaan Peternak Tahun 2015 10


yang disepakati;
4. Status untuk mendapatkan legalitas formal;
5. Jumlah kelembagaan peternak yang terbentuk;
6. Penguatan kapasitas manajerial usaha kelembagaan
peternak;
7. Jumlah kelembagaan peternak yang melakukan jejaring atau
kemitraan usaha dengan pihak lain.

B. Pelaporan
Hasil monitoring dan evaluasi dilaporka secara berjenjang mulai
dari tingkat Kabupaten/Kota, Propinsi hingga Pusat.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Kelembagaan Peternak Tahun 2015 11


BAB. VI
PENUTUP

Hasil utama pemberdayaan peternak adalah perubahan pola pikir,


wawasan dan perilaku yang ditujukkan dengan tumbuhnya kembali
rasa percaya diri, kebersamaan, etos kerja, serta kesadaran akan
potensi individu dan masyarakat untuk membangun masa
depannya melalui pengembangan agribisnis berbasis inovasi
teknologi.

Penguatan kelembagaan peternak merupakan upaya untuk


meningkatkan kapasitas kelembagaan peternak agar sejajar
dengan kelembagaan ekonomi lainnya dalam melaksanakan
agribisnis dan agroindustri melalui perbaikan manajerial berskala
ekonomi, pengembangan dan diversifikasi usaha yang dibangun
dalam satu kelembagaan usaha formal.

Kelembagaan peternak yang ditumbuhkan dari pengembangan


kelembagaan diharapkan dapat memperkuat posisi dan
mempercepat pertumbuhan dan pengembangan ekonomi serta
kemandirian masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan.

Pedoman Pelaksanaan Penguatan Kelembagaan Peternak Tahun 2015 12

Anda mungkin juga menyukai