Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULSI SEDIAAN NON-STERIL

TABLET GRANULASI BASAH

1.1 Tujuan Praktikum


Untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang pembuatan tablet.

1.2 Dasar Teori


Parasetamol memiliki sifat kompaktibilitas dan fluiditas yang kurang baik, sehingga
menimbulkan kesulitan sewaktu pengempaan. Untuk obat dengan sifat kompaktibilitas yang
kurang baik dalam dosis besar paling tepat jika digunakan metode granulasi basah, karena
dengan metode granulasi basah tidak memerlukan banyak bahan tambahan yang
menyebabkan bobot terlalu besar (Mycek, 2001).
Parasetamol atau asetaminofen adalah turunan apara-aminophenol memiliki khasiat
sebagai analgesik, antipiretik, dan aktivitas antiradang yang lemah. Parasetamol merupakan
metabolit henasen dengan efek antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzena
dengan efek analgetik parasetamol menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai
sedang. Efek antiinflamasi sangat lemah. Parasetamol diamsorgbsi cepat dan sempurna
melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan
masa penuh plasma antara 1-3 jam. Dalam plasma 25% paracetamol terikat oleh plasa,
dimetabolisme oleh enzim mikrosom dihati (Mycek, 2001).
Tablet adalah sediaan pada kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung
pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau
lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai
zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat pembasah atau zat lain yang cocok
(Ditjen POM, 1979).
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi suatu tablet berkualitas adalah kekerasan yang
cukup dan tidak rapuh, sehingga kondisinya tetap baik selama fabrikasi pengemasan dan
pengangkutan sampai pada konsumen, dapat melepaskan obatnya sampai pada ketersediaan
hayati, memenuhi persyaratan keseragaman bobot tablet dan kandungan obatnya, mempunyai
penampilan yang menyenangkan baik mengenai bentuk, warna, dan rasa (Sheth et al, 1980).
Bahan yang akan dikempa harus memenuhi persyaratan sifat diantaranya mudah mengalir
(free flowing), agar jumlah bahan yang mengalir dari hopper kedalam ruang cetak selalu
sama untuk setiap saat. Dengan demikian bobot tablet tidak memiliki variasi yang besar.
Selain itu juga kompresibilitas yang dimaksudkan 4 bahwa bahan tablet akan menjadi
kompak jika dikempa, sehingga dihasilkan tablet yang keras dalam penyimpanan (Sheth et al,
1980).
Pada dasarnya bahan pembantu pembuatan tablet atau eksipien berfungsi untuk
membantu proses penabletan dalam memperbaiki hasil akhir tablet. Eksipien harus netral,
tidak berbau, dan tidak berasa, jika mungkin tidak berwarna (Voigt, 1984). Bahan pembantu
tersebut antara lain :
a. Bahan pengisi (filler)
Bahan pengisi digunakan untuk memperbesar masa tablet yang mengandung zat
aktif dalam jumlah yang sedikit, sehingga menjadi tablet yang cukup besar agar
sesuai dengan berat yang dikehendaki dan dapat dikempa dengan baik. Pada
pemilihan bahan pengisi, dipilih bahan yang dapat memperbaiki sifat ikatan antara
partikel penyusun dan sifat alir dari komponen formulasi serta bahan yang
digunakan bersifat netral (Sheth et al, 1980).
b. Bahan pengikat (binder)
Bahan pengikat diperlukan dalam pembuatan tablet dengan maksud untuk
meningkatkan kohesifitas antar partikel serbuk sehingga memberikan kekompakan
dan daya tahan tablet. Penggunaan bahan pengikat yang terlalu banyak atau
berlebihan akan menghasilkan massa yang terlalu basah dan granul yang terlalu
keras sehingga tablet yang dihasilkan mempunyai waktu hancur yang lama,
sebaliknya 5 kekurangan bahan pengikat akan menghasilkan daya rekat yang lemah
sehingga tablet akan rapuh dan terjadi capping (Voigt, 1984).
c. Bahan penghancur (disintegrant)
Bahan penghancur adalah bahan yang ditambahkan dalam pembuatan tablet
dengan maksud tablet hancur menjadi bagian-bagiannya apabila berada dalam
medium air. Prinsip kerja bahan penghancur adalah melawan daya tarik bahan
pengikat dan kekuatan fisik tablet sebagai akibat dari tekanan mekanik pada proses
kompresi. Makin kuat kerja bahan pengikat, maka perlu bahan penghancur yang
lebih efektif. Pada pembuatan tablet secara granulasi, terdapat tiga cara dalam
penambahan bahan penghancur yaitu penambahan secara internal, eksternal dan
kombinasi eksternal-internal.

