Anda di halaman 1dari 20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Kemampuan Membaca
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan merupakan kesanggupan atau kebisaan seseorang
melakukan sesuatu berdasarkan bakat yang dimilikinya. Kemampuan erat
dengan tindakan yang dapat dilakukan saat itu juga. Setiap manusia
memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu. Keterbisaan seseorang
melakukan suatu kegiatan dapat diibaratkan sebagai kemampuan
seseorang dalam melakukan sesuatu.
Nasrianti (2013) dalam (http://nasriantiburhan. blogspot.com
/2013/11/01) memberikan pengertian bahwa kemampuan “ability” adalah
kecakapan atau potensi seseorang individu untuk menguasai keahlian
dalam melakukan atau mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan
atau suatu penilaian atas tindakan seseorang. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2007) “kemampuan” berasal dari kata “mampu”
yang artinya kuasa, bisa, dalam melakukan sesuatu. Selain itu,
Nurkhasanah dan Didik Tumianto (2007: 423) kemampuan diartikan
sebagai kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan.
Robbin (2007:57) mendefenisikan kemampuan sebagai
kapasitas seseorang individu unutuk melakukan beragam
tugas dalam suatu pekerjaan. Lebih lanjut Robbin
menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah
penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang
dengan membagi kemampuan menjadi dua faktor yaitu :
1) kemampuan intelektual (intelectual ability) yaitu
kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai
aktifitas mental-berfikir, menalar dan memecahkan
masalah, 2) kemampuan fisik (physical ability) yaitu
kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut
stamina, keterampilan, kekuatan, dan karakteristik serupa
atau sama.

7
8

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan


merupakan kesanggupan seseorang dalam melakukan sesuatu pada saat itu
juga yang dilakukan berdasarakan keahlian yang dimilikinya. Kemampuan
identik dengan keahlian yang dimiliki seseorang dalam melakukan suatu
tindakan. Kemampuan seseorang dalam melakukan sesuatu bisa didapat
sejak lahir atau dengan proses belajar.
b. Pengertian Membaca
Siswa mampu membaca bukan karena secara kebetulan atau
didorong oleh inspirasi, tetapi karena diajari. Selain itu membaca
merupakan keterampilan berbahasa yang melibatkan kegiatan yang
kompleks yang membutuhkan penguasaan unsur-unsur dasar yang dapat
mempengaruhi tercapai tidaknya seseorang dalam membaca.
Menurut Hurmali (2011:3) memberikan pengertian bahwa
“membaca merupakan suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang disampaikan peneliti melalui media kata-kata
bahasa tulisan”. Soedarso (2002:4) menyimpulkan “membaca merupakan
kegiatan yang kompleks dengan menggerakan sejumlah besar tindakan
yang terpisah”. Selain itu, Ahmad Listiyanto (2010:15) “membaca adalah
suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
kata-kata bahasa tulis. Membaca juga dapat diartikan sebagai cara untuk
mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Dikutip dari
(http://id.wikipedia.org/wiki/Membaca/14/4/2020)
Crawley dan Mountain dalam Farida Rahim (2008:2)
menyatakan “membaca pada hakikatnya adalah suatu yang
cukup rumit yang melibatkan banyak hal, yang tidak
sekadar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan
aktivitas visual dan berpikir. Sebagai proses visual
membaca merupakan proses dimana menerjemahkan
simbol tulis (huruf) kedalam kata-kata lisan. Dan sebagai
suatu proses berpikir membaca mencakup pengenalan
kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis dan
pemahaman kreatif”.
9

Membaca membutuhkan konsentrasi dan tingkat pemahaman yang


baik sehingga pesan yang ingin disampaikan penulis dalam tulisan ataupun
yang terlisan dapat dipamahi dengan baik. Membaca dengan maksimal
akan memudahkan para pembaca memperoleh informasi lebih cepat dan
akurat. Pada dasarnya kegiatan membaca harus memahami isi bacaan yang
dibaca. Menurut Khundaru dan Slamet (2012:65) “membaca adalah
kegiatan memahami isi ide/gagasan baik tersurat, tersirat bahkan tersurat
dalam bacaan”. Dengan demikian, pemahamanlah yang menjadi kunci dari
kegiatan membaca.
Menurut Anderson dalam Tarigan (2005:7) menyangkut
linguistik menjelaskan bahwa membaca merupakan suatu
proses penyandian kembali (rekonding process) dan
proses pembacaan sandi (dekonding process). Aspek ini
menghubungkan kata-kata tulis (written words) dengan
makna bahasa lisan (oral languange meaning). Hal ini
mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi
yang bermakna.

