Anda di halaman 1dari 20

MODUL PERKULIAHAN

AUDIT I

NATURE AND TYPE OF AUDIT EVIDENCE

Fakultas Program Studi Online Kode MK Disusun Oleh

7
Ekonomi dan Bisnis Akuntansi Afly Yessie, SE., Msi, Ak, CA
Marsyaf, SE. Ak. M. Ak

Abstract Kompetensi
Pada pokok bahasan ini akan Mahasiswa diharapkan mampu
dijelaskan : menjelaskan :
Dapat memahamI tentang menjelaskan 1. Tujuan audit umum dan terkait
bagaimana tujuan audit umum, bukti transaksi dan saldo.
2. Bukti-bukti audit dan
audit dan kepemilikannya kegunaanya.
3. Memperoleh bukti audit dan
kepemilikannya.
PENGERTIAN BUKTI AUDIT
Terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat yang tersedia bagi auditor.
Contoh;

1). Data Akuntansi:


 Buku jurnal.
 Buku besar dan buku besar pembantu.
 Memorandum dan catatan tak resmi (rekonsiliasi, perhitungan dan Kertas
kerja).
2). Informasi Penguat:
 Dokumen seperti cek,faktur,surat kontrak, notulen rapat.
 Konfirmasi dan pernyataan tertulis dari pihak yang mengetahui.
 Informasi yang diperoleh melalui pengajuan pertanyaan.
Informasi lain yang dikembangkan atau tersedia bagi auditor.

TUJUAN STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN KETIGA


Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi pengamatan,
pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Dengan rincian sebagai berikut:
 Cukup atau Tidaknya Bukti Audit
 Materialitas dan risiko
Secara umum, diperlukan bukti lebih banyak untuk rekening dalam laporan
keuangan yang material, dibandingkan dengan rekening yang tidak material

 Faktor-faktor Ekonomis

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
Auditor bekerja dalam batasan biaya tertentu sehingga ia harus mengupayakan
agar bisa memperoleh bukti kompeten yang cukup dalam jangka waktu
pemeriksaan yang wajar dan dengan biaya yang wajar pula. Oleh karena itu
auditor tidak jarang dihadapkan pada situasi untuk menentukan apakah
tambahan waktu dan biaya akan menghasilkan manfaat yang sepadan berupa
diperolehnya bukti meyakinkan.

 Ukuran dan Karakteristik Populasi


Ukuran populasi menunjukkan jumlah unsur yang ada dalam populasi, seperti
misalnya jumlah transaksi penjualan dalam jurnal penjualan, jumlah rekening
pembantu piutang dalam buku besar pembantu.atau jumlah rupiah dalam suatu
saldo rekening.

 Kompetensi Bukti
Kompetensi (atau keandalan) bukti yang berupa data akuntansi maupun informasi
penguat merupakan aspek penting dari standar pekerjaan lapangan
ketiga.Keandalan data akuntansi berhubungan langsung dengan efektifitas
pengendalian intern klien.

Pengendalian intern yang kuat akan menciptakan ketelitian dan keandalan catatan-
catatan keuangan, sebaliknya pengendalian intern yang lemah seringkali tidak

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
mampu mencegah atau mendeteksi kekeliruan dan ketidakberesan dalam proses
akuntansi.

Kompetensi informasi penguat tergantung pada banyak faktor. Beberapa faktor yang
berpengaruh atas kompetensi bukti adalah;

 Relevansi
Faktor ini mengandung arti bahwa bukti haruslah berkaitan dengan tujuan audit,
Oleh karena itu, apabila tujuan audit adalah menentukan keberadaan
persediaan, maka auditor dapat memperoleh bukti dengan mengobservasi
perhitungan fisik persediaan.

 Sumber
Berbagai hal yang berkaitan dengan sumber bukti bisa mempengaruhi
kompetensi bukti.

