Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA BAYI


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa 1

Dosen : Imam Abidin, S.Kep.,Ners

Disusun Oleh :

1. Naufal Azis (AK118118)


2. Redi Suwargana Pratama (AK118)
3. Salma Zahra Sukmanatavia (AK1180)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, dan tidak lupa shalawat serta salam kepada nabi kita, Nabi Muhammad
SAW.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi salah satu tugas
”Askep Pra-sekolah”. Dan harapan kami semoga makalah ini menambah pengetahuan
dan pengalaman ini bagi para pembaca dan kami menyadari bahwa menyusun makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga masih banyak pihak yang terlibat dalam
pembuatan makalah ini. Untuk kedepannya dapat memperbaiki isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
dan membantu menyusun makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan semoga Allah SWT senantiasa
meridoi segala usaha kami, Aamiin.

Bandung, 20 April 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB IPENDAHULUAN...........................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................................4

A. Pengertian Pra – Sekolah................................................................................................4

B. Macam – Macam Pra – Sekolah......................................................................................4

C. Menjelaskan Tanda dan Gejala Pra – Sekolah..........................................................…..9

D. Tujuan Asuhan Keperawatan Pra – Sekolah....................................................................9

E. Tindakan Keperawatan Pra – Sekolah..........................................................................10

F. Tindakan Pada Keluarga Pra – Sekolah......................................................................…11

G. Tindakan Pada Kelompok Pra – Sekolah...................................................................…11

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA PADA PRA-SEKOLAH.......................

A. Pengkajian.........................................................................................................................

B. Diagnosa Keperawatan......................................................................................................

C. Asuhan Keperawatan........................................................................................................

BAB IV PENUTUP.....................................................................................................................

A. KESIMPULAN.................................................................................................................

B. SARAN.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan jiwa mencakup disetiap perkembangan individu di mulai sejak


dalam kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari
bayi (0-18 bulan), masa Toddler (1,5-3 tahun), anak-anak awal atau pra-
sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (6-12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa
muda (18-35 tahun), dewasa tengah (35-65 tahun), sehingga dewasa akhir
(>65 tahun) (Wong, D.L, 2009)

Masa pra sekolah menurut Erikson (1963, dalam Feist J, 2008) adalah
masa ketika anak berumur 3-6 tahun. Masa prasekolah merupakan
pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan tahap
perkembangan anak selanjutnya. Usia lima tahun pertama kehidupan
merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini
berlangsung sangat pendek dan tidak dapat diulang lagi, sehingga masa
prasekolah disebut sebagai “masa keemasan” (golden period), “jendela
kesempatan” (window of opportunity) dan “masa kritis” (critical period).

Setiap kelainan/ penyimpangan sekecil apapun apabila tidak terdeteksi


apalagi tidak ditangani dengan baik akan mengurangi kualitas sumber daya
manusia kelak kemudian hari (Depkes, 2007).

Beberapa ciri pertumbuhan dan perkembangan anak pra sekolah (3-6


tahun) menurut Papalia (2008) pertumbuhan fisik anak berlangsung stabil,
penampilannya menjadi lebih ramping dan bagian tubuhnya makin mirip
dengan potongan tubuh orang dewasa, sedangkan perkembangan anak
mengalami peningkatan seperti aspek motorik, kognitif, bahasa, emosi,
kepribadian, moral, spiritual, dan psikososial. Menurut Erikson (1963, dalam
Wilson, 2007) perkembangan psikososial pada usia ini disebut sebagai masa
inisiatif. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa keterampilan yang akan

1
mendorong anak melakukan beberapa kegiatan, namun adakalanya anak akan
mengalami kegagalan.

