Anda di halaman 1dari 19

Remedial merupakan program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta didik yang belum

mencapai KKM dalam satu KD tertentu. Pembelajaran remedial diberikan segera setelah peserta didik
diketahui belum mencapai KKM. Pembelajaran remedial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak
peserta didik. Dalam pembelajaran remedial, pendidik membantu peserta didik untuk memahami
kesulitan belajar yang dihadapi secara mandiri, mengatasi kesulitan dengan memperbaiki sendiri cara
belajar dan sikap belajarnya yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal. Dalam hal
ini, penilaian merupakan assessment as learning.

Metode yang digunakan pendidik dalam pembelajaran remedial juga dapat bervariasi sesuai dengan
sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Tujuan pembelajaran juga
dirumuskan sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik. Pada pelaksanaan pembelajaran
remedial, media pembelajaran juga harus betul-betul disiapkan pendidik agar dapat mempermudah
peserta didik dalam memahami KD yang dirasa sulit. Dalam hal ini, penilaian tersebut merupakan
assessment for learning. Jadi remedial bukan kegiatan tes ulang atau mengulang tes bagi peserta didik
yang belum mencapai KKM namun merupakan pembelajaran remedi ketika peserta didik teridentifikasi
oleh pendidik mengalami kesulitan terhadap penguasaan materi pada KD tertentu yang sedang
berlangsung.

Tahapan pelaksanaan pembelajaran remedial serta strateginya digambarkan sebagai berikut.

Hasil penilaian dilakukan analisis kemudian diklasifikasi mana siswa yang sudah tuntas dan mana yang
belum tuntas. Hasil klasifikasi siswa yang belum tuntas, selanjutnya diidentifikasi kesulitannya dalam
menjawab soal dan diberikan remedi sesuai dengan kesulitan tersebut. Pembelajaran remedi dapat
dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan analisa baik jenis maupun tingkat kesulitan, diantaranya
bimbingan secara individu, bimbingan secara berkelompok, pembelajaran ulang, pemberian tugas, atau
pemanfaatan tutor sebaya. Pembelajaran remedi diberikan langsung setelah suatu penilaian (harian).

Berikut penjelasan strategi pelaksanaan pembelajaran remedi yang dapat disesuaikan dengan jenis dan
tingkat kesulitan.

Pemberian bimbingan secara individu. Hal ini dilakukan apabila ada beberapa peserta didik yang
mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga memerlukan bimbingan secara individual. Bimbingan
yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kesulitan yang dialami oleh peserta didik. Pemberian
bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta
didik tertentu mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan
secara individual/perorangan. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran guru
sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa orang peserta didik
yang belum berhasil mencapai ketuntasan
Pemberian bimbingan secara kelompok. Hal ini dilakukan apabila dalam pembelajaran klasikal ada
beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan sama.

Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat
disampaikan dengan variasi cara penyajian dan penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang
dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau
mengalami kesulitan belajar. Guru perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode
dan/atau media yang lebih tepat.

Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka pelaksanaan remedi, tugas-tugas latihan
perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes ulang. Peserta
didik perlu diberi pelatihan intensif untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.

Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas atau kakak kelas yang memiliki
kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekan atau adik
kelas yang mengalami kesulitan belajar. Melalui tutor sebaya diharapkan hubungan antar peserta didik
akan lebih akrab dan terbuka, sehingga peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih
mudah memahami materi atau kompetensi yang harus dicapai.

people

LUSIE VERAWATI - 1 bulan yang lalu

KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PANGAYAAN

A. HAKIKAT, TUJUAN, DAN FUNGSI KEGITAN REMEDIAL

1. Hakikat kegiatan Remedial - Dalam Random House Webster’s College Dictionary (1991),
Remedial diartikan sebagai kegiatanyang dilakukan untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik
dalam suatu bidang tertentu. - Kegiatan Remedial adalah kegiatan membantu siswa dalam
menguasai pelajaran 2. Tujuan dan Fungsi kegiatan Remedial - Tujuan guru mengadakan kegiatan
remedial adalh membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran agar
mencapai hasil belajar yang lebih baik. - Secara umum tujuan pelajarna adalah sama dengan
pembelajaran biasa yaitu membantu siswa mencapai kopetensi / tujuan pelajaran yang telah ditetapkan
berdasarkan kurikulum yang berlaku. - Secara khusus kegiatan remedial bertujuan untuk
membantu siswa yang belum menguasai materi pelajaran. Kegiatan Remedial dan Kegiatan Pengayaan
FUNGSI KEGIATAN REMEDIAL

