Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KASUS

ASUHAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Pasien dengan ALO DI RUANG DENDROBIUM RSUD LAWANG

Oleh :

WILDHA RIZA RAHMADANI

NIM :

P17220173020

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


LAWANG JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES
KEMENKES MALANG TAHUN 2017
BIODATA

N a m a : Ny. K
Jenis Kelamin:
Perempuan

U m u r: 42 tahun
Status Perkawinan:
Kawin

Pekerjaan: Guru
A g a m a: Islam
Pendidikan Terakhir : SPG
A l a m a t:
Pandaan
petungwulung

No. Regester:
10126432

Tanggal MRS:
22 April 2020
Tanggal Pengkajian : 22 April 2020

KESEHATAN KLIEN RIWAYAT

1. Keluhan Utama / Alasan Masuk Rumah Sakit : kleuhan sesak masih ada, nyeri dada (-),
pusing (+), mual muntah (-), klien mengeluh badan terasa lemas, kaki terasa kemeng

2. Riwayat Penyakit Sekarang : Klien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari yang lalu.
Sesak dirasakan terus-menerus, tidak hilang dnegan istirahat, nyeri dada (-), mual (+),
muntah (-), sakit menelan (+), batuk sedikit, pilek (-). Klien mengatakan riwayat sesak sejak
10 tahun yang lalu dan sudah pernah dirawat dengan keluhan yang sama 3 tahun yang lalu,
riwayat batuk hilang timbul sejak 1 bulan yang lalu. Riwayat HT disangkal, DM disangkal.
Upaya yang telah dilakukan : Berobat ke klinik tidak ada perubahan, istirahat untuk
mengurangi sesak juga tidak ada perubahan

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu : Sesak sejak 10 tahun yang lalu hilang timbul, HT (-), DM (-)
Riwayat Kesehatan Keluarga : Riwayat penyakit yang sama pada keluarga Ny.M tidak ada, HT
(-), DM (-).

POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


A. POLA TIDUR/ISTIRAHAT :
1. Waktu tidur: pasien bisa tidur pada jam tidur
2. Waktu Bangun : pasien bangun ketika waktu bangun
3. Masalah tidur: lingkungan yang kurang nyaman
4. Hal-hal yang mempermudah tidur :
Lingkungan yang nyaman
5. Hal-hal yang mempermudah Klien terbangun :
Terasa sesak dan lingkungan yang kurang nyaman

Prodi D-III Kep. Lawang (Hal. 1)


B. POLA ELIMINASI :
1. BAB: 2x sehari
2. BAK: 600 – 800 cc /hari
3. Kesulitan BAB/BAK : -
4. Upaya/ Cara mengatasi masalah tersebut :-

C. POLA MAKAN DAN MINUM :


1. Jumlah dan jenis makanan : 3x1 sehari, susu
2. Waktu Pemberian Makan : pagi, siang, malam
3. Jumlah dan Jenis Cairan : 1botol minum. Air putih, susu
4. Waktu Pemberian Cairan : ketika pasien haus
5. Pantangan : -
6. Masalah Makan dan Minum : -
a. Kesulitan mengunyah : -
b. Kesulitan menelan: ya
c. Mual dan Muntah: mual
d. Tidak dapat makan sendiri : ya
7. Upaya mengatasi masalah : -

D. KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE :


1. Pemeliharaan Badan : pasien diseka oleh anggota keluarganya
2. Pemeliharaan Gigi dan Mulut : baik, dibantu oleh anggota keluarganya
3. Pemeliharaan Kuku : bersih

Prodi D-III Kep. Lawang (Hal. 2)


E. POLA KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN :-

DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komuniasi : pasien berkomunikasi dengan baik
B. Orang yang paling dekat dengan Klien : suami dan anaknya
C. Rekreasi :
Hobby : -
Penggunaan waktu senggang : -

D. Dampak dirawat di Rumah Sakit : pasien tidak nyaman


E. Hubungan dengan orang lain / Interaksi social : baik
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : suami dan anaknya
A. Ketaatan Beribadah : pasien taat beribadah sebelum sakit, waktu sakit pasien hanya bisa
berdoa di atas tempat tidur
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit : pasien yakin sembuh
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : pasien yakin sembuh

A. Kesan Umum / Keadaan Umum : Lemah, KU composmentis, GCS 456


B. Tanda-tanda Vital
Suhu Tubuh : 37,5°C Nadi : 68 x/menit
Tekanan darah : 150/100 mmHg Respirasi : 24 x/menit
Tinggi badan : - Berat Badan :

C. Pemeriksaan Kepala dan Leher :


1. Kepala dan rambut

Prodi D-III Kep. Lawang (Hal. 3)


a. Bentuk Kepala : lonjong, simetris
Ubun-ubun : dalam batas normal
Kulit kepala : bersih
b. Rambut : lurus
Penyebaran dan keadaan rambut : dalam batas normal
Bau : tidak berbau
Warna : hitam
c. Wajah : simetris
Warna kulit : kuning langsat
Struktur Wajah : dalam batas normal

2. M a t a
a. Kelengkapan dan Kesimetrisan :
Dalam batas normal
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) :
Baik
c. Konjunctiva dan sclera :
Anemis
d. Pupil :
Isokor
e. Kornea dan Iris :
Baik
f. Ketajaman Penglihatan / Virus : *)
Normal
g. Tekanan Bola Mata : *)
Normal
3. H I d u n g
a. Tulang Hidung dan Posisi Septum Nasi :
Normal simetris
b. Lubang Hidung :
Dalam batas normal
c. Cuping Hidung :
Terdapat cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk Telinga : simetris
Ukuran Telinga : baik
Ketegangan telinga : baik
b. Lubang Telinga : baik
c. Ketajaman pendengaran :
baik
5. Mulut dan Faring :
a. Keadaan Bibir : lembab
b. Keadaan Gusi dan Gigi: baik

Prodi D-III Kep. Lawang (Hal. 4)


c. Keadaan Lidah : baik
6. Leher:
a. Posisi Trakhea : simetris
b. Tiroid : tidak ada pembengkakan tiroid
c. Suara : dalam batas normal
d. Kelenjar Lymphe : tidak ada pembengkakan kelenjar lymphe
e. Vena Jugularis : teraba
f. Denyut Nadi Coratis: teraba

D. Pemeriksaan Integumen ( Kulit ) :


a. Kebersihan : bersih
b. Kehangatan : dalam batas normal
c. Warana : kuning langsat
d. Turgor : 4 detik
e. Tekstur : baik
f. Kelembapan : baik
g. Kelainan pada kulit : tidak ada kelainan

E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak :


a. Ukuran dan bentuk payudara :
Tidak terkaji
b. Warna payudara dan Areola :
Tidak terkaji
c. Kelainan-kelainan Payudara dan Putting :
Tidak ada kelainan
d. Axila dan Clavicula :
Tidak terkaji

F. Pemeriksaan Thorak / Dada :


1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak:
normal, simetris

b. Pernafasan
- Frekuensi : 24 x/ menit
- Irama : dalam batas normal
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : .
terdapat suara tambahan

2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vokal Fremitus )
getaran kanan dan kiri teraba

b. Perkusi :
Ronchi
c. Auskultasi
- Suara nafas :
kasar

Prodi D-III Kep. Lawang (Hal. 5)


- Suara Ucapan :
- bronkophoni
- Suara Tambahan :
Ronchi

3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulpasi : teraba
- Ictus Cordis : pelebaran 2 cm ( IC 5 perpotong mid clavikularis )
b. Perkusi :
- Batas-batas Jantung :
Batas atas : ( N = ICS II )
Batas bawah : ( N = ICS V )
Batas kiri : ( N = ICS V Mid Clavikula Sinistra )
Batas kanan : ( N = ICS IV Mid Sternis Dextra )
c. Aukultasi
- Bunyi Jantung I: reguler
- Bunyi Jantung II: regular
- Bising/murmur : normal
- Frekuensi Denyut Jantung : 68 x/menit

G. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk Abdomen : datar
- Benjolan/massa : tidak ada benjolan

b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 25 x/menit
- Bunyi Jantung Anak/BJA : -
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan: tidak ada nyeri tekan
- Benjolan /massa : tidak ada benjolan
- Tanda-tanda Ascites: -
- Hepar: tidak ada pembesaran hepar
- Lien: tidak ada pembesaran lien

- Titik Mc. Burne:


tidak terkaji
d. Pekusi
- Suara Abdomen : timpani
- Pemeriksaan Ascites: -

H. Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. Rambut pubis : tidak terkaji
c. Kelainan-kelainan pada Genetalia Eksterna dan Daerah Inguinal :
Tidak ada kelainan

Prodi D-III Kep. Lawang (Hal. 6)


2. Anus dan Perineum
a. Lubang Anus : tidak terkaji
b. Kelainan-kelainan pada anus :
Tidak ada kelainan
c. Perenium :
Tidak terkaji

I. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimis )


a) Kesimestrisan otot : simetris
b) Pemeriksaan Oedemat: tidak ada oedema
c) Kekuatan otot : baik
d) Kelainan-kelainan pada ekstrimitas dan kuku :
Tidak ada kelainan