Tentang pengaruh dari sumber informasi terhadap kompetensi atau keandalan:

 Apabila bukti dapat diperoleh dari pihak independent


diluar perusahaan untuk tujuan audit independent, bukti tersebut
memberikan jaminan keandalan yang lebih dari pada bukti yang
diperoleh dari dalam perusahaan itu sendiri.
 Semakin efektif struktur pengendalian intern, semakin
besar jaminan yang diberikan mengenai keandalan data akuntansi dan
laporan keuangan.

 Pengetahuan auditor secara pribadi dan langsung yang


diperoleh melalui inspeksi fisik, pengamatan, perhitungan, dan inspeksi

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
lebih bersifat menyimpulkan dibandingkan dengan yang diperoleh secara
tidak langsung.
 Ketepatan waktu
Kriteria ini berkaitan dengan tanggal suatu bisa diterapkan. Ketepatan waktu
dari bukti menjadi penting terutama di dalam pemeriksaan atas aktiva
lancer.utang lancar, dan saldo-saldo pendapatan dan biaya.

 Obyektivitas
Bukti yang bersifat obyektif biasanya dipandang lebih bisa diandalkan dari pada
yang bersifat subyektif.

BUKTI KURANG FAKTOR-FAKTOR BUKTI LEBIH


KOMPETEN KOMPETENSI KOMPETEN

Relevan Secara Tidak Relevan Secara


RELAVANSI
Langsung Langsung

Dokumen Intern Perusahaan Sumber Dari Luar


Perusahaan dan
Independen
SUMBER
Pengendalian Inern Tidak Pengendalian Inern
Memuaskan Memuaskan

Pengetahuan Tidak Pengetahuan


Langsung Langsung

Bukti Bisa Diterapakan pada Bukti Bisa Diterapkan


Data Lain Selain pada Data KETEPATAN WAKTU pada Tanggal Neraca
per tanggal Neraca

Subyektif OBYEKTIVITAS Obyektif

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
JENIS – JENIS INFORMASI PENGUAT
 Bukti Analitis.
Bukti analitis meliputi pembandingan antar data periode berjalan pada perusahaan
klien.seperti total pendapatan atau persentase laba bersih terhadap aktiva.
 Bukti Dokumen
Bukti dokumen meliputi berbagai macam dokumen sumber (source documents) dan
dokumen-dokumen seperti notulen rapat dewan komisaris atau dewan direksi,
kontrak-kontrak perjanjian, dan laporan bank.

 Konfirmasi
Merupakan bukti dokumen yang termasuk dalam kelompok khusus yang tidak lain
adalah suatu jawaban langsung tertulis dari pihak ketiga yang dipandang mengetahui
atas permintaan tertentu untuk memberikan informasi yang sesungguhnya.

Berikut ini adalah hal-hal yang seringkali dimintakan konfirmasi dari pihak ketiga;

HAL YANG DIKONFIRMASI RESPONDEN

Kas di bank ………………………………… Bank

Piutang Dagang …………………………….. Masing-masing debitur

Persediaan yang disimpan di gudang luar Pemilik atau manajer gudang


….. sewaan

Persediaan dalam rangka konsinyasi Pihak yang dititipi dalam rangka


……….. konsinyasi

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
 Pernyataan Tertulis
Yaitu pernyataan yang ditandatangani oleh orang atau orang-orang yang
bertanggungjawab mengenai satu atau beberapa asersi manajemen.

 Bukti Perhitungan
Yaitu Hasil perhitungan kembali yang dilakukan oleh auditor untuk kemudian
dibandingkan dengan hasil perhitungan klien.

 Bukti Lisan
Yaitu selama audit berlangsung, auditor menerima berbagai lisan ats pertanyaan-
pertanyaan yang disampaikan kepada pejabat dan karyawan perusahaan klien dan
pihak-pihak lainnya.

 Bukti Fisik
Yaitu diperoleh dari tulis pemeriksaan fisik atau inspeksi atas aktiva berujud.

 Bukti Elektronik.
Yaitu menyangkut semua informasi yang dihasilkan atau diperoleh dengan peralatan
elektronik yang digunakan auditor untuk merumuskan suatu pendapat mengenai
suatu asersi.