Fungsi kegiatan Remedial dalam katannya dengan pembelajaran ada 6 (enam) fungsi:

1) Fungsi korektif Memperbaiki cara mengajar dan cara belajar . kegiatan remedial mempunyai fungsi
korektif bagi kegiatan pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memperbaiki cara mengajar
dan siswa memperbaiki cara belajarnya. 2) Fungsi pemahaman Kegiatan remedial mempunyai fungsi
pemahaman karena dalam kegiatan remedial akan terjadi proses kegiatan yang baik pada diri guru
mauoun diri siswa 3) Fungsi penyesuaian Kegiatan remedial mempunyai fungsi penyesuaian karena
pelaksanan kegiatan remedial disesuaikan dengan tingkat kesulitan dan karakteristik individu siswa yang
mengalami kesulitan belajar. 4) Fungsi pengayaan Kegiatan remedial mempunyai fungsi pengayaan
bagi proses pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber belajar,
metode mengajar/alat bantu pelajaran yang lebih bervariasi yang diterapkan guru dalam pembelajaran
biasa. 5) Fungsi akselerasi Kegiatan kremedial mempunyai kegiatan akselerasi terhadap proses
pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru dapat mempercepat penguasaan siswa terhadap
materi pelajaran 6) Fungsi terapeutik Kegiatan remedial mempunyai fungsi terapeutik karena melalui
kegiatan remedial guru dapat membantu siswa mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan dengan aspek
sosial probadi 3. Perbedaan kegiatan Remedial dengan pembelajaran biasa secara sepintas kegiatan
remedial tidak jauh berbeda dengan pembelajaran biasa. Komponen Pembelajaran Pembelajaran Biasa
Kegiatan Remedial Tujuan Berlaku bagi semua siswa (klasikal) Bersifat individu Materi Sama untuk
semua siswa Sesuai dengan kesulitan siswa Kegiatan pembelajaran 1. Diikuti semua siswa 2.
Metode dan media bersifat klasikal 1. Diikuti oleh semua siswa 2. Metode dan media bersifat
individu / kelompok Evaluasi Sama untuk semua siswa Bersifat individu / kelompok

PENDEKATAN DALAM KEGIATAN REMEDIAL

1. Pendekatan yang bersifat prefentif Kegiatan yang bersifat prefentif apabila kegiatan remedial
dilaksanakan untuk membantu siswa yang diduga akan mengalamai kesulitan dalam menguasai
kopetensi yang ditetapkan. Kegiatan remedial yang bersifat prefentif dilaksanakan sebelum kegiatan
pembelajaran biasa dilaksanakan. 2. Pendekatan yang bersifat kuratif Pendekatan bersifat kuratif
apabila pelaksanaan kegiatan remedial ditunjukkan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah
siswa mengikuti pembelajaran biasa. 3. Pendekatan yang bersifat pengembangan Kegitan remedial
dipandang bersifat pengembangan apabila kegiatan remedial kegiatan remedial dilaksanakan selama
berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa.
C. JENIS-JENIS KEGIATAN REMEDIAL

1. Mengajar kembali Melalui bentuk kegiatan ini, guru menjelaskan kembali materi yang belum
dipahami siswa, tentu saja dalam menjelaskan kembali materi tersebut, guru berorientasi pada kesulitan
siswa. 2. Menggunakan alat peraga Untuk lebih memahami konsep yang belum dikuasainya, guru
sebaiknya menggunakan berbagai alat peraga dan memberi kesempatan pada siswa untuk
menggunakan alat peraga tersebut. 3. Kegiatan kelompok Diskusi atau kegiatan kelompok dapat
digunakan guru untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai kopetensi yang
dituntut. 4. Tutorial Kegiatan tutorial juga dapat diterapkan guru dalam kegiatan remedial 5.
Sumber belajar yang relevan Selai dengan mengajar kembali, kegiatan keompok, tutorial guru juga dapat
menggunakan sumbr belajar yang lain yang bisa membantu siswa untuk menguasai kopetensi yang
telah ditetapkan.