Disisi lain, Sabarti Akhadiah dkk. (1993: 22) mengungkapkan


membaca merupakan kesatuan kegiatan yang mencakup beberapa kegiatan
seperti mengenali huruf dan kata-kata, menghubungkan bunyi serta
maknanya, serta menarik kesimpulan mengenai maksud bacaan
Dilihat dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan membaca adalah kegiatan yang melibatkan kerjasama antara
ranah kognitif, apektif dan psikomotorik pembaca untuk menerjemahkan
bahan bacaan agar dapat memahami isi bacaan. Setiap pembaca memiliki
tahap perkembangan kognitif yang berbeda, misalnya mulai dari kelas I
sampai VI. Sehingga bahan ajar (bacaan yang dibaca) tidak sama, harus
dibedakan sesuai tingkat perkembangan kognitif yang dimiliki siswa.
c. Kemampuan Membaca
Kemampuan setiap orang saat membaca berbeda-beda. Ada yang
mampu membaca dengan waktu singkat langsung memahami isi yang
dibacanya. Namun ada juga yang membaca berkali-kali tetap tidak
memahami apa yang dibacanya. Kemampuan dalam membaca sangat
10

menentukan keberhasilan seseorang dalam menerima informasi.


Tampubolon (2008:7) menjelaskan bahwa kemampuan membaca adalah
kecepatan membaca seseorang dalam memahami isi bacaan. Dalman
(2013:45) seseorang dikatakan sebagai pembaca yang baik bila mampu
mengatur irama kecepatan membaca sesuai dengan tujuan, kebutuhan dan
keadaan yang dibaca serta dapat menjawab sekurang-kurangnya 60 % dari
bahan yang dibaca.
Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang kompleks yang
menuntut kerjasama antara sejumlah kemampuan. Untuk dapat membaca
suatu bacaan, seseorang harus dapat menggunakan pengetahuan yang
sudah dimilikinya. Selain itu, Menurut Lerner dalam Mulyono
Abdurrahman (2003: 200) kemampuan membaca merupakan dasar untuk
menguasai berbagai bidang studi. Dengan memiliki kemampuan membaca
setiap individu dibantu untuk mengembangkan pengetahuannya terhadap
pemahaman isi bacaan.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kemampuan membaca adalah kesanggupan yang dimiliki oleh individu
dalam kegiatan membaca yang diikuti pemahaman terhadap isi bacaan
berdasarkan pengetahuannya.
d. Tujuan Membaca
Kemampuan setiap orang saat membaca berbeda-beda. Ada yang
mampu membaca dengan waktu singkat langsung memahami isi yang
dibacanya. Namun ada juga yang membaca berkali-kali tetap tidak
memahami apa yang dibacanya. Kemampuan dalam membaca sangat
menentukan keberhasilan seseorang dalam menerima informasi.
Tampubolon (2008:7) menjelaskan bahwa kemampuan membaca adalah
kecepatan membaca seseorang dalam memahami isi bacaan. Dalman
(2013:45) seseorang dikatakan sebagai pembaca yang baik bila mampu
mengatur irama kecepatan membaca sesuai dengan tujuan, kebutuhan dan
keadaan yang dibaca serta dapat menjawab sekurang-kurangnya 60 % dari
bahan yang dibaca.
11

Kemampuan membaca merupakan kemampuan yang kompleks yang


menuntut kerjasama antara sejumlah kemampuan. Untuk dapat membaca
suatu bacaan, seseorang harus dapat menggunakan pengetahuan yang
sudah dimilikinya. Selain itu, Menurut Lerner dalam Mulyono
Abdurrahman (2003: 200) kemampuan membaca merupakan dasar untuk
menguasai berbagai bidang studi. Dengan memiliki kemampuan membaca
setiap individu dibantu untuk mengembangkan pengetahuannya terhadap
pemahaman isi bacaan.
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan
membaca adalah kesanggupan yang dimiliki oleh individu dalam kegiatan
membaca yang diikuti pemahaman terhadap isi bacaan berdasarkan
pengetahuannya.
e. Jenis-jenis Membaca
Untuk tingkat sekolah dasar tahapan membaca dibagi menjadi dua
yaitu : 1) membaca permulaan untuk di kelas rendah, 2) membaca
pemahaman untuk kelas tinggi. Membaca pemahaman merupakan kegiatan
melafalkan huruf dengan benar dan merangkaikan setiap bunyi bahasa
menjadi bentuk kata, frasa, dan kalimat untuk memahami isi bacaan yang
dibacanya. Dalman (2013:87)
Tarigan (2005:22) membagi jenis – jenis membaca menjadi : 1)
membaca nyaring : aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat bagi guru,
murid, ataupun pembaca bersama-sama dengan orang lain atau pendenagar
untuk menangkap serta memahami informasi, pikiran atau perasaan
pengarang, 2) membaca dalam hati : aktivitas atau kegiatan membaca
dengan mengutamakan mata sebagai penglihatan dan ingatan.
Siswa gemar membaca didasari pada bahan bacaan yang
dianggapnya menarik. Namun pemilihan bahan bacaan harus disesuiakan
dengan kemampuan kognitif siswa. Farida Rahim (2008:x) memilih bahan
bacaan untuk siswa Sekolah Dasar (SD) dapat dilakukan dengan memili
buku seperti : 1) teks, 2) sastra anak-anak, 3) referensi, 4) majalah anak –
anak, 5) surat kabar. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, agar
12

