”J”
DENGAN DIAGNOSA MEDIS TRAUMA CAPITIS BERAT
DI RUANG IGD RSUD KOTA MATARAM
TANGGAL 7 APRIL 2020
OLEH :
OLEH:
Seorang klien atas nama Tn”J” dirawat di IGD RSUD Kota Mataram dengan riwayat telah
mengalami kecelakaan lalu lintas pada tanggal 6 April 2020, kemudian di hari yang sama klien
dilarikan ke IGD RSUD Kota Mataram meggunakan mobil warga di tempat kejadian pada pukul 13.30
WITA, klien dalam kondisi tidak sadarkan diri. Klien mengalami perdarahan yang keluar melalui
telinga kiri serta terdapat luka terbuka di kepala sebelah kiri bagian temporal dengan panjang kurang
lebih 10 cm, klien juga mengalami fraktur os femur sinistra. Di IGD dilakukan tindakan pemasangan
endotracheal tube, nasalgastric tube, ventilator , pemasangan cairan intravena (RL) di lengan kanan,
serta dipasagkan kateter. Klien tampak dengan pernapasan cuping hidung, klien juga dilakukan
tindakan cek laboratorium serta CT-Scan. Di IGD klien dinyatakan mengalami penurunan kesadaran,
klien dalam kodisi semi koma dengan nilai GCS 5.
Pada tanggal 7 April 2020, seorang mahasiswa keperawatan hendak melakukan pengkajian sekaligus
implementasi kepada klien tersebut. Didapatkan data tanda-tanda vital klien sebagai berikut :
TD: 100/70 mmHg
HR: 91x/menit
RR: 17x/menit
S: 37,5* C
SpO2: 90%
Urine output 200 cc-300 cc/7 jam
Riwayat Keperawatan
Keluhan Utama Klien datang dengan penurunan kesadaran
Riwayat kejadian Keluarga klien mengatakan klien dengan riwayat kecelakaan lalu lintas pada
tanggal 6 April 2020, klien kemudian dilarikan ke IGD RSUD Kota Mataram pada
hari yang sama jam 13.30 WITA. Pada klien dilakukan pemasangan Infus 2 jalur,
pembidaian pada area fraktur, CT-Scan kepala dan pemeriksaan darah rutin di IGD
RSUP.
Riwayat penyakit Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki penyakit sebelumnya, dan
dahulu tidak pernah dirawat inap di rumah sakit atau puskesmas.
Riwayat Allergi Keluarga klien mengatakan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap apapun,
baik itu makanan, obat-obatan maupun debu dan cuaca.
Riwayat medikasi Keluarga klien mengatakan klien tidak pernah dilakukan tindakan medik atau
bedah sebelumnya.
Keadaan umum : Lemah / semi koma, (GCS E1V1M3)
PENGKAJIAN PIMER
General Assessment : Pediatric Assesment Triangle
Appearance Mental status : Koma
Muscle tone : lemah
Airway 1. Paten: tidak paten, terdapat suara tambaha stridor, terpasang endotracheal
tube, terdapat pernafasan cuping hidung, terpasang ventilator.
2. Vokalisasai : klien tidak dapat berbicara
3. Pergerakan udara : pergerakan udara masih dapat dirasakan
Masalah Keperawatan: bersihan jalan nafas tidak efektif
Tindakan
1. Berikan posisi yang tepat agar jalan nafas tetap paten
2. Identifikasi dan hilangkan sumbatan
3. Berikan oroparingeal, nasoparingeal ETT
4. Lindungi tulang servikalis
PENGKAJIAN SEKUNDER
General observation
1. Keadaan umum pasien : klien tampak lemah, klien dalam posisi semifowler.
2. Aktifitas pasien : tidak dikaji.
3. Masalah yang tampak terlihat : klien mengalami penurunan kesadaran.
4. Tingkat stress : tidak dikaji.
5. Perilaku pasien: tidak sadarkan diri.
6. Ambulasi : klien masih dalam keadaan lemah sehingga tidak mampu melakuka ambulasi secara
mandiri dan harus diberikan bantuan total.