D. PRINSIP KEGIATAN REMEDIAL

Apapun bentuk kegiatan remedial yang akan diterapkan, guru hendaknya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut. 1. Apa bila terdapat bebarapa orang siswa yang mengalami kesulitan yang sama,
kegiatan remedial tersebut hendaknya diberikan terhdap kelompok siswa secara bersama. 2. Proporsi
bantuan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa 3. Kegiatan remedial bisa
dilaksanakan sendiri antara guru dengan siswa atau meminta bantuan orang lain 4. Metode kegiatan
yang diterapkan dalam kegiatan remedial hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan serta
memotivasi pada diri siswa untuk belajar lebih giat dan berusaha lebih tekun .

E. PRINSIP PEMILIHAN KEGIATAN

untuk pemilihan kegiatan remedial guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1.
Memanfaatkan latihan khusus terutama bagi siswa yang mempunyai daya tahan tangkap lemah 2.
Menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki siswa. 3. Menggunakan pemanfaatan media yang multi-
sensori 4. Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar, terutama bagi siswa yang kurang memiliki
motivasi untuk belajar

F. PROSEDUR KEGIATAN REMEDIAL


Dalam prosedur kegiatan remedial, langkah-langkah yang akan dilakukan. 1. Analisis dan diagnosis 2.
Identifikasi kesulitan 3. Menyusun kegiatan remedial 4. Melaksanakan kegiatan remedial 5.
Menilai kegiatan remedial A. Hakikat kegiatan pengayaan Kegiatan pengayaan diperuntukkan bagi
siswa yang tergolong cepat dalam menyelesaikan tugas belajarnya, kelebihan waktu yang tidak dikelola
dengan efektif akan menimbulkan hal – hal negative yang dapat mengganggu jalannya pembelajaran. B.
Jenis kegiatan pengayaan Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru menerapkan
pendekatan individual, oleh karena itu setiap siswa memiliki minat dan sisa waktu yang berbeda maka
guru harus menyesuaikan kegiatan pengayaan dengan faktor-faktor berikut. 1.Tutor sebaya 2.
Mengembangkan latihan 3.Mengembangkan media dan sumber pengayaan 4.Melakukan proyek 5.
Memberikan permainan dan masalah atau kompetisi antar siswa C. Faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran 1. Faktor siswa 2. Faktor
educative3.Faktor waktu

people

LUSIE VERAWATI - 1 bulan yang lalu

PROGRAM TINDAK LANJUT HASIL BELAJAR

PROGRAM TINDAK LANJUT HASIL BELAJAR

A. Belajar Tuntas (Mastery Learning)

1. Hakikat Belajar

Hakikat belajar adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku(behavioral change)
pada individu yang belajar. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi karena usaha individu yang
bersangkutan. Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan prilaku,
termasuk juga perbaikan prilaku.

Menurut Dewey (2001), tugas sekolah adalah memberi pengalaman belajar yang tepat bagi siswa.
Selanjutnya ditegaskan bahwa tugas guru adalah membantu siswa menjalin pengalaman belajar yang
satu dengan yang lain, termasuk yang baru dengan yang lama. Pengalaman belajar baru melalui
pengalaman belajar yang lama akan melekat pada struktur kognitif siswa dan menjadi pengetahuan baru
bagi siswa. SedangkanMenurut Vygotsky (2001), terdapat hubungan yang erat antara pengalaman
sehari-hari dengan konsep keilmuan (scientific), tetapi ada perbedaan secara kualitatif antara berpikir
kompleks dan berpikir konseptual. Berpikir kompleks didasarkan atas kategorisasi objek berdasarkan
suatu situasi, sedangkan berpikir konseptual berbasis pada pengertian yang lebih abstrak.
Pengembangan kemampuan menganalisis, membuat hipotesis, dan menguji pengalaman sehari-hari
pada dasarnya terpisah dari pengalaman sehari-hari. Kemampuan ini tidak ditentukan oleh pengalaman
sehari-hari saja, tetapi lebih tergantung pada tipe spesifik interaksi sosial. Menurut Ausubel (1969),
pengalaman belajar baru akan masuk ke dalam memori jangka panjang dan akan menjadi pengetahuan
baru apabila memiliki makna. Pengalaman belajar adalah interakasi antara subjek belajar dengan objek
belajar, misalnya siswa mengerjakan tugas membaca, melakukan pemecahan masalah, mengamati
suatu gejala, peristiwa, percobaan, dan sejenisnya. Agar pengalaman belajar yang baru menjadi
pengetahuan baru, semua konsep dalam matapelajaran diusahakan memiliki nilai terapan di lapangan.

2. Kategori Belajar

Ada beberapa kategori dalam belajar, yaitu:

1. Keterampilan sensosimotor.

2. Belajar asosiasi.

3. Keterampilan pengamatan motoris.

4. Belajar konseptual.

5. Cita-cita dan sikap.

6. Belajar memecahkan masalah.

3. Prinsip-prinsip Belajar

Ada beberapa prinsip belajar yang harusdpperhatikan oleh guru, yaitu:

(1) Belajar senantiasa bertujuan dengan pengembangan prilaku peserta didik,

(2) Belajar didasarkan atas kebutuhan dan motifasi tertentu,

(3) Belajar dilaksanakan dengan latihan,

(4) Belajar bersifat keseluruhan,

(5) Belajar membutuhkan bimbingan,

(6) Belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri individu dan dariluar,

(7) Belajar sering dihadapkan dengan masalah dan cara memecahkannya,

(8) Hasil belajar dapat ditrasferkan ke dalam situasi lain,


(9) Belajar adalah hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan perilakunya,

(10) Belajar memerlukan proses dan bertahap serta kematangan diri peserta didik,

(11) Belajar melalui praktik akan lebih efektif,

(12) Bahan belajar yang bermakna/berarti, lebih mudah dan menarik untuk dipelajari.

UNESCO telahh mengeluarkan kategori jenis belajar yang dikenal dengan empat pilar dalam kegiatan
belajar. (A. Suhaena Suparno, 2000);

1. Learning to know, memfokuskan tentang pengetahuan dasar dan umum,

2. Learning to do, kecakapan manusia yang melengkapi berfikir, berprakarsa dan mengasah rasa,

3. Learning tio live togerher, seseorang ditekankan untuk mampu hidup bersama,

4. Learning to be,ditekankan pada pengembangan potensi insani secara maksimal.

4. Hakikat Belajar Tuntas (Mastery Learning)

Pembelajaran tuntas yang dimaksudkan dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah pola pembelajaran
yang menggunakan prinsip ketuntasan secara individual. Dalam hal pemberian kebebasan belajar, serta
untuk mengurangi kegagalan siswa dalam belajar, strategi belajar tuntas menganut pendekatan
individual, dalam arti meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok peserta didik (kelas),
tetapi mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan perorangan peserta didik sedemikiah rupa,
sehingga dengan penerapan pembelajaran tuntas memungkinkan berkembangnya potensi masing-
masing siswa secara optimal. Dasar pemikiran dari belajar tuntas dengan pendekatan individual ialah
adanya pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing siswa.

Untuk merealisasikan pengakuan dan pelayanan terhadap perbedaan individu, maka pembelajaran
harus menggunakan strategi pembelajaran yang berasaskan maju berkelanjutan (continuous progress).
Untuk itu pendekatan sistem, yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam teknologi pembelajaran,
harus benar-benar dapat diimplementasikan. Salah satu caranya adalah, standar kompetensi dan
kompetensi dasar harus dinyatakan secara jelas, dan pembelajaran dipecah-pecah ke dalam satuan-
satuan(cremental units), di mana siswa belajar selangkah demi selangkah dan baru boleh beranjak
mempelajari kompetensi dasar berikutnya setelah menguasai suatu/sejumlah kompetensi dasar yang
ditetapkan menurut kriteria tertentu. Dalam pola ini ditentukan bahwa seorang siswa yang mempelajari
unit satuan pembelajaran tertentu dapat berpindah ke unit satuan pembelajaran berikutnya jika peserta
didik yang bersangkutan misalnya telah menguasai sekurang-kurangnya 75 % dari kompetensi dasar
yang ditetapkan.
Sedangkan pembelajaran konvensional dalam kaitan ini diartikan sebagai pembelajaran dalam konteks
klasikal yang sudah terbiasa dilakukan, sifatnya berpusat pada guru, sehingga pelaksanaannya kurang
memperhatikan keseluruhan situasi belajar (non belajar tuntas).

Dengan memperhatikan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa perbedaan antara pembelajaran
tuntas dengan pembelajaran konvensional adalah bahwa pembelajaran tuntas dilakukan melalui azas-
azas ketuntasan belajar, sedangkan pembelajaran konvensional pada umumnya tidak/kurang
memperhatikan ketuntasan belajar khususnya ketuntasan peserta didik secara individual.

Strategi belajar tuntas dapat dibedakan dari pengajaran non belajar tuntas terutama dalam hal-hal
berikut ini:

a. Pelaksanaan tes secara teratur untuk memperoleh balikan terhadap bahan yang diajarkan sebagai
alat untuk mendiagnosa kemajuan peserta didik

b. Peserta didik baru dapat melanjutkan pada pelajaran berikutnya setelah ia benar-benar menguasai
materi tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

c. Pemberian bimbingan dan penyuluhan terhadap peserta didik yang belum mencapai taraf
penguasaan penuh, melalui pengajaran korektif, pengajaran tutorial sesuai dengan waktu yang
dibutuhkan masing-masing peserta didik.

Perbandingan Kualitatif Antara Pembelajaran Tuntas Dengan Pembelajaran Konvensional

Langkah

Aspek Pembeda

Pembelajaran Tuntas

Pembelajaran Konvensional

A. Persiapan

1. Tingkat ketuntasan

× Diukur dari performance siswa dalam setiap unit (satuan kompetensi atau kompetensidasar)

× Setiap peserta didikharus mencapai nilai 75

Diukur dari performance peserta didik yang dilakukan secara acak

2. Satuan Acara Pembelajaran


Dibuat untuk satu minggu pembelajaran, dan dipakai sebagai pedoman guru serta diberikan
kepadapeserta didik

Dibuat untuk satu minggu pembelajaran, dan hanya dipakai sebagai pedoman guru

3. Pandangan terhadap kemampuanpeserta didiksaat memasuki satuan pembelajaran tertentu

Kemampuan hampir sama, namun tetap ada variasi

Kemampuan peserta didik dianggap sama

B. Pelaksanaan pembelajaran

4. Bentuk pembelajaran dalam satu unit kompetensi atau kemampuan dasar

Dilaksanakan melalui pendekatan klasikal, kelompok dan individual

Dilaksanakan sepenuhnya melalui pendekatan klasikal

5. Cara pembelajaran dalam setiap standar kompetensi atau kompetensi dasar

Pembelajaran dilakukan melalui penjelasan guru(lecture), membaca secara mandiri dan terkontrol,
berdiskusi, dan belajar secara individual

Dilakukan melalui mendengarkan(lecture), tanya jawab, dan membaca (tidak terkontrol)

6. Orientasi pembelajaran

Pada terminal performance peserta didik (kompetensi atau kompetensidasar) secara individual

Pada bahan pembelajaran

7. Peranan guru

Sebagai pengelola pembelajaran untuk memenuhi kebutuhanpeserta didik secara individual


Sebagai pengelola pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan seluruhpeserta didik dalam kelas

8. Fokus kegiatan pembelajaran

Ditujukan kepada masing-masingpeserta didik secara individual

Ditujukan kepadapeserta didikdengan kemampuan menengah

9. Penentuan keputusan mengenai satuan pembelajaran

Ditentukan olehpeserta didik dengan bantuan guru

Ditentukan sepenuhnya oleh guru

C. Umpan Balik

10. Instrumen umpan balik

Menggunakan berbagai jenis serta bentuk tagihan secara berkelanjutan

Lebih mengandalkan pada penggunaan tes objektif untuk penggalan waktu tertentu

11. Cara membantu siswa

Menggunakan sistem tutor dalam diskusi kelompok dan tutor yang dilakukan secara individual

Dilakukan oleh guru dalam bentuk tanya jawab secara klasikal

5. Indikator Pelaksanaan Pembelajaran Tuntas

a. Metode Pembelajaran

Pembelajaran tuntas dalakukan dengan pendekatan diagnostik preskriptif. Strategi pembelajaran tuntas
sebenarnya menganut pendekatan individual, dalam arti meskipun kegiatan belajar ditujukan kepada
sekelompok peserta didik (kelas), tetapi mengakui danmelayani perbedaan-perbedaan perorangan siswa
sedemikian rupa, sehingga pembelajaran memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing
peserta didik secara optimal. Langkah-langkahnya adalah: mengidentifikasi prerequisite, membuat tes
untuk mengukur perkembangan dan pencapaian kompetensi.

Metode pembelajaran yang sangat ditekankan dalam pembelajaran tuntas adalah pembelajaran
individual, pembelajaran dengan teman atau sejawat (peer instruction), dan bekerja dalam kelompok
kecil. Berbagai metode (multi metode) pembelajaran harus digunakan untuk kelas atau kelompok.
Pembelajaran tuntas sangat mengandalkan pada pendekatan tutorial dengan kelompok kecil, tutorial
orang per orang, pembelajaran terprogram, buku-buku kerja, permainan dan pembelajaran berbasis
komputer (Kindsvatter, 1996 dalam Direktorat PLP Depdiknas, 2003).

b. Peran Guru dalam Pembelajaran Tuntas

Strategi pembelajaran tuntas menekankan pada peran atau tanggung jawab guru dalam mendorong
keberhasilan peserta didik secara individual. Pendekatan yang digunakan mendekati model Personalized
System of Instruction (PSI) seperti dikembangkan oleh Keller, yang lebih menekankan pada interaksi
antara peserta didik dengan materi atau objek belajar.

