Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KONFLIK KEBIJAKAN RELAKSASI KREDIT

TERHADAP KEADILAN SOSIAL ANTARA OJEK DARING


DAN PIHAK BANK

LAPORAN PENELITIAN
Kontroversi Isu Sosial (KU4281) Kelas 02

Oleh :

Rezki Dwi Dermawan

13115136

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


2020
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyebaran virus Covid-19 pada skala global menyebabkan reaksi dari setiap negara di
Dunia. Virus ini mengkhawatirkan karena sampai sekarang belum ditemukan obat yang mampu
menjadi vaksin ataupun obat untuk penderitanya. Media penyebaran dapat melalui udara dan
kontak fisik sehingga virus dapat bertahan di saluran pernafasan manusia.
Pemerintah Indonesia harus bereaksi dalam mengurangi penyebaran COVID-19 dan juga
menyesuaikan kebijakan yang diberlakukan agar perekonomian nasional diselenggarakan
berdasar atas demokrasi ekonomi sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 4, untuk
memperjuangkan hak asasi rakyatnya yang dilindungi pada UUD 1945 pasal 28H ayat 2 yang
berbunyi Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
Beberapa kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah adalah rencana untuk
memberikan relaksasi kredit usaha Usaha Mikro dan Kecil dibawah Rp. 10 Miliar berupa
penundaan sampai dengan 1 tahun, restrukturasi dan penurunan suku bunga melalui OJK.
Kebijakan ini akan diberikan kepada pengusahan mikro dan kecil, diantaranya adalah pengemudi
ojek daring.
Kebijakan tersebut menimbulkan respon baik pro atau kontra dari pihak bank dan pihak ojek
daring yang pada praktiknya tidak sesuai dengan ekspektasi masing-masing. Kebijakan ini yang
diharapkan dapat memperjuangkan keseimbangan ekonomi nasional, justru dapat berpotensi
merugikan pihak bank dan bank karena aturan OJK yang dibuat tidak sespesifik yang
disampaikan oleh presiden dapat menyebabkan kebijakan tersebut tidak tepat sasaran.
Kebijakan relaksasi tersebut hingga saat ini belum dijalankan secara seluruhnya karena masih
ada tagihan dan anjuran untuk membayar tagihan kredit secara normal walaupun sudah ada
peraturan POJK No. 11/POJK.03/2020
1.1.1 Das Sollen
• UUD 1945 Pasal 33 Ayat 4
• Kebijakan dapat diterima dengan baik oleh pihak ojek daring dan pihak bank
• POJK No. 11/POJK.03/2020

1.1.2 Das Sein


• Pendapatan ojek daring menurun semenjak penyebaran virus Covid-19 sedangkan
kewajiban kredit terus berjalan.
• Munculnya pro dan kontra dari masing-masing pihak mengenai relaksasi kredit.
• Peraturan tersebut belum dijalankan oleh seluruh pihak bank.
1.2 Identifikasi Masalah
• Belum adanya keadilan sosial untuk pengemudi ojek daring
• Terdapat konflik tentang eksekusi peraturan relaksasi kredit
• Pihak bank tidak mengikuti peraturan OJK yang sudah ada
1.3 Rumusan Masalah
• Apa saja konflik yang terjadi akibat penerapan kebijakan relaksasi kredit oleh OJK?
• Mengapa keadilan sosial untuk pengemudi ojek daring dan pihak bank belum
terwujud?
• Bagaimana strategi cara agar pihak bank mengikuti peraturan OJK?
1.4 Tujuan Penelitian
• Mengetahui konflik yang terjadi akibat kebijakan relaksasi kredit oleh OJK.
• Mengetahui penyebab belum terwujudnya keadilan sosial untuk pengemudi ojek
daring dan pihak bank.
• Mengetahui strategi untuk membuat pihak bank mengikuti peraturan OJK.
1.5 Manfaat Penelitian
• Diketahuinya konflik yang terjadi akibat kebijakan relaksasi kredit oleh OJK dapat
membantu apa saja yang perlu dilakukan agar implementasi peraturan ini dengan
minim konflik.
• Diketahui penyebab belum terwujudnya keadilan sosial untuk kedua pihak dapat
membantu kita agar mengetahui cara agar semakin dengan keadilan sosial untuk
keduanya.
• Mengetahui strategi untuk membuat pihak bank mengikuti peraturan OJK dapat di
implementasikan agar peraturan tersebut dapat mencapai harapan masing masing
pihak.
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Teori Konflik