pembelajaran membaca digemari oleh siswa guru perlu memilih bahan


bacaan yang baik, menarik dan mudah dipahami. Salah satunya dengan
memilih cerita-cerita anak.
Dikutip dari (http://id.wikipedia.org/wiki/Bacaananak/14/4/2020)
bahan bacaan anak atau sastra anak adalah jenis sastra yang ditulis dan
diterbitkan untuk anak-anak. Walaupun demikian, bacaan anak bisa saja
disukai serta dibaca remaja dan orang dewasa. Selain itu, sejumlah cerita
yang sekarang dianggap klasik, dulunya ditulis untuk orang dewasa. Cerita
anak merupakan cerita yang ditulis dengan menggunakan sudut pandang
anak berdasarkan imajinasinya, pengalamannya, penghayatan nilainya, dan
pengalaman hidupnya. Cerita anak dalam teori sastra anak termasuk ke
dalam jenis fiksi, dimana sastra anak menceritakan secara naratif dengan
menggunakan aspek rekaan. Cerita anak dibagi menjadi :
1) Cerita Anak Realisme, cerita anak yang mengisahkan peristiwa dalam
kehidupan anak-anak yang sebenarnya. Seperti cerita yang ditulis di
buku-buku fiksi anak,
2) Cerita Anak Formula, cerita yang memiliki pola-pola penceritaan
tertentu. Seperti cerita detektif, dan misterius,
3) Cerita Anak Fantasi, cerita yang mengisahkan kejadian yang sulit
diterima akal sehat seperti : novel-novel fantasi anak,
4) Cerita Anak Sains, cerita yang mengambil persoalan dari dunia sains
yang diceritakan dalam bentuk cerita anak seperti : kejadian-kejadian
menembus waktu, dan kehidupan manusia dengan robot-robot,
5) Cerita Anak Tradisonal, cerita yang sering disebut cerita rakyat yaitu
cerita telah mentradisi, yang tidak diketahui siapa penulisnya namun
diceritakan secara turun-temurun seperti : fabel, dongeng rakyat, mitos,
legenda dan epos. Heru Kurniawan (2013:47-51)
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan
membaca di sekolah dasar terbagi menjadi tingkat membaca permulaan
dan pemahaman. Berkaitan dengan jenis-jenis membaca, membaca
dilakukan dengan memmbaca nyaring (mengeluarkan suara), dan
13

membaca dalam hati (tidak mengeluarkan suara). Sedangkan, cerita anak


adalah karangan yang menceritakan pengalaman hidup baik suka maupun
duka yang merupakan rekaan belaka, bersifat imajinatif dan fiktif. Dan
dapat dipahami bahwa cerita anak bukanlah cerita yang ditulis oleh anak,
melainkan cerita karangan orang dewasa yang dikonsumsi oleh anak.
f. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca
Membaca diharapkan mampu menjadi kontributor utama dalam
aktualisasi diri serta sarana pengembang personal seseorang. Namun
kenyataannnya kegiatan membaca masih mengalami kendala dan tidak
sendirinya berjalan lancar. Banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan
seseorang dalam membaca. Baik itu dari dalam diri pembaca maupun dari
luar pembaca. Motivasi seseorang untuk bisa mendapatkan informasi
didapat melalaui kegiatan membaca.
Menurut Djamarah (2008:151) faktor-faktor penghambat
kemampuan membaca yaitu : 1) menyuarakan apa yang dibaca, 2)
membaca dengan berpikir, 3) membaca kata demi kata, 4) membantu
melihat baris bacaan dengan alat-alat tertentu, 5) menggerakan kaki atau
anggota tubuh lain, 6) bergumam atau bersenandung, 7) konsentrasi pecah,
8) kebiasaan berhenti lama diawal kalimat, 9) mengulang kembali unit-unit
yang telah dibaca.
Nurhadi (2004:32) kebiasaan-kebiasaan yang mempengaruhi
kemampuan membaca yaitu : 1) menyuarakan apa yang dibaca, 2)
membaca kata demi kata, 3) menggunakan alat bantu telunjuk tangan atau
benda lain, 4) menggerakan kaki atau tubuh yang lain, 5) konsentrasi
terpecah akibat hal-hal di luar bacaan, 6) bergumam atau bersenandung, 7)
berhenti lama di awal, paragraf dan akhir bab, 8) mengulang unit-unit yang
dibaca.
Gestalt dalam Ahmad Susanto (2013:12) “belajar memerlukan
sebuah proses perkembangan yang secara kodrati jiwa raga anak
mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu
yang baik dari dalam diri siswa sendiri maupun pengaruh lingkungannya”.
14