d. Bahan Pelicin
Bahan pelicin memudahkan pengeluaran tablet keluar ruang cetak melalui
pengurangan gesekan antara dinding dalam lubang ruang cetak dengan
permukaan sisi tablet. Bahan pelicin yang umum digunakan adalah kalsium dan
magnesium stearat, karena mereka akan menyebabkan turunnya kekerasan tablet
7 akibat mengecilnya gaya ikatan dengan terbentuknya lapisan tipis bahan
pelicin pada partikel bahan padat. Bahan pelicin dalam pembuatan tablet dapat
berfungsi sebagai :
1. Lubricant, yaitu untuk mengurangi gesekan yang terjadi antara dinding
ruang cetak dengan tepi tablet selama penabletan.
2. Glidant, yaitu memperbaiki sifat alir serbuk atau granul, sehingga lebih
mudah mengalir.
3. Anti adherent, untuk mencegah melekatnya tablet pada die dan pada
permukaan punch (Voigt, 1984).

Tablet yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:


a. Harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan.
b. Harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil.
c. Fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik.
d. Keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan.
e. Waktu hancur dan lahu disolusi harus memenuhi persyaratan.
f. Harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan.
g. Terbebas dari kerusakan fisik.
h. Stabilitas fisik dan kimiawi cukup baik selama penyimpanan.
i. Zat aktif dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu.
j. Memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku.
Penggolongan tablet menurut metode pembuatan nya dibagi menjadi 2 yaitu tablet
kempa dan tablet cetak (Moh. Anief, 1993).
1. Tablet cetak
Dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi umumnya mengandung laktosa dan
serbuk sukrosa dalam berbagai perbandingan. Massa serbuk yang lembab
ditekan dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan. Kemudian
dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh, sehingga harus hati
- hati dalam pengemasan dan pendistribusian.
2. Tablet kempa
Dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung bahan zat
aktif, bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran dan lubrikan, dapat juga
mengandung bahan pewarna dan lak yang diizinkan bahan pengaroma dan
bahan pemanis.

Penggolongan tablet berdasarkan cara pemakaian dibagi menjadi 9 yaitu : (Moh.


