Email: a.fahrizal.ab@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan atau aplikasi
probiotik menggunakan dosis berbeda pada pakan terhadap pertumbuhan ikan
nila.Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode eksperimen/percobaan
dengan analisa data yang digunakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Wadah yang digunakan adalah ember dengan volume 100 liter, 13 buah. Penelitian ini
terdiri dari 1 kontrol dan 3 perlakuan dengan ulangan setiap perlakuan sebanyak 4 kali.
Ikan uji pada setiap wadah diisi sebanyak 10 ekor. Penggunaan dosis probiotik pada
perlakuan I yaitu dosis 5ml, perlakuan II :10 ml, serta perlakuan III yaitu 15 ml.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai konversi pakan atau Food Convertion Ratio (FCR)
yang diperoleh pada perlakuan I, II, dan III secara berturut-turut adalah 1.82, 1.75, dan
1.73. Nilai konversi pakan/FCR terbaik yaitu perlakuan III dengan dosis 15ml diperoleh
nilai FCR 1.73. Hal ini bermakna setiap pemberian pakan sebanyak 1,73 kg, akan
menghasilkan 1 kg ikan nila. Sedangkan nilai Survival Rate (SR)yang diperoleh ayitu
sebesar 100% atau ikan nila yang dipelihara pada penelitian ini, tidak mengalami
kematian.Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan penambahan probiotik
menggunakan dosis berbeda pada pakan ikan nila, tidak berpengaruh signifikan
terhadap pertumbuhan bobot dan panjang ikan nila dengan menggunakan analisis sidik
ragam (anova). Pemberian probiotik lebih memberikan pengaruh terhadap FCR ikan
nila.
PENDAHULUAN
(FAO Fisheries and Aquaculture Aquatic Research Management
Department,) mengatakan bahwa (ICLARM) pada tahun 1987di Filipina
budidaya Nila tilapia (Oreochromis mengembangkan jenis nila tilapia ini
niloticus) dapat ditelusuri ke zaman untuk pertama kalinya. Program
Mesir kuno seperti yang digambarkan tersebut dibiayai oleh Asian
pada relief dari makam Mesir yang Development Bank (ADB) dan United
berusia lebih dari 4000 tahun.Ikan Nila Nations Development Programme
berasal dari nila Tilapia Jepang yang (UNDP).
diintroduksi masuk ke Thailand, Khairuman, dan Amri, (2005),
kemudian ke Filipina. Arboleda (1981) mengatakan bahwa ikan nila merupakan
dalam International Center for Living ikan air tawar populer di masyarakat
sehingga prospek usaha ikan nila cukup karena itu, perlu diambil langkah guna
menjanjikan. Ditinjau dari segi menekan biaya pakan yang dapat
pertumbuhan, ikan nila adalah jenis menunjang efisiensi pakan dengan pola
ikan yang memiliki laju pertumbuhan pemberian pakan yang tidak berlebihan,
yang cepat dan dapat mencapai bobot menggunakan pakan tambahan
tubuh yang jauh besar dengan tingkat alternatif yang lebih murah serta
produktivitas yang cukup tinggi.Faktor menerapkan teknologi yang tepat dapat
lainnya adalah kekhasan darirasa mengurangi kebutuhan pakan ikan. Hal
dagingnya yangberwarna putih bersih, tersebut mendorong penulis memilih
tidak berduri, kaya akan kandungan gizi judul penelitian tentang: Pengaruh
sehingga dijadikan sumber protein Penambahan Probiotik Dengan Dosis
murah, mudah didapat, serta harga jual yang Berbeda Pada Pakan Terhadap
yang terjangkau masyarakat.Prospek Pertumbuhan Dan Rasio Konversi
budidaya ikan nila juga diperkirakan Pakan (FCR) Ikan Nila (Oreochromis
memiliki peluang yang sama baiknya niloticus).
untuk dikembangkan selain jenis ikan
konsumsi lainnya, karena ikan nila METODE
produktif apabila dipelihara di berbagai Metode yang diterapkan pada
lahan, bukan hanya di kolam air tawar, penelitian ini ialah metode eksperimen.