J. Pemeriksaan Neorologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kwantitatif )/ GCS : 456
2. Tanda-tanda rangsangan Otak ( Meningeal Sign ) :
Mual
3. Tingkat kesadaran ( secara kwantitatif )/ GCS : 456
4. Fungsi Motorik :
Simetris, normal
5. Fungsi Sensorik :
baik
6. Refleks :
a) Refleks Fisiologis: baik
a) Refleks Patologis: tidak ada kelumpuhan pada ekstremitas
K. Pemeriksaan Status Mental
a. Kondisi emosi/Perasaan : baik
b. Orientasi :-
c. Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan ) : pasien ingat tanggal bulan dan
tahun lahir
d. Motifikasi ( kemampuan ) : baik

Prodi D-III Kep. Lawang (Hal. 7)


e. Persepsi :
baik
f. Bahasa : jelas dan menggunakan bahasa daerahnya
PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Diagnosa Medis : ALO

B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Medis :


1. Laboratorium : Hb: 14,3 g/dl; leko: 7,7 x 109 g/dl; trombo: 132x109g/dl; PCV: 0,42;
GDA: 136 mg/dl; SGOT: 48 U/l; BUN: 8 mg/dl; SC: 0,67 mg/dl 2)Elektrolit: Kalium:
3,81 meq/l; Na: 134 meq/l

2. Radiologi: Cor: tampak membesar ke aknan – kiri, conus pulmonalis menonjol.


Pulmo: tampak vaskular pulmonalis meningkat dengan cephalisasi (+).
Tampak paru kanan tertutup perselubungan dari bawah sampai ICS 6 belakang kanan.
Tampak perselubungan pada hemithoraks kanan-bawah sampai tajam, sinus phrenicocostalis
kanan tampak perselubungan kiri tajam.
Kesimpulan: cardiomegali dengan congestif pulmonum, efusi pleura kanan
3. ECG: Terdapat gambaran RVH pada LI dan V1.

4. USG: -
5. Lain – lain : Glukosa: 148 mg/dl, protein: 1,92 g/dl, rivalta ++ (N: --).
2) Jumlah sel: 200; sel mono: 25%; sel poly: 75%
3)Pengecatan Zn (BTA): tidak ada kuman; pengecatan gram: tidak ada kuman.
Pemeriksaan AGD: PH: 7,426; PCO2: 26,2 mmHg; PO2: 291,9 mmHg; HCO3: 16,9 mmol/l;
BE: - 7,5 mmol/l dengan O2 saturasi: 99,7%.

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI


O2: 2 lt/mnt, diet TKTP RG; Mi: 1 gls/hr; Furosemid inj 2 – 2- 0 amp; digoxin: 0,25 mg 3x1;
ASA: 1x100 mg; spironolacton 50-0-0; Ampi 4x1 gr IV; Pamol 3x500 mg.

.........…, tgl.

Perawat,

_______________________
NIM :

Prodi D-III Kep. Lawang (Hal.


8)
ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. K


Umur : 42 tahun
No. Reg. : 10126432

DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI


S: Klien mengeluh sesak Penurunan curah Cardiac output menurun
nafas, cepat lelah, badan jantung.
terasa lemah, kaki terasa Suplay ke pembuluh darah
kesemutan. perifer turun
O: TD: 150/100, N; 68; RR:
24; S: 37,50C; S1S2 Suplay ke ekstremitas
tunggal, murmur (+) di turun
seluruh lapang jantung,
gambaran rontgen: Metabolisme anaerob (2
ditemukan adanya ATP)  asam laktat
pembesaran jantung, efusi
pleura, ECG: RVH; AGD:
PH: 7,426; PCO2: 26,2
mmHg; BE: - 7,5 mmol
alkalosis metabolik.

S: Klien mengatakan Gangguan perfusi Penurunan sirkulasi darah


kakinya terasa kemeng, jaringan perifer.
pusing bila berubah posisi. Mitral stenosis
O: TD: 150/100; S: 37,5; N:
68; RR: 24; alkalosis Pengisian ventrikel kiri
metabolik, kardiomegali (+ turun
+), gambaran efusi pleura
(++), ECG:RVH. Cardiac output turun

Perfusi jaringan menurun

Cepat lelah, akral dingin,


lemah.

Gangguan perfusi jaringan.

S: Klien mengatakan sesak Resiko kelebihan Perpindahan cairan ke


nafas, tidak hilang dengan volume cairan dalam area
istirahat, pusing bila interstitial/alveoli.
berubah posisi. Cardiac output menurun
O: TD: 150/100; N: 68;
RR: 24; murmur di seluruh Arcus aorta (bodi
lapang jantung; gambaran reseptor/baroreseptor)
rontgen: ada effusi pleura
kanan. Merangsang medula
oblongata

Sistem saraf simpatis


meningkat

Organ paru

Penumpukan darah akibat


aliran balik dari vena
pulmonalis kongesti

Timbul oedem

gangguan fungsi alveoli.