Senada dengan itu, faktor penghambat kemampuan membaca berasal dari


faktor intern dan ekstern pembaca. Rizem Aizid (2013:51)
Jelas bahwa mampu tidaknya siswa dalam membaca dipengaruhi
dari kesanggupan siswa mengatasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kemampuan membacanya. Selalu memandang bahwa membaca
membutuhkan waktu yang banyak akan sangat mempengaruhi kemampuan
membaca nantinya. Tidak percaya diri akan kemampuannya dalam
membaca secara baik dan benar juga menghalangi seseorang dalam
meningkatkan kemampuan membacanya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca sesorang pada dasarnya
berasal dari dalam diri (internal) maupun berasal dari lingkungan
disekitarnya (eksternal). Namun faktor-faktor tersebut dapat diatasi apabila
kegiatan membaca dilatih secara terus menerus dan konsisten. Sebab,
seseorang dapat membaca dengan cepat bukan membaca hanya sekali
latihan. Melainkan latihan secara terus-menerus dengan konsentrasi penuh.
2. Metode Speed Reading
a. Hakikat Metode
Metode berasal dari bahasa Yunani “methods” yang artinya jalan
atau cara yang ditempuh. Halimah (2008:57) mengemukakan bahwa
“metode merupakan satu tata cara yang harus dipatuhi oleh seseorang guru
dalam menyampaikan pesan pembelajaran kepada peserta didik”. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007) metode adalah cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai
tujuan yg ditentukan.. Salah satu komponen keterampilan yang harus
dimiliki guru yaitu kemampuan dalam menyampaikan pesan-pesan
pembelajaran kepada siswa. Dengan adanya metode dapat mempermudah
guru dalam menyampaikan informasi lebih bermakna.
Menurut Roestiyah (2008:1) “guru harus memiliki strategi agar anak
didik dapat belajar secara efektif dan efesien mengenai pada tujuan yang
diharapkan”. Salah satu cara untuk memiliki strategi tersebut yakni dengan
15

menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode belajar.


Penggunaan metode yang bervariasi dan inovatif dalam suatu
pembelajaran dapat membantu guru dalam menutupi kekuranagan guru
dalam hal-hal tertentu. Pengetahuan mengenai metode-metode pengajaran
sangat penting bagi guru.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa metode dapat
diartikan sebagai suatu cara seseorang untuk menyampaikan informasi
agar dapat diterima dengan baik. Sedangkan metode mengajar adalah cara
yang digunakan oleh guru dalam proses belajar untuk membantu
mempermudah menyampaikan materi-materi yang diajarkan kepada siswa
guna mencapai tujuan tertentu.
b. Metode Speed Reading
Dalam proses membaca banyaknya informasi membutukan
kemampuan memilah informasi mana yang penting dan mana yang tidak.
Informasi dalam jumlah tertentu yang dibutuhkan akan sangat berharga.
Sementara informasi yang terlalu banyak tanpa pemilahan hanya akan
menjadi sia-sia. Kemampuan menyerap dan menguasai informasi yang
telah dipilih secara cepat dan efektif menjadi kunci dalam mendapatkan
informasi.
Metode yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan
kemampuan membaca salah satunya yaitu dengan menggunakan metode
Speed Reading. Metode Speed Reading sering dikatakan dengan metode
membaca cepat, yang merupakan aktivitas membaca sangat kompleks,
karena dalam waktu yang relatif singkat dituntut memahami isi bacaan
secara keseluruhan. Membaca cepat sebenarnya sama dengan membaca
biasa. Namun perbedaannya adalah membaca cepat itu tidak pelan,
melainkan sedikit cepat. Menurut Hurmali (2013:11-12) “Speed Reading
merupakan kegiatan membaca yang menggunakan kecepatan tanpa
mengabaikan pemahamannya dimana dalam membaca cepat tiga hal yang
perlu diperhatikan yaitu : 1) tujuan membaca, 2) keperluan membaca, 3)
bahan bacaan”. Senada dengan itu, Noer (2011:58) menjelaskan “Metode
16

