Anda di halaman 1dari 10

JMI Vol. 39 No.

2 Desember 2017
METAL INDONESIA

Journal homepage:
http://www.jurnalmetal.or.id/index.php/jmi
p-issn : 0126 – 3463
e-issn : 2548 – 673X

REKAYASA DAN RANCANG BANGUN ALAT UJI REGULATOR


TEKANAN TINGGI TIPE TEKAN UNTUK TABUNG LPG

ENGINEERING AND DESIGN TEST EQUIPMENT OF REGULATOR


HIGH PRESSURE PRESS TYPE FOR LPG TUBE

Hendri Siswanto1 dan Hafid2


1,2
Balai Besar Logam dan Mesin (BBLM), Kementerian Perindustrian
Jl Sangkuriang No. 12 Kota Bandung 40135
Email: hendrisiswanto@kemenperin.go.id, hafidochan@yahoo.com

Abstrak
Rekayasa dan rancang bangun alat uji regulator tekanan tinggi tipe tekan untuk tabung LPG telah
dilakukan. Tujuan pembuatan alat uji ini adalah untuk menguji kualitas produk regulator yang
dibutuhkan industri pembuat regulator agar hasil pengujiannya lebih akurat dan presisi serta memenuhi
persyaratan SNI 7618:2012. Keunggulan alat uji ini adalah menggunakan elektropneumatik sebagai
sistem penggerak, juga auto counter dan auto stop untuk menghentikan proses pengujian sehingga
pengujian produk regulator menjadi lebih optimal. Metode rancang bangun yang dilakukan meliputi:
persiapan kerja, pembuatan gambar kerja, proses engineering, pembuatan dan uji coba (Hafid, 2016).
Prototip tersebut telah diuji coba dan dioperasikan dengan hasil yang baik, yaitu: alat uji dapat beroperasi
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan standar SNI regulator tekanan tinggi. Total waktu tercepat untuk
pengujian ketahanan pengunci dengan jumlah siklus 5.000 kali sebesar 19,02 jam. Sedangkan total
waktu tercepat untuk pengujian tekanan pengaman dengan jumlah siklus 50.000 kali sebesar 58,88 jam
(Hendri, dkk, 2016). Bahasan ini diharapkan dapat berguna untuk Laboratorium Uji BBLM dan juga
pemerintah dalam pelaksanaan pemberlakuan dan pengawasan SNI 7618:2012 wajib yang
dipersyaratkan untuk produk regulator tekanan tinggi untuk tabung baja LPG.

Kata Kunci: regulator, tekanan pengaman, LPG

Abstract
Engineering and design of press type high-pressure LPG tank regulator has been performed. The
purpose of this testing equipment is to test the quality of regulator products that the regulator
manufacturers need to make the test results more accurate and precise and meet the requirements of
SNI 7618: 2012. The advantage of this testing equipment, since it uses electropneumatic as the drive
system, also auto counter and auto stop to stop the testing process, resulting in more optimal regulator
products testingThe design process that has been done is: work preparation, drafting working drawings,
engineering process, manufacturing and testing (Hafid, 2016). The prototype has been tested and
operated with good results, namely: the testing equipment is able to operate to meet the needs and
demands of SNI standard of high pressure regulator. The fastest lock resistance testing with 5,000
number of cycles is 19.02 hours. While the fastest lock up testing with 50,000 number of cycles is 58.88
hours. (Hendri, et al, 2016). This discussion is expected to be useful for BBLM Testing Laboratory as
well as the government in implementing the enforcement and supervision of SNI 7618: 2012 mandatory
for high pressure regulator products for LPG cylinder.

Keywords: regulator, lock up, LPG,

PENDAHULUAN mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak


Pemerintah sejak tahun 2017 telah meluncurkan (BBM) dengan mengalihkan ketergantungan
program konversi minyak tanah ke Liquified masyarakat terhadap penggunaan energi
Petrolem Gas (LPG) yang bertujuan untuk minyak tanah. Penggunaan LPG memiliki
banyak keuntungan bagi berbagai pihak. yang berlokasi di Bandung. Tetapi untuk
Keuntungannya antara lain adalah lebih hemat pengujian ketahanan pengunci, perbedaan
dibandingkan minyak tanah, menghasilkan bentuk dan mekanisme penggunaan pada
panas lebih tinggi dan rendah emisi sehingga regulator, tidak bisa diterapkan pada alat uji
tidak menimbulkan polusi udara dan asap yang ada. Bentuk dan mekanisme penguncian
(BSN,2010). LPG yang ada dipasaran bentuk pada regulator tidak diatur pada SNI, sehingga
dalam tabung ukuran isi 3 kg, 12 kg dan 50 kg. produsen dapat berinovasi dengan hal tersebut.
Dampak positif program konversi LPG bagi Mekanisme yang umum digunakan pada
industri dalam negeri, antara lain adalah adanya regulator adalah dengan sistem pemutar tuas
peluang baru untuk berbisnis tabung LPG, kunci. Sistem pengunci lainnya yang
kompor gas, selang karet untuk kompor gas berkembang adalah dengan sistem pemutaran
LPG, katup tabung, distribusi isi ulang LPG dan knob yang ada di atas regulator dan sistem
stasiun pengisian LPG dan regulator untuk penekanan langsung. Sistem penekanan
tabung LPG (BSN, 2010). Menurut langsung merupakan model penguncian yang
Kementerian Perindustrian, jumlah produksi tergolong baru dan belum banyak digunakan,
perusahaan regulator mencapai 19.000.000 sehingga masih belum ada alat uji yang dapat
unit/tahun (2007) belum termasuk produk- mengakomodirnya.
produk regulator dari luar negeri yang masuk ke Pada regulator dengan sistem penekanan
Indonesia dan diperkirakan kebutuhannya langsung, regulator ditekan hingga mengunci
meningkat pesat seiring dengan membaiknya dengan katup tabung. Untuk melepas regulator
kondisi perekonomian nasional. dari tabung, tekan tuas di samping regulator
Namun seiring berjalannya waktu banyak hingga pengunci terbuka (Gambar 1).
terjadi kecelakaan dalam penggunaan gas LPG. Sedangkan Untuk mengakomodir jenis
Salah satu faktor penyebabnya yang perlu regulator dengan tipe pengunci tekan (Gambar
diperhatikan adalah penggunaan alat 2), maka dibuatlah alat uji ketahanan yang
pendukung (asesoris), yaitu: regulator yang sesuai dengan SNI yang terkait dengan
tidak berkualitas baik dapat menyebabkan regulator tekanan tinggi.
terjadinya kecelakaan. Adapun kualitas dari
regulator yang dipersyaratkan dijelaskan dalam
Standar Nasional Indonesia (SNI) 7618:2012.
Regulator adalah suatu alat yang fungsinya
untuk menghubungkan antara selang dan katup
tabung gas. Regulator yang dipakai dalam
pembuatan alat uji adalah regulator tekanan
tinggi, yaitu suatu alat pengatur tekanan yang
dirancang khusus untuk mengatur tekanan
keluar dari tabung baja LPG yang menghasilkan
tekanan keluar sampai dengan 220 kPa pada
saat pengatur tekanan keluar regulator dibuka
maksimum (RSNI3 7618:2012, 2012).
Perkembangan desain regulator tekanan tinggi
untuk tabung baja LPG, menuntut adanya
pengembangan untuk pengujian
produkregulator. Rekayasa dan rancang bangun
alat uji beserta komponen pendukungnya yang
tepat sangat diperlukan. Pengujian ketahanan Gambar 1. Regulator tipe pengunci pemutar tuas
penggunaan untuk regulator tekanan tinggi
sesuai dengan SNI 7618:2012 terbagi menjadi
dua tahap, yaitu: pengujian ketahanan pengunci
dan tekanan pengaman (lock up). Pengujian
ketahanan lock up, bentuk, mekanisme
penggunaan dan dimensi yang beragam, masih
dapat diterapkan pada alat uji regulator yang
ada pada laboratorium uji Balai Besar Logam
dan Mesin (BBLM) Kementerian Perindustrian

METAL INDONESIA Vol. 39 No. 2 Desember 2017 (45-54) 46


mengurangi dari serbuan produk-produk
regulator impor sehingga tercipta iklim usaha
yang sehat dan adil.

METODE PENELITIAN
Bahan dan alat
Bahan-bahan yang digunakan, yaitu:
1. Bahan mekanik dan kontrol: filter regulator,
valve 5/2, silinder aktuator bore size 32 mm,
silinder aktuator bore size 10mm, fitting,
selang, silencer, seal tape, rivet, lemari
pendingin, kompresor, oven, box kontrol,
silinder stainless, alumunium.
2. Bahan elektronik: counter, selenoid valve
AC, relay, timer, lampu panel, push start
stop switch, terminal blok 12, push buttom,
Gambar 2. Regulator tipe pengunci tekan MCB, kabel, skun.
3. Alat ukur: pressure gauge, flow meter,
Hasil survey yang dilakukan di wilayah kajian cylinder dan compact, pressure regulator.
Bandung, Bekasi, Jakarta, Semarang dan Mesin dan peralatan yang digunakan, yaitu:
Surabaya menunjukkan belum ada industri mesin bubut, mesin milling, mesin bor dan
pembuat regulator yang menggunakan alat uji gergaji, mesin gerinda, tool dan alat ukur,
regulator sebagaimana yang dipersyaratkan Mesin potong las, las SMAW, mesin
dalam SNI 7618:2012. Demikian juga dari bending/tekuk, plat, catok, gergaji besi, bor
penelusuran literatur melalui jurnal-jurnal tangan dan gerinda tangan, kikir, bangku kerja,
ilmiah belum ada peneliti atau perekayasa yang mistar.
telah dipublikasikan. Oleh karena itu
berdasarkan permasalahan tersebut di atas, Persiapan Pelaksanaan
maka kegiatan rekayasa dan rancang bangun Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
alat uji regulator tekanan tinggi tipe tekan untuk kegiatan pembuatan alat uji regulator, maka
tabung LPG penting untuk dibuat. Tujuan dilakukan persiapan-persiapan sebagai berikut:
penggunaan alat uji ini adalah untuk menguji 1. Survey lapangan ke perusahaan pembuat
kualitas produk regulator yang dibutuhkan regulator dan melakukan konsultasi dengan
industri pembuat regulator agar hasil tenaga ahli perusahaan sebagai pembanding
pengujiannya lebih akurat dan presisi dan dalam mendisain alat uji regulator.
memenuhi persyaratan SNI 7618:2012. 2. Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan
Disamping itu sebagai upaya peningkatan untuk 60 hari kerja.
kinerja Laboratorium pengujian khususnya di 3. Menyediakan kebutuhan bahan-bahan yang
lembaga litbang BBLM Kementerian diperlukan.
Perindustrian yang juga memberikan jasa layanan 4. Menyediakan teknisi dan persyaratan tenaga
pengujian (Roslina, dkk, 2009) sudah barang kerja yang dibutuhkan
tentu harus memiliki alat uji regulator yang dapat 5. Membuat urutan proses pengerjaan
memberikan jaminan mutu produk sesuai standar 6. Menentukan bengkel dan fasilitas yang
SNI 7618:2012. Keunggulan alat uji yang buat diperlukan.
ini karena menggunakan elektropneumatik
sebagai sistem penggerak, juga auto counter Tahapan Kerja
dan auto stop untuk menghentikan proses Proses rekayasa dan rancang bangun alat uji
pengujian, menghasilkan pengujian produk regulator dilaksanakan di workshop pengujian,
regulator menjadi lebih optimal. pemesinan dan pengelasan BBLM. Beberapa
Manfaat yang diharapkan dengan adanya alat tahapan dan jenis pengerjaan yang dilakukan
uji ini adalah sebagai upaya untuk membantu sebagai berikut:
pemerintah dalam meningkatkan kualitas hasil 1. Desain mekanisme pengujian regulator
industri pembuat regulator tekanan tinggi Membuat mekanisme dan tata cara
tabung LPG di dalam negeri, melindungi pengujian ketahanan penguncian yang
konsumen dalam penggunaan regulator serta sesuai untuk jenis regulator tipe pengunci

METAL INDONESIA Vol. 39 No. 2 Desember 2017 (45-54) 47


tekan, dan tidak menyimpang dari standar dan pemesinan dengan bahan dari baja
yang dipakai. konstruksi.
2. Desain sistem kelistrikan dan rangkaian Pemilihan bahan disesuaikan dengan
elektropneumatik. ketersediaan yang ada toko/pasar lokal,
Membuat diagram kelistrikan dan diusahakan agar pemeliharaan dapat
pengkabelan untuk alat uji. dilakukan secara sederhana.Setelah proses
3. Pembuatan komponen mekanisme engineering proses selesai, maka dibuat
pengujian regulator daftar permintaan bahan dan barang standar
Mendesain dan membuat komponen sesuai dengan ukuran dan spesifikasi sesuai dengan
dengan mekanisme dan tata cara pengujian kebutuhan untuk masing-masing komponen,
yang telah disusun. yang seterusnya dimintakan kebagian
4. Desain dan pembuatan rangka alat uji, bodi pengadaan bahan.
alat, dan pengecatan.
Mendesain dan membuat rangka dengan Tabel 1. Peralatan dan proses operasi yang
memasukan aspek dimensi komponen digunakan
Proses yang digunakan
sistem pengujian, dan dimensi kontrol alat. Peralatan
Las
Nama yang
5. Perakitan No
Komponen digunaka
Machin & Asem Cat
ing konst bling
Merakit semua komponen, pengkabelan n
ruksi
sesuai dengan diagram kelistrikan, sistem 1 Rangka Mesin las v
2 Plat Mesin v
elektro pneumatik, dan pemasangan pencekam milling
aksesoris pendukung. regulaior,
dudukan
6. Peysettingan alat uji aktuator
3 As stainless, Mesin v
Melakukan penyesuaian dan pensettingan dudukan As bubut
komponen alat uji agar alat dapat bekerja 4 Plat Mesin v
pencekam Milling
dengan optimal. regulaior. CNC
5 - Tool set v
6 Body Kompresor v
HASIL DAN PEMBAHASAN &paint
Perancangan dan Pembuatan Alat brush
1. Pembuatan gambar kerja Keterangan : v = proses digunakan
Secara garis besarnya konstruksi bahan dari
alat uji regulator dapat dibagi menjadi 2 3. Pembuatan prototip
(dua) jenis komponen, yaitu: (1) komponen Pembuatan prototip alat uji regulator sesuai
standar dan (2) komponen fabrikasi. Untuk dengan proses engineering yang telah
komponen standar tidak perlu dibuat gambar dibuat. Tempat pengerjaannya dilakukan di
kerjanya hanya ditentukan spesifikasi dari bengkel konstruksi (las) dan permesinan
komponen tersebut, sedangkan untuk BBLM. Setelah semua komponen dibuat dan
komponen fabrikasi harus dibuatkan gambar komponen standar tersedia, maka dilakukan
kerjanya agar pembuatan prototip alat uji perakitan (assembling). Produk alat uji
regulator dapat dilaksanakan. Gambar kerja regulator hasil perakitan dapat dilihat pada
terdiri dari gambar assembling, sub Gambar 3.
assembling dan gambar detail lebih jelasnya Kebutuhan tenaga kerja dan perkiraan waktu
dapat dilihat pada Gambar 3. pengerjaan dalam pembuatan satu prototip
2. Proses Engineering alat uji regulator dengan waktu kerja 8
Untuk tiap komponen fabrikasi dibuatkan jam/hari ditunjukkan pada Tabel 2.
aliran proses pengerjaan, mulai dari mesin Selanjutnya dilakukan uji coba
yang digunakan, waktu pengerjaan, tool pengoperasian alat uji regulator yang telah
yang digunakan serta alat bantunya, dibuat.
sehingga dapat dicapai mutu komponen
yang diinginkan seperti yang tertera
digambar kerjanya (Gambar 3). Aliran
proses pengerjaannya dan mesin-mesin yang
digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Dari
Tabel 1 dapat dilihat bahwa komponen-
komponen yang dibuat (fabrikasi) dari alat
uji regulatordikerjakan dengan proses las

METAL INDONESIA Vol. 39 No. 2 Desember 2017 (45-54) 48


Tabel 2. Kebutuhan tenaga kerja dan waktu Tabel 4. Percobaan gayapenekanan
pengerjaan alat uji regulator Hasil Percobaan
Jumlah Waktu Nilai Aktuator Penekan
Proses Aktuator Penekan
No operator pengerjaan No Beban dan Pengunci
operasi Tombol Pembuka
(orang) (Jam) (kg) Regulator
Pemesinan Mengunci Tidak Membuka Tidak
1 (bubut dan 2 21 1. 5 √ √
milling) 2. 10 √ √
Las & 3. 15 √ -
2 3 28
Konstruksi 4. 20 √ -
3 Assembling 1 21 5. 25 √ -
4 Pengecatan 1 14 6. 30 √ -
5 Uji coba 1 14 Keterangan:
√ = tahapan proses yang dilakukan

Untuk membuat alat uji regulator diperlukan Dari nilai gaya tersebut, jenis dan nilai
biaya operasional, yaitu (: ongkos bahan aktuator pneumatik minimum dapat
baku/material, ongkos tenaga kerja, ongkos dihitung dengan menggunakan rumus
jam mesin, ongkos tidak langsung (over sebagai berikut (Khurmi, 1982;
head) Hongren, 2008). Perhitungan rincian Ulman,1997):
harga pokok produksi (HPP) dapat dilihat a. Untuk langkah maju digunakan
pada Tabel 3. rumus 1:

Tabel 3. Perhitungan harga pokok produksi (HPP) F = D2 . p (1)
No.
Ongkos-
Jumlah (Rp)
4
Ongkos b. Untuk langkah mundur digunakan
Ongkos
1 11.500.000,- rumus 2:
material/bahan
Ongkos 
2 tenaga kerja 3.000.000,-
F = (D2– d2) p (2)
4
langsung
Ongkos jam Nilai gaya yang diambil untuk alat uji ini
3 2.500.000,- adalah 48 kgf untuk tekanan 4 bar dan
mesin
4
Ongkos
1.200.000,-
dimeter piston aktuator 40 mm. Untuk
overhead aktuator penekan tombol pembuka kunci,
Total Ongkos digunakan aktuator dengan diameter piston
18.200.000.-
Produksi
20 mm, nilai gaya 10 kg pada tekanan 4
Uji Unjuk Kerja Alat (Hendri, 2016) bar.
1. Desain mekanisme pengujian regulator Untuk pencekam benda uji menggunakan
Sistem penguncian pada regulator tipe plat alumunium dengan ketebalan 15 mm.
tekan, adalah dengan menekan regulator Penghubung menggunakan dua batang
pada katup yang ada pada tabung dengan stainlesssteelpejal diameter 20 mm.
gaya tertentu hingga pengunci pada Susunan sistem pencekaman dan
regulator mengunci dengan sempurna. pengujian regulator ditampilkan pada
Nilai gaya penekanan regulator untuk bisa Gambar 3 berikut ini:
mengunci, dilakukan dengan cara
memberikan beban pada bagian atas
regulator yang terpasang dengan katup,
hingga katup mengunci dengan sempurna.
Dari hasil percobaan yang diperlihatkan
pada Tabel 4didapat gaya minimal untuk
penguncian adalah 20 kg.

Gambar 3. Sistem pencekaman dan pengujian


regulator

METAL INDONESIA Vol. 39 No. 2 Desember 2017 (45-54) 49


2. Desain sistem kelistrikan dan rangkaian Rangkaian elektropneumatik untuk
elektro pneumatik menggerakan aktuator ditunjukkan pada
Sistem pneumatic (Menhendry, 2009) Gambar 5.
untuk uji ketahanan pengunci Terdapat beberapa jenis relay pada alat uji
menggunakan dua aktuator dan dua limit ini. Jenis relay tersebut disesuaikan dengan
switch pada tiap aktuator. Katup yang pemakaiannya pada alat uji, yaitu:
digunakan menggunakan katup jenis 5/2  Omron MY4N: Digunakan sebagai
dengan dua solenoid pada tiap actuator penggerak aktuator.
(Kurniawan, 2008). Cara kerja aktuator  Omron MK2P-1: Digunakan untuk
pneumatik mengikuti cara kerja pengunci switch start/stop, dan auto
pemasangan, penguncian, dan pembuka off counter.
kunci yang dibuat semirip mungkin dengan  Omron H3CR (Timer Relay):
penggunaan dilapangan. Urutan sistem Digunakan untuk jeda waktu pada
kerja aktuator pneumatic (Gambar 4), langkah 2 dan 3(Hanwar, 2012)
yaitu:
a. Aktuator A bergerak maju hingga
katup terpasang ke regulator dan
mengunci regulator. Pergerakan ini
mengakibatkan limit switch A+
tertekan dan mengaktifkan delay time
relay 1, akibatnya terjadi jeda waktu
sebelum langkah berikutnya terjadi.
b. Setelah delay time habis, aktuator B
bergerak maju dan menekan pembuka
kunci regulator hingga regulator tidak
terkunci lagi. Akibat gerakan aktuator
ini juga mengakibatkan limit switch
B+ tertekan dan mengaktifkan delay
time relay 2. Jeda waktu terjadi
sebelum langkah berikutnya.
c. Setelah delay time ke dua habis,
aktuator A bergerak mundur Gambar 5. Rangkaian pergerakan aktuator
melepaskan katu dari regulator. (Menhendry,2009; Jhonson,1993)
Pergerakan ini juga akan menekan
limit switch A- dan langsung
3. Pembuatan komponen mekanisme
mengaktifkan langkah berikutnya.
pengujian regulator
d. Aktuator B bergerak mundur melepas
Komponen utama dalam mekanisme
pembuka kunci hingga regulator
pengujian regulator ini adalah:
terkunci kembali.
 Poros penahan plat: digunakan
sebagai landasan dan rangka utama
mekanisme pengujian.
 Bantalan karet penahan katup:
digunakan sebagai bantalan antara
katup dan regulator agar tidak terjadi
beban kejut saat pengujian.
 Plat penahan: dipakai sebagai
pencekam regulator.
 Bantalan linear: digunakan sebagai
bantalan agar plat penahan tetap
dalam kondisi tegak lurus dengan
poros saat pengujian.
Gambar 4. Cara kerja pneumatik
 Dudukan aktuator: dudukan tempat
aktuator dipasang.

METAL INDONESIA Vol. 39 No. 2 Desember 2017 (45-54) 50


 Dudukan limit switch: berupa plat Lebih jelasnya ditunjukkan pada Gambar 7
alumunium tempat limit switch dan Gambar 8.
dipasang.
 Pegas: pendorong plat penahan agar
tetap mencekam regulator.
 Bantalan karet penahan regulator:
penahan regulator bagian atas agar
tidak berkontak langsung dengan alat
uji (Gambar 6).

Gambar 7. Sistem pneumatic

Gambar 6. Komponen alat uji

4. Desain dan pembuatan rangka alat uji, bodi


alat, dan pengecatan.
Rangka alat uji ini menggunakan baja
profil ukuran 25 mm x 25 mm dengan
penyambungan las SMAW. Bagian bawah
kaki menggunakan roda diameter 1,5 inch.
Panel menggunakan ukuran 300 x 400 x
150 mm. Panel digunakan sebagai tempat Gambar 8. Sistem kelistrikan
relay dan terminal kabel.
6. Pensetingan alat uji
Bodi alat uji menggunakan plat dengan
Setelah alat selesai dirakit, harus dilakukan
tebal 0,8 mm. Plat disambung dengan
pensetingan alat untuk mendapatkan kerja
rangka menggunakan rivet ukuran 6 x 10
alat yang optimal, beberapa hal yang
mm. Bodi alat kemudian didempul pada
diseting pada alat ini yaitu:
sambungan yang terbuka, di cat dasar, dan
 Seting limit switch
di cat warna.
5. Perakitan  Seting timer
Perakitan dibagi tiga, yaitu:  Seting posisi aktuator B
 Perakitan kelistrikan (Dahlan,2013;  Seting bantalan katup
Tjahjono,1998): meliputi perakitan 7. Pengujian produk
tombol instrumen, autocounter, Setelah alatuji regulator (Gambar 9) selesai
perakitan relay, dan pengkabelan. dirakit dan diseting dengan optimal,
 Perakitan sistem pneumatic dilakukan percobaan penggunaan dan
(D.Handoyo, 2012; Latief dkk,2012): ketahanan alat. Percobaan dilakukan
meliputi perakitan aktuator A dan B, terhadap fungsi pengujian lock up dan
katup pneumatik, katup buka tutup fungsi pengujian pengunci.
gas, regulator pneumatik, pelumas
pneumatik, dan perakitan slang
pneumatik.

METAL INDONESIA Vol. 39 No. 2 Desember 2017 (45-54) 51


mencapai 5.000 kali sesuai dengan SNI
regulator (Tabel 6).

Tabel 6. Hasil percobaan ketahanan pengunci


Jeda Siklus ke-
Waktu Speed
No Langkah Aktuator Tidak
Berhenti
2-3 dan A Stabil
3-4
1. 0,3 Buka - -
2. 0,2 Buka 160 1268
3. 0,1 Buka 17 175
4. 0,05 Buka 16 46
5. 0 Buka 37 227
6. 0 Setengah 58 433
7. 0,05 Setengah - 1070
Gambar 9. Alat uji setelah dirakit 8. 0,1 Setengah - 262
9. 0,2 Setengah 231 1564
Percobaan pengujian lock up(Tabel 5) 10. 0,3 Setengah - -
dilakukan dengan memberikan variasi
waktu jeda untuk satu siklus mengisi dan
membuang gas pada regulator. Percobaan Percobaan dengan nilai jeda waktu
dilakukan dengan waktu jeda 0,5 detik dibawah 0,3 detik mengalami
hingga mendekati 0 detik. Jika terjadi ketidakstabilan dan berhenti, meskipun
ketidakstabilan atau kegagalan gas untuk variasi speed regulator dilakukan tetapi
masuk dan keluar regulator sebelum hasilanya hampir serupa. Ada beberapa
50.000 siklus, atau sesuai SNI regulator, kemungkinan penyebabnya, diantaranya
maka jeda waktu tersebut dianggap terlalu katup pneumatik yang tidak bisa berfungsi
singkat dan tidak bisa diaplikasikan. dengan kecepatan tinggi, mengingat jika
jeda waktu diperkecil, maka siklus makin
Tabel 5. Hasil percobaan lock up berjalan dengan cepat. Kemungkinan
Jeda Hasil Percobaan Siklus ke- lainya adalah relay tidak dapat bekerja
No Waktu Dapat Tidak Tidak secara bertahap jika kecepatan siklus
Tidak
(detik) Diaplikasikan stabil mengalir
1. 0,5 √
terlalu tinggi.
2. 0,4 √ Percobaan selanjutnya adalah pengukuran
3. 0,3 √ waktu uji tiap siklus (Tabel 7), yang
4. 0,2 √
5. 0,1 √ 445 875
berguna untuk mengetahui total waktu
6. 0,05 √ 221 469 pengujian setiap parameternya. Untuk
Keterangan: pengujian ketahanan pengaman (lock up),
√ = hasil percobaan jumlah siklusnya adalah 50.000 kali
sebesar 58,88 jam. Untuk pengujian
Ketika percobaan berlangsung pada jeda ketahanan pengunci (Tabel 6), jumlah
waktu dibawah nilai 0,1 detik, siklus timer siklusnya adalah 5.000 kali sebesar 19,02
relay masih berjalan, tetapi gas yang jam.
masuk tidak keluar kembali dari regulator Beberapa parameter alat uji regulator yang
seperti siklus pada timer relay. Dapat harus dibatasi adalah sebagai berikut:
dipastikan bahwa katup pneumatik tidak  Jeda waktu siklus pengujian
bekerja. Sehingga variasi jeda waktu yang ketahanan lock up minimum adalah
boleh diaplikasikan pada alat ini minimum 0,2 detik, jika pengujian dilakukan di
adalah 0,2 detik. bawah waktu tersebut, maka
Percobaan pengujian ketahanan pengunci kemungkinan besar pengujian akan
dilakukan dengan memberikan variasi nilai terhenti sebelum jumlah siklus yang
pada jeda waktu langkah 2 ke 3, 3 ke 4, dan ditentukan.
variasi buka tutup speed regulator input  Jeda waktu siklus pengujian
dan output aktuator A. Penilaian percobaan ketahanan pengunci minimum adalah
dilihat dari siklus saat pengujian 0,3 detik, jika pengujian dilakukan di
berlangsung, apakah tiap langkah siklus bawah waktu tersebut, maka
berjalan dengan stabil, dan apakah kemungkinan besar siklus pengujian
pengujian tetap berjalan hingga siklus akan tidak stabil dan akan berhenti

METAL INDONESIA Vol. 39 No. 2 Desember 2017 (45-54) 52


sebelum jumlah siklus yang
ditentukan. UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih khususnya
Tabel 7. Waktu siklus pengujian ketahanan kepada: (1) Direktur BBLM Kementerian
pengunci Perindustrian, (2) rekan-rekan staff workshop
Jeda Waktu rata-
pengujian, permesinan dan pengelasan BBLM,
waktu rata
Speed khususnya Sdr. Achmad Khidir H. dan Tisman
No langkah Tiap
Aktuator Total Rustia (3) Dr. Hafid Abdullah yang telah
2-3 dan Siklus
(jam)
3-4 (detik) membimbing dan mengarahkan penulisan karya
1. 0,3 Buka 13,70 19,02 tulis ilmiah, (4) semua pihak yang tidak bisa
2. 0,2 Buka 11,39 15,81 disebutkan satu persatu yang telah memberikan
3. 0,1 Buka 09,10 12,63
4. 0,05 Buka 08,03 11,15
kontribusi ide dan gagasan yang sangat
5. 0 Buka 07,68 10,66 berguna.
6. 0 Setengah 15,71 21,81
7. 0,05 Setengah 16,08 22,33 DAFTAR PUSTAKA
8. 0,1 Setengah 17,57 24,40 BSN, 2010. Kompor Gas dan Kelengkapannya,
9. 0,2 Setengah 19,82 27,52 Hanbook Standar Nasional Indonesia,
10. 0,3 Setengah 22,51 31,26
Badan Standarisasi Nasional (BSN),
Tabel 8. Waktu siklus pengujian ketahanan lock up Jakarta, Hal.1.
Jeda Waktu rata-rata Dahlan, Moh. 2013. Prototipe Mesin Pres
No Waktu Siklus Total Otomatis Dengan Sistem Pneumatik
Siklus (detik) (jam) BerbasisProgrammable Logical Control
1. 0,5 9,78 135.83 (PLC) untuk Produksi Paving Blok
2. 0,4 8,14 113,05
Berstandar Nasional Indonesia (SNI).
3. 0,3 6,42 89,16
4. 0,2 4,24 58,88 Prosiding SNST ke-4 Tahun 2013,
5. 0,1 2,31 32,08 Universitas Wahid Hasyim, Semarang.
6. 0,05 1,32 18,33 Hal. 138.
D, Handoyo. 2012. Prediksi Terjadinya
KESIMPULAN DAN SARAN Fenomena Peronggaan Dalam Katup
Berdasarkan hasil rekayasa dan rancang bangun Control Pneumatik Pada Basic Design
alat uji regulator tekanan tinggi tipe tekan untuk Instrumentasi dan Kendali pada Pabrik
tabung LPG yang telah dilakukan, maka didapat Yellow Cake. Jurnal Perangkat Nuklir,
beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut: Vol. 06 No. 02 Nopember 2012, ISSN:
Perancangan dan pembuatan alat uji regulator No.1978-3515, BATAN.
tekanan tinggi tipe tekan untuk tabung LPG Hafid dan Tatang Sutisna, 2016. Perancangan
telah berhasil dilakukan. Hasil uji coba alat dan Pembuatan Alat Bantu Meja Putar
regulator dapat dioperasikan dengan hasil yang Untuk Mesin CNC 4 Axis, Jurnal Riset
baik, yaitu: alat uji dapat beroperasi sesuai Teknik Industri (JRTI), Vol.10 No. 2
dengan kebutuhan dan tuntutan standar SNI Desember 2016, ISSN:1978-6891, Balai
regulator tekanan tinggi. Total waktu tercepat Riset dan Standarisasi Industri,
untuk pengujian ketahanan pengunci dengan Samarinda, Hal. 162.
jumlah siklus 5.000 kali sebesar 19,02 jam. Hanwar, Oong. 2012. Pemanfaatan Katup
Sedangkan total waktu tercepat untuk pengujian Penunda Waktu untuk Merangkai
tekanan pengaman dengan jumlah siklus 50.000 Kontrol Pneumatik Pada Penutupan dan
kali sebesar 58,88 jam. Pembukaan Pintu Geser. Jurnal R&B,
Untuk pemakaian alat yang terus menerus Vol. 2 No.1 Maret 2002, ISSN:1412-
setiap harinya, ada beberapa hal yang harus 5080, Poltek Negeri Padang, Padang,
diperhatikan, yaitu: gunakan pelumas khusus Hal. 44.
pneumatik pada lubrikator untuk melumasi Hendri, dkk. 2016. Pembuatan Alat Uji
katup dan actuator. Cek setiap hari lubrikator Ketahanan Pengunci dan Ketahanan
dan filter regulator alat, buang air yang ada pada LockUp Untuk Regulator Tekanan
filter regulator. Tinggi Tipe Tekan, Balai Besar Logam
dan Mesin (BBLM), Bandung, Hal. 1 s/d
6.