Anief, 1993).
1. Tablet biasa / tablet telan : dibuat tanpa penyalutan, digunakan peroral dengan
cara ditelan, pecah dilambung.
2. Tablet kunyah (chewable tablet) : bentuk seperti tablet biasa, digunakan
dengan cara dikunyah dalam mulut kemudian ditelan, rasanya umumnya tidak
pahit. Tablet kunyah dimaksudkan untuk dikunyah, meninggalkan residu
dengan rasa enak dalam rongga mulut.
3. Tablet hisap (lozenges, trochisi, pastiles) : sediaan padat yang mengandung
satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis,
yang membuat tablet melarut atau hancur perlahan - lahan dalam mulut.
4. Tablet larut (effervescent tablet) : dibuat dengan cara kempa : selain zat aktif
junga mengandung campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan Natrium
bikarbonat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan karbon dioksida.
5. Tablet implantasi (pelet) : tablet kecil, bulat atau oval putih, steril dan bersih
hormon steroid, dimasukkan ke dalam kulit dengan cara merobek kulit sedikit,
kemudian tablet dimasukkan, kemudian kulit dijahit.
6. Tablet hipodermik (hypodermic tablet) : tablet cetak yang dibuat dari bahan
yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air, harus steril dan dilarutkan
lebih dahulu sebelum digunakan untuk injeksi hipodermik.
7. Tablet bukal (buccal tablet) : digunakan dengan meletakan tablet diantara pipi
dan gusi, sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
8. Tablet sublingual : digunakan dengan cara meletakan tablet dibawah lidah
sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan
secara oral atau jika diperlukan ketersediaan obat yang cepat seperti halnya
tablet nitrogliserin.
9. Tablet Vagina : sediaan padat, umumnya berbentuk telur mudah melemah
(melembek) dan meleleh pada suhu tubuh, dapat melarut dan digunakan
sebagai obat luar khasus untuk vagina.
Keuntungan dari tablet yaitu beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan
kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, fokulasi, atau rendahnya berat jenis. Selain
itu, obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau tinggi, absorbsi
optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat diatas, akan
sukar atau tidak mungkin diformulasikan dan diperbaiki dalam bentuk tablet yang masih
menghasilkan bioavailabilitas obat cukup. Kemudian obat yang rasanya pahit, obat
dengan bau yang tidak dapat dihilangkan, atau obat yang peka terhadap oksigen atau
kelembapan udara perlu pengapsulan atau penyelubungan sebelum dikempa (bila
mungkin) atau memerlukan penyalutan dulu (Lachman, 2008).
Masalah-masalah yang sering timbul pada pembuatan tablet yaitu pitting, capping, dan
laminasi. Pitting mengacu pada terjadinya tanda lubang kecil pada permukaan tablet atau
punc yang dihubungkan denganpelicin yang tidak cukup atau hambatan suatu permukaan
yang keras. Sedangkan capping dan laminasi mengacu pada kelewatan mekanik yang
merusak tablet. Keretakan akibat laminasi bisa terjadi sepanjang langkah produksi
(Lachman, 2008).
Sifat-sifat tablet yang ideal atau baik yaitu tablet harus memenuhi spesifikasi
keseragaman bobot dan kekerasan, diameter tablet tidak lebih dari 7/16 inci dan tablet
diharapkan memberikan penambahan yang baik. Untuk evaluasi yang dilakukan pada tablet
yaitu berat tablet, ketebalan tablet, kekerasan tablet, daya hancur, dan disolusi tablet
(Lachman, 2008)
Persyaratan yang harus dipenuhi tablet agar layak dikonsumsi adalah sebagai berikut:
a. Keseragaman bobot dan keseragaman kandungan
Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot jika zat aktif merupakan bagian
terbesar dari tablet dan cukup mewakili keseragaman kandungan. Keseragaman bobot
bukan merupakan indikasi yang cukup dari keseragaman kandungan jika zat aktif
merupakan bagian terkecil dari tablet atau jika tablet bersalut gula. Oleh karena itu,
umumnya farmakope mensyaratkan tablet bersalut dan tablet mengandung zat aktif
50 mg atau kurang dan bobot zat aktif lebih kecil dari 50 % bobot sediaan, harus
memenuhi syarat uji keseragaman kandungan yang pengujiannya dilakukan pada tiap
tablet (Syamsuni, 2007).