BUKTI AUDIT
Bukti audit top-down (top-down audit evidence) berfokus pada upaya auditor dalam
memperoleh pemahaman tentang bisnis dan industri, sasaran dan tujuan manajemeni
bagaimana manajemen menggunakan sumber dayanya untuk mencapai sasaran,
keunggulan kompetitif organisasi di pasaran, proses bisnis inti, serta laba dan arus kas yang
dihasilkan. Prosedur audit top-down memberikan bukti tentang risiko bisnis strategis yang
dihadapi klien, bagaimana klien menanggapi risiko tersebut, dan kelangsungan hidup

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
entitas. Seringkali auditor membandingkan kinerja klien audit dengan klien audit lainnya
pada industri yang sama maupun dengan perusahaan publik lainnya dalam industri tersebut.
Asosiasi perdagangan dan industri biasanya merupakan sumber informasi yang baik tentang
faktor persaingan dalam industri. Auditor akan meletakkan informasi ini bersama-sama
dengan pengetahuan tentang sasaran, tujuan serta pasar untuk mengembangkan harapan
yang berkenaan dengan laporan keuangan perusahaan. Prosedur audit top-down juga
membantu auditor dalam membuat diagnosa bidang audit yang memerlukan perhatian
tambahan.

Bukti audit bottom-up (bottom-up audit evidence) berfokus pada pengujian


secara langsung atas transaksi, saldo akun, serta sistem yang mencatat transaksi tersebut
yang pada akhirnya menghasilkan saldo akun. Bukti bottom-up meliputi beberapa bentuk
penarikan sampel transaksi, atau penarikan sampel terinci yang mendukung saldo akun
(misalnya, setiap item-item dalam persediaan atau piutang usaha) dan mengevaluasi
kewajaran penyajian dan setiap rincian yang terakumulasi dalam laporan keuangan.

Akhirnya, auditor mengembangkan strategi audit yang menggabungkan suatu


kombinasi antara bukti audit top-down dan bottom-up. Setiap kali auditor mengukur tingkat
persaingan suatu entitas, ia juga mempertimbangkan proses inti, sifat setiap transaksi, dan
bagaimana kemungkinan transaksi tersebut secara bersama-sama dapat menghasilkan laba
dan arus kas. Setiap kali auditor mengumpulkan bukti bottom-up dengan cara memeriksa
dokumen pendukung transaksi (vouching), auditor juga mengevaluasi substansi ekonomi
dan transaksi tersebut. Sebagai contoh, auditor dapat memeriksa dokumen pendukung
tentang penerbitan obligasi baru. Auditor tidak hanya memeriksa kebenaran pencatatan
obligasi, diskon dan premi terkait, namun ia juga akan melanjutkan pemahamannya tentang
bagaimana dana yang berhasil dihimpun melalui penjualan obligasi tersebut akan
diinvestasikan kembali dalam bisnis agar dapat menghasilkan laba dan arus kas di masa

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
mendatang. Pada umumnya prosedur audit dievaluasi dalam konteks bukti audit top-down
dan bottom-up.

Ketika merencanakan audit, auditor harus membuat empat keputusan penting tentang
lingkup dan pelaksanaan audit. Keputusan tersebut meliputi:

• Sifat pengujian yang harus dilaksanakan

• Saat pengujian yang harus dilaksanakan

• Luas pengujian yang harus dilaksanakan

• Penetapan staf untuk melaksanakan audit

SIFAT PENGUJIAN AUDIT


Sifat (nature) pengujian audit mengacu pada sifat dan efektivitas pengujian audit yang akan
dilaksanakan. Pertama, prosedur audit tersebut harus dapat memberikan bukti tentang
kinerja kompetitif suatu entitas atau terkait dengan tujuan audit spesifik yang ingin dicapai
auditor. Akhirnya, bukti tersebut harus relevan dengan asersi laporan keuangan manajemen.
Auditor juga harus mempertimbangkan biaya relatif serta efektivitas prosedur dalam
kaitannya dengan tujuan audit yang spesifik tadi. Auditor dapat memilih melaksanakan
pengujian guna memperoleh pemahaman yang diperlukan dalam audit, melaksanakan
pengujian pengendalian, atau melaksanakan pengujian substantif.