Speed Reading merupakan proses membaca cepat dengan mampu


memproses informasi dengan kecepatan sangat tinggi”.
Dengan membaca cepat siswa akan terbiasa fokus pada inti bacaan,
kata kunci, konsep-konsep utama pembahasan, serta membedakan paragraf
utama dengan paragraf penjelas. Selain itu, siswa juga bisa menentukan
bagian mana yang memang perlu dikuasai secara khusus dan bagian mana
yang bisa ditinggalkan tanpa harus kehilangan inti bahan bacaan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
sebenarnya membaca cepat adalah proses membaca menggunakan waktu
yang cepat yang melibatkan kemampuan motorik dan kognitif tanpa
meninggalkan pemahaman pada isi bacaan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Speed Reading
Metode Speed Reading dapat diterapkan di sekolah dasar dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas, sebab metode ini akan membantu dan
mempermudah siswa agar mampu memperoleh pengetahuan-pengetahuan
baru sehingga siswa mampu memahami materi yang disampaikan oleh
guru dengan cepat. Selain itu, metode ini dapat menciptakan interaksi
antara guru dan siswa menjadi lebih menarik dalam melaksanakan proses
belajar mengajar. Rizem Aizid (2011:9) mengemukakan kelebihan dari
metode speed reading yaitu: 1) mengemukakan informasi sebanyak
mungkin dalam waktu singkat, 2) hemat waktu dan tenaga, 3) mengetahui
ide pokok bahan bacaan dalam waktu singkat, 4) meningkatkan
pemahaman membaca.
Baradja dalam Dalman (2013:30) “membaca cepat tidak hanya
memperbaiki prestasi waktu tetapi menambah banyaknya informasi yang
dapat diserap oleh pembaca. Hal ini karena pembaca tidak lagi mempunyai
kebiasaan membaca kata demi kata”. Seorang pembaca yang baik selain
dapat membaca dengan cepat, ia juga harus tahu dimana ia harus membaca
dengan cepat maupun dengan lambat. Kelemahan metode ini sangat
berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam menyerap pelajaran. Siswa
yang kemampuan membacanya rendah akan lamban dalam menerima
17

pelajaran dibandingkan dengan teman-temannya yang memiliki


kemampuan membaca jauh lebih baik di atasnya. Menurut Soedarso
(2002:22) untuk meningkatkan daya konsenterasi dalam membaca, ada
dua kegiatan penting, yaitu menghilangkan atau menjauhi hal-hal yang
menyebabkan pikiran menjadi kusut dan memusatkan perhatian secara
sungguh-sungguh.
Dari beberapa penjelasan di atas maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa kelebihan dari metode ini adalah sangat mudah
diterapkan dengan usia perkembangan anak SD, dan mudah dilakukan,
penggunaan waktu relatif singkat dan dapat mengurangi kebiasaan buruk
dalam membaca. Sedangkan kekurangannya, penulis berkesimpulan
bahwa metode ini memerlukan kejujuran diri sendiri dalam menentukan
waktu kecepatan membacanya, memiliki keseriusan dan kemauan dalam
berlatih, dan akan menjadi salah satu masalah baru bagi siswa yang kurang
mengenal kelompok kata dan melatih gerakan mata.
Speed Reading akan membiasakan siswa fokus pada inti bacaan,
menentukan bagian mana yang memang perlu dikuasai secara khusus dan
bagaimana yang bisa ditinggalkan tanpa harus kehilangan inti bahan
bacaan.
d. Langkah-Langkah Metode Speed Reading\
Menurut Noer (2013:57) langkah-langkah pelaksanaan metode
Speed Reading dimulai dengan teknik dasar membaca cepat seperti : 1)
mengenali kata dengan cepat, 2) membaca kelompok kata, 3) melatih
pergerakan mata.
1. Mengenali Kata Dengan Cepat
Melatih kata dengan cepat dilakukan agar pembaca dalam
mengenali kata yang diharapkan bisa sebagai kata kunci dan mengabaikan
kata yang tidak sesuai atau pelengkap dalam suatu bacaan, sehingga secara
keseluruhan dapat menangkap makna dan isi suatu bacaan. Untuk
mengenali kata dengan cepat dapat dilakukan dengan :
18

a. Mencari kata yang sudah ditentukan diantara kata-kata yang lain


misalnya mencari kata apel. Seperti berikut :
mangga mata aman apel andi anda makan maka pati pantai satu santai
apel akal cantik cakar baru bakal buah ayam anak cocok cokelat dorong
dongkrak apel alam burung bubung selamat sepakat nina nano pagar
pagra apel alam duku dorong cakar cakram elang elit mama mana
tulang tugas maya maka jajak jejak obat olah kolam kotak garuk gatal
apel ampel batu bakal susu suka melon mekar adi cangkir pepaya tapi
apel anggur .
Nama apel yang ditemukan berjumlah = ..............................
b. Melihat Kata Sepintas
Untuk berlatih mengenali kata secara sepintas dapat dilakukan dengan
mengenal kata tersebut misalnya dengan cara membaca kata secara
terbalik seperti berikut ini :

Kmaemuapn mbecmaa cpeat trkeiat eart dngean kmaemuapn


mngelnaei ktaa. Mnuasia mngenelai breabgai ktaa lweat bkuu dan
tlisaun ynag dbiacaayn. Ktaa-ktaa tbuesret dsimiapn dlaam mmorei
oatk dan aakn dinalkei lbeih cpeat ktikea dtemuikan kmblaei pdaa
baahn baacan ynag brau.