b. Uji kekerasan
Kekerasan tablet dan ketebalannya berhubungan dengan isi die dan gaya
kompresi yang diberikan. Bila tekanan ditambahkan, maka kekerasan tablet
meningkat sedangkan ketebalan tablet berkurang. Selain itu metode granulasi juga
menentukan kekerasan tablet. Umumnya kekuatan tablet berkisar 4 - 8 kg, bobot
tersebut dianggap sebagai batas minimum untuk menghasilkan tablet yang
memuaskan. Alat yang digunakan untuk uji ini adalah hardness tester, alat ini
diharapkan dapat mengukur berat yang diperlukan untuk memecahkan tablet
(Lachman, 1994).
c. Uji keregasan
Cara lain untuk menentukan kekuatan tablet ialah dengan mengukur
keregasannya. Gesekan dan goncangan merupakan penyebab tablet menjadi hancur.
Untuk menguji keregasan tablet digunakan alat Roche friabilator. Sebelum tablet
dimasukkan ke alat friabilator, tablet ditimbang terlebih dahulu. Kemudian tablet
dimasukkan ke dalam alat, lalu alat dioperasikan selama empat menit atau 100 kali
putaran. Tablet ditimbang kembali dan dibandingkan dengan berat mula-mula. Selisih
berat dihitung sebagai keregasan tablet. Persyar atan keregasan harus lebih kecil dari
0,8% (Ansel, 1989).
d. Waktu hancur
Waktu hancur penting dilakukan jika tablet diberikan peroral, kecuali tablet yang
harus dikunyah sebelum ditelan. Uji ini dimaksudkan untuk menetapkan kesesuaian
batas waktu hancur yang ditetapkan pada masing-masing monografi. Uji waktu hancur
tidak menyatakan bahwa sediaan atau bahan aktifnya terlarut sempurna. Pada
pengujian waktu hancur, tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang
tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut. Kecuali
dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan keenam tablet tidak
lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk
tablet bersalut (Syamsuni, 2007).
e. Disolusi
Disolusi adalah suatu proses perpindahan molekul obat dari bentuk padat ke
dalam larutan suatu media. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya zat
aktif yang terlarut dan memberikan efek terapi di dalam tubuh. Kecepatan absorbsi
obat tergantung pada pemberian yang dikehendaki dan juga harus dipertimbangkan
frekuensi pemberian obat (Syamsuni, 2007).
f. Penetapan kadar zat aktif
Penetapan kadar zat aktif bertujuan untuk mengetahui apakah kadar zat aktif yang
terkandung didalam suatu sediaan sesuai dengan yang tertera pada etiket dan
memenuhi syarat seperti yang tertera pada masing-masing monografi. Bila zat aktif
obat tidak memenuhi syarat maka obat tersebut tidak akan memberikan efek terapi
dan juga tidak layak untuk dikonsumsi (Syamsuni, 2007).

