Anda di halaman 1dari 3

Nama : Christina C.

Taroreh

Kelas : Bib lika/VII

Mata Kuliah : Teologi Perjanjian Baru II – Surat-surat

Dosen : Arthur Gerung, M.Th

TEOLOGI SURAT IBRANI

ALLAH MENURUT SURAT IBRANI

Allah adalah sosok yang begitu diagungkan dalam Surat Ibrani. Penulis Surat
Ibrani menggambarkan Allah sebagai :

1. Allah yang berkarya dalam sejarah 1: yang menyampaikan nubuatan


sebagai pesan-Nya kepada para nabi (Ibr. 1:1)
2. Allah adalah Pengutus Anak-Nya untuk menjadi perantara antara Ia
dengan umat-Nya (Ibr. 1:2,6; 2:10)
3. Allah sebagai pencipta alam semesta: peletak dasar bumi, langit adalah
buatan-Nya (Ibr. 1:3,10)
4. Allah adalah Yang Maha Besar (1:3)
5. Allah yang hidup (3:12; 9:14; 10:31; 12:22)
6. Allah adalah kudus: segala sesuatu dikeahui-Nya dan tidak ada yang
tersembunyi, Ia adalah api yang menghanguskan: Api adalah simbol
yang menggambarkan murka Allah akan dosa umat-Nya 2 (4:12,13;
12:14,29)
7. Allah damai sejahtera (13:20) dan Kasih karuni (12:5).

PEMULIAAN KRISTUS

Dalam Surat Ibrani, penulis menggambarkan Yesus Kristus:

1. Kristus sebagai cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah (1:3).
Yesus Kristus dimuliakan karena Ia memiliki tempat yang istimewa yakni
disebelah kanan Allah yang jauh lebih tinggi daripada malaikat-malaikat,
dan nama-Nya begitu indah daripada siapapun (1:3-4).

1
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), h.49
2
Browning, Kamus Alkitab A Dictionary of The Bible.
2. Kristus adalah raja yang mempunyai tongkat kebenaran, dan Ia telah
diurapi dengan minyak sebagai tanda kesukaan bahwa Kristus melebihi
siapapun, dan dinyatakan juga Kristus mencintai keadilan dan membenci
kefasikan (1:8-9).
3. Kristus adalah Anak yang setia sebagai kepala rumah-Nya (3:6)
4. Kristus dimuliakan menjadi Imam Besar karena Firman dari Allah, yang
menyatakan bahwa Ia adalah anak dari Allah (5:5, 9:11)
5. Kristus adalah persembahan yang kudus dan tak bercacat cela (9:14)
6. Tempat Kristus adalah Sorga untuk menghadap hadirat Allah (9:24)
7. Kristus sebagai kekayaan yang jauh lebih besar dari semua harta Mesir
(11:26)
8. Kemuliaan hanya bagi Kristus selama-lamanya (10:10; 13:8,21)

KRISTUS SEBAGAI MANUSIA TAK BERDOSA

Penulis surat Ibrani menunjukkan bagaimana perjalanan Kristus dalam


menggenapi rencana keselamatan. Ungkapan tes sarkos secara literal diartikan
sebagai manusia yang menunjukkan naturnya sebagai manusia sejati yang juga
berinkarnasi. Kristus adalah sosok yang bangkit memberikan keselamatan akan
dosa manusia, sehingga Ia dikatakan sebagai sosok yang tidak berdosa. 3

1. Kristus telah datang sebagai besar untuk hal baik (9:11)


2. Kristus mempersembahkan diri-Nya kepada Allah sebagai persembahan
yang tak bearcat (9:14)
3. Kristuslah yang menanggung dosa itu (9:28)

KRISTUS SEPERTI IMAM MELKISEDEK4

Dalam hal ini penulis Surat Ibrani menyatakan bahwa Kristus adalah
berdasarkan peraturan Melkisedek5 bukan peraturan Harun (Ibr. 5:6, Mzm. 110:4).
3
Rifai, Superioritas Kristus dalam Kitab Ibrani: Mengungkap Kitab Ibrani, (Yoyo Topten
Exacta, 2019), hh.140-141
4
Melkisedek dalam bahasa Ibrani berarti raja keadilan, yang adalah seorang imam dan hidup
pada zaman Abraham. Ia adalah seorang raja dari Salem (= Yerusalem) dan Imam dari El-Elyon. Ia
adalah imam yang memberkati Abraham dan menerima persepuluhan dari Abraham. Ia juga dijadikan
sama dengan anak Allah (Ibr. 7:3)
5
Peraturan Melkisedek berarti:

1. Peraturan Imamat Melkisedek berlanjut dan tidak dibutuhkan garis


keturunan, yang artinya bersifat kekal.
2. Kualifikasi Yesus sebagai Iman Melkisedek bukan berarti Ia berasal dari
suatu suku (seperti halnya peraturan keimamatan Harun), melainkan
hidup yang tidak dapat binasa (Ibr. 7:16), dan ini adalah kualifikasi yang
hanya dimiliki oleh Yesus6

Kristus dikatakan seperti Imam Melkisedek karena keimamatan-Nya bukan


seperti Harun. Keimamatan Kristus bersifat kekal, dan hidup selama-lamanya.
Tidak ada permulaan dan tidak ada kesudahan. Kristus menjabat sebagai
Imam, Raja dan sekaligus Nabi, sedangkan Harun hanya sebagai Imam saja.
keimamatan Kristus dikatakan menurut Melkisedek, karena orang Yahudi pun
begitu mengenal Melkisedek, sehingga dalam hal ini mudah untuk dipahami. 7

6
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), hh.106-107
7
Rifai, Superioritas Kristus dalam Kitab Ibrani: Mengungkap Kitab Ibrani, (Yoyo Topten
Exacta, 2019), h. 139

Anda mungkin juga menyukai