Kemudian bandingkan dengan kata-kata yang tersusun dengan baik :

Kemampuan membaca cepat terkait erat dengan kemampuan


mengenali kata. Manusia mengenali berbagai kata lewat buku dan
tulisan yang dibacanya. Kata-kata tersebut disimpan dalam memori
otak dan akan dikenali lebih cepat ketika ditemukan kembali pada
bahan bacaan yang baru.
19

c. Menemukan Kata yang Sama


Untuk berlatih menemukan kata yang sama dapat dengan
melihat tulisan pada kolom pertama (paling kiri) kemudian temukan
kata yang sama pada kata di samping berikutnya. Lakukan proses ini
dengan cepat dan sekali lirik. Semakin cepat dan akurat siswa
mengenalinya berarti semakin cepat pula kemampuan asosiasi siswa
terhadap kata-kata tersebut.
burung bubung buhung burung bohong
prediksi premis pretensi preteli prediksi
selamat selamat sepakat sepaham sejawat
mencatat mencatut mencatat mencapai mencari
pagar pagra gapar pasar pagar
membaca membasa membara membaca memcaba
cepat cepta cermat cepak cepat
selamat sepakat selamat setakat sekarat
cerdas cerdas cergas cermat cermin
bahagia bahagian bahagia berharga bahayak.

2. Membaca Kelompok Kata


Proses membaca berlangsung ketika mata berhenti sejenak dengan
jangkauan pandang tertentu dan mengenali rangkaian huruf menjadi kata-
kata. Kadangkala proses membaca bisa menjadi jauh lebih lambat jika ada
proses mengeja per suku kata. Ini yang biasanya dilakukan ketika seorang
siswa mulai belajar membaca.

Kebanyakan orang membaca kata per kata

sehingga jangkauan fiksasinya sempit.


20

Untuk melatih membaca kelompok kata dapat dilakukan dengan


menemukan frasa yang sama pada kolom pertama di ketiga kolom lainnya,
misalnya :
rumah makan rumah gadang rumah makan rumah sakit
ayam goreng ayam panggang ayam mentega ayam bakar
sapu lidi sapu tangan sapu lidi sapu sapu
tempat tidur tempat makan tempat rehat tempat tidur
buku tamu buku tamu buku gambar buku tulis
baru mobil bapak mobil baru mobil buka mobil
duri onak duri enak duri enak duri tenan
lari pagi lari lari lari lagi lari pagi
meja kursi meja lipat meja kursi meja kerja

Siswa yang membaca kelompok kata akan memiliki kemampuan


membaca lebih cepat dibandingkan dengan siswa membaca per suku kata.
Dalam membaca cepat membaca dengan menggunakan kelompok kata
akan melatih siswa menangkap dua, tiga, empat bahkan lima kata
sekaligus ketika membaca sehingga proses membaca menjadi lebih cepat.
Salahsatu latihan yang bisa digunakan untuk melatih membaca dengan
kelompok kata sebagai berikut :
“Rumah etnik tradisional atau tropis } tentu lebih tepat
menggunakan } pot-pot dari gerabah/tanah liat } atau kaleng bekas } yang
dicat unik dengan tanaman } berbunga atau berdaun warna-warni.} Rumah
kontemporer dan minimalis } menggunakan pot-pot berbahan seng dan
botol } untuk tanaman air dengan tanaman teduh yang eksotik. } Sedikit
kreativitas } dalam menata taman instan } dengan memadukan berbagai
tanaman secara berkelompok } sesuai jenis dan warna, } kolam ikan dari
gentong/gerabah, } air mancur siap pajang, } dan ornamen taman (batu
alam besar, patung gerabah, bangku, lampu). } Permainan lampu sorot
juga dapat memberikan efek dramatis, } romantis. } Dikutip dari Nirwono
dalam Umri dan Indriyani (2008:29)
Dengan berlatih membaca kelompok kata siswa belajar agar
mampu membaca dan menerjemahkan isi bacaan daalam waktu cepat.
21

