Anda di halaman 1dari 7

TUGAS HEMOSTASIS

HUBUNGAN TEKANAN DARAH DENGAN HIPERTENSI

Oleh:

Ela Nur Pratiwi P1337434118005

Sely Diyan Wijayanti P1337434118018

Nur Apriliantiningsih P1337434118042

Tingkat 2 Regular A

Dosen Pengampu :

Ririh Jatmi Wikandari, S. ST,. M. Si

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

SEMARANG

2020
HUBUNGAN TEKANAN DARAH DENGAN HIPERTENSI

Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke dinding arteri saat darah dipompa
keluar dari jantung keseluruh tubuh (palmer,2007). Sedangkan menurut sheps (2005) tekanan
darah adalah tenaga yang terdapat pada dinding arteri saat darah dialirkan. Tenaga ni
mempertahankan aliran darah dalam arteri tetap lancar. Rata-rata nilai tekanan darah normal
adalah 120/80 mmHg.

Tekanan darah diatas nilai normal disebut hipertensi. Jika tekanan darah lebih rendah dari
nilai tersebut disebut hipotensi. Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat peningkatan
tekanan darah sistolik dan diastolik dengan konsisten diatas 140/90 mmHg (Baradero, Dayrit, &
Siswadi,2008). Hipertensi merupakan faktor yang berkonstribusi terhadap kematian akibat stroke
dan faktor yang memperberat infark miokard (serangan jantung). Kondisi tersebut merupakan
gangguan asimptomatik yang sering terjadi ditandai dengan peningkatan tekanan darah secara
persisten (Potter & Perry, 2010). Penyakit ini disebut sebagai the silent killer karena penyakit
mematikan ini sering sekali tidak menunjukkan gejala atau tersembunyi.

A. Latar Belakang

Tekaan darah merupakan suatu ukuran daya yang mengarahkan darah untuk mengalir
melalui sirkulasi tubuh. Terdapat 2 macam kelainan tekanan darah yaitu hipertensi atau tekanan
darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah rendah. Seseorang dikatakan hipertensi jika
memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥160 mmHg (JNC VII,2003).

Hipertensi adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, baik muda maupun tua.
Jumlah penderita hipertensi terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar,
prevalensi dunia mencapai 29,2% pada laki-laki dan 24% pada perempuan (WHO, 2012). Data
Global Status Report on Non communicable Disesases 2010 menyebutkan, 40% Negara ekonomi
berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35%. Kawasan Afrika
memegang posisi puncak penderita hipertensi sebanyak 46% dan dikawasan Asia Tenggara 36%
orang dewasa menderita hipertensi (Kompas, 2013). Di Indonesia hipertensi merupakan masalah
kesehatan yang utama dengan prevalensi yang tinggi dengan berdasarkan hasil pengukuran pada
umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8 % (Riset Kesehatan Dasar, 2013).
Hipertensi berawal dari riwayat penyakit hipertensi yang bersamaan dengan pola hidup
tidak sehat seperti kebiasaan merokok, konsumsi tinggi lemak, kurang serat, konsumsi garam
berlebih, alkoholis, obesitas, gula darah tinggi, lemak darah tinggi dan stress, akan memperberat
risiko komplikasi seperti: mengakibatkan infark miokardium, stroke, gagal ginjal, komplikasi
kehamilan bahkan tidak jarang dapat menyebabkan kematian mendadak.

Bila tekanan darah melebihi nilai normal maka akan terjadi hipertensi untuk itu perlu
menjaga diri dan menjaga pola konsumsi makanan agar tekanan darah tidak tinggi. Jurnal
mengenai hubungan tekanan darah dengan hipertensi ini untuk memberikan wawasan terhadap
masyarakat bahwa hipertensi merupakan salah satu penyakit yang berbahaya yang di tandai
dengan tekanan darah tinggi. Untuk itu, diminta agar masyarakat menghindari hal- hal yang
menyebabkan tekanan darah tinggi dan hipertensi.

