Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN GERONTIK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. R DENGAN RHEUMATHOID


ARTHRITIS DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA GAU MABAJI
GOWA

DISUSUN OLEH
MUHAMAD RUSMAN A.LIMPONG
144 2019 1072

PRECEPTOR INSTITUSI

AKBAR ASFAR, S. Kep., Ns. M. Kes

KEPERAWATAN GERONTIK
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. R DENGAN RHEUMATHOID
ARTHRITIS DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA GAU MABAJI GOWA

A. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI
1. Identitas Diri Klien
Nama lengkap : Tn. R
Tempat/tgl lahir : Makassar, 20 Juli 1950 (70 tahun)
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku bangsa : Bugis
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan : Tidak bekerja
Masuk panti : Tahun 2018 (± 2 tahun)
Diagnosa Medis : Arthritis Rheumatoid
Alamat : Sudiang, Makassar
Tanggal pengkajian : 21 April 2020
Sumber : Klien dan rekam medik
2. Keluarga/ Orang Lain yang Lebih Penting/Dekat yang Dapat Dihubungi
Nama : Ny.H
Alamat : Sudiang,
No. telp : 081329xxxxxx
Hubungan dengan klien : Keponakan
3. Riwayat Pekerjaan Dan Status Ekonomi
Pekerjaan saat ini : Tidak bekerja
Pekerjaan sebelumnya : Petani
Sumber pendapatan : APBD, sumbangan donatur
Kecukupan pendapatan : Cukup
4. Aktivitas rekreasi
Hobi : Olahraga, jalan-jalan, senam
Bepergian/wisata : Klien mengikuti kegiatan panti
Keanggotaan organisasi : Tidak mengikuti
5. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung
Nama Keadaan saat ini Keterangan
Tn. L Meninggal dunia Kakak
Tn. M Meninggal dunia Kakak
Ny. S Hidup Adik
b. Riwayat kematian dalam keluarga (1 tahun terakhir) :
Nama : tidak ada
Umur :-
Penyebab Kematian : -
Kunjungan keluarga : dalam 1 tahun terakhir tidak ada kunjungan
B. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Nutrisi
Frekuensi makan : 3 x sehari
Nafsu makan : Baik
Jenis makanan : Nasi, sayur, lauk, buah, dan snack
Makanan yang tidak disukai : Tidak ada makanan yang tidak disukai
Alergi terhadap makanan : Tidak ada alergi makanan
Pantangan makan : Makanan yang asin/ tinggi garam dan
purin
Keluhan makan : Tidak ada keluhan makan
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : 4 x sehari
Kebiasaan BAK pada malam hari : ya, 1x semalam
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : Tidak ada keluhan
b. BAB
Frekuensi dan waktu : 1x dalam 2 hari, pada pagi hari
Konsistensi : Lembek
Keluhan BAB : Tidak ada keluhan
Pengalaman memakai Laxatif/pencahar : belum pernah
3. Personal Hiegiene
a. Mandi:
Frekuensi dan waktu mandi : 2x sehari
Pemakaian sabun : Ya
b. Oral Hiegine
Frekuensi dan waktu gosok gigi : Tidak pernah, tidak ada gigi
Menggunakan pasta gigi : Tidak pernah
c. Cuci Rambut
Frekuensi : 2x seminggu
Penggunaan sampho : Ya
d. Kuku dan tangan
Frekuensi gunting kuku : 1x dalam 2 seminggu
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : tidak
4. Istirahat dan Tidur
Lama tidur : Jam 20.00 – 04.00 WIB ( ± 8 jam)
Tidur siang : ± 2 jam
Keluhan tidur : Tidak ada keluhan
5. Kebiasaan mengisi waktu luang
Olahraga : Ya
Nonton TV : Ya
Berkebun/memasak : Tidak
Lain-lain : Tidak ada
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok : Tidak
Minuman keras : Tidak
Ketergantungan obat : Tidak
7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari
No Jenis kegiatan Lama waktu
1 Bersih-bersih, cuci baju, mandi 2 jam
2 Duduk-duduk, berbincang- 3 jam
bincang, tiduran
3 Sholat, tidur siang 2 jam
4 Mandi sore, nonton tv, santai 3 jam
5 Makan malam, sholat, tidur 2 Jam