Prodi D-III Kep. Lawang (Hal.


9)
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. K


Umur : 42 tahun
No. Reg. : 10126432

NO. TGL RUMUSAN DIAGNOSA KEP. TERATASI TT


TGL
1. 22/04/20 Penurunan curah jantung b/d adanya 24/04/20
gangguan pada pembukaan pada katup
mitral

2. 22/04/20 Gangguan perfusi jaringan b/d 24/04/20


penurunan sirkulasi darah perifer.

3. 22/04/20 Resiko kelebihan volume cairan b/d 24/04/20


adanya penurunan venous return.

Prodi D-III Kep. Lawang (Hal.


10)
PRIORITAS MASALAH

Nama Pasien : Ny. K


Umur : 42 tahun.
No. Reg. : 10126432

NO. TGL DAFTAR MASALAH TT


1. 22/04/20 Penurunan curah jantung b/d adanya
gangguan pada pembukaan pada katup mitral

22/04/20 Gangguan perfusi jaringan b/d penurunan


sirkulasi darah perifer.

22/04/20 Resiko kelebihan volume cairan b/d adanya


penurunan venous return.

Prodi D-III Kep. Lawang (Hal. 11)


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. K
Umur : 42 tahun
No. Reg. : 10126432

NO DIAGNOSA KEP. TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TT


1. Penurunan curah jantung Setelah diberikan asuhan 1. Kaji frekuensi nadi, RR, TD 1. Mengetahui adanya
b/d adanya gangguan keperawatan selama 3 hari, secara teratur setiap 4 jam. perubahan irama jantung.
pada pembukaan pada penurunan curah jantung dapat 2. Catat bunyi jantung.
katup mitral. diminimalkan 3. Kaji perubahan warna kulit 2. Pucat menunjukkan adanya
Kriteria hasil: Vital sign dalam terhadap sianosis dan pucat. penurunan perfusi perifer
batas normal, Gambaran ECG 4. Pantau intake dan output terhadap tidak adekuatnya
normal, bebas gejala gagal setiap 24 jam. curah jantung.
jantung, urine output adekuat 5. Batasi aktifitas secara adekuat.
0,5-2 ml/kgBB, klien ikut serta 6. Berikan kondisi psikologis 3. Sianosis terjadi sebagai
dalam aktifitas yang lingkungan yang tenang. akibat adanya obstruksi
mengurangi beban kerja jantung 7. Memonitor adanya perubahan aliran darah pada ventrikel.
sirkulasi jantung sedini
mungkin. 4. Ginjal berespon untuk
menurunkna curah jantung
dengan menahan produksi
cairan dan natrium.

5. Istirahat memadai
diperlukan untuk
memperbaiki efisiensi
kontraksi jantung dan
menurunkan komsumsi O2
dan kerja berlebihan.

6. Stres emosi menghasilkan


vasokontriksi yang
meningkatkan TD dan
meningkatkan kerja jantung.
Gangguan perfusi 1. Monitor perubahan tiba-tiba 1. Perfusi serebral secara
jaringan b/d penurunan Setelah diberikan asuhan atau gangguan mental kontinu langsung berhubungan
sirkulasi darah perifer keperawatan selama 3 hari (camas, bingung, letargi, dengan curah jantung,
perfusi jaringan adekuat pinsan). dipengaruhi oleh
Kriteria hasil: vital sign dalam elektrolit/variasi asam basa,
batas yang dapat diterima, 2. Observasi adanya pucat, hipoksia atau emboli
intake output seimbang, akral sianosis, belang, kulit sistemik.
teraba hangat, sianosis (-), nadi dingin/lembab, catat kekuatan
perifer kuat, pasien nadi perifer. 2. Vasokonstriksi sistemik
sadar/terorientasi, tidak ada diakibatkan oleh penurunan
oedem, bebas 3. Kaji tanda Homan (nyeri pada curah jantung mungkin
nyeri/ketidaknyamanan betis dengan posisi dibuktikan oleh penurunan
dorsofleksi), eritema, edema. perfusi kulit dan penurunan
nadi.
4. Dorong latihan kaki
aktif/pasif. 3. Indikator adanya trombosis
vena dalam.

5. Pantau pernafasan.
4. Menurunkan stasis vena,
meningkatkan aliran balik
6. Kaji fungsi GI, catat vena dan menurunkan
anoreksia, penurunan bising resiko tromboplebitis.
usus, mual/muntah, distensi
abdomen, konstipasi. 5. Pompa jantung gagal dapat
7. Pantau masukan dan mencetuskan distres
perubahan keluaran urine. pernafasan. Namun dispnea
tiba-tiba/berlanjut
menunjukkan komplikasi
tromboemboli paru.

