Disusun Oleh:
Fakultas Farmasi
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam ilmu biologi telah diketahui bahwa hewan dan tumbuhan memiliki karakteristik
serta morfologi yang berbeda-beda .Oleh sebab itu , identifikasi dan klasifikasi merupakan
ilmu yang penting untuk membantu manusia menggolongkan atau mengkategorikan tumbuhan
satu dengan tumbuhan lain yang memiliki ciri morfologi dan fisiologi yang sama. Hal ini
tentunya sangat membantu para cendekia untuk mempermudah jalannya penelitian serta
meringankan kerja yang jarus dilakukan .
Seringkali terjadi pada suatu kasus dimana para peneliti tidak mengetahui nama dari
suatu jenis tanaman ,apakah tanaman ini sudah pernah ditemukan atau belum. Tentunya hal-hal
seperti ini akan menghambat kinerja para peneliti tetapi setelah berkembangnya ilmu
pengetahuan tentang kasifikasi dan identifikasi para peneliti dapat denga mudah mengetahui
spesies dari tanaman tersebut.
Identifikasi dan klasifikasi merupakan hal yang saling berkesinambunagn dan tidak
dapat dipisahkan ,klasifikasi hanya dapat dilakukan setelah melakukan proses identifikasi
karena proses klasifikasi juga membutuhkan data-data yang faktual guna mendapatkan hasil
yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Taxonomi adalah ilmu pengetahuan yang mencakup identifikasi, tatanama dan klasifikasi
objek biologi. Klasifikasi adalah penataan organisme ke dalam suatu kelompok (takson)
berdasarkan kemiripan. Identifikasi adalah penentuan suatu organisme termasuk anggota
kelompok yang sudah dikenal atau merupakan spesies yang baru. Tatanama adalah tata cara
pemberian nama ilmiah suatu organisme berdasar aturan internasional. Urutan takson dalam
sistematika tumbuhan : Divisio = divisi , Classis = kelas , Ordo = bangsa, Familia = suku,
Genus = marga, Spesies = jenis. Pembagian taksonomi tumbuhan dimulai utk mengetahui
hubungan kekerabatan. Sistem klasifikasi terbagi menjadi klasifikasi klasik yaitu berdasar
struktur morfologi baik morfologi vegetatif & generatif serta klasifikasi modern yaitu yaitu
klasifikasi berdasar taksonomi molekuler melalui analisa data sekuens DNA dari gen kloroplas
Alam tumbuhan ditaksir meliputi 300.000 jenis tumbuhan yg klasifikasinya dibagi menjadi
sejumlah divisi. Tumbuhan dibagi menjadi 5 divisi berdasar sistem filogeni yaitu Tumbuhan
belah (Schizophyta) , Tumbuhan talus (Thallophyta), Tumbuhan lumut (Bryophyta) ,
Tumbuhan paku (Pterydophyta), dan Tumbuhan biji (Spermathophyta)
Mempelajari ilmu ini akan menjadi penting pada saatnya nanti ketika mahasiswa berada dalam
proses penelitian .Oleh karena itu dilakukan praktikum mengenai sistem filogeni khususnya
tumbuhan paku (Pterydophyta) dan tumbuhan lumut (bryophyta).
B. Tujuan
1. Mengenal ciri khas pada Divisio Bryophyta dan Pterydophyta
a. Sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari
selulosa.
b. Batang dan daun pada tumbuhan lumut yang tegak memiliki susunan
yang berbeda. Jika batangnya dilihat secara melintang tampak bagian
berikut :
1) Selapis sel kulit, beberapa sel di antaranya memanjang membentuk
rizoid-rizoid epidermis.
2) Lapisan kulit dalam tersusun atas lapisan korteks.
3) Silinder pusat, terdiri dari sel parenkim yang memanjang dan berguna
untuk mengangkut air dan garam mineral.
c. Daun lumut hanya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun. Sel
daunnya kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang tersusun
seperti jala. Di antaranya terdapat sel-sel mati dengan penebalan dinding
dalam berbentuk spiral. Sel-sel mati ini berguna untuk sebagai tempat
persediaan air dan cadangan makanan.
d. Pada lumut, hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada
pertumbuhan membesar. Ukuran sel yang terbatas mungkin disebabkan
tidak ada sel berdinding sekunder yang berfungsi sebagai jaringan
penyokong.
2. Berdasarkan letak alat kelaminnya, lumut dibagi menjadi dua yaitu:
a. Lumut berumah satu, yaitu jika pada satu individu terdapat anteredium
dan arkegonium.
b. Lumut berumah dua, yaitu jika satu individu hanya terdapat anteredium
saja atau arkegonium saja, sehingga ada lumut jantan dan lumut betina).
3. Berdasar habitus (perawakan), lumut ada dua yaitu:
2. Daunnya sudah memiliki urat-urat daun, tetapi ada yang tidak berdaun
dan berdaun serupa sisik;
3. Rhizoidnya sudah berkembang ke bentuk akar;
Kingdom : Plantae
Divisi : Marchantiophyta
Kelas : Marchantiopsida
Ordo : Marchantiales
Famili : Marchantiaceae
Genus : Marchantia L
Spesies : Marchantia polymorpha
Ciri-ciri
Filoid berupa lembaran menyerupai daun
Thallus seperti pita
Mempunyai kutikula pada permukaan atas thallus
Berumah satu
Kaliptra berbentuk bulat
Khasiat/Manfaat: Mengobati radang hati
2. Bryopsida sp. (Lumut Daun)
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryopsida
Kelas : Bryopceales
Ordo : Bryopceales
Famili : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Spesies : Bryopsida sp.
Ciri-Ciri
Akarnya belum berupa akar, masih berupa rhizoid
Fase dominannya adalah fase gametofit
Spora terdiri dari 2 lapisan, yaitu endospore dan eksospora, habitatnya pada
tempat lembab
Sporofitnya terdiri dari bagian seta, apofisis, vaginula, kolumela, dan kaliptra
Sporofit pada umumnya lebih kecil, berumur pendek, dan hidup tergantung
pada gametofit
Reproduksi vegetative dengan spora, generative dengan akegonium yang
menghasilkan ovum dan anteridium yang menghasilkan spermatozoid.
Khasiat/ Manfaat
Lumut daun memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen
Bryopsida Sphanum dapat dimanfaatkan sebagai pengganti kapas dan sebagai
bahan bakar.
Lumut daun dapat menyerap air serta menjaga kelembaban tanah
Bryopsida bisa digunakan sebagai ornament tata ruang
Lumut gambut dirawa dapat dijadikan sebagai pupuk penyubur tanah
Lumut sphagnum dikenal sebagai obat penyakit kulit dan mata
Di hutan bantalan lumut berfungsi menyerap air hujan sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya banjir.
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Platycerium
Spesies : Platycerum bifurcatum
Ciri-ciri
Tanaman ini hidup menempel pada pohon lain dengan tegak dan kokoh,
tetapi bukan sebagai parasite (epifit).
Batang berupa rimpang lunak namun liat dan sulit dipotong dan tumbuh tidak
menjalar
Terdapat 2 macam daun: tipe pertama selalu steril dan berbentuk posisi tegak
mongering pada kondisi kurang air, fungsinya mengumpulkan dedauanan
kering dan penangkap air, sehingga kelembapan rimpang terjaga. Tipe kedua
menjuntai dari pusat daun tipe pertama dengan menyerupai tanduk rusa
(walaupun ada beberapa jenis yang tidak demikian) fungsinya sebagai
pembawa spora yang terletak disisi bawah daun
Khasiat/ Manfaat:
Daun ini dimanfaatkan sebagai tumbuhan hias yang biasa dipelihara orang di
pekarangan rumah, ditempel di pohon atau digantungkan untuk memberikan
kesan alami pad ataman. Beberapa jenisnya menghasilkan anakan yang dapat
dipisahkan dari induknya secara hati-hati dan ditempelkan pada tempat lain.
Selain itu, daun ini berkhasiat sebagai obat gondok, obat tetes telinga, dan
obat kudis.
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicinae
Ordo : Marginales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Adiantum
Spesies : Adiantum cunetatum
Ciri-Ciri
Sorus terletak rapi pada permukaan bawah
Daun bergerigi dan bergelombang
Mempunyai urat daun yang bentuknya tidak teratu
Daun tumbuh dari rizoma
Tangkai ental berwarna hitam mengkilap
Akarnya serabut
Batang hitam, mengkilap, berduri, tegak atau setengah tegak
Khasiat/Manfaat
Tanaman ini tidak memiliki nilai ekonomi penting. Fungsinya yang utama adalah
sebagai tanaman hias yang bisa ditanam di dalam ruang atau di luar ruang. Suplir
sangat suka tanah yang gembur, kaya bahan organik (humus). Pemupukan dengan
kadar nitrogen lebih tinggi disukainya. Pembentukan spora memerlukan tambahan
fosfor dan kalium.Pemeliharaan suplir sebagai tanaman hias harus memperhatikan
penyiraman. Kekeringan yang dialami suplir tidak bisa diperbaiki hanya dengan
penyiraman karena daun yang kering tidak bisa pulih. Penanganannya adalah dengan
membuang seluruh ental yang kering hingga dekat rizoma dan memberi sedikit
media tumbuh tambahan. Dalam waktu beberapa hari tunas baru akan muncul.
Daun paku suplir mempunyai khasiat untuk pelancar air seni dan akarnya berkhasiat
sebagai obat cacing.
5. Dryomogiossum piloseloides (Sisik Naga)
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Polypodiaceae
Genus : Drymogiossum
Spesies : Dryomogiossum piloseloides
Ciri-Ciri
merupakan tumbuhan epifit (tumbuhan yang menumpang pada pohon lain), tetapi
bukan benalu alasannya sanggup menciptakan masakan sendiri
Akar rimpang tumbuhan paku sisik naga ini ukurannya memanjang dan
diamerternya kecil.
Tanaman paku sisik naga ini pertumbuhannya merayap, dengan panjang 5-22 cm.
Daun tumbuhan paku sisik naga jarak antara daun yang satu dengan yang lain
dekat. Daun paku sisik naga ini bertangkai pendek, dengan tekstur yang tebal
berdaging. Daun tumbuhan paku sisik naga berbentuk bulat, dengan ujung yang
tumpul atau membundar, pangkal daun meruncing, tepi daun rata. Permukaan
daun tumbuhan paku sisik naga yang muda terdapat rambut-rambut kecil pada
permukaan bawah sedangkan yang sudah bau tanah rambut pada permukaan
bawah daunnya akan menghilang. Daun tumbuhan paku sisik naga berwarna hijay
kecoklatan. Daun tumbuhan paku sisik naga ini terdapat spora namun terkadang
juga tidak ada.
Daun tumbuhan paku sisik naga yang fertil bertangkai pendek atau duduk, oval
memanjang, dengan ukuran panjang 1-5 cm, lebar 1-2 cm
Khasiat/ Manfaat:
Tanaman paku sisik naga berguna untuk mengobati sakit sariawan.
Tanaman paku sisik naga dipakai sebagai obat antiradang.
Tanaman paku sisik naga dipakai sebagai obat antiradang.
Kingdom : Plantae
Divisi : Briophyta
Kelas : Polytrichopsida
Ordo : Polytrichales
Famili : Polytrichaceae
Genus : Polytrichum
Spesies : Polytrichum commune
Ciri-Ciri
Tangkai tegak dan bercabang-cabang
Bentuk sporangium bulat lonjong
Khasiat/Manfaat
Mencegah erosi
Sebagai penyerap dan menyerap air
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Filicopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Pteridaceae
Genus : Doryopteris
Spesies : Dryopteris rufecens
Ciri-Ciri
Bentuk/bangun daun dari Dryopteris adalah bentuk delta dengan tepi bersirip-
sirip (pinna), daunnya sporofil yakni terdapat spora di bagian ventral.
Ujungnya meruncing, tepi bercangap, ukuran daun terdiri dari 2 ukuran yaitu
satu lebih besar dan yang satu lebih kecil (anisofil). Warna daun Hijau
kecoklatan, tekstur daun berbentuk helaian, permukaan ventral daun ditutupi
spora, bagian dorsalnya halus. Termasuk daun majemuk menyirip, daun
dimorfisme yakni dalam 1 tangkai ada daun tropofil dan sporofil, di bagian
ventral sporofil dan dorsal tropofil.
Batang Doryopteris sp. berwarna hijau berupa rimpang yang menjalar. Menurut
(Loveless, 1987) semua batang paku- pakuan kerap berupa rimpang karena
pada umumnya arah tumbuhnya menjalar atau memanjat sedangkan bentuk
batang Doryopteris sp. bulat beratur dan berusuk secara longitudinal beruas-
ruas panjang dan kaku.Permukaan batang paku Doryopteris sp. berupa ramenta
yakni bentukan seperti rambut atau sisik berwarna hitam. Ukuran dan diameter
batangnya pun bervariasi dari beberapa milimeter sampai beberapa meter.
Susunan sporofil pada Dryopteris ini rapat, berkelompok, dan berwarna coklat
kemerah-merahan. Kumpulan sorus (sori) terletak di tepi daun. Sporangium
bernentuk cincin (annulus), bertangkai dengan anulus vertikal, tidak sempurna;
jika masak, pecah dengan celah melintang, terdapat sel yang seperti cincin
terdiri dari sel-sel yang menonjol keluar dengan penebalan dinding radial dan
dinding dalam. Bagian sisi perut yang sel-selnya tidak menebal itu dinamakan
stomium. Annulus bekerja sebagai suatu mekanisme kohesi dan menyebabkan
terbukanya sporangium cincin. Dari spora ini akan dihasilkan spora yang akan
berperan dalam fase sporofit dan kemudian dari spora tersebut akan tumbuh
menjadi protalium dan kemudian akanmenghasilkan arkegonium dan
anteredium. dari kedua alat kelamin paku tersebut dihasilkan sel gamet jantan
dan betina yang akan berperan dalam fase gametofit.
CONTOH SPESIES: Doryopteris filix-mas
Paku ini memiliki warna daun hjau muda berbentuk bipinnate dan memiliki
batang berwarna coklat yang bersisik.
Khasiat/ Manfaat
Digunakan sebagai obat cacingan
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Bryophyta berasal dari bahasa Yunani bryon yang berarti “Tumbuhan lumut”. Pada
umumnya, lumut berwarna hijau karena mempunyai sel-sel dengan plastida yang
menghasilkan klorofil a dan klorofil b sehingga lumut bersifat autotrof. Tumbuhan paku
tergolong tumbuhan kormus berspora, yang disebut Pteridophyta. Istilah ini berasal dari
bahasa Greek, (yaitu pteron = sayap). Tumbuhan paku merupakan komponen vegetasi
yang lebih menonjol dari pada lumut, walaupun kelompok tersebut jumlah jenisnya jauh
lebih besar (sekitar 20.000 jenis).
Tumbuhan yang termasuk kedalam kelompok ini antara lain Marchantia polymorpha
(Lumut hati), Polytrichum commune (Lumut tanah), Platycerum bifurcatum (Tanduk rusa),
Drymoglossum pilossediles (sisik naga), Adiantum cuneatum (suplir), Polytrichum
commune (Lumut tanah), dan Dryopteris rufecens (Paku-pakuan).
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi, dkk. (2006). Biologi Jilid 1 untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Bandung:Tarsito.
Budiyanto. 2009. Pteridophyta. Blog Budiyanto. http://budisma.web.id/materi/sma/
biologi-kelasx/ciri-tumbuhan-paku pteridophyta/html. (26 Desember 2013).
Gembong, Tjitrosoepomo. Taksonomi Tumbuhan Rendah. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1989.
https://deeyan43and23.wordpress.com/2011/04/30/doryopteris/ Diakses pada 8 April 2020
https://www.google.com/search?q=marchantia+polymorpha+ciri-
ciri&oq=marchantia+polymorpha+ciri-.
ciri&aqs=chrome..69i57j0l5.5799j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8 Diakses pada 8 April
2020
http://www.tanobat.com/paku-tanduk-rusa-ciri-ciri-tanaman-serta-khasiat-dan-manfaatnya.html
Diakses pada 8 April 2020
https://sometimesasmine.blogspot.com/2018/09/manfaat-dan-khasiat-flora-paku-sisik.html Diakses
pada 8 April 2020