C. STATUS KESEHATAN
1. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir:
Klien mengeluh nyeri pada kedua lututnya
b. Gejala yang dirasakan:
Nyeri senut-senut saat digerakkan dengan skala 4, nyeri terasa hilang-
timbul.
c. Faktor pencetus:
Usia klien yang sudah cukup tua dengan factor predisposisi klien pernah
jatuh saat di rumah.
d. Timbul keluhan:
Timbul keluhan secara bertahap dan semakin sakit.
e. Waktu mulai timbulnya keluhan : ± 1,5 tahun
f. Upaya mengatasi
Pergi periksa ke klinik pengobatan yang ada dipanti pada hari senin dan
kamis dan biasanya klien mengoleskan balsem atau minyak pada daerah
yang sakit.

2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Penyakit yang pernah diderita : Hipertensi
b. Riwayat alergi : Tidak ada riwayat alergi
c. Riwayat kecelakaan : Jatuh terpeleset 2x dalam 10 tahun
d. Riwayat dirawat di rumah sakit : Tidak pernah
e. Riwayat pemakaian obat : Tidak ada
3. Pengkajian/Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum:
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
Tanda-tanda Vital
TD: 150/90mmHg, N: 76x/menit, RR: 24x/menit, S:365 ºC
b. BB/TB : 49 Kg / 150 cm, BMI: 21,8
c. Rambut
Beruban, distribusi merata, sebagian rambut rontok, rambut bersih.
d. Mata
Simetris kiri dan kanan, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis,
fungsi penglihatan baik
e. Telinga
Simetris kanan dan kiri, tidak terjadi penurunan fungsi pendengaran,
tidak ada penumpukan serumen
f. Mulut, gigi, dan bibir
Mulut bersih, tidak luka atau sariawan, mukosa bibir lembab, gigi
ompong
g. Dada
Paru :
I: Pengembangan dada kanan = kiri, tidak ada retraksi, tidak
menggunakan otot bantu pernafasan
P: Fremitus focal kanan = kiri
P: Sonor seluruh lapang paru
A: Suara napas vesikuler
Jantung :
I: Ictus cordis tidak tampak
P: Ictus cordis teraba kuat
P: Pekak seluruh lapang jantung
A: S1 dan S2 reguler, tidak ada bunyi jantung tambahan
h. Abdomen :
I: Tidak ada asites, Tidak ada jejas/lesi
A: Peristaltik usus 12x per menit
P: Tympani
P: Tidak ada pembesaran hati dan limfe, tidak ada nyeri tekan
i. Kulit:
Warna sawo matang, kriput/ tidak elastis, capillary refil 2 detik,
integritas kulit utuh
j. Ekstremitas atas
Tangan kanan dan kiri dapat bergerak bebas
k. Ekstremitas bawah
Lutut kanan dan kiri terasa nyeri, tidak ada udem, kekuatan otot
5 5
5 5
D. HASIL PENGKAJIAN KHUSUS
1. Masalah kesehatan kronis
Klien memiliki penyakit rematik
2. Fungsi kognitif:
Hasil dari pengkajian SPMQ klien mampu menjawab pertanyaan dengan 2
kesalahan dan 8 benar, sehingga klien memiliki fungsi kognitif yang masih
baik
3. Status fungsional:
 Pengkajian MNA dengan skor 12 (Baik)
 Pengkajian ADL Katz dengan skore 6 (Independent)
 Pengkajian keseimbangan dan gaya berjalan dengan prosentase 50%
(Sedang)
4. Status psikologi
Pengkajian geriatric depression scale dengan score 1 untuk respon yang sesuai
(klien tidak menunjukkan depresi)
Pengkajian Hamilton dengan score 9 (Kecemasan ringan)
5. Dukungan keluarga
Tidak ada kunjungan keluarga.
E. LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL
1. Kebersihan dan kerapihan ruangan
Ruangan atau kamar klien bersih dan tertata rapi, tempat tidur dan almari
klien selalu rapi, tidak ada tumpukan baju kotor atau tumpukan iring atau
barang kotor lainnya.
2. Penerangan
Terdapat lampu pada setiap ruangan termasuk kamar klien, terdapat
genting kaca untuk membantu penerangan dikamar klien di siang hari.
3. Sirkulasi udara
Sirkulasi baik dan terdapat ventilasi.
4. Keadaan kamar mandi dan WC
Kamar mandi dan WC sedikit jauh dengan kamar klien, cukup bersih.
5. Pembuangan air kotor
Terdapat saluran pembuangan air kotor.
6. Sumber air minum
Air minum klien tersedia di dapur dan klien dapat mengambilnya secara
mandiri.
7. Pembuangan sampah
Pembuangan sampah terdapat didepan kamar setiap kelompok.
8. Sumber pencemaran
Tidak ada sumber pencemaran udara, air dan tanah.
9. Penataan halaman
Halaman panti tertata rapi.
10. Privasi
Privasi klien terjaga
11. Resiko injury
Lantai ruangan tidak licin dan penerangan cukup.