SAAT PENGUJIAN AUDIT


Auditor juga harus membuat keputusan tentang kapan audit tersebut dilaksanakan. Saat
(timing) mengacu pada kapan auditor akan melaksanakan pengujian audit serta menarik
kesimpulan audit. AU 313.02, Substantive Test Prior to Balance Sheet Date (SAS 45)

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
menyatakan bahwa pengujian audit pada tanggal interim dapat memberikan pertimbangan
awal tentang masalah-masalah signifikan yang dapat mempengaruhi laporan keuangan
pada akhir tahun buku (sebagai contoh, transaksi-transaksi pihak-pihak yang memiliki
hubungan istimewa). Selain itu, banyak perencaan audit, yang meliputi upaya memperoleh
pemahaman tentang pengendalian internal, mengukur risiko pengendalian, dan penerapan
pengujian substantif atas transaksi, dapat dilaksanakan sebelum tanggal neraca..

Auditor juga dapat memilth untuk melaksanakan pengujian substantif tentang


kewajaran saldo akun sebelum tanggal neraca. Sebagai contoh seorang auditor dapat
secara langsung menguji kewajaran asersi manajemen tentang keberadaan piutang usaha
pada tanggal neraca dengan cara melakukan konfirmasi tentang piutang usaha pada akhir
tahun dengan para pelanggan. Suatu keputusan penting tentang saat di mana prosedur
audit akan digunakan melibatkan pengambilan keputusan tentang konfimasi piutang usaha
pada tanggal sebelum akhir tahun buku.

LUAS PENGUJIAN AUDIT


Luas (extent) prosedur audit berkaitan dengan keputusan auditor tentang berapa banyak
bukti audit yang harus diperoleh. Bukti yang banyak diperlukan untuk mencapai suatu
tingkat risiko deteksi yang rendah dibandingkan dengan tingkat risiko yang tinggi. Sebagai
contoh, seorang auditor dapat mengirim permintaan konfirmasi sebanyak 50% dan akun-
akun yang ada dalam akun piutang usaha atau hanya 10% saja dan akun-akun yang ada.
Yang terakhir iin merupakan pengujian yang kurang luas dibandingkan dengan yang
pertama. Ukuran sampel untuk pengujian audit tertentu merupakan masalah pertimbangan
profesional.

BUKTI AUDIT, INFORMASI PENGUAT DAN PROSEDUR AUDIT

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
Prosedur audit yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan bahan bukti
kompeten yang cukup. Faktor-faktor ekonomi, serta ukuran dan karakteristik populasi
mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan bukti audit. Sedangkan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kompetensi bukti audit
adalah relevansi, sumber, ketepatan waktu, dan objektivitas.

PROSEDUR AUDIT
Prosedur audit (audit procedures) adalah metode atau teknik yang digunakan

oleh para auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan
kompeten. Prosedur ini dapat digunakan untuk mendukung pendekatan audit top- down
ataupun pendekatan audit bottom-Up. Auditor akan mempertimbangkan bagaimana setiap
prosedur ini akan digunakan ketika merencanakan audit dan mengembangkan program
audit.

Berikut ini adalah sepuluh jenis prosedur audit yang akan dibahas :

• Prosedur analitis (analytical procedures)

• Inspeksi (inspecting)

• Konfirmasi (confirming)

• Permintaan keterangan (inquiring)

• Penghitungan (counting)

• Penelusuran (tracing)

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
• Pemeriksaan bukti pendukung (vouching)

• Pengamatan (observing)

• Pelaksanaan ulang (reperforming)

• Teknik audit berbantuan komputer (computer- assisted audit techniques)