tetapi juga dipelihara di tambak-tambak Metode eksperimen dilakukan dengan
air payau. melakukan percobaan serta pengamatan
Hal yang berpengaruh lainnya secara langsung dengan membuktikan
adalah karena ikan nila memiliki sesuatu yang diteliti/dipelajari
batasan toleransi yang cukup tinggi secarasendiri. Selain itu Gay (1981)
terhadap perubahan berbagai kondisi dalam(Setyanto, 2013)menyatakan
lingkungan perairan. Umumnya, ikan bahwa metode penelitian eksperimental
nila ukuran kecil lebih tahan terhadap adalah satu-satunya metode penelitian
fluktuasi atau perubahan yang dapat menguji kebenaran suatu
lingkungandibandingkan dengan ikan hipotesis yang menyangkut hubungan
nila yang berukuran besar (Khairuman kausal (sebab-akibat). Pada penelitian
dan Amri, 2005). eksperimen, manipulasi dilakukan
Kabupaten Sorong merupakan melibatkan 1 atau lebih variabel,
daerah yang memiliki potensi mengontrol variabel lainnya yang
sumberdaya alam yang melimpah di relevan terhadap penelitian,
daratan serta di lautan. Sebagian besar mengobservasi atau
potensi yang ada tersebut belum banyak mengamatipengaruh suatu variable
dioptimalkan dan dikelola secara baik. terhadap variabel lainnya.
Salah satu potensi yang dimiliki adalah
lokasi budidaya yang masih sangat Prosedur Pengumpulan Data
potensial untuk dikembangkan terutama Prosedur penelitian yang
dalam budidaya ikan nila, seperti dilakukan pada kegiatan penelitian ini
kegiatan budidaya ikan nila yang di adalah menyiapkan dan membersihkan
lakukan oleh beberapa kelompok wadah dan peralatan 1 hari sebelum
pembudidaya di Distrik Aimas. pelaksanaan penelitian agar
Permasalahan yang dihadapi para terkondisikan steril dari potensi atau
pembudidaya ikan nila di Distrik Aimas munculnya berbagai penyakit.
adalah ketersediaan pakan yang terbatas Persiapan biota percobaan yaitu benih
serta mahalnyaharga pakan. Oleh ikan nila dengan jumlah 10 ekor benih
1. Perhitungan Pertumbuhan
Rumus : Pa
Pertumbuhan Berat Muntlak FCR :
Effendi, (2004) mengatakan bahwa (Wt – Wo)
pertumbuhan berat mutlak dihitung
menggunakan rumus berikut ini: Keterangan Rumus :
FCR : Feed Convertion Ratio
Rumus : W = Wt - Wo Pa : Jumlah pakan yang dikonsumsi
Wt : Biomassa ikan akhir (kg)
Keterangan Rumus : Wo : Biomassa ikan awal (kg)
W : Pertumbuhan berat muntlak
Wt : Berat akhir ikan (g) 3. Tingkat Kelangsungan Hidup/
Wo : Berat awal ikan (g). Survival Rate (SR)
Untuk mengetahui nilai SR
Laju Pertumbuhan Spesifik digunakan rumus Baktiar (2006) sebagai
Laju pertumbuhan spesifik diukur berikut:
setiap minggu pertama hingga minggu Nt
akhir penelitian. Laju pertumbuhan Rumus : SR = X 100%
dihitung menggunakan rumus Specific No
Growth Rate (SGR). Menurut (Huisman,
1976) dengan rumus sebagai berikut : Keterangan Rumus :
Wt - Wo SR : Persentase kelangsungan hidup (%)
Rumus : SGR = x 100% Nt : Jumlah populasi ikan akhir (ekor)
t No : Jumlah populasi ikan awal (ekor)
Keterangan Rumus :
SGR : Laju pertumbuhan mingguan (%) HASIL DAN PEMBAHASAN
Wt : Bobot rata-rata ikan pada waktu t PENELITIAN
(g)
Wo : Bobot rata-rata ikan pada waktu 1. Gambaran Hasil Pengolahan Data
awal penelitian (g) Pengukuran pertumbuhan berat
t : Waktu penimbangan (hari). dilakukan satu kali seminggu dan selama
penelitian pengukuran berat dilakukan
2. Perhitungan FCR (Feed Convertion sebanyak 5 yaitu pengukuran pada berat
Ratio) awal dan sampai pada minggu ke empat.
Menurut Djarijah (1995)untuk Hasil pertumbuhan ikan nila (Tabel 2)
menghitung efisiensi pakan yang dianalisis dengan dengan analisis sidik
digunakan dapat digunakan rumus di ragam atau anova(Tabel 3).Hasil
bawah ini: pengukuran berat dapat dilihat pada
Gambar 1.
Tabel 2. Laju Pertumbuhan Ikan Nila
Kosentrasi probiotik Ulangan Jumlah Rerata
(ml) 1 (gram) 2 (gram) 3 (gram) 4 (gram) (gram) (gram)
5 ml 436 434 435 438 1.743 435.75
10 ml 462 461 462 459 1.844 461
15 ml 512 508 510 502 2.032 508
Jumlah 1.410 1.403 1.407 1.399 5619 1.404.75
Gambar 2 di atas dapat dilihat bahwa nila tidak mengalami kematian. Hasil
pemberian probiotik tidak berpengaruh ini diperoleh tidak terlepas dari
secara signifikan terhadap pertumbuhan persiapan wadah yang baik, penggunaan
berat dan panjang ikan nila yang pakan dengan kandungan gizi baik,
didasarkan hasil uji sidik ragam anova serta pengontrolan kualitas air yang
menunjukkan bahwa secara statistik teratur.
nilai ketiga perlakuan tidak berbeda Untuk mempertahankan
secara signifikan dimana nilai f tabel kelangsungan hidup serta pertumbuhan
lebih besar daripada nilai f hitung yang ikan, maka diperlukan makanan yang
menandakan bahwa ketiga perlakuan memenuhi nutrisi ikan. Faktor yang
memiliki notasi yang sama. Sehingga mempengaruhi kelangsungan hidup
tidak perlu melakukan uji statistik atau ikan adalah padat tebar, pemberian
uji lanjut seperti uji Beda Nyata pakan, penyakit dan kualitas air yang
Terkecil (BNt) karena nilai pada f meliputi suhu, kadar amoniak, kadar
Hitung lebih rendah dari f Tabel.Gomes nitrit, kadar oksigen terlarut, serta pH
dan Gomes (1984) dalam Hanafiah perairan. Nilai daya kelangsungan hidup
(1991) bahwa uji BNt akan dilakukan ikan yang baik rata-rata 63,5 – 86,0
apabila nilai f hitung lebih tinggi dari (DEPTAN, 1999). Sedangkan menurut
nilai f Tabel. Akhmad (2011), bahwa daya
kelangsungan hidup ikan sepat rawa
2. Survival Rate (SR) atau berkisar antara 68,89 – 75,56%.
Kelangsungan Hidup
4. Rasio Konversi Pakan atau Feed
Tingkat kelangsungan hidup atau Conversion Ratio (FCR)
survival rate (SR) ikan adalah Konversi pakan atau FCR dan
presentase jumlah ikan hidup pada akhir efesiensi pakan merupakan indikator
penelitian dibandingkan dengan jumlah untuk menentukan efektifitas pakan.
ikan pada awal pemeliharaan. Untuk Konversi pakan diartikan sebagai
mengetahuinya digunakan yang kemampuan kultivan (ikan) mengubah
dikemukakan oleh Baktiar, (2006). pakan menjadi daging, sedangkan
Pada penelitian ini hasil yang efisiensi pakan diartikan sebagai bobot
diperoleh bahwa tingkat kelangsungan basah dari daging ikan yang diperoleh
hidup ikan nila adalah 100% yang dalam setiap satuan berat kering dari
artinya bahwa objek penelitian atau ikan pakan diberikan kepada ikan dalam hal
berubah seiring dengan laju pemberian ukuran ikan dan kualitas air. Adapun
pakan. Efisiensi pakan dipengaruhi nilai efisiensi pemberian pakan yang
beberapa faktor diantaranya kualitas diperoleh dari penelitian ini disajikan
pakan, jumlah pakan, spesies ikan, pada Gambar 4 berikut.