A. Klasifikasi Data
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengatakan nyeri 1. Keadaan umum baik, kesadaran
pada kedua lututnya riwayat composmentis.
pernah jatuh dirumah, nyeri 2. Klien nampak meringis
yang dirasakan` senut-senut 3. Skala nyeri 4 (skala Hars)
terutama saat digerakkan, 4. Vital sign
nyeri yang diraskan pada BP : 150/90mmHg,
kedua lutut diraskan secara P: 76x/menit, RR: 24x/menit,
bertahap dan semakin sakit, T:365 ºC
dengan skala 4 (nyeri BB/TB : 49 Kg / 150 cm, BMI:
sedang), keluhan nyeri 21,8 (ideal)
diraskan sejak ± 1,5  Ekstremitas atas
tahun( Nyeri kronis) nyeri Tangan kanan dan kiri dapat
yang diraskan hilang- bergerak bebas
timbul.  Ekstremitas bawah
2. Klien mengatakan Lutut kanan dan kiri terasa
mengoleskan balsem atau nyeri, tidak ada udem,
minyak pada daerah yang kekuatan otot
sakit, dan kebiasaan 5 5
mencuci tangan tidak 55
menggunakan sabun. 5. Menunjukan perilaku tidak sesuai
3. Klien mengatakan pernah anjuran
jatuh terpeleset 2x dalam 10 6. Lansia Umur 70 tahun.
tahun. 7. Hasil Pengkajian khusus
a. Masalah kesehatan kronis
Klien memiliki penyakit
rematik
b. Fungsi kognitif, klien
memiliki fungsi kognitif yang
masih baik.
c. Status fungsional:
 Pengkajian ADL Katz
dengan skore 6
(Independent)
 Pengkajian keseimbangan
dan gaya berjalan dengan
prosentase 50% (Sedang)
d. Status psikologi
 Depression scale dengan
score 1 untuk respon yang
sesuai (klien tidak
menunjukkan depresi)
 Pengkajian Hamilton
dengan score 9
(Kecemasan ringan)
e. Tidak ada kunjungan keluarga
dalam 1 tahun.
f. Orang terdekat menarik diri
dari klien

B. Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Problem
1. DS : Rheumathoid Nyeri kronis b/d
Klien mengatakan nyeri arthritis kondisi
pada kedua lututnya muskuloskeletal
riwayat pernah jatuh Sekresi asam urat kronis
dirumah, nyeri yang yang berkurang
dirasakan` senut-senut
terutama saat Gangguan
digerakkan, nyeri yang metabolisme purin
diraskan pada kedua
lutut diraskan secara Gout
bertahap dan semakin
sakit, dengan skala 4 Hiperurisemia dan
(nyeri sedang), keluhan serangan sinovitis
nyeri diraskan sejak ± akut berulang-ulang
1,5 tahun( Nyeri kronis)
nyeri yang diraskan Penimbunan kristal
hilang-timbul. urat monohidrat
DO: monosodium
 Keadaan umum
baik, kesadaran Pengendapan Kristal
composmentis. urat
 Klien nampak
meringis. Lekosit menekan
 Skal nyeri 4 Kristal urat
(skala Hars)
 Vital sign Mekanisme