Prosedur Analitis

Prosedur analitis (analytical procedures) terdiri dan penelitian dan perbandingan hubungan
di antara data. Prosedur ml meliputi perhitungan dan penggunaan rasio-rasio sederhana,
analisis vertikal atau laporan persentase, perbandingan jumlah yang sebenarnya dengan
data histories atau anggaran, serta penggunaan model matematis dan statistik, seperti
analisis regresi. Analisis regresi ini dapat melibatkan penggunaan data non keuangan
(seperti data jumlah karyawan) maupun data keuangan. Prosedur analitis seringkali meliputi
juga pengukuran kegiatan bisnis yang mendasari operasi serta membandingkan ukuran-
ukuran kunci ekonomi yang menggerakkan bisnis dengan hasil keuangan terkait. Prosedur
analitis umumnya digunakan dalam pendekatan top-down untuk mengembangkan harapan
atas akun laporan keuangan dan untuk menilai kelayakan laporan keuangan dalam konteks
tersebut.

Inspeksi

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
Inspeksi (inspecting) meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta
pemeriksaan sumberdaya berwujud. Prosedur ini digunakan secara luas dalam auditing.
Inspeksi seringkali digunakan dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti bottom-up
maupun top-down. Dengan melakukan inspeksi atas dokumen, auditor dapat menentukan
ketepatan persyaratan dalam faktur atau kontrak yang memerlukan pengujian bottom-up
atas akuntansi transaksi tersebut. Pada saat yang sama auditor seringkali
mempertimbangkan implikasi bukti dalam konteks pemahaman faktor-faktor ekonomi dan
persaingan entitas. Sebagai contoh, pada saat auditor memeriksa kontrak sewa guna
usaha, ia melakukan verifikasi kesesuaian akuntansi yang digunakan untuk sewa guna
usaha, mengevaluasi bagaimana sewa guna usaha mi berpengaruh pada kegiatan
pembiayaan dan investasi entitas, dan akhirnya mempertimbangkan bagaimana sewa guna
usaha ini dapat mempengaruhi kemampuan entitas untuk menambah penghasilan dan
bagaimana pengaruh transaksi ini atas struktur biaya tetap entitas.

Istilah-istilah seperti me-review (reviewing), membaCa (reading), dan memeriksa


(examining) adalah sinonim dengan menginspeksi dokumen dan catatan. Mengmnspeksi
dokumen dapat membuka jalan untuk mengevaluasi bukti dokumenter. Dengan demikian
melalui inspeksi, auditor dapat menilai keaslian dokumen, atau mungkin dapat mendeteksi
keberadaan perubahan atau item-item yang dipertanyakan. Bentuk lain dan inspeksi adalah
scanning atau memeriksa secara cepat dan tidak terlampau teliti dokumen dan catatan

Memeriksa sumberdaya berwujud memungkinkan auditor dapat mengetahui secara


langsung keberadaan dan kondiSi fisik sumberdaya tersebut. Dengan demikian, inspeksi
juga memberikan cara untuk mengevaluasi bukti fisik (physical evidence).

Konfirmasi

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
Meminta konfirmasi (confirming) adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan
auditor memperoleh informasi secara langsung dan sumber independen di luar organisasi
klien. Dalam kasus yang lazim, kilen membuat permintaan kepada pihak luar secara tertulis,
namun auditor yang mengendalikan pengiriman permintaan keterangan tersebut.
Permintaan tersebut juga harus meliputi instruksi berupa permintaan kepada penerima untuk
mengirimkan tanggapannya secara langsung kepada auditor. Konfirmasi (confirmations)
menyediakan bukti bottom-up penting dan digunakan dalam auditing karena bukti tersebut
biasanya objektif dan berasal dan sumber yang independen.

Permintaan Keterangan

Permintaan keterangan (inquiring) meliputi permmntaan keterangan secara lisan atau


tertulis oleh auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada manajemen
atau karyawan umumnya berupa pertanyaanpertanyaan yang timbul setelah
dilaksanakannya prosedur analisis atau permintaan keterangan yang berkaitan dengan
keusangan persediaan atau piutang yang dapat ditagih. Auditor juga dapat langsung
meminta keterangan pada pihak ekstern, seperti permintaan keterangan langsungan kepada
penasehat hukum klien tentang kemungkina hasil litigasi. Hasil permintaan keterangan
dapat berupa bukti lisan atau bukti dalam bentuk representasi tertulis. Permintaan
keterangan dapat menjadi teknik yang efektif dalam mengidentifikasi masalah serta dapat
mendukung bukti audit top-down atau bottom-up. Namun, hasil permintaan keterangan
biasa masih memerlukan bukti penguat lainnya karena jarang dianggap objektif atau tidak
memihak dan biasanya berasal dan para karyawan perusahaan dan bukan dan sumber
yang independen.