Speed Reading menuntun bagaimana pembaca agar mampu melakukan


proses membaca bisa diperluas tidak hanya pada area yang menjadi fokus
pandangan, melainkan juga area disekitarnya.
3. Melatih Pergerakan Mata
Melatih pergerakan mata dalam membaca cepat yaitu seseorang
mampu mengenali kata dengan cepat dan mulai belajar membaca beberapa
kata sekaligus dalam sekali lihat. Adapun cara melatih irama pergerakan
mata yakni dengan membuat garis lurus vertikal di buku atau bahan
bacaan. Dengan demikian keseluruhan teks akan terbagi menjadi beberapa
bagian. Seperti teks bacaan berikut dengan panduan garis yang terbagi
menjadi tiga kolom maksimalkan jangkauan mata ketika membaca melihat
secara keseluruhan bacaan dalam tiap kolom dan ikuti irama pergerakan
mata secara teratur mengikuti bacaan. Kemudian hitunglah waktu ketika
mulai membaca. Kancil Yang Bijaksana
Di sebuah hutan, hiduplah seekor Kancil yang besar dan
gemuk. Kancil itu dikenal sangat baik dan suka menolong oleh
hewan-hewan lainya. Selain itu Kancil juga hewan yang cerdik.
Kancil selalu membantu dan menolong temannya yang akan
menyeberangi danau, karena Danau itu dijaga oleh seekor
buaya yang sangat besar dan rakus. Pada suatu hari, saat Kancil
pergi untuk mencari makan. Tiba-tiba Kancil mendengar
temannya minta tolong di sekitar danau. Lalu Kancil berlari
cepat menghampiri temannya. Ternyata lagi-lagi Buaya itu
tidak memperbolehkan hewan lain masuk ke wilayahnya, dan
selalu mengancam siapapun yang masuk ke wilayahnya akan
dimakan.
Tiba-tiba Kancil melihat ikan kecil di tepi Danau. Lalu Kancil
mengambil ikan kecil itu tanpa sadarnya buaya. Lalu, Kancil
melempari ikan-ikan kecil itu kepada buaya agar buaya itu
memakan ikan kecil itu dan tidak sadar bahwa Kancil dan
temannya menyeberangi Danau itu melewati punggung Buaya.
Lalu Kancil mengantarkan temannya mencari makan. Teman-
teman Kancil bangga memiliki teman yang bijaksana. Akhirnya
Kancil di juluki Kancil yang bijaksana. Dikutip dari (
http://1001kisah.blogspot.com/15/4/2020)
22

3. Hakekat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD


Bahasa adalah alat bantu manusia yang luar biasa, dengan bahasa
kita dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan kepada orang lain secara
lisan maupun tulisan. Sebagai makhluk sosial manusia berinteraksi dengan
orang lain menggunakan bahasa sebagai media. Dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia ada empat keterampilan yang harus dimiliki yakni :
membaca, menyimak, mendengarkan, dan menulis.
“tujuan pembelajaran bahasa Indonesia bagi siswa adalah untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia sesuai
dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, sedangkan bagi
guru adalah untuk mengembangkan potensi bahasa Indonesia
siswa, serta lebih mandiri dalam menentukan bahan ajar
kebahasaan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan
kemampuan siswa. Bagi orangtua siswa agar mereka dapat
secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program pembelajaran.
Bagi sekolah agar sekolah dapat menyusun program pendidikan
kebahasaan sesuai dengan keadaan siswa dan sumber belajar
yang tersedia”. BSNP (2006).

Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran yang dianggap penting


sebab bahasa sebagai sarana manusia dalam berinteraksi dengan orang
lain. Dengan berkomunikasi manusia belajar untuk memahami,
menerjemahkan, dan mengungkapkan segala perasaan, pikiran dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan. Menurut
23

Ahmad Susanto (2013:245) pelajaran bahasa Indonesia di SD bertujuan


agar siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan kemampuan kepribadian, memperluas wawasan
kehidupan, serta meningkatkan kemampuan berbahasa.
Dikutip dari (www.sekolahdasar.net/9/1/2014) tujuan
pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat menghasilkan :
1) lulusan sekolah dasar diharapkan mampu menggunakan
bahasa Indonesia secara baik dan benar yang mencakup tujuan
kognitif dan afektif, 2) lulusan sekolah dasar diharapkan dapat
menghayati bahasa dan sastra Indonesia, 3) penggunaan bahasa
harus sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa sesuai fungsi
bahasa sebagai alat komunikasi, 4) pengajaran bahasa Indonesia
disesuaikan dengan tingkat pengalaman siswa sekolah dasar
sesuai tingkatannya.

Fungsi pembelajaran bahasa Indonesia : 1) Siswa diharapkan


mampu menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar serta dapat
berkomunikasi secara efektif dan efisien baik secara lisan maupun tulis
sesuai dengan etika yang berlaku, 2) Siswa bangga dan menghargai bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa pemersatu bangsa Indonesia,
3) Siswa mampu memahami bahasa Indonesia serta dapat
menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, 4) Siswa
mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, 5) Siswa dapat
membaca dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa. Dikutip dari (http://sdnkacok02.sch.id/belajar-
bahasa-Indonesia-di-sekolah-dasar/2020/4/13).
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa dengan belajar bahasa Indonesia di sekolah dasar dapat membantu
siswa berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik dengan satu sama lain,
mengenal dirinya, budaya sendiri dan budaya luar, mengemukakan
gagasan dan perasaan, berpartisipasi aktif dalam lingkungan sekitar.
4. Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia
24