BP : 150/90mmHg, peradangan

P: 76x/menit, RR:
24x/menit, T:365 Sirkulasi darah

ºC, BB/TB : 49 daerah radang

Kg / 150 cm, BMI:


21,8 (ideal) Vasodilatasi dari

 Pengkajian kapiler

Hamilton dengan
score 9 Eritema, panas

(Kecemasan
ringan) Nyeri
Kronis

2. DS : - Lansia (70 tahun) Penurunan


DO : tinggal di panti sejak koping keluarga
 Tidak ada 2018 (2 tahun) b/d kurangnya
kunjunga saling
keluarga dalam 1 Pasien dengan mendukung
tahun. riwayat hipertensi
 Orang terdekat dan rematik,
menarik diri dari klienamembutuhkan
klien. dukungan dari
 Depression scale keluarga/orang
dengan score 1 berarti.
untuk respon
yang sesuai Tidak ada kunjungan
(klien tidak keluarga dalam satu
menunjukkan tahun terakhir
depresi)
Penurunan koping
keluarga

3 DS : Rheumathoid Defisit
Klien mengatakan arthritis pengetahuan b/d
mengoleskan balsem kurang mampu
atau minyak pada Sekresi asam urat mengingat.
daerah yang sakit, dan yang berkurang
kebiasaan mencuci
tangan tidak Gangguan
menggunakan sabun. metabolisme purin

DO : Gout
 Menunjukan
perilaku tidak Hiperurisemia dan
sesuai anjuran serangan sinovitis
 Lansia Umur 70 akut berulang-ulang
tahun.
Penimbunan kristal
urat monohidrat
monosodium
Penurunan status
kesehatan

Menunjukan perilaku
tidak sesuai anjuran

Defisit pengetahuan
b/d kurang mampu
mengingat.
4 Fakror resiko Lansia (70 tahun) Resiko jatuh b/d
 usia ≥ 65 tahun dengan rheumatoid usia ≥ 65 tahun
riwayat penyakit arthritis riwayat
(Rheumathoid penyakit
arthritis) Nyeri yang diraskan (Rheumathoid
 pernah jatuh pada kedua lutut saat arthritis)
terpeleset 2x digerakkan
dalam 10 tahun.
 keseimbangan Keseimbangan dan
dan gaya berjalan 50% dan
berjalan dengan melakukan ADL
prosentase 50% secara mandiri
(Sedang).
 Ekstremitas Risiko jatuh

bawah
Lutut kanan dan
kiri terasa nyeri,
tidak ada udem,
kekuatan otot
5 5
5 5
 Pengkajian ADL
Katz dengan
skore 6
(Independent)

C. Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri kronis b/d kondisi muskuloskeletal kronis
2. Penurunan koping keluarga b/d kurangnya saling mendukung
3 Defisit pengetahuan b/dkurang mampu mengingat.
4. Resiko jatuh b/d usia ≥ 65 tahun riwayat penyakit (Rheumathoid
arthritis).
INTERVENSI