7. Komunikasi : klien tidak mampu untuk berkomunikasi.
8. Bau khas : lien tidak memiliki bau khas seperti, urin, keton, etanol, zat kimia.
9. Adanya luka : terdapat luka terbuka di os temporal sinistra sepanjang 10 cm, terdapat fraktur os
femur sinistra.
Reflek Patologi :
Babinski : -/-
Oppenheim :-/-
Gordon : -/-
Schaeffer : -/-
Caddock : -/-
Rossolimo : -/-
Mendel bechterew : -/-
Hoffmantrommer : -/-
Klonus lutut : -/-
Klonus kaki : -/-
Gangguan Neurologi lain : tidak ada
Masalah Keperawatan: resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.
INTEGUMEN
Luka Bakar : tidak ada
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jenis Pemeriksaan
Jam Hasil
Lab/Foto/ECG/lain lain
15.36 WITA 1. Lab : 3. Lab :
a. darah rutin c. Darah rutin
b. darah rutin normal Hb : 8,0 d/Dl
Leukosit : 20,10 sel/mm3
Na : 140,7 mEql/L
CL : 106,0 mEql/L
d. Darah rutin normal
Hb : 13,8 d/Dll
Leukosit : 5000 sel/mm3
Na : 137 mEql/L
K : 3,5 mEql/L
CL : 95 Meql/L
2. CT-Scan 4. CT-Scan
j. Tampak lesi hiperdens luas
pada lobus frontalis kanan
disertai perifocal edema
disekitarnya.
k. Tampak lesi hiperdens mengisi
ventrikel lateralis terutama kiri
sampai ventrikel empat.
l. Sulci ddan gyri obliterasi
m. Pons dan cerebellum normal
n. Tak tampak klasifikasi
abnormal
o. Tampak deviasi midline sejauh
7,4 mm
p. Orbita dan mastoid baik
q. Penebalan mukosa dan sinus
maxilaris bilateral
r. Tampak diskontinuitas os
zygomatikum kanan, dinding
sinus maxilaris kanan,
nasofrontalis dan
nasomaxilaris.
Kesan :
intracerebral dan intraventrikular
Hematoma fraktur leFort I-III
Pemberian Terapi
Jam Tindakan/ medikasi Keterangan
06.00 Inf. Kae 3B 20 tpm
Inf. Asering 20 tpm
06.00 , 18.00 Pantoprazole 2x1 vial
06.00, 18.00 Furosemide 2x2 ampul
06.00, 18.00 Ceftriaxon 2x1 vial
06.00, 14.00, 22.00 domperidone 3x10 mg
06.00, 14.00, 22.00 ketorolac 3x1 ampul
06.00, 14.00, 22.00 antrain 3x1 ampul
06.00, 14.00, 22.00 asam tranexamat 3x1 ampul
06.00, 14.00, 22.00 paracetamol infus 3x500 mg
PERAWATAN INTENSIF
JAM Tensi RR HR SUHU º CVP SPO2 Input Output Medikasi
C (cc) (cc) Obat
07.00 100/70 17 91 37,5 * 90 % 550 200 Asering
08.00 100/70 18 90 37 91% Furosemide,
patoprazole
TINDAKAN KEPERAWATAN
Waktu Analisa Data Kriteria Hasil Tindakan Evaluasi
7 April 2020 Masalah Kep : Resiko NOC: 1. Memonitor tekanan S: -
08:00 ketidakefektifan perfusi jaringan Circulation status intrakranial O: keadaan umum lemah,
cereberal. Tissue Prefusion Memonitor status tingkat kesadaran semi koma,
Cerebral neurologi GCS 5, refleks saraf (refleks
DS: Memonitor intake dan bra inste 7), TD: 100/70
DO: Keadaan umum lemah, Kriteria Hasil : output mmHg, HR : 91x/menit, RR:
kesadaran semi koma, GCS 5, 1. Perfusi jaringan 2. Manajemen edema cerebral 17x/menit, S: 37,5 *C, reaksi
CT-Scan hasil: intracerebral dan cerebral Memonitor status pupil, pupil 2/4
intraventrikular hematoma, a. Tekanan pernafasan, frekuensi A: resiko ketidakefektifan
terdapat luka terbuka di os intrakranial dan kedalaman. perfusi jaringan cerebral
temporal sinistra sepanjang 10 normal. Mengurangi stimulus belum teratasi
cm, bathel sign di bagian sinistra, b. Tidak ada nyeri dalam lingkungan P: intervensi dilanjutkan
racoon eyes dimata sinistra, kepala. klien. I:
pupil anisokor 2/4 RC++/--, c. Tidak ada Memberikan sedasi 1. Memonitor tekanan
terdapat cairan darah di telinga kegrlisahan. sesuai kebutuhan intrakranial
sinistra, terpasang infus RL 20 d. Tidak ada 3. Monitor neurologi Memonitor
tpm di lengan kanan, terdapat gangguan refleks Monitor tingkat status neurologi
fraktur di os femur sinistra, saraf. kesadaran (GCS) Memonitor
terpasang kateter urine, 2. Status neurologi intake dan
Monitor refleks batuk
terpasang nasal gastric tube, a. Kesadaran output
dan menelan
terpasang endotracheal tube dan normal 2. Manajemen edema
Pantau ukuran pupil,
ventilator. b. Tekanan cerebral
bentuk dan
TD: 100/70 mmHg intrakranial kesimetrisan Memonitor
HR: 91x/menit normal 4. Monitor TTV status
RR: 17x/menit c. Pola bernafas 5. Posisikan head up (30-40 pernafasan,
S:37,5* C normal derajat) frekuensi dan
SpO2: 90% d. Ukuran dan 6. Beri terapi O2 sesuai anjuran kedalaman.
Urine output 200 cc-300 cc/7 jam. reaksi pupil medis Mengurangi
normal 7. Kolaborasi pemberian yterapi stimulus dalam
e. Laju pernafasan medis. lingkungan
normal klien.
f. Tekanan darah Memberikan
normal sedasi sesuai
kebutuhan
7 April 2020 Masalah Kep : pola nafas tidak NOC: 1. Airway management S: -
08:00 efektif Resviratory status Monitor adanya O: keadaan umum lemah,
ventilation keluhan pusing, sakit ventilasi: RR 17x/menit,
DS: Respiratory status kepala, mual, muntah irama nafas teratur, suara
DO: keadaan umum lemah, airway patency dan gelisah. nafas stridor, airway patency:
keasadaran semi koma, Vital sign status Beri posisi head up 30- pernapasan cuping hidung,
pernafasan cuping hidung positif, 40 derajat untuk terpasang ventilator, tidak
terdapat suara tambahan stridor, Kriteria Hasil: memaksimalkan terdapat penggunaan otot
terpasang endotracheal tube, a. Irama pernafasan ventilasi bantu pernafasan, SpO2 :
ventilaor terpasang. normal Keluarkan sekret 90%, TD: 100/70 mmHg, HR:
TD: 100/70 mmHg b. Frekuensi pernafasan dengan suction. 91x/menit, RR: 17x/menit, S:
HR: 91x/menit normal Monitor alat ventilasi 37,5* C.
RR: 17x/menit c. TTV dalam batas pada pasien. A: masalah belum teratasi
S: 37,5* C normal 2. Oxygen therapy P: itervensi dilanjutkan.
SpO2: 90% d. Tidak ada tanda Pertahankan jalan I:
Urine output 200 cc-300 cc/7 jam sesak nafas yang paten 1. Airway management
e. Pasien tidak Monitor aliran oksigen Monitor adanya
mengeluh sesak. Monitor adanya tanda- keluhan pusing,