Karl Marx membuat teori yang menggambarkan eksistensi kelompok minoritas namun
memiliki kekuasaan atas sumber daya dan kelompok mayoritas yang tertindas karena tak
memiliki kuasa atas sumber daya. Masing-masing kelas memiliki kepentingan yang saling
bertentangan. Kaum borjuis ingin mempertahankan kekuasaannya dan mengakumulasi
kekayaannya, sedangkan kaum proletar ingin kekuasaan dan kekayaan didistribusikan secara
merata.
2.2 Teori Implementasi Kebijakan Publik
Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle (dalam Subarsono, 2011: 93)
dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan (content of policy) dan lingkungan
implementasi (context of implementation). Variabel tersebut mencakup: sejauhmana
kepentingan kelompok sasaran atau target group termuat dalam isi kebijakan, jenis manfaat
yang diterima oleh target group, sejauhmana perubahan yang diinginkan dari sebuah
kebijakan, apakah letak sebuah program sudah tepat, apakah sebuah kebijakan telah
menyebutkan implementornya dengan rinci, dan apakah sebuah program didukung oleh
sumberdaya yang memadai.
2.3 Teori Keadilan Sosial
Menurut Notonagoro, dalam hidup bersama baik dalam masyarakat, bangsa dan negara
harus terwujud suatu keadilan (Keadilan Sosial), yang meliputi tiga hal yaitu : keadilan
distributif (keadilan membagi), yaitu negara terhadap warganya, kedilan legal (keadilan
bertaat), yaitu warga terhadap negaranya untuk mentaati peraturan perundangan, dan
keadilan komutatif (keadilan antarsesama warga negara), yaitu hubungan keadilan antara
warga satu dengan lainnya secara timbal balik.
2.4 Teori Interaksionisme Simbolik
Prinsip dasar teori interaksionisme simbolik adalah manusia memiliki kapasitas untuk
berpikir dan pemikirannya dibentuk oleh interaksi sosial. Dalam proses interaksi, manusia
mempelajari makna dan simbol-simbol yang mengarahkannya pada kapasitas menjadi
berbeda dengan lainnya. Makna dan simbol memungkinkan manusia untuk bertindak dan
berinteraksi secara berbeda, misalnya cara orang memaknai kesuksesan berbeda-beda atau
perbedaan bahasa yang digunakan setiap suku juga berbeda.
2.5 Teori Strategi
Michael Porter dalam artikelnya yang berjudul Competitive Strategy dalam Harvard
Business Review (1996), menyatakan bahwa strategi adalah sekumulan tindakan atau
aktivitas yang berbeda untuk mengantarkan nilai yang unik. Adapun ahli yang menegaskan
strategi terdiri atas aktivitas-aktivitas yang penuh daya saing serta pendekatan-pendekatan
bisnis untuk mencapai kinerja yang memuaskan (sesuai target).
2.6 Teori Strukturalisme
Teori strukturalisme menekankan pada pentingnya struktur dalam memengaruhi atau bahkan
menentukan tindakan manusia. Stuktur merupakan elemen tak kasat mata yang mengatur
tindakan seseorang. Terdapat perdebatan mengenai dimana sebenarnya struktur berada.
Struktur bisa berada di tempat yang dalam seperti pada pemikiran manusia. Ada pula yang
mengatakan, struktur berada di luar individu seperti struktur sosial berupa norma dan nilai.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan
memahami fenomena apa yang yang dialami subjek penelitian berupa perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan dan lain lain. Data kualitatif diambil dari berita dan artikel terkait berupa teks,
audio atau video yang dianalisis untuk menguji teori yang digunakan hingga mampu menjawab
pertanyaan analisis serta rumusan masalah yang diajukan.
3.1 Teori Konflik
• Apa yang masalah yang terjadi antara kedua belah pihak akibat kebijakan ini?
3.2 Teori Implementasi Kebijakan Publik
• Apakah pihak ojek daring dan pihak bank merasa terwakilkan dari isi kebijakan ini?
• Apa saja jenis manfaat yang diterima oleh pihak ojek daring dan pihak bank ?
• Apa perubahan yang diinginkan oleh pihak ojek daring dan pihak bank dari kebijakan
tersebut?
• Apakah peletakan kebijakan tersebut sudah tepat?
• Siapakah implementornya dari kebijakan ini?
• Apakah sumber daya yang dibutuhkan kebijakan ini sudah cukup?
3.3 Teori Keadilan Sosial
• Apakah negara sudah mengatur hak dan kewajiban ojek daring dan bank mengenai
hak dan kewajibannya pada peraturan tersebut?
• Apakah pihak ojek daring dan bank sudah mengetahui hak dan kewajibannya
masing-masing?
3.4 Teori Interaksionisme Simbolik
• Apakah pihak ojek daring dan bank sudah mengerti mengenai peraturan tersebut?
• Bagaimana pandangan dari pihak ojek daring dan bank mengenai peraturan tersebut?
3.5 Teori Strategi
• Apa saja tindakan dan pendekatan yang dilakukan pemerintah untuk membuat kedua
pihak mengikuti peraturan tersebut?
• Apakah nilai yang ingin dibawa pemerintah melalui peraturan ini sudah tercapai?
3.6 Teori Strukturalisme
• Bagaimana peran pemerintah dalam meregulasi pihak bank?
• Bagaimana peran pemerintah dalam meregulasi pihak ojek daring?