Metode granulasi basah merupakan yang terluas digunakan orang dalam memproduksi
tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode
ini dapat dibagi sebagai berikut:
a. Menimbang dan mencampur bahan-bahan, pembuatan granulasi basah, pengayakan
adonan lembab menjadi granul, pengeringan, pengayakan kering, pencampuran bahan
pelicin, pembuatan tablet dengan kompresi.
b. Penimbangan dan pencampuran: Bahan aktif, pengisi, dan bahan penghancur yang
diperlukan dalam formula tablet ditimbang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan
untuk membuat sejumlah tablet yang akan diproduksi dan dicampur, diaduk baik,
biasanya dengan menggunakan mesin pencampur serbuk atau mikser.
Pembuatan granulasi basah dapat dilakukan dengan menambahkan cairan pengikat ke
dalam campuran serbuk, melewatkan adonan yang lembab melalui ayakan yang ukuran nya
sesuai kebutuhan, granul yang dihasilkan melalui pengayakan ini dikeringkan, lalu diayak
kembali dengan ayakan yang ukurannya lebih kecil supaya mengurangi ukuran granul berikut
nya. Unsur pengikat dalam tablet juga membantu merekatkan granul satu dengan lainnya,
menjaga kesatuan tablet setelah dikompresi. Bahan pengikat yang digunakan adalah 10-20%
cairan dari tepung jagung, 25-50% larutan glukosa, molase, macam-macam gom alam (seperti
akasia) derivat selulosa (metilselulosa, karboksimetilselulosa dan selulosa mikrokristal),
gelatin, dan povidon. Bila diinginkan warna dan rasa dapat ditambahkan ke dalam bahan
pengikat sehingga terjadi granulasi dengan warna dan rasa yang diinginkan (Ansel, 1989).
Penyaringan adonan lembab menjadi granul pada umumnya granulasibasah ditekan
melalui ayakan nomor 6 atau 8. Dibuat granul dengan menekankan pada alat yang dibuat
berlubang-lubang (Ansel, 1989).
Pengeringan granul kebanyakan granul dikeringkan dalam cabinet pengering dengan
sistem sirkulasi udara dan pengendalian temperatur.Untuk metode terbaru untuk pengeringan
sekarang ini yaitu fluidization disalurkan ke dalam fluid bed dryers. Pada metode ini granul
dikeringkan dalam keadaan tertutup dan diputar-putar sambil dialirkan udara yang hangat
(Ansel, 1989).
Penyaringan kering setelah dikeringkan, granul dilewatkan melalui ayakan dengan lubang
lebih kecil daripada yang biasa dipakai untuk pengayakan granulasi asli. Ukuran granul
dihaluskan tergantung pada ukuran punch yang akan dipakai dan tablet yang akan diproduksi.
Semakin kecil tablet yang akandiproduksi semakin halus granul yang dipakai, biasa nya
menggunakan ayakanukuran 12-20 (Ansel, 1989).
Pelinciran atau lubrikasi, jumlah pelincir yang dipakai pada pembuatantablet mulai dari
0,1% berat granul sampai 5%. Manfaat pelincir dalam pembuatan tablet kompresi;
mempercepat aliran granul dalam corong kedalam rongga cetakan, mencegah melekatnya
granul pada punch dan cetakan, mengurangi gesekan antara tablet dan dinding cetakan ketika
tablet dilemparkan dari mesin dan memberikan rupa yang bagus pada tablet yang sudah jadi.
Pencetakan tablet mesin tablet berputar (rotary) dengan kecepatan tinggimempunyai
banyak punch dan die (cetakan) dapat menyisihkan mesin tablet tunggal, karena punch
berputar secara terus menerus maka pencetakan tablet berlangsung secara terus menerus pula.
Mesin tablet tunggal biasanya berkapasitas 100 tablet per menit sedangkan mesin tablet rotary
dengan 16 tempat (16 set punch dan die) dapat memproduksi 1150 tablet per menit (Ansel,
1989).
Keuntungan granulasi basah :
a. Dapat digunakan untuk tablet dengan sistem pelepasan zat aktif terkendali.
b. Mencegah seregrasi komponen sehingga diperoleh sediaan dengan keseragaman
kandungan yang baik.
c. Dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang sulit mengalir dan sulit dikompres
d. Meningkatkan atau memperbaiki distribusi keseragaman kandungan.
e. Distribusi dan keseragaman kandungan baik bagi zat aktif yang mudah larut dan dosis
kecil.
f. Dapat meningkatkan kompresibilitas dan kohesifitas serbuk dengan penambahan
bahan pengikat.
g. Untuk serbuk dengan BJ yang rendah (voluminous) sehingga dapat mencegah
kontaminasi silang.
h. Serbuk dapat ditangani tanpa menghasilkan kontaminasi udara (debu dari serbuk).
i. Memperoleh aliran yang lebih baik.
j. Mendapatkan berat jenis yang sesuai.
k. Mengontrol pelepasan.
l. Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses.
m. Zat warna dapat lebih homogen karena terlebih dahulu dilarutkan dalam cairan pengikat.

Kekurangan/kerugian granulasi basah :


a. Dalam granulasi basah ini, biaya yang dibutuhkan cukup tinggi.
b. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus divalidasi.
c. Zat aktif yang tidak tahan lembab dan panas tidak dapat dikerjakan dengan
metode ini.
d. Membutuhkan tempat yang luas, biaya yang tinggi, alat dan waktu yang banyak.
e. Memungkinkan terjadinya kehilangan bahan selama pemindahan ke unit proses lainnya.

1.3 Alat dan Bahan


ü Alat
- Beaker glass 250ml, 500ml
- Batang pengaduk
- Gelas ukur 100ml
- Ayakan No 6-12 mesh
- Ayakan No 14-20
- Mangkok plastic besar
- Nampan aluminium
- Timbangan
- Hot plate
- Oven
- Kaos tangan karet

ü Bahan
1. Paracetamol 5 gram
2. Amylum Oryzae 3 gram
3. Laktosa 2 gram
4. Gelatin 2 gram
5. Aquadest 20 ml

1.4 Pemerian Bahan


1. Paracetamol (FI Edisi III 1979, Hal 37)
Nama Resmi : ACETAMINOPHENUM
Nama lain : Asetaminofen, Paracetamol
Nama IUPAC :N-(4-hydroxyphenyl) ethanamide, N-(4-hydroxyphenyl) acetamide
RM/BM : C8H9NO2 / 151,16
Suhu lebur : 1690
Pemerian : Hablur; serbuk hablur putih; tidak berbau; dan rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam bagian etanol (95%) P, dalam 13
bagian aseton P, dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9 bagian
propilenglikol; larut dalam larutan alkali hidroksida.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya
Khasiat : Analgetik, antipiretik

2. Amylum Oryzae (FI Edisi III 1979, Hal 93)


Pati beras adalah pati yang diperoleh dari biji Oryza Sativa L.
Pemerian : Serbuk sangat halus; putih; tidak berbau; tidak berasa.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol (95%)P.