Materi pembelajaran yang akan disajikan oleh peneliti adalah materi


yang diambil dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai berikut :
1) Standar Kompetensi
7. Membaca
Memahami teks dengan membaca sekilas, membaca memindai, dan
membaca cerita anak.
2) Kompetensi Dasar
7.3 Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat
Berikut ini contoh materi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
Yang dapat digunakan untuk mengetahui kecepatan membaca serta
kesimpulan isi cerita atau bahan bacaan. Gunakan alat penghitung
waktu seperti jam atau stopwacth untuk menghitung kecepatan
membaca.
Semut dan Gajah
Di tengah hutan belantara, hiduplah seekor gajah dan gerombolan
semut. Si gajah mencari makan sambil menyombongkan dirinya di
hadapan gerombolan semut yang sedang mencari makan. Si gajah merasa
dirinya paling hebat, karena tidak membutuhkan bantuan teman saat
mencari makanan. Berbeda dengan semut-semut yang berukuran kecil.
Mereka selalu bekerja sama dalam mengangkut makanan.
“Dasar hewan kecil, lemah! Mencari makan saja harus bersama-
sama! Lihat aku ini, punya badan yang besar dan kuat dibandingkan
hewan-hewan lain di hutan ini!” “Jangan sombong, gajah! Sebesar apa
pun kekuatanmu, akan dapat kami kalahkan dengan kerja sama yang
kompak.” “Mana mungkin, Mut! Badanmu saja kecil, sekali kuinjak
kalian pasti mati! Ha…ha…”.
Hampir setiap bertemu semut, gajah selalu menghina dan
meremehkan semutsemut. Karena jengkel, semut-semut menyusun rencana
untuk menghentikan kesombongan gajah. Suatu malam saat gajah
25

tertidur, gerombolan semut datang menggigit badan gajah. Seluruh badan


gajah tertutupi oleh semut-semut itu
“Tolong semut, hentikan! Aku mengaku bersalah sudah
menghinamu tiap hari. Tolong hentikan gigitan kalian, aku tidak tahan.”
Namun terlambat. Semut-semut itu sudah menyebabkan badan gajah
kesakitan. Tak lama kemudian gajah itu mati bersama kesombongannya.
Dikutip dari Samidi dan Tri Puspita Sari (2009:152)
B. Kerangka Pemikiran
Kemampuan membaca merupakan kesanggupan yang dimiliki oleh
siswa dalam memahami isi bacaan. Pada awalnya setelah siswa diajarkan dan
mampu mengenal lambang dalam tulisan serta menerjemahkan arti dari suatu
kata maka siswa akan mampu melakukan aktifitas membaca secara baik dan
cepat tanpa harus membaca dari awal hingga akhir. Sedangkan tujuan dari
membaca adalah untuk memperoleh sebuah informasi berdasarkan
kemampuannya dalam memahami isi bacaanya melalui kesenangannya
terhadap bahan bacaan tersebut. Guru juga harus bisa menyajikan bahan
bacaan yang menarik seperti cerita-cerita anak. Dimana cerita anak adalah
karangan yang menceritakan pengalaman hidup baik suka maupun duka yang
merupakan rekaan belaka, bersifat imajinatif dan fiktif. Namun dalam
meningkatkan kemampuan membaca hambatan yang sering ditemukan
berasal dari dalam diri siswa maupun lingkungan sekitar siswa.
Untuk mengatasi masalah tersebut guru dapat menggunakan metode
membaca cepat Speed Reading sebagai sebuah solusi dalam meningkatkan
kemampuan dalam membaca. Metode Speed Reading adalah cara guru dalam
menyampaikan materi kepada siswa dalam proses membaca untuk
menggunakan waktu yang cepat melibatkan kemampuan motorik dan kognitif
tanpa meninggalkan pemahaman terhadap isi bacaan. Dengan demikian,
diharapkan siswa mampu meningkatkan kemampuan membaca sekaligus
memahami isi bacaan. Selalu fokus pada apa yang dibaca, membaca dalam
hati, tidak menggunakan benda lain sebagai alat bantu, pandangan fokus pada
26

bahan bacaan, dan tidak mengulangi kata-kata yang sudah dibaca akan
membantu siswa lebih meningkatkan kemampuan membaca lebih cepat .
Dengan menggunakan metode Speed Reading siswa diajak belajar
bahwa untuk memahami isi bacaan tidak harus membutuhkan waktu lama dan
tidak perlu membacanya dari awal hingga akhir bacaan. Pembelajaran bahasa
Indonesia merupakan proses pembelajaran bahasa yang dapat membantu
siswa berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik, mengenal dirinya, budaya
sendiri dan budaya luar, mengemukakan gagasan dan perasaan, serta
berpartisipasi dalam lingkungan sekitar.
C. Hipotesis Tindakan
Dari kajian pustaka dan rumusan masalah maka hipotesis tindakan
dalam penilitian ini adalah “Dengan Menggunakan Metode Speed Reading
Dapat Meningkatan Kemampuan Membaca Siswa Dengan Menggunakan
Metode Speed Reading Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Materi Pokok
Teks Bacaan Cerita Anak di Kelas V SDN 0123 Sibuhuan”.

Anda mungkin juga menyukai