B. Tujuan
Tujuan dilakukannya pemeriksaan tekanan darah pada penderita hipertensi adalah:
A. Untuk memantau potensi kerusakan organ akibat hipertensi serta bisa memprediksi
kejadian kardiovaskuler
B. Untuk memonitor terapi yang dilakukan oleh penderita hipertensi
C. Edukasi pasien hipetensi untuk meningkatkan pengertian terhadap penyakit mereka dan
hal- hal yang harus dilakukan untuk mengatasinya

C. Metode Pemeriksaan
Dalam penelitisn ini, peneliti menepatkan 30 orang sebagai sampel dengan rincian 15
orang sebagai kelompok eksperimen dan 15 orang sebagai kelompok kontrol. Kelompok
eksperimen dilakukan pengukuran sebelum intervensi (pre-test), diberikan intervensi relaksasi
otot progresif selama 15 menit dan istirahat selama 5 menit kemudian dilakukan pengukuran
(post-tets). Sedangkan kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi namun diberikan penkes
selama 15 menit dan tetap dilakukan pengukuran pretest dan post test. Pengukuran tekanan darah
menggunakan sphygmomanometer digital Omron. Sampel dalam penelitian ini adalah 30
responden penderita hipertensi yang berobat di Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru yang telah
memenuhi kriteria inklusi.
D. Hasil Pemeriksaan
Hasil penelitian yang melibatkan 30 responden tentang efektifitas relaksasi otot progresif
terhadap tekanan darah pada penderita hiperten siesensial. Adapun hasil yang diperoleh adalah
sebagai berikut:
1. Mayoritas responden yang mengalami hipertensi berumur 56-60 tahun (lansia akhir)
sebanyak 13 orang (43,3%).
2. Mayoritas jenis kelamin responden yang mengalami hipertensi adalah perempuan
sebanyak 23 orang (76,7%).
D. Rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolic pada kelompok eksperimen setelah
diberikan relaksasi otot progresif adalah 146,53 mmHg dan 88,20 mmHg, sedangkan rata-
rata tekanan darah sistolik dan diastolic pada kelompok control adalah 160,87 mmHg dan
98,87 mmHg. Hasil uji statistic diperolehp value=0,000 lebih kecil dari pada nilai α =
0,05 (p<0,05).

E. Pembahasan
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 30 responden hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru didapatkan bahwa secara umum distribusi responden
berdasarkan usia didapatkan bahwa responden sebagian besar adalah lansia akhir (56-60 tahun)
yaitu sebanyak 13 orang (43,3%). Hal ini sejalan dengan teori yang mengatakan bahwa tekanan
darah dewasa meningkat seiring dengan bertambahnya umur, pada lansia tekanan darah
sistoliknya meningkat sehubungan dengan penurunan elastisitas pembuluh darah (Potter &
Perry,2005).
Hipertensi primer muncul antara usia ada usia 50-60 tahun daripada usia 60 tahun keatas
(Black & Hawk, 2005). LeMone & Burke (2008) mengatakan bahwa hipertensi esensial
(primer) mempengaruhi usia pertengahan dan dewasa tua. Distribusi responden berdasarkan jenis
kelamin yang menderita hipertensi adalah perempuan sebanyak 23 orang (76,7%). Hasil ini
dikarenakan peneliti lebih banyak menemukan responden perempuan. Secara klinis tidak terdapat
perbedaan tekanan darah yang berarti pada laki-laki dan perempuan. Setelah pubertas pria
cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi, dan wanita setelah menopause cenderung
memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada pria pada saat usia tersebut (Potter & Perry,
2005).
Berdasarkan hasil penelitian juga di dapatkan hasil yang menyatakan bahwa responden
yang mengalami hipertensi memiliki nilai tekanan darah yang tinggi. Dan nilai tekanan darah
pada responden yang diberikan relaksasi otot progresif dengan responden yang tidak diberi
relaksasi hasilnya berbeda. Dimana pemberian relaksasi otot progresif dapat menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi esensial.

F. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat di simpulkan bahwa
penyakit hipertensi lebih seringpada lansia (56-60 tahun) . Penyakit hpertensi juga dipengaruhi
oleh faktor usia. Responden yang menderita hipertensi memiliki tekanan darah yang tinggi
melebihi normal. Namun setelah di lakukan relaksasi otot progresif tekanan darahnya menjadi
turun. Maka pemberian relaksasi otot progresif dapat sebagai alternative pengobatan/ terapi
hipertensi. Dan disarankan mengkonsumsi makanan yang dapat menurunkan tekanan darah.

G. Saran
Penderita hipertensi memiliki tekanan darah yang tinggi untuk itu dianjurkan melakukan terapi
relaksasi otot progresif dan mengkonsumsi makanan yang dapat menurunkan tekanan darah.
Referensi

Kusmawaty,Jajuk dkk. 2016. Hubungan Jenis Kelamin dengan Intensitas Hipertensi pada
Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Lakbok Kabupaten Ciamis.Mutiara Medika. Vol.
16 No. 2: 46-51.

Sulastri,Delmi dkk. 2012. Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Hipertensi Pada Masyarakat
Etnik Minangkabau Di Kota Padang. Majalah Kedokteran Andalas. 36(2)

Seke,Prisilia Alva dkk. 2016. Hubungan Kejadian Stress Dengan Penyakit Hipertensi Pada
Lansia Di Balai Penyantunan Lanjut Usia Senjah Cerah Kecamatan Mapanget Kota
Manado. Univesitas Sam ratulangi Manado. Volume 4 Nomor 2,

Firmansya, M. Ramdhani, Rustam. 2017. Hubungan Merokok san Konsumsi Kopi dengan
Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi. STIK Siti Khadijah Palembang. Vol VII
Nomor 2

Alfiana, Nunik dkk. 2014. Hubungan Asupan Kalsium dan Natrium Terhadap Tekanan Darah
Sistolik Pada Penderita Hipertensi Rawat Inap Di RS Tugurejo Semarang. Universitas
Muhammadiyah Semarang. Volume 3, Nomor 1

Sulis tyani E, dkk. 2015. Efektivitas Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi Esensial. JOM. 2(2) : 1068-1075.

Korneliani, Kiki, Dida Meida. 2012. OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN
HIPERTENSI. KEMAS 7 117-121

Tjekyan, RM. Suryadi, Sartik, M. Zulkarnain. 2017. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.
8(3):180-191

Moniung, Sarah Youna, Rolly Rondonuwu, Yolanda B. Bataha. HUBUNGAN TEKANAN


DARAH SISTOLIK DENGAN KUALITAS TIDUR PASIEN HIPERTENSI DI
PUSKESMAS BAHU MANADO
Andamsari, Miftah Nur, Nur Indrawati Lipoeto, Husnil Kadri. 2015. HUBUNGAN POLA
MAKAN DENGAN TEKANAN DARAH PADA ORANG DEWASA DI
SUMATERA BARAT. MKA, Volume 38, Nomor 1,

Septiana, Hema Nur Alifah. 2015. HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG


HIPERTENSI, ASUPAN LEMAK DAN NATRIUM DENGAN STATUS GIZI DI
POSYANDU LANSIA, GONILAN, KARTASURA, SUKOHARJO.

Thulin M.D T,dkk.1975.Measurement of blood pressure-a routine test in need of


standardization.postsgraduate Medical Juornal. 51: 390-395

Sulistyarini I.2013. Terapi Relaksasi untuk Menurunkan Tekanan Darah dan Meningkatkan
Kualitas Hidup Penderita Hipertensi. Jurnal spikologi. 40(1) : 28-38

Kharisna D, dkk.2012. EFEKTIFITAS KONSUMSI JUS MENTIMUN


TERHADAPPENURUNAN TEKANAN DARAH PADAPASIEN HIPERTENSI.
Jurnal ners Indonesia. 2(2) : 124-131

Saputra O, dkk. 2016. Khasiat Daun Seledri ( Apium graveolens ) Terhadap Tekanan Darah
Tinggi Pada Pasien Hiperkolestrolemia. Majority. 5(2) : 120-125

Anda mungkin juga menyukai