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
Penghitungan

Dua aplikasi yang paling umum dan penghitungan (counting) adalah (1) penghitungan fisik
sumberdaya berwujud seperti jumlah kas dan persediaan yang ada, dan (2) akuntansi
seluruh dokumen dengan nomor urut yang telah dicetak (prenumbered). Yang pertama
menyediakan cara untuk mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang ada, sementara yang
kedua dapat dipandang sebagai penyediaan cara untuk mengevaluasi pengendalian internal
perusahaan melalui bukti yang objektif tentang kelengkapan catatan akuntansi. Teknik
penghitungan ini menyediakan bukti audit bottom-up, namun auditor seringkali terdorong
untuk memperoleh bukti top-down terlebih dahulu guna mendapatkan konteks ekonomi dan
prosedur penghitungan.

Penelusuran

Dalam penelusuran (tracing) yang seringkali juga disebut sebagai penelusuran ulang,
auditor (1) memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi dilaksanakan, dan (2)
menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen tersebut telah dicatat dengan
benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku besar). Arah pengujian prosedur mi berawal
dan dokumen menuju ke catatan akuntansi, sehingga menelusuri kembali asal-usul aliran
data melalui sistem akuntansi. Karena prosedur ini memberikan keyakinan bahwa data yang
berasal dan dokumen sumber pada akhirnya dicantumkan dalam akun, maka secara khusus
data ini sangat berguna untuk mendeteksi terjadinya salah saji berupa penyajian yang lebih
rendah dan yang seharusnya (understatement) dalam catatan akuntansi. Dengan demikian,
prosedur ini merupakan prosedur yang penting untuk memperoleh bukti yang berkaitan
dengan asersi kelengkapan. Efektivitas prosedur ini dapat ditingkatkan apabila klien
menggunakan dokumen dengan nomor urut yang telah dicetak (prenumbered). Prosedur
penelusuran ini memberikan bukti audit bottom-up, namun auditor seringkali terdorong untuk

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
memperoleh bukti top-down terlebih dahulu guna mendapatkan konteks ekonomi dan
prosedur penelusuran serta pengujian asersi kelengkapan.

Pemeriksaan Bukti Pendukung

Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) meliputi (1) pemilihan ayat jurnal dalam catatan
akuntansi, dan (2) mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang digunakan sebagai
dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan ketelitian pencatatan akuntansi.
Dalam melakukan vouching, arah pengujian berlawanan dengan yang digunakan dalam
tracing. Prosedur vouching digunakan secara luas untuk mendeteksi adanya salah saji
berupa penyajian yang lebih tinggi dan yang seharusnya (over-statement) dalam catatan
akuntansi. Dengan demikian, prosedur ini merupakan prosedur yang penting untuk
memperolehbukti yang berkaitan dengan asersi keberadaan atau keterjadian. Prosedur
vouching menyediakan bukti audit bottom-up, sedangkan pada prosedur penelusuran dan
penghitungan, biasanya auditor melaksanakan prosedur top-down terlebth dahulu guna
memperoleh konteks ekonomi untuk prosedur pemeriksaan bukti pendukung.

