Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sinta Norhayati

Nim : 18.11.401.01.0790

1.Caput succedaneum adalah oedema dari kulit kepala anak yang terjadi karena tekanan dari
jalan lahir kepada anak. Karena tekanan inj vena tertutup, tekanan dalam capilair veneus
meninggi hingga cairan masuk ke dalam jaringan longgar di bawah lingkaran tekanan dan pada
tempat yang terendah.
Kejadian Caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat tekanan
uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum ekstraksi.
(Saifuddin, 2001).
Caput succedaneum adalah Kelainan ini akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina
pada kepala bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan
biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir. Tidak diperlukan tindakan dan tidak ada gejala
sisa yang dilaporkan. (Sarwono, 2002).

2.Fraktur klavikula adalah Retak pada tulang yang menghubungkan tulang dada dan bahu. Bayi
kadang-kadang bisa mengalami patah tulang klavikula selama proses kelahiran.
Fraktur tulang klavikula merupakan tulang paling sering mengalami fraktur pada neonatus
karena proses kelahiran . Fraktur klavikula merupakan komplikasi yang tidak dapat diprediksi
dan dihindari pada persalinan normal.
3.fleksus brakialis adalah Sebuah jaringan saraf tulang belakang yang berasal dari belakang
leher, meluas melalui aksila (ketiak), dan menimbulkan saraf untuk ekstremitas atas. Pleksus
brakialis dibentuk oleh penyatuan bagian dari kelima melalui saraf servikal kedelapan dan saraf
dada pertama, yang semuanya berasal dari sumsum tulang belakang.Luka pada pleksus brakialis
mempengaruhi saraf memasok bahu, lengan lengan bawah, atas dan tangan, menyebabkan mati
rasa, kesemutan, nyeri, kelemahan, gerakan terbatas, atau bahkan kelumpuhan ekstremitas atas.
Meskipun cedera bisa terjadi kapan saja, banyak cedera pleksus brakialis terjadi selama
kelahiran. Bahu bayi mungkin menjadi dampak selama proses persalinan, menyebabkan saraf
pleksus brakialis untuk meregang atau robek.
Trauma pada pleksus brakialis yang dapat menyebabkan paralisis lengan atas dengan atau tanpa
paralisis lengan bawah atau tangan, atau lebih lazim paralisis dapat terjadi pada seluruh lengan.
Trauma pleksus brakialis sering terjadi pada penarikan lateral yang dipaksakan pada kepala dan
leher, selama persalinan bahu pada presentasi verteks atau bila lengan diekstensikan berlebihan
diatas kepala pada presentasi bokong serta adanya penarikan berlebihan pada bahu.
4.Cephalhematoma
Cedera ini merupakan akumulasi pendarahan di bawah area periosteum (lapisan membran di
permukaan luar tulang) pada bagian parietal (dinding luar) tulang
tengkorak.Cephalhematoma akan tampak seperti benjolan kecil hingga sedang di bagian
permukaan tulang kepalanya, tidak keras, dan akan menjadi fluktuatif (berubah bentuk) pada
beberapa jam setelah lahir. Cedera ini bisa terjadi pada persalinan normal (per vaginam) atau
persalinan yang dibantu dengan alat lahir. Cephalhematoma tidak perlu diterapi dan dapat hilang
sendiri atau kembali normal dalam waktu 3 bulan. Jenis trauma ini tidak perlu pula dilakukan
aspirasi (penyerapan darah), karena akan menyebabkan infeksi ataupun tindakan medis lainnya.
5.Tulang humerus merupakan tulang terbesar pada lengan dan penyusun satu-satunya lengan
atas. Fraktur humerus adalah cedera yang terjadi pada tulang humerus akibat benturan keras yang
menyebabkan trauma langsung atau tidak langsung.
Contoh gambar fraktur humerus

Anda mungkin juga menyukai