3. Laktosa (FI Edisi III 1979, Hal 338)

Pemerian : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa agak manis.


Nama IUPAC :  β-D-galactopyranosyl-(1→4)-D-glucose
Rumus molekul : C 12 H 22 O11 . H 2 O
Berat molekul : 36,30
Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih; sukar
larut dalam etanol (95%)P; praktis tidak larut dalam kloroform P
dan dalam eter P
PH larutan : 10% b/v 4,0 sampai 6,5
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan

4. Gelatinum/Gelatin ( FI Edisi III, Hal 265 )


Gelatin adalah protein yang diperoleh dari bahan kolagen
Pemerian : Lembaran, kepingan, serbuk atau butiran; tidak berwarna atau
kekuningan pucat; baud an rasa lemah .
Kelarutan : Jika direndam dalam air mengembang dan menjadi lunak,
rangsur-angsur menyerap air 5 sampai 10 kali bobotnya; larut
dalam air panas dan jika didinginkan terbentuk gudir; praktis tidak
larut dalam etanol (95%)P, dalam kloroform P dan dalam eter P;
larut dalam campuran gliserol P dan air, jika dipanaskan lebih
mudah larut; larut dalam asm asetat P.
Kadar : Tidak lebih dari 3,25%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat : Zat tambahan

1.5 Cara Kerja


1. Cara Pembuatan solution gelatin :
Timbang gelatin sebanyak 2 gram

Larutkan dalam aquadest sampai 20ml

Panaskan di atas hot plate hingga warna jernih

2. Pembuatan Granul :
Campurkan amylum dan laktosa hingga homogen
Ayak dengan ayakan

Timbang paracetamol 5gram kemudian campur dengan


hasil ayakan amylum oryzae dan laktosa

Tambahkan solution gelatin sedikit demi sedikit sampai


terbentuk massa granul yang baik. Catat volume solution
gelatin yang digunakan

Ayak massa granul dengan ayakan No. 6-12 mesh

Letakkan granul basah diatas nampan aluminium yang


telah dilapisi dengan kertas perkamen dan oven pada suhu
60℃. Balik granul apabila telah setengah kering. Catat
waktu yang diperlukan sampai granul kering.

Setelah kering, keluarkan granul dari oven, ayak dengan


menggunakan ayakan No. 14-20mesh

Timbang hasil granul kering dan lakukan uji kualitas mutu


granul

Lakukan pencetakan tablet dari hasil penggranulan yang


sebelumnya

Jadikan granul menjadi 10 tablet

Lakukan uji kualitas


DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Penerbit Universitas Indonesia
Press, Jakarta.

Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta

Lachman, Leon, Herbert A.L., Joseph L.K., 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Penerbit
Universitas Indonesia, Jakarta

Mycek, M.J., Harvey, R.A., dan Champe, P.C., 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar E/2,
Jakarta
: Penerbit Widya Medika.

Rudnic, E. M., and Kottke, M. K., 2002, Tablet Dosage Form in Banker, G. S.,and Rhodes, C. T.,
Modern Pharmaceutics, 4th Edition Revised and Expanded, Marcel Dekker Inc., New
York. 287-309.

Sheth, B.B., Bandelin, F.J., and Shangraw, R.F., 1980. Compressed Tablets in Pharmaceutical
Dosage Forms: Tablets, Marcel Dekker Inc, New York 109-114, 135-139.

Syamsuni, Drs. H. A., Apt. 2007. Ilmu Resep. Jakarta: EGC

Voigt, R.,1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. diterjemahkan oleh Soewandhi, S.N., UGM
Press, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai