Indonesia merupakan suatu Negara kesatuan yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban yang sesuai Undang-undang dalam masyarakatnya. Salah satu wujud dari kewajiban masyarakat tersebut yaitu kewajiban dalam membayar pajak. Dalam mewujudkan suatu kesejahteraan yang merata dan standar hidup yang layak maka dalam hal ini pemerintah memerlukan suatu strategi khusus guna meningkatkan pendapatan negara. Pajak sendiri sifatnya tidak langsung dapat dinikmati oleh setiap masyarakat, namun mempunyai peranan yang cukup besar dalam Negara dalam hal pembangunan, karena merupakan sumber pendapatan Negara yang dapat membiayai pengeluaran negara maupun pembiayaan rutin lainnya. Alokasi pajak tidak hanya diberikan kepada rakyat yang membayar pajak saja namun juga untuk kepentingan rakyat yang tidak membayar pajak. Dengan demikian peranan pajak sangatlah penting bagi suatu negara dalam menjalankan roda pemerintahan. Pelaksanaan perpajakan di Indoenesia tidak lepas dari Direktorat Jendral Pajak yang ditunjuk untuk mengelola pajak yang dibawahi oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia. Direktorat jenderal Pajak menjadi suatu lembaga pemerintah yang dipercaya dalam hal perpajakan di Indoensia, yang memiliki tanggung jawab besar dalam mengatur dan memaksimalkan penerimaan negara dalam sektor pajak sendiri. Agar target penerimaan pajak dapat tercapai maka perlu didukung dengan berbagai fasilitas pajak dan kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar kewajiabannya. Wajib Pajak dikatakan patuh apabila dapat memenuhi semua kewajiban perpajakannya. Kepatuhan dalam perpajakan merupakan suatu tindakan Wajib Pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannnya yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan peratuaran pelaksanaan perpajakan yang berlaku di Indoensaia. Kepatuhan perpajakan dapat diidentifikasi melalui kepatuhan Wajib Pajak dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali SPT, kepatuhan dalam menghitung, memperhitungkan, dan membayar pajak terutang. Dengan adanya pelaporan pajak terutang melalui SPT manual dianggap kurang efektif dan memiliki kelemahan bagi Wajib Pajak yang ingin melakukan transaksi dalam jumlah yang besar, pembborosan dalam penggunaan kertas, dan proses perekaman data memerlukan waktu yang cukup lama. Dengan hal ini Direktorat Jenderal Pajak melakukan perbaikan dalam pembayaran pajak bagi masyarakat yang berupa modernisasi sistem aplikasi perpajakan. Penyempuranaan kebijakan pajak tersebut ditujukan untuk memberikan fasilitas kepada Wajib Pajak sebagai suatu bentuk kemudahan dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Salah satu fasilitas yang diberikan oleh Direktorat Jendral Pajak adalah pembuatan aplikasi elektronik SPT (e-SPT) yaitu suatu aplikasi (software) yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk memperoleh kemudahan dalam penyampaian Surat Pemberitahuan. Dengan hal ini formulir SPT tidak lagi harus diambil ke Kantor Pelayanan Pajak, dan pelaporan SPT akan lebih efektif dan efisien. Penggunaan e-SPT ini dimaksudkan agar semua proses kerja dan pelayanan perpajakan dengan baik, lancar, akurat, serta memudahkan Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya sehingga diharapkan akan ada peningkatan penerimaan pendapatan negara. Dalam pasal 1 ayat 11 Undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) disampaikan bahwa Surat Pemberitahuan (SPT) adalah Surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhiutngan dan pembayaran pajak, objek pajak, atau harta dan kewajiban menurut perundang-undangan perpajakan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar yang tercantum di dalam latar belakang masalah, maka dapa dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yang meliputi : 1. Bagaimana efektivitas penerapan e-SPT pada Kantor Pelayanan Pajak Yogyakarta menurut presepsi Wajib Pajak? 2. Apakah dengan diterapkannya e-SPT dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan SPT?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah diatas yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimana efektifitas dan efisiensi penerapan e-SPT pada Kantor Pelayanan Pajak Yogyakarta menurut persepsi Wajib Pajak 2. Untuk mengetahui jumalah rasio kepatuhan Wajib Pajak dan Pengusaha Kena Pajak setelah diterapkannya e-SPT dalam melaporkan SPT.