BAB IV HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian Rumusan Masalah 1


https://www.viva.co.id/otomotif/1208166-senjata-kuncian-bank-tolak-driver-online-tunda-
cicilan-kendaraan
Berdasarkan artikel diatas, beberapa permasalahan yang dihadapi kedua belah pihak adalah
pihak bank yang menolak permohonan penundaan kredit oleh pihak bank dengan alasan
bahwa belum ada pengumuman resmi terkait pelaksanaan POJK tersebut, dan juga karena
kebanyakan kendaraan yang digunakan para driver online tidak masuk kategori kendaraan
untuk usaha ojek daring.
https://ojk.go.id/id/regulasi/Documents/Pages/Stimulus-Perekonomian-Nasional-Sebagai-
Kebijakan-Countercyclical-Dampak-Penyebaran-Coronavirus-Disease-
2019/Ringkasan%20Eksekutif%20POJK%2011%20-%202020.pdf
Berdasarkan ringkasan POJK tersebut, peraturan ini dibuat sebagai stimulus perekonomian
sebagai dampak dari penurunan kinerja dan kapasitas debitur yang dampak mengganggu
kinerja perbankan dan stabilitas sistem keuangan secara umum. Restrukturasi kredit dapat
dilakukan dengan cara penurunan suku bunga, perpanjangan jangka waktu, pengurangan
tunggakan pokok, tunggakan bunga, dll. dengan harapan peningkatan kualitas kredit menjadi
lancar
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200328190858-92-487861/ojk-masih-kaji-
penangguhan-cicilan-kredit-usulan-jokowi
http://infobanknews.com/topnews/bank-belum-siap-terapkan-arahan-ri1-soal-penangguhan-
kredit/
Berdasarkan artikel diatas, ekonom Sigit Pramono menilai bahwa kebijakan penghapusan
dan atau keringanan pajak, restrukturisasi kredit secara masif sangat dibutuhkan untuk
menyelamatkan sektor riil. Presiden, Menkeu, Ketua OJK sudah pernah menyampaikan
kebijakan-kebijakan tersebut, tetapi menurut Sigit juklak dan juknis belum ada.
Serta adanya dialog antara OJK dengan APPI untuk merumuskan rencana pemberian
penangguhan cicilan kredit atas usaha yang terdampak pandemi virus corona untuk bank.
https://pontas.id/2020/03/27/relaksasi-kredit-jokowi-tak-jawab-persoalan-ekonomi-
indonesia/
Berdasarkan artikel diatas, anggota DPR Anis Byarwati mengatakan bahwa dua stimulus
fiskal itu tidak mampu mendorong daya beli masyarakat. Kondisi saat ini ditambah dengan
adanya pandemi Corona, memang tidak mudah buat Pemerintah mengangkat daya beli
masyarakat dan salah satu cara efektif meningkatkan daya beli saat perekonomian sulit
seperti saat ini, Pemerintah memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan bantuan
nontunai untuk mendorong perilaku konsumsi.
5.2 Hasil Penelitian Rumusan Masalah 2
https://ojk.go.id/id/regulasi/Documents/Pages/Stimulus-Perekonomian-Nasional-Sebagai-
Kebijakan-Countercyclical-Dampak-Penyebaran-Coronavirus-Disease-
2019/Ringkasan%20Eksekutif%20POJK%2011%20-%202020.pdf
https://money.kompas.com/read/2020/03/28/151100126/relaksasi-kredit-ojk--masyarakat-
jangan-berbondong-bondong-ke-bank-leasing
Berdasarkan ringkasan eksekutif tersebut, belum diterangkan hak dan kewajiban masing
masing pihak dalam menjalankan peraturan tersebut. Pada ringkasan tersebut, kebijakan ini
menyesuaikan dari peraturan internal pihak bank, dan tidak terdapat sanksi yang
diberlakukan apabila ada yang melanggar peraturan tersebut.
https://money.kompas.com/read/2020/03/28/101500226/fakta-fakta-pelonggaran-kredit-dari-
penangguhan-cicilan-hingga-respons-bank?page=all
Pada artikel ini diterangkan bahwa pihak bank menyetujui peraturan tersebut, namun saja
belum ada finalisasi produk hukum dari OJK yang jelas. Menurutnya juga, relaksasi kredit
harus mengutamakan sektor produktif.
5.3 Hasil Penelitian Rumusan Masalah 3
https://ojk.go.id/id/regulasi/Documents/Pages/Stimulus-Perekonomian-Nasional-Sebagai-
Kebijakan-Countercyclical-Dampak-Penyebaran-Coronavirus-Disease-
2019/Ringkasan%20Eksekutif%20POJK%2011%20-%202020.pdf
https://pontas.id/2020/03/27/relaksasi-kredit-jokowi-tak-jawab-persoalan-ekonomi-
indonesia/
Pada artikel ini, diterangkan bahwa menurut Anis Byarwati bahwa tujuan dibentuknya
peraturan tersebut adalah agar meningkatkan daya beli masyarakat Indonesia, namun fakta
dilapangan stimulus tersebut tidak banyak berarti meningkatkan daya beli masyarakat.
Pihak bank telah diatur oleh pemerintah Indonesia melalui POJK 05/2014 tentang
penyelenggaraan usaha perusahaan pembiayaan, dan pihak ojek daring telah diatur oleh
pemerintah Indonesia melalui Permenhub No. 12 Tahun 2019 tentang Perlindungan
Keselamatan Pengguna Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat.