METAL INDONESIA Vol. 39 No. 2 Desember 2017 (45-54) 53


Hongren, Charles T. 2008. Cost Accounting A
Managerial Emphasis, Fourth Edition,
Prentice Hall International Inc. London,
Hal. 20.
Jhonson, Curtis. 1993. Proses Control
Instrumentation Technology. Prentice
Hall International Inc. NEW Jersey.
Khurmi, R.S. and Gupta J.K. 1982. A Text Book
of Machine. New Delhi: Design Eurasia
Publishing House (Pvt) Ltd.
Kurniawan, Riccy, 2008. Rekayasa Rancang
Bangun Sistem Pemindahan Material
Otomatis Dengan Sistem Elektro
Pneumatik, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin,
Vol.2 No.1 Juni 2008, Unika Atma Jaya,
Jakarta, Hal. 43.
Latief Had, Abd., dkk. 2012. Study
StartingUdara Dengan Motor Pneumatic
Pada Mesin Induk KMPBontoharu.
Jurnal Riset dan Teknologi Kelautan
(JRTK), Vol. 10 No. 2 Juli-Desember
2012, UNHAS, Makasar. Hal. 214.
Menhendry. 2009. Optimasi Rangkaian
Pneumatik Sistem Logika dengan
Menggunakan Proses DMAIC. Jurnal
POLIREKAYASA Vol 5 No. 1 Oktober
2009, ISSN: 1858-3709, Politeknik
Negeri Padang, Padang, Hal. 40.
RSNI3 7618:2012, 2011. Regulator Tekanan
Tinggi Untuk Tabung Baja LPG, Badan
Standarisasi Nasional (BSN), Jakarta,
Hal. 1, hal 17.
Roslina, Mahaputra, Hafid, 2009. Penelitian
Pembuatan Chamber Untuk Alat
Pengujian Sulfide Stress Corrosion
Cracking (SSCC), Jurnal Metal
Indonesia, ISSN:0126-3463, Akreditasi
Nomor:226/AU1/P2MBI/08/2009,
Vol.31 No. 2 Desember 2009,
Kementerian Perindustrian, Bandung.
Hal. 138.
Standar Nasional Indonesia (SNI) 7618:2012.
Tjahjono, A. 1998. Programmable Logic
Controller. Politeknik Elektronika
Negeri Surabaya, Institut Teknologi
Sepuluh November, Surabaya.
Ulman, D.G. 1997. The Mechanical Design
Process. Second edition. McGraw-Hill.
New York.
Peratutan Kementerian Perindustrian R.I. No.
38/M-IND/PER/5/2014.
Peratutan Kementerian Perindustrian R.I. No.
06/M-IND/PER/2/2014.
www.kemenperin.go.id, diakses tgl. 26 Oktober
2017.

METAL INDONESIA Vol. 39 No. 2 Desember 2017 (45-54) 54

Anda mungkin juga menyukai