NAMA : Tn. R RUANGAN :TRESNA


WERDHA
UMUR : 70 TAHUN DIAGNOSA :Rheumathoid arthritis
NO. RM: XXXXXX ALAMAT :Sudiang, Makassar
I. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Luaran/Outcome Intervensi Keperawatan
1. Nyeri kronis b/d Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,frekuensi,
kondisimuskuloskeletal kronis. d.d keperawatan, (Hari X Jam) maka kualitas, intenitas nyeri
DS : kontrol nyeri meningkat dengan 2. Identifikasi skala nyeri
 Klien mengatakan nyeri kriteria hasil: 3. Identifikasi respon non verbal
pada kedua lututnya - Kemampuan mengenali 4. Berikan tekhnik nonfarmakologis untuk
riwayat pernah jatuh penyebab nyeri meningkat. mengurangi rasa nyeri( Mis. TENS, hipbosis
dirumah, nyeri yang - Kemampuan menggunakan akupresur, terapi musik, Biofeedback, terapi pijat,
dirasakan` senut-senut tehnik non-farmakologis aroma terapi, teknik imajinasi terbimbing,
terutama saat digerakkan, meningkat. kompres hangat / dingin terapi bermain).
nyeri yang diraskan pada - Keluhan nyeri menurun. 5. Ajarkan teknik non farmakologis untuk
kedua lutut diraskan secara mengurangi rasa nyeri
bertahap dan semakin 6. Kolaborasi pemberian algetik, jika perlu
sakit, dengan skala 4 (nyeri
sedang), keluhan nyeri
diraskan sejak ± 1,5 tahun(
Nyeri kronis) nyeri yang
diraskan hilang-timbul.
DO:
 Keadaan umum baik,
kesadaran composmentis.
 Klien nampak meringis.
 Skal nyeri 4 (skala Hars)
 Vital sign
BP : 150/90mmHg,
P: 76x/menit,
RR: 24x/menit, T:365 ºC,
BB/TB : 49 Kg / 150 cm,
BMI: 21,8 (ideal)
 Pengkajian Hamilton dengan
score 9 (Kecemasan ringan)
2. Penurunan koping keluarga b/d Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi respon emosional terhadap kondisi
kurangnya saling mendukung. d.d keperawatan.(Hari X Jam), maka
saat ini.
DS : - status koping dan fungsi keluarga
DO : membaik. Dengan kriteria hasil : 2. Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan
 Tidak ada kunjunga 1. Anggota keluarga saling
keluarga.
keluarga dalam 1 tahun. mendukung meningkat.
 Orang terdekat menarik 2. Perilaku mengabaikan anggota 3. Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk
diri dari klien. keluarga menurun
menenangkan pasien dan atau jika keluarga tidak
 Depression scale dengan
score 1 untuk respon yang dapat memberikan perawatan.
sesuai (klien tidak 4. Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif
menunjukkan depresi)
yang digunakan.
5. Beri kesempatan berkunjung bagi anggota
keluarga.
3. Defisit pengetahuan b/d kurang Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
mampu mengingat. d.d keperawatan (Hari X Jam), maka informasi
DS : tingkat pengetahuan meningkat 2. Identifikasi pengetahuan tentang kondisi
Klien mengatakan mengoleskan dengan kriteria hasil : penyakitnya
balsem atau minyak pada daerah 1. Perlikaku sesuai anjuran 3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
yang sakit, dan kebiasaan mencuci meningkat 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
tangan tidak menggunakan sabun. 2. Presepsi yang keliru terhadap kesepakatan.
DO : masalah menurun. 5. Jelaskan tentang program pengobatan dan
 Menunjukan perilaku tidak
alternatif pengobatan.
sesuai anjuran
 Lansia Umur 70 tahun. 6. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
4. Resiko jatuh b/d usia ≥ 65 tahun Setelah dilakukan intervensi 1. Identifikasi faktor resiko jatuh (mis. Usia > 65
riwayat penyakit (Rheumathoid keperawatan (Hari X Jam), maka tahun, penurunan tingkat kesadaran, defisit
arthritis). d.d koordinasi pergerakan meningkat kognitif, hipotensi ortostatik, gangguan
Fakror resiko dengan kriteria hasil: keseimbangan, gangguan penglihatan, neuropati).
 usia ≥ 65 tahun riwayat - Kontrol gerakan meningkat 2. Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan
penyakit (Rheumathoid - Keseimbangan gerakan resiko jatuh (mis. Lantai licin, penerangan kurang)
arthritis) meningkat 3. Gunakan alat bantu berjalan (mis. Kursi roda,
 pernah jatuh terpeleset 2x walker)
dalam 10 tahun. 4. Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak licin
 keseimbangan dan gaya 5. Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
berjalan dengan prosentase keseimbangan tubuh.
50% (Sedang).
 Ekstremitas bawah
Lutut kanan dan kiri terasa
nyeri, tidak ada udem,
kekuatan otot
5 5
5 5
 Pengkajian ADL Katz
dengan skore 6
(Independent)
IMPLEMENTASI
NAMA : Tn. R RUANGAN :TRESNA
WERDHA
UMUR : 70 TAHUN DIAGNOSA :Rheumathoid arthritis
NO. RM: XXXXXX ALAMAT :Sudiang, Makassar
Masalah Jam Tindakan Jam evaluasi para
keperawatan f
Nyeri kronis b/d 09. 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, 09. S:
kondisi 00 durasi,frekuensi, kualitas, intenitas nyeri . 30 Klien mengatakan nyeri pada kedua
muskuloskeletal H: Klien mengatakan nyeri pada kedua lututnya.
kronis lututnya. P : Nyeri kedua lutut pada saat kaki di
P : Nyeri kedua lutut pada saat kaki di gerakkan
gerakkan Q : nyeri yang dirasakan seperti senut-
Q : nyeri yang dirasakan seperti senut- senut.
senut. R: Pada kedua lutut
R: Pada kedua lutut S : Skala nyeri 4 ( skala HARS nyeri
S : Skala nyeri 4 ( skala HARS nyeri sedang)
sedang) T : Hilang timbul. (situasional)
T : Hilang timbul. (situasional) Klien mengatakan tehnik relaksasi,
2. Mengidentifikasi skala nyeri (relaksase masase punggung). untuk
H : Skala nyeri 4 ( nyeri sedang) hilang pengalihan nyeri sangat bermanfaat.
timbul
3. Identifikasi respon non verbal
H : Klien nampak meringis pada saat O:
menggerakan kedua lututnya.  Klien nampak meringis
4. Berikan tekhnik nonfarmakologis untuk  Skala nyeri 4 (nyeri sedang)
mengurangi rasa nyeri( Mis. TENS, hipbosis
akupresur, terapi musik, Biofeedback, terapi A : Masalah nyeri konis belum teratasi
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat / dingin terapi P : Lanjutkan intervensi
bermain). 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
H : Memberikan kompres hangat untuk durasi,frekuensi, kualitas, intenitas
mengurangi nyeri. ( menganjurkan nyeri
melakukan kompres ketika nyeri) 2. Identifikasi skala nyeri
5. Ajarkan teknik non farmakologis untuk 3. Identifikasi respon non verbal
mengurangi rasa nyeri . 4. Berikan tekhnik nonfarmakologis
H : Mengajarkan tehnik relaksasi, (relaksase untuk mengurangi rasa nyeri( Mis.
masase punggung). untuk pengalihan nyeri TENS, hipbosis akupresur, terapi
6. Kolaborasi pemberian algetik, jika perlu musik, Biofeedback, terapi pijat,
H : Menganjurkan klien menggunakan obat aroma terapi, teknik imajinasi
analgetik sesuai intruksi dokter. terbimbing, kompres hangat / dingin
terapi bermain).
5. Kolaborasi pemberian algetik, jika
perlu.
Penurunan 10. 1. Mengidentifikasi respon emosional terhadap 13. S:-
koping keluarga 00 00 O:
kondisi saat ini.  klien nampak rileks, klien tidak
b/d kurangnya
saling H : klien nampak rileks, klien tidak menunjukan tanda-tanda
mendukung depresi.
menunjukan tanda-tanda depresi.  Pengkajian geriatric depression
2. Dengarkan masalah, perasaan, dan scale dengan score 1 untuk
respon yang sesuai (klien tidak
pertanyaan keluarga. menunjukkan depresi)
A : Masalah penurunan koping
H : Bina hubungan saling percaya, keluarga teratasi sebagian
berempati dengan kondisi dan perasaan P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi respon emosional
klien. terhadap kondisi saat ini.