Peran guru dalam pembelajaran tuntas adalah:

(1) Menjabarkan atau memecah KD ke dalam satuan-satuan (unit) yang lebih kecil dengan
memperhatikan pengetahuan prasyaratnya.

(2) Mengembangkan indikator berdasarkan cakupan dan urutan unit

(3) Menyajikan materi dalam bentuk yang bervariasi

(4) Memonitor seluruh pekerjaan peserta didik

(5) Menilai perkembangan peserta didik dalam pencapaian kompetensi (kognitif, psikomotor, dan
afektif)

(6) Menggunakan teknik diagnostik

(7)

style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family:


Calibri;">Menyediakan sejumlah alternatif strategi pembelajaran bagi siswa yang mengalami kesulitan
peserta didik.

c. Peran Peserta Didik dalam Pembelajaran Tuntas

Kurikulum 2013 sangat menjunjung tinggi dan menempatkan peran peserta didik sebagai subjek didik.
Fokus program pembelajaran bukan pada guru dan yang akan dikerjakannya melainkan peserta didik
dan yang akan dikerjakannya. Oleh karena itu, yang menganut pendekatan pembelajaran tuntas,
peserta didik lebih leluasa dalam menentukan jumlah waktu belajar yang diperlukan. Artinya peserta
didik diberi kebebasan dalam menetapkan kecepatan pencapaian kompetensi. Kemajuan peserta didik
sangat bertumpu pada usaha serta ketekunan peserta didik secara individual.

d. Evaluasi dalam Pembelajaran Tuntas

Ketuntasan belajar dalam Kurikulum 2013 ditetapkan dengan penilaian acuan patokan (criterion
referenced) pada setiap kompetensi dasar.

Asumsi dasarnya adalah:

(1) bahwa semua peserta didik bisa belajar apa saja, hanya waktu yang diperlukan berbeda

(2) standar harus ditetapkan terlebih dahulu, dan hasil evaluasi adalah lulus atau tidak lulus.

Sedangkan Sistem evaluasinya menggunakan ujian berkelanjutan, yang ciri-cirinya adalah:

(1) ujian dengan sistim blok,

(2) Tiap blok terdiri atas satu atau lebih Kompetensi Dasar (KD),

(3) Hasil ujian dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program remedial dan program pengayaan,

(4) Ujian mencakup aspek kognitif dan psikomotor,

(5) Aspek afektif diukur melalui pengamatan dan kuesioner.

Sistem penilaian dalam Kurikulum 2013 mencakup: jenis tagihan dan bentuk instrument atau soal.
Dalam pembelajaran tuntas tes-tes diusahakan dikemas dalam sub-sub KD sebagai alat diagnosis
terhadap program pembelajaran. Peserta didik dimungkinkan dapat menilai sendiri hasil tes-nya,
termasuk mengenali di mana ia mengalami kesulitan dengan segera. Sedangkan penentuan batas
pencapaian ketuntasan, meskipun umumnya disepakati pada skor 75, namun batas ketuntasan yang
paling realistik adalah ditetapkan oleh sekolah atau daerah.

B. Pengembangan Remedial

1. Pengertian

Remidial berasal dari kata remidy artinya : obat, memperbaiki, menolong. Pemebelajaran remidial
adalah suatu pembelajaran yang bersifat mengobati, menyembuhkandan membuatnya lebih baik bagi
peserta didik yang hasil belajarnya masih dibawah standar yang telah ditetapka oleh guru atau sekolah.
Latar belakang pembelajaran remidial adalah :

a. Adanya perbedaan peserta didik dalam menangkap dan menyerap materi pembelajaran;
b. Adanya tuntutan belajar tuntas yaitu pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan
peserta didik mengusai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata
pelajaran. Sedangkan asumsi belajar tuntas adalah :

1) penyebaran tingkat penguasaan belajar peserta didik mengikuti distribusi atau kurva normal,

2) bakat, pembawaan, minat,IQ, EQ dan SQ menentukan keberhasilan belajar peserta didik dan,

3) semua peserta didik akan dapat menguasai secara tuntas bahan pelajaran yang diberikan,
asalkankepada mereka diberiikan waktu yang cukup dan pelayanan yang sesuai dan tepat.

2. Tujuan Dan Prinsip Pembelajaran Remidial

Tujuan pembelajaran remidial adalah : peserta didik bisa lebih memahami dirinya, peserta didik dapat
memperbaiki cara belajar keaarah yang lebih baik, peserta didik dapat memilih fasilitas dan materi
belajar secara tepat, peserta didik dapat melaksanakan tugas-tugas yang diberikan padanya. Setelah itu
ia mampu mengatasi hambatan-hambatan yang menjadi penyebab kesulitan belajarnya.

Sedangkan prinsip-prinsip yang harus diperhaikan dalam pembelajaran tuntas adalah: penyiapan
pembelajaran, merancang pembealajran secara tepat, merancang belajar bermakna, memberikan
arahan yang jelas, rumuskan gagasan utama sesuai dengan kesulitan yang dialami peserta didik,
meningkatkan motivasi belajar, mendorong peserta didik berpartisipasi aktif dalam kelas, fokus dalam
proses pembelajaran, memperlihatkan kepedulian terhadap individu peserta didik.

3. Fungsi pembelajaran remidial

Fungsi korektif, Fungsi pemahaman, Fungsi pengayaan, Fungsi penyesuaian, Fungsi akselerasi, Fungsi
tereufautik.

4. Sasaran Pengembangan Remedial

Kelompok peserta didik yang masuk dalam sasaran pengembangan remedial adalah:

a. Kemampuan mengingat relatif kurang

b. Kurang memperhatikan

c. Kemampuan memahaminya lemah

d. Kurang memotifasi diri

e. Kurang percaya diri

f. Lemah dalam memecahkan masalah

g. Sering gagal dalam menyimak

h. Sulit memahami konsep yang abstrak


i. Gagal menghubungkan konsep yang relevan

j. Memerlukan waktu lama

5. Metode Pengembangan Remedial

Kegiatan remedial direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan individu atau kelompok
peserta didik. Dalam melaksanankan pembelajaran remedial dapat menerapkan berbagai metode dan
media sesuai kesulitan serta menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki peserta didik.

6. Prosedur Pelaksanaan Pengembangan Remedial

Pengajaran remedial dilaksanakan setelah pengajaran biasa (klasikal), pengajaran remedial berbeda
dengan proses belajar mengajar biasa dalam segi:

a. Tujuan,

b. Strategi

c. Bahan

7. Langkah-langkah Pengembangan Remedial

Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam kegiatan remedial,adalah:

a. Mengidentifikasi kesulitan peserta didik

b. Analisis hasil diagnosis kesulitan belajar

c. Menentukan sebab ketulisan

d. Menyusun rencana kegiatan

e. Melakukan kegiatan remedial

f. Menilai kegiatan renedial

C. Pengembangan Pengayaan
1. Hakikat Pengembangan Pengayaan

Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang
melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat
melakukannya. Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas,
lazimnya guru mengadakan penilaian awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap
kompetensi atau materi yang akan dipelajari sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian dilaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran
kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dan lain sebagainya. Melengkapi strategi pembelajaran
digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format,
mulai dari kaset audio, slide, video, komputer multimedia, dan lain sebagainya.

Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung,
diadakan penilaian proses dengan menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk
mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang
telah atau sedang dipelajari. Penilaian proses juga digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran
bila dijumpai hambatan-hambatan.

Program pengayaan adalah program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belajar
lebih cepat. Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki
kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai
kapasitas optimal dalam belajarnya.

2. Jenis Pengembangan Pengayaan

Ada tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu:

a. Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik.
Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, dsb, yang secara regular tidak
tercakup dalam kurikulum.

b. Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan
pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.

c. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih
tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau
pendekatan investigatif/ penelitian ilmiah. Pemecahan masalah ditandai dengan:

(a) Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;

(b) Penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;

(c) Penggunaan berbagai sumber;


(d) Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;

(e) Analisis data;

(f) Penyimpulan hasil investigasi.

3. Pelaksanaan Pengembangan Pengayaan

Pemberian pembelajaran pengayaan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik
yang memiliki kemampuan lebih, baik dalam kecepatan maupun kualitas belajarnya. Agar pemberian
pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu:

1. Mengidentifikasi kelebihan kemampuan peserta didik,

2. Memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan.

a. Identifikasi Kelebihan Kemampuan Belajar

1) Tujuan

Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat
kelebihan belajar peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi:

a) Belajar lebih cepat. Peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi ditandai dengan cepatnya
penguasaan kompetensi (SK/KD) mata pelajaran tertentu.

b) Menyimpan informasi lebih mudah Peserta didik yang memiliki kemampuan menyimpan informasi
lebih mudah, akan memiliki banyak informasi yang tersimpan dalam memori/ ingatannya dan mudah
diakses untuk digunakan.

c) Keingintahuan yang tinggi Banyak bertanya dan menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang
peserta didik memiliki hasrat ingin tahu yang tinggi.

d) Berpikir mandiri. Peserta didik dengan kemampuan berpikir mandiri umumnya lebih menyukai tugas
mandiri serta mempunyai kapasitas sebagai pemimpin.

e) Superior dalam berpikir abstrak. Peserta didik yang superior dalam berpikir abstrak umumnya
menyukai kegiatan pemecahan masalah.

f) Memiliki banyak minat. Mudah termotivasi untuk meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam
banyak kegiatan.
2) Teknik

Teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan
antara lain melalui : tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dan sebagainya.

a) Tes IQ (Intelligence Quotient) adalah tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan
peserta didik. Dari tes ini dapat diketahui tingkat kemampuan spasial, interpersonal, musikal,
intrapersonal, verbal, logik/matematik, kinestetik, naturalistik, dan lain sebagainya.

b) Tes inventori. Tes inventori digunakan untuk menemukan dan mengumpulkan data mengenai
bakat, minat, hobi, kebiasaan belajar, dan lain sebagainya.

c) Wawancara. Wanwancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik
untuk menggali lebih dalam mengenai program pengayaan yang diminati peserta didik.

d) Pengamatan (observasi). Pengamatan dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku
belajar peserta didik. Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun tingkat
pengayaan yang perlu diprogramkan untuk peserta didik.

b. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:

1) Belajar Kelompok.

2) Belajar mandiri.

3) Pembelajaran berbasis tema.

4) Pemadatan kurikulum.

Perlu dijelaskan bahwa panduan penyelenggaraan pembelajaran pengayaan ini terutama terkait dengan
kegiatan tatap muka untuk jam-jam pelajaran sekolah biasa. Namun demikian kegiatan pembelajaran
pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur.

D. Laporan Hasil Belajar Peserta Didik

1. Cakupan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik


Laporan kemajuan hasil belajar peserta didik sebagai pertanggungjawaban lembaga sekolah kepada
orang tua/wali peserta didik, komite sekolah, masyarakat, dan instansi terkait lainya. Pelaporn hasil
belajar hendaknya memuat:

A. Rincian hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

B. Informasi yang jelas, komprehensif dan akurat tentang perkembangan peserta didik.

C. Bahan informasi kepada orang tua tentang perkembangan hasil be\elajar anaknya.

2. Bentuk Laporan Hasil Belajar Peserta Didik

Laporan kemajuan belajar peserta didik disajikan dalam data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif
disajikan dalam angka (skor), dan data kualitatif disajikan dalam bentuk deskripsi. Laporan hasil belajar
peserta didik yang dibuat oleh guru dan wali kelas. Bentuk laporran dapat berupa lembaran, buku, dan
buku yang disertai lembaran.

3. Isi Laporan Hasil Belajar Peserta Didik

Laporan hasil belajar memuat informasi sebagai berikut:

a. Identitas peserta didik

b. Perkembangan peserta didik

c. Potensi peserta didik yang perlu dikembangkan

d. Partisipasi peserta didik dalam kegiatan di sekolah

e. Rekomendasi bagi peserta didik dan orang tua/wali

f. Tanda tangan wali kelas, Kepala Sekolah dan orang tua/wali peserta didik.

4. Rekap Nilai

Rekapitulasi nilai merupakan rekap kemajuan peserta didik oleh guru, yang berisi informasi pencapaian
kompetensi peserta didik untuk setiap KD dalam kurun waktu 1 semester. Rekap nilai diperlukan sebagai
alat kontrol bagi guru tentang perkembangan hasil belajar peserta didik.

5. Rapor

Rapor dalah laporankemajuan peserta didik dalam kurun waktu satu semester. Rapot berisi informasi
tentang pencapaian kompetensi yang telah di tetapkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Nilai
rapot adalah nilai pelajaran yang menggambarkan kemampuan peserta didik

Anda mungkin juga menyukai