BAB V ANALISIS

5.1 Analisis Rumusan Masalah 1


Masalah yang terjadi dalam penerapan peraturan ini adalah adanya penolakan dari pihak
bank dalam memenuhi peraturan OJK dalam memberikan relaksasi kredit, pada hal ini, bank
beralasan bahwa belum ada instruksi yang jelas dari OJK untuk menjalankan peraturannya
dan penggunaan kendaraan yang terdaftar sebagai konsumtif dan bukan usaha.
Padahal, pemberlakuan peraturan ini dilaksanakan sejak tanggal 19 Maret 2020 dan memiliki
tujuan untuk menyesuaikan kinerja perbankan dan stabilitas sistem keuangan secara umum
dari penurunan kinerja dan kapasitas debitur akibat penyebaran virus Covid-19. Beberapa
pihak menilai pihak bank belum siap mengimplementasikan peraturan tersebut karena harus
disesuaikan dengan aturan internalnya dan belum ada instruksi langsung dari OJK tahapan
aplikasinya. Sedangkan pihak lainnya mengatakan bahwa kebijakan ini belum tepat dan
belum memiliki sumber daya yang cukup. Sedangkan untuk penggunaan kendaraan dapat
dibuktikan melakukan lacak histori dari aplikasi ojek daring tersebut.
5.2 Analisis Rumusan Masalah 2
Berdasarkan ringkasan eksekutif peraturan yang dikeluarkan, belum adanya penjabaran hak
dan kewajiban pihak ojek daring dan bank secara jelas. Sebaliknya, pengimplementasian
peraturan ini dikembalikan kepada peraturan internal dari bank sendiri. Akibatnya pihak ojek
daring dan leasing belum mengerti hak dan kewajibannya. Menyebabkan banyaknya
pemohon untuk relaksasi kredit padahal belum memenuhi kriteria yang ditetapkan OJK.
Selain itu, beberapa pihak juga merasa bahwa pihak bank belum siap mengimplementasikan
peraturan tersebut.
5.3 Analisis Rumusan Masalah 3
Himbauan dari presiden, OJK, DPR dan ekonom telah mengajak masing masing pihak untuk
menjalankan peraturan tersebut. Namun karena tidak ada sanksi yang mengakomodir
pelaksanaan tersebut, menyebabkan pelaksanaannya tidak sesuai dan belum mencapai nilai
yang ingin dibawa oleh pemerintah melalui peraturan ini. Diperlukan integrasi peraturan OJK
ini dengan regulasi pihak leasing dan ojek daring yang sudah ada supaya pihak leasing
menyesuaikan kebijakan internalnya sesuai dengan batas atas dan bawah yang ditetapkan
pemerintah.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan
6.1.1 Simpulan Rumusan Masalah 1
Konflik yang terjadi dalam penerapan kebijakan ini adalah masih ada pihak bank yang belum
menerapkan kebijakan relaksasi kredit oleh OJK dengan alasan belum adanya arahan
langsung dari OJK dan penggunaan motor yang terdaftar sebagai konsumtif.
6.1.2 Simpulan Rumusan Masalah 2
Keadilan sosial untuk pihak ojek daring dan pihak bank belum terwujud karena dalam
keadilan distributif dan bertaat belum ditentukan hak dan kewajiban pihak ojek daring dan
bank, akibatnya garis keadilannya masih luas karena menyesuai dengan peraturan internal
bank.
6.1.3 Simpulan Rumusan Masalah 3
Agar pelaksanaan peraturan tersebut dapat diikuti kedua belah pihak, pemerintah dapat
menetapkan batas atas dan batas bawah metode relaksasi kredit yang diajukan, agar kedua
pihak mengetahui apakah kebijakan yang diterapkan masih sesuai atau tidak. Penyertaan
sanksi untuk pihak yang dengan sengaja memanfaatkan kebijakan ini juga diperlukan agar
penerapan peraturan ini sesuai harapan.
6.2 Saran
6.2.1 Simpulan Rumusan Masalah 1
• OJK membuat arahan langsung pada pihak bank dan metode pengajuan relaksasi
kredit untuk pihak ojek daring
6.2.2 Simpulan Rumusan Masalah 2
• Penetapan hak dan kewajiban secara garis besar dan memuat batas atas dan batas
bawah oleh pemerintah
6.2.3 Simpulan Rumusan Masalah 3
• Integrasi dengan peraturan bank dan ojek daring yang sudah ada
• Komunikasi dengan semua pihak terkait agar ada fungsi pengawasan dan kemauan
mengikuti peraturan dari tiap pihak

DAFTAR PUSTAKA

• http://susantnext.blogspot.com/2012/03/teori-keadilan-sosial.html
• http://sosiologis.com/teori-sosiologi
• http://sosiologis.com/teori-konflik
• https://ojk.go.id/id/regulasi/Documents/Pages/Stimulus-Perekonomian-Nasional-
Sebagai-Kebijakan-Countercyclical-Dampak-Penyebaran-Coronavirus-Disease-
2019/Ringkasan%20Eksekutif%20POJK%2011%20-%202020.pdf
• https://money.kompas.com/read/2020/03/28/151100126/relaksasi-kredit-ojk--
masyarakat-jangan-berbondong-bondong-ke-bank-leasing
• http://infobanknews.com/topnews/bank-belum-siap-terapkan-arahan-ri1-soal-
penangguhan-kredit/
• https://www.viva.co.id/otomotif/1208166-senjata-kuncian-bank-tolak-driver-online-
tunda-cicilan-kendaraan

Anda mungkin juga menyukai