2. Dengarkan masalah, perasaan,
3. Bersikap sebagai pengganti keluarga untuk
dan pertanyaan keluarga.
menenangkan pasien dan atau jika keluarga 3. Bersikap sebagai pengganti
keluarga untuk menenangkan
tidak dapat memberikan perawatan. pasien dan atau jika keluarga
H : Memberikan dukungan dan motivasi tidak dapat memberikan
perawatan.
untuk meningkatkan derajat kesehatan. 4. Hargai dan dukung mekanisme
4. Hargai dan dukung mekanisme koping koping adaptif yang digunakan.
5. Beri kesempatan berkunjung bagi
adaptif yang digunakan. anggota keluarga.
H : Perawat memberikan dukungan dan ikut
serta terlibat dalam peningkatan mekanisme
koping adaptif.
5. Beri kesempatan berkunjung bagi anggota
keluarga.
H : setiap keluarga mempunyai jadwal
untuk melakukan kunjungan (dalam kasus
ini klien tidak pernah lagi mendapatkan
kunjungan keluarga dalam satu tahun)
Defisit 10. 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan 13. S:
pengetahuan b/d 00 menerima informasi. 30  Klien mengatakan telah
kurang mampu H : klien bersedia dan siap menerima memahami mengenai kondisi
mengingat. informasi yang akan diberikan. penyakitnya saat ini.
2. Identifikasi pengetahuan tentang kondisi  Klien mengatakan akan
penyakitnya. mebiasakan mencuci tangan
H : klien mengatahui hal-hal yang berkaitan menggunakan sabun.
dengan kondisi penyakitnya Rheumathoid
O:
arthritis ( tapi klien kurang mampu
 Klien membiasakan diri mencuci
mengingat informasi yang diberikan (faktor tangan menggunakan sabun.
usia) mudah lupa).  Klien menggunakan air hangat
3. Sediakan materi dan media pendidikan sebagai pengobatan alternatif
kesehatan.
H : Memberika penjelasan dengan A : Masalah defisit pengetahuan
menggunakan poster dan leafleat. teratasi
4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai P : Pertahankan intervensi
kesepakatan.
5. Jelaskan tentang program pengobatan dan
alternatif pengobatan.
H : memberikan penjelasan terkait hal atau
cara pengobatan alternative rematik yaitu
dengan menggunakan kompres air dingin
dan air hangat.
6. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
H : Menganjurkan rajin melakukan hand
hygiene (cuci tangan) menggunakan sabun,
setiap memulai atau mengakhiri kegiatan/
aktivitas.
Resiko jatuh b/d 11. 1. Identifikasi faktor resiko jatuh (mis. Usia > 14. S:
usia ≥ 65 tahun 00 65 tahun, penurunan tingkat kesadaran, 00  Klien menggunakan alas kaki yang
riwayat penyakit defisit kognitif, hipotensi ortostatik, tidak licin untuk mengurangi resiko
(Rheumathoid gangguan keseimbangan, gangguan jatuh.
arthritis). penglihatan, neuropati).  Klien mengatakan latihan ROM Aktif
H: dapat menurangi kekakuan sendinya.
 Usia 70 tahun.
 Pengkajian keseimbangan dan gaya O:
berjalan dengan prosentase 50%  Usia 70 tahun.
(Sedang)  Pengkajian keseimbangan dan gaya
 Pengkajian ADL Katz dengan skore berjalan dengan prosentase 50%
6 (Independent) (Sedang)
2. Identifikasi faktor lingkungan yang  Pengkajian ADL Katz dengan skore 6
meningkatkan resiko jatuh (mis. Lantai licin, (Independent)
penerangan kurang).  Lantai ruangan tidak licin dan
H :Lantai ruangan tidak licin dan penerangan cukup.
penerangan cukup.
3. Gunakan alat bantu berjalan (mis. Kursi A : Masalah resiko Jatuh teratasi
roda, walker). P : Pertahankan Intervensi.
H : Menganjurkan menggunakan alat bantu
berjalan. (sesuai kenyamanan klien).
4. Anjurkan menggunakan alas kaki yang tidak
licin.
H : klien menggunakan alas kaki yang tidak
licin untuk mengurangi resiko jatuh.
5. Anjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh.
H : Latih gerakan ROM (ROM Aktif) untuk
mengurangi kekakuan sendi.

Anda mungkin juga menyukai