Pengamatan

Pengamatan (observing) berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan


beberapa kegiatan atau proses. Kegiatan dapat berupa pemrosesan rutin jenis transaksi
tertentu seperti penerimaan kas, untuk melihat apakah para pekerja sedang melaksanakan
tugas yang diberikan sesuai dengan kebijakan dan pemahaman atas pengendalian internal.
Auditor juga dapat mengamati kecermatan seorang karyawan klien dalam melaksanakan
pemeriksaan tahunan atas fisik persediaan. Pengamatan yang terakhir ini memberikan
peluang untuk membedakan antara mengamati dan inspeksi. Di satu sisi, auditor

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
mengawasi prosesnya sedangkan pekerja kliein melaksanakan penghitungan fisik atas
persediaan tersebut. Di sisi lain auditor juga dapat menginspeksi atau memeriksa item-item
persediaan tertentu untuk membuat penilaian sendiri atas kondisi tersebut. Dengan
demikian, yang menjadi pokok masalah dalam pengamatan adalah personel, prosedur, dan
proses. Dan pengamatan mi, auditor memperoleh

pengetahuan pribadi langsung yang berkaitan dengan tujuan audit. Biasanya pengamatan
memberikan bukti bottom-up, dan dengan bukti bottom-up lainnya auditor dapat terlebih
dahulu memahami konteks ekonomi untuk pengujian audit tersebut.

Pelaksanaan Ulang

Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang (reperforming)
perhitungan dan rekonsiliasi yang dibuat oleh klien. Misalnya menghitung ulang total jumal,
beban penyusutan, bunga akrual dan diskon atau premi obligasi, perhitungan kuantitas
dikalikan harga per unit pada lembar ikhtisar persediaan, serta total pada skedul pendukung
dan rekonsiliasi. Auditor juga dapat melaksanakan ulang beberapa aspek pemrosesan
transaksi tertentu untuk menentukan bahwa pemrosesan awal telah sesuai dengan
pengendalian intern yang telah dirumuskan. Sebagai contoh auditor dapat melaksanakan
ulang pemeriksaan atas kredit pelanggan pada transaksi penjualan untuk menentukan
bahwa pelanggan memang memiliki kredit yang sesuai pada saat transaksi tersebut
diproses. Pelaksanaan ulang biasanya memberikan bukti bottom-up, dan dengan bukti
bottom-up lainnya auditor dapat terlebih dahulu memahami konteks ekonomi untuk
pengujian audit tersebut.

Teknik Audit Berbantuan Komputer

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media elektronik, maka auditor dapat
menggunakan teknik audit berbantuan computer (computer-assisted audit techniques!
CAAT) untuk membantu melaksanakan beberapa prosedur yang telah diuraikan
sebelumnya. Sebagai contoh, auditor dapat menggunakan perangkat lunak komputer untuk
melakukan hal-hal sebagai berikut:

• Melaksanakan penghitungan dan perbandingan yang digunakan dalam prosedur analitis.

• Memilih sampel piutang usaha untuk konfirmasi.

• Mencari sebuahfile dalam komputer untuk menentukan bahwa semua dokumen yang
berurutan telah dipertanggungjawabkan.

• Membandingkan elemen data dalam file-file yang berbeda untuk disesuaikan (seperti
harga yang tercantum dalam faktur dengan master file yang memuat harga-harga yang telah
disahkan).

• Memasukkan data uji dalam program Mien untuk menentukan apakah aspek komputer dan
pengendalian intern telah berfungsi.

• Melaksanakan ulang berbagai penghitungan seperti penjumlahan buku besar pembantu


piutang usaha atau file persediaan.

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
Daftar Pustaka
1. Randal J. Elder, Mark S. Beasley, Alvin A. Arens, Auditing and Assurance Service, 15
th Edition, 2013.
2. Standar Profesional Akuntan Publik, IAPI (SPAP).
3. Standar Akuntansi Keuangan, Institut Akuntan Publik Indonesia (SAK).
4. Undang-undang Akuntan Publik, 2011 (UU AP).
5. Boynton, Modern Auditing, Second Edition, 2006 (BY).
6. Auditing, Haryono Yusuf (HY).
7. Audit Sampling, Pusat Penerbit Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).

2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning


19
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,
2013 Audit I Pusat Bahan Ajar dan eLearning
20
Afly Yessie, SE., MSi. http://www.mercubuana.ac.id
Marsyaf SE Ak., M. Ak.,

Anda mungkin juga menyukai