Sikap yang dilingkungan suka melarang dan menyalahkan membuat anak


kehilangan inisiatif, sehingga anak akan mudah mengalami rasa bersalah jika
melakukan keselahan dan tidak kreatif, seperti malu untuk tampil, anak takut
salah melakukan sesuatu, anak membatasi aktivitasnya sehingga anak
terkesan malas dan tidak mempunyai inisiatif (Keliat et al, 2011)

Sehingga kegagalan-kegagalan yang terjadi pada usia prasekolah bisa


menyebabkan anak memiliki perasaan bersalah sehingga sementara waktu
anak tidak mau berinisiatif atau berbuat. Tahap inisiatif ini disebut juga
sebagai tahap kelamin-lokomotor (genital-locomotor stage) atau yang biasa
disebut tahap bermain. Kemampuan anak dalam bermain ini penting sekali
sebagai dasar dalam mengembangkan kemampuan sosialisasi. Bila tugas-
tugas perkembangan ini terhambat, anak akan merasa bersalah dalam
melakukan aktivitasnya sehingga akan sulit mengembangkan inisiatif pada
kegiatan lainnya (Erikson, 1963 dalam Feist J, 2008).

1.2. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan Pengertian Pra – Sekolah


2. Menjelaskan Macam – Macam Pra – Sekolah
3. Menjelaskan Tanda dan Gejala Pra – Sekolah
4. Menjelaskan Tujuan Asuhan Keperawatan Pra – Sekolah
5. Menjelaskan Tindakan Keperawatan Pra – Sekolah
6. Menjelaskan Tindakan Pada Keluarga Pra – Sekolah
7. Menjelaskan Tindakan Pada Kelompok Pra – Sekolah

1.3. Tujuan

Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah disamping untuk
memenuhi tugas dalam perkuliahan juga agar kami khususnya dan semua

2
mahasiswa pada umumnya memahami Asuhan Keperawatan Terhapad Anak Pra –
Sekolah .

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian Pra – Sekolah

Kesiapan peningkatan perkembangan anak usia pra – sekolah adalah anak


usia 3 – 6 tahun yang mulai berisiniatif, memberi gagasan dan ide melakukan
kegiatan sendiri dengan tujuan tertentu. Dukungan dan pujian akan
mengembangkan konsep diri positif. Jika anak pra – sekolah tidak mampu
mencapai perkembangannya maka anak pra – sekolah akan mengembangkan
rasa bersalah (Keliat, dkk, 2015).

Anak usia pra sekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 3-6
tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria dan
wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet training) dan mengenal
beberapa hal yang dianggap berbahaya atau mencelakakan dirinya (Yusuf,
2001).

2.2. Macam – Macam Pra – Sekolah

Perkembangan anak dipengaruhi oleh lingkungan, dimana keadaan normal


atau tidak normal dipengaruhi oleh konflik pribadi individu dan hubungan
individu dengan masyarakatnya.Ada beberapa macam perkembangan umum
pada anak usia pra sekolah adalah :

1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan
perkembangan berikutnya.dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik
menyangkut berat badan dan tinggi badan, maupun kekuatannya
memungkinkan anak dapat lebih mengembangkan keterampilan fisiknya
dan eksplorasi terhadap lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang
tuanya. Perkembangan sistem syaraf pusat memberikan kesiapan keadaan
anak untuk lebih meningkatkan pemahaman dan penguasa terhadap

4
tubuhnya. Proporsi tubuh anak berubah secara dramatis, tulang kakinya
tumbuh dengan cepat, namun pertumbuhan tengkoraknya tidak secepat
usia sebelumnya. Pertumbuhan tulang-tulangnya semakin besar dan kuat,
pertumbuhan giginya semakin lengkap dan komplit sehingga dia sudah
menyenangi makanan padat. Untuk perkembangan fisik anak sangat
diperlukan gizi yang cukup, baik protein, vitamin dan mineral serta
karbohidrat (Yusuf, 2001)
2. Perkembangan keterampilan
Perkembangan ketrampilan motorik dipelajari anak tergantung
sebagian pada kesiapan kematangan terutama kesempatan yang diberikan
untuk mempelajari dan bimbingan yang diperoleh dalam menguasai
ketrampilan ini secara cepat dan efisien. Implikasi perkembangan motorik
anak secara optimal memerlukan lingkungan pendidikan yang kondusif.
Oleh sebab itu diperlukan tempat dan perlengkapan permainan yang
memberikan peluang kepada mereka untuk dapat bergerak secara leluasa
(Hurlock, 1999).
Menurut Sudjiningsih (1998) ketrampilan motorik pada anak
meliputi :
1) Motorik halus.
Ketrampilan menulis, menggambar sendiri, mewarnai gambar,
menggunakan gunting, bermain tanah liat atau palm, menyisir rambut,
berpakaian sendiri dan membuat kue-kue.
2) Motorik kasar.
Diantaranya adalah melompat dan berjalan cepat, memanjat, naik
sepeda roda tiga, berenang, lompat tali, keseimbangan berjalan diatas
pagar, sepatu roda dan menari.
3) Perkembangan bahasa.
Selama masa pra sekolah anak-anak memiliki kebutuhan dan
dorongan yang kuat untuk belajar berbicara. Hal ini disebabkan dua
hal, pertama belajar berbicara merupakan sarana pokok dalam
sosialisasi; kedua, belajar berbicara merupakan sarana untuk

5
memperoleh kemandirian. Untuk meningkatkan komunikasi anak-
anak harus meningkatkan kemampuan untuk mengerti apa yang
dikatakan orang lain (Hurlock, 1999)
Pada usia pra sekolah kemampuan melakukan gerakan dan
kemampuan berbahasa yang bertujuan semakin meningkat. Anak
ingin tahu, bertanya bermacam-macam, melakukan aktivitas atau
tugas untuk mendapatkan rasa kebiasaan. Dorongan berinisitif disertai
perkembangan rasa bersalah dapat menghambat perkembangan
kemajuan anak. Hubungan segi tiga antara ayah, ibu, anak terbentuk,
dimana anak mengalami perasaan sayang, benci, iri hati, persaingan
untuk memiliki satu atau kedua orang tuanya. Peran orang tua
menetapkan identitas anak, melatih integrasi peranan-peranan sosial
dan tanggung jawab sosial (Wong & Whaley, 1995).
4) Perkembangan emosional
Menurut Walker (1995), beberapa jenis emosi yang berkembang
pada anak pra sekolah :
a. Takut
Pembicaraan, peniruan dan ingatan tentang pengalaman yang
kurang menyenangkan berperan penting dalam menimbulkan rasa
takut.
b. Cemas
Kecemasan ini muncul dari situasi yang dikhayalkan, berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang diperoleh, baik perlakuan orang tua
maupun buku-buku bacaan. Salah satu perasaan cemas yang timbul
pada anak adalah dimana anak berada pada lingkungan yang asing,
yang berbeda dengan lingkungan tempat tinggalnya.
c. Marah
Penyebab marah yang paling umum adalah pertengkaran mengenai
permainan, tidak tercapainya keinginan dan serangan dari anak
lain. Ungkapan marah pada anak antara lain : menangis, berteriak,
menggertak, menendang, melompat-lompat atau memukul.

6
d. Cemburu
Anak merasa tidak senang terhadap orang lain yang dipandang
telah mencurahkan kasih sayang kepadanya. Sumber yang dapat
menimbulkan rasa cemburu selalu bersifat situasi sosial dan
hubungan dengan orang lain.
e. Gembira
Kondisi yang melahirkan perasaan gembira pada anak, diantaranya
terpenuhinya kebutuhan jasmaniah (makan dan minum), keadaan
jasmaniah yang sehat, diperolehnya kasih sayang, ada kesempatan
bergerak (bermain secara leluasa) dan memiliki mainan yang
disenanginya.
f. Kasih sayang
Anak merasa senang apabila diberi perhatian dan perlindungan
terhadap orang lain, hewan atau benda. Perasaan ini berkembang
berdasarkan pengalaman yang tidak menyenangkan dalam
hubungan dengan orang lain, hewan atau benda. Kasih sayang anak
kepada orang tua atau saudaranya dipengaruhin oleh iklim
emosional dalam keluarganya. Apaila orang tua dan saudaranya
menaruh kasih sayang kepada anak, maka diapun akan menaruh
kasih sayang kepada mereka.
g. Ingin tahu
Anak mempunyai perasaan ingin mengenal, mengetahui segala
sesuatu atau obyek-obyek, baik yang bersifat fisik atau kongkrit.
h. Perkembangan intelektual
Meningkatnya kemampuan intelektual terutama kemampuan
berpikir dan melihat hubungan-hubungan dengan meningkatnya
kemampuan untuk menjelajah lingkungan karena bertambah
besarnya kemandirian dan mengendalikan motorik serta
meningkatnya kemampuan bertanya dengan menggunakan kata-
kata yang dapat dimengerti orang lain. Maka pengertian anak akan
orang lain, benda dan situasi meningkat dengan pesat. Anak mulai

7
memperhatikan hal-hal yang kecil yng tadinya tidak diperhatikan.
Dengan demikian anak tidak lagi bingung kalau menghadapi
benda-benda, situasi atau orang-orang yang memiliki unsur-unsur
yang sama (Hurlock, 1999).
i. Perkembangan sosial
Pada usia pra sekolah, perkembangan sosial anak sudah tampak
jelas, karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan teman
sebayanya.
Tanda-tanda perkembangan sosial antara lain :
a. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan
keluarga maupun dalam lingkungan bermain.
b. Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada
peraturan.
c. Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain.
d. Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau
teman sebayanya.

Perkembangan sosial sudah terjadi semenjak bayi mampu


membedakan antara manusia dan benda. Dasar pembentukan
perkembangan sosial terjadi pada masa perkembangan 0-2 tahun.
Perkembangan sosial akan tampak dalam bentuk komunikasi sosial
yang dinyatakan dalam tingkah laku sosial (Nelson,1995).

Menurut teori James mengatakan bahwa kemampuan sosial


bukanlah kemampuan bawaan atau kemampuan yang diperoleh
semenjak lahir, tetapi merupakan suatu potensi yang dikembangkan
oleh lingkungan terutama perkembangannya dengan melalui suatu
proses sosialisasi. Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi
anak. Pengalaman sosial yang pertama bagi bayi adalah
berlangsungnya kontak fisik dan emosi dengan ibunya. Kualitas
kontak sosial awal ini menentukan kualitas perkembangan sosial
selanjutnya. Menurut Mann Leon hal yang penting dalam

8
perkembangan sosil adalah kulitas dari ”Mothering Contact and
Sensory Stimulation”.

Seorang anak yang dirawat ia tentu juga akan mengalami gangguan


hubungan sosial bila kebutuhan sosialnya tidak terpenuhi. Grey
mengatakan dari banyak penelitian sehubungan dengan anak,
tekanan stres yang diakibatkan dari pengalaman seperti dirawat,
berobat, perpisahan, kehilangan dan penderitaan merupakan suatu
peristiwa yang memerlukan suatu dukungan psikologik bagi anak
(Walker, 1995).

2.3. Tanda dan Gejala Pra – Sekolah

A. Subjektif
1. Menyampaikan ide, gagasan, inisiatif yang tinggi, dan fantasi
2. Sering bertanya dan mengungkapkan keinginan
3. Menyebutkan nama dan jenis kelamin
4. Senang, gembira, cemas ringan,, marah, percaya diri dan berani.
B. Objektif
1. Membaca, menyebut nama benda dan fungsinya
2. Berjalan di papan titian, berlari, bermain lompat tali, lompat
karung, mengerjakan pekerjaan rumah dan mengikuti kegiatan
agama
3. Menggambar, menulis, dan menghitung pola
4. Mudah bersosialisasi.

2.4. Tujuan Asuhan Keperawatan Pra – Sekolah

A. Kognitif
1. Berinisiatif untuk bermain pada alat – alat rumah tangga
2. Menciptakan kreativitas dan senang berkhayal
3. Memahami perbedaan benar dan salah
4. Mengenal beberapa warna
5. Merangkai kata dan kalimat

9
6. Mengenal jenis kelamin
B. Psikomotor
1. Mempertahankan kesehatan fisik
2. Melakukan kegiatan fisik sesuai usianya
3. Membantu pekerjaan rumah tangga yang sederhana
4. Melakukan permainan yang diajarkan
5. Mencoba hal baru dan pantang menyerah
C. Afektif
1. Senang bermain dengan teman sebaya
2. Mampu mengekspresikan rasa senang, sedih, marah, secara wajar

2.5. Tindakan Keperawatan Pra – Sekolah

1. Latih anak kebersihan diri


2. Bantu anak mengembangkan keterampilan motorik: Bermain dengan
melibatkan aktivitas fisik ciptakan lingkungan yang aman bagi anak,
beri kesempatan sukses
3. Latih anak mengembangkan keterampilan bahasa: Ajak anak
berkomunikasi dengan sopan santun, beri contoh yang benar
4. Latih anak mengembangkan keterampilan psikosiosial: Motivasi anak
untuk bermain dengan teman sebaya dan mengikuti perlombaan
5. Latih anak memahami identitas dan peran sesuai jenis kelamin: Ajari
anak mengenal bagian tubuh dan fungsinya, ajari anak mengenal
perbedaan jenis kelamin
6. Bantu anak mengembangkan kecerdasan: Bantu anak menggali
kreativitasnya, bimbing anak mengembangkan keterampilan baru, latih
anak mengenal huruf, angka, warna dan benda, serta latih anak
membaca, menggambar dan berhitung
7. Bantu anak mengenal dan memahami nilai moral: Terapkan nilai agama
dan budaya positif pada anak, latih kedisiplinan pada anak
8. Beri pujian pada pencapaian anak terhadap tugas rumah atau tugas
sekolah

10
9. Ajak anak berdiskusi tentang pengalaman yang menyenangkan, rencana
atau gagasan atau ide
10. Latih disiplin: Waktu belajar, waktu bermain dan lain – lain

2.6. Tindakan Pada Keluarga Pra – Sekolah

Tindakan keperawatan: Keluarga diberikan kepada orang tua dan pengasuh


(care giver) dari anak pra – sekolah, kegiatannya yaitu:

1. Jelaskan perkembangan yang harus dicapai anak pra – sekolah


2. Latih cara memfasilitasi inisiatif anak pra – sekolah, hindarkan
menyalahkan tetapi lebih kepada membimbing
3. Sediakan permainan dan kegiatan yang mendorong inisiatif
4. Ajarkan cara mendorong insiatif: bertanya ide atau gagasan atau
keinginan anak, fasititas dan dampingi serta beri pujian
5. Menyepakati waktu penggunaan smartphone dan media sosial
6. Diskusikan tanda penyimpangan dan cara mengatasi serta pelayanan
kesehatan

2.7. Tindakan Pada Kelompok Pra – Sekolah

1. Tindakan keperawatan ners: Edukasi kelompok anak dan ibu atau orang
tua atau pengasuh di sekolah atau masyarakat
2. Tindakan keperawatan spesialis: Terapi kelompok terapetik anak pra –
sekolah
a. Sesi 1 : Stimulasi perkembangan aspek motorik
b. Sesi 2 : Stimulasi perkembangan aspek kognitif dan bahasa
c. Sesi 3 : Stimulasi perkembangan aspek emosianal dan
kepribadian
d. Sesi 4 : Stimulasi perkembangan aspek moral dan spiritual
e. Sesi 5 : Stimulasi perkembangan aspek psikososial
f. Sesi 6 : Monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat
latihan

11
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Asuhan Keperawatan Teori

1. Pengkajian

a. Pengertian

Fase perkembangan dimana anak berusia 3 – 6 tahun.

Perkembangan motorik yang terjadi antara lain berdiri dengan satu

kaki, melompat dengan satu kaki, berjalan dengan bantuan.

Perkembangan sensorik yang terjadi antara lain menggoyangkan

kaki, melambaikan tangan, makan sendiri, minum dari cangkir

dengan bantuan, membuat coretan diatas kertas.

Perkembangan bahasa ditandai dengan mampu menyebutkan

beberapa gambar, menyebutkan satu sampai dua warna,

menggunakan bunyi untuk mengidentifikasi objek, menirukan

berbagai bunyi kata. Perkembangan adaptasi sosial ditandai dengan

kemampuan anak untuk bermain dengan permainan sederhana,

menangis jika dimarahi, menunjukkan peningkatan kecemasan

terhadap perpisahan.

b. Tahap Psikososial

Initiative Vs Guilty (Inisiatif Versus Rasa Bersalah)

Pada tahap ini, anak usia prasekolah, anak mulai berinisiatif

dalam belajar mencari pengalaman baru secara aktif, dan apabila

12
pada tahap ini anak dilarang atau dicegah, akan muncul perasaan

bersalah.

c. Karakteristik Perilaku

Sesuai dengan tugas perkembangannya, anak pra sekolah akan

memperlihatkan perilaku seperti tercantum dalam tabel.

Karakteristik Perilaku Anak Usia Pra Sekolah


Tugas Perkembangan Perilaku Anak Pra Sekolah

1. Perkembangan yang normal inisiatif 2. Menghayal dan kreatif.

3. Berinisiatif bermain dengan alat-alat

yang ada dirumah.

4.  Belajar keterampilan fisik baru.

5. Menikmati bermain bersama dengan

anak seusianya.

6. Mudah berpisah dengan orang tua.

7. Mengetahui hal-hal yang salah, benar

dan mengikuti aturan.

8. Minimal mengenal 4 warna.

9. Merangkai kata-kata dalam bentuk

kalimat.

10. Mampu mengerjakan peerjaan yang

sederhana.

11. Mengenal jenis kelamin

2. Penyimpangan perkembangan rasa 1. Tidak percaya diri dan biasanya malu

bersalah 2. Pesimis, tidak memiliki cita-cita.

13
3. Takut salah dalam melakukan sesuatu.

4. Sangat membatasi aktiftasnya, sehingga

terkesan malas dan tidak mempunyai

inisiatif

2. Diagnosa Keperawatan

Potensial (Normal) Risiko (Penyimpangan)

Potensial mengembangkan Risiko berkembang rasa bersalah


3. Tindakan Keperawatan
a) Anak
1) Tujuan
a. Mengindentifikasi peran gender
b. Mencapai keterampilan motorik, kognitif, sikap tertentu
c. Mengidentifikasi peran di keluarga
2) Tindakan Keperawatan

Tugas Perkembangan Tindakan Keperawatan

1. Perkembangan yang normal inisiatif 1. Berikan anak kesempatan untuk

mencapai kemampuan tertentu yang

dapat dipelajarinya seperti naik sepeda,

menggambar, menulis dll.

2. Dukung anak untuk berkelompok.

3. Berikan kesempatan bermain peran

menggunakan alat-alat yang sesuai

(masak-masakan, sekolah-sekolahan,

sebagai orang tua).

4. Berikan tugas yang sesuai dengan

14
kemampuan anak.

5. Jadilah role model bagi anak bagaimana

caranya menerima keunikan orang lain

2. Penyimpangan perkembangan rasa 1. Berikan waktu pada anak untuk bermain

bersalah atau beraktivitas secara berkelompok.

2. Ajarkan anak permainan sederhana yang

membutuhkan kerjasama dan koordinasi

(puzzle dan susun balok).

3. Sampaikan harapan yang sesuai dengan

kemampuan anak.

4. Berikan pujian terhadap keberhasilan

yang dicapai anak.

5. Dengarkan seluruh keluhan anak dan

diskusikan cara mengatasi rasa tidak

mampu yang dialami anak

b) Keluarga

1) Tujuan

a. Menjelaskan perilaku yang menggambarkan

perkembangan yang normal dan menyimpang

b. Menjelaskan cara menstimulasi perkembangan anaknya

c. Mendemostrasikan dan melatih cara mefasilitasi

perkembangan anak

d. Merencanakan tindakan untuk menstimulasi

perkembangan anaknya

15
2) Tindakan Keperawatan

Tugas Perkembangan Tindakan Keperawatan

1. Perkembangan yang normal insiatif 1. Informasikan pada keluarga cara yang

dapat dilakukan keluarga untuk

memfasilitasi perkembangan psikososial

anaknya, seperti :

a. Bersikap positif dan mendorong

usaha anaknya untuk mandiri.

b. Mendukung bermain dan

menyediakan alat bermain.

c. Membantu anaknya menyelesaikan

konflik yang dialami bila ternyata

tindakan yang dilakukan anak

berakibat negatif/buruk.

d. Tidak menentang tindakan yang

dilakukan anaknya.

e. Gunakan bahasa positif dalam

melarang anak.

f. Berikan pendapat yang positif

terhadap perilaku yang ditampilkan.

g. Berikan pujian terhadap keberhasilan

yang dicapai anak.

h. Berikan suasana disiplin dalam rumah

: waktu belajar, menonton tv,

16
bermain, makan.

2. Diskusikan dengan keluarga cara yang

akan digunakan keluarga untuk

menstimulasi perkembanagn psikososial

anggota keluarganya.

3. Latih keluarga untuk melakukan metode

tersebut dan dampingi saat keluarga

melakukan stimulasi perkembangan anak.

2. Penyimpangan perkembangan rasa 1. Berikan waktu pada anak untuk bermain.

bersalah 2. Ajarkan anak permainan sederhana.

3. Berikan harapan sesuai kemampuan anak.

4. Tidak memaksakan kehendak anak.

5. Berikan pujian terhadap keberhasilan

yang dicapai.

6. Jadi pendengar yang baik.

7. Bersikap positif terhadap kemampuan

anak dan mendorong anak untuk mandiri.

8. Tidak melarang anak.

9. Menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti

17
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Masa pra sekolah menurut Erikson (1963, dalam Feist J, 2008) adalah
masa ketika anak berumur 3-6 tahun. Masa prasekolah merupakan
pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan tahap
perkembangan anak selanjutnya. Usia lima tahun pertama kehidupan
merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini
berlangsung sangat pendek dan tidak dapat diulang lagi, sehingga masa
prasekolah disebut sebagai “masa keemasan” (golden period), “jendela
kesempatan” (window of opportunity) dan “masa kritis” (critical period).
4.2. Saran
Bagi mahasiswa, diharapkan sebagai perawat nantinya bisa mengaplikasikan
ilmu ini atau menerapkannya dalam memberikan asuhan keperawatan sehat
jiwa pada anak pra-sekolah dengan benar.

18
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna dkk. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2005. Fumdamental keperawatan volume I.EGC: Jakarta
Carpenito & Moyet. 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC: Jakarta
Sunaryo. 2005 psikologi Untuk Keperawatan. EGC: Jakarta
CMHN. (2006). Modul Basic Course Community mental Health Nursing. Jakarta:
WHO.FIK UI
Santrock, J.W (2011). Child Develoment (perkembangan anak). Jakarta :
Erlangga

19

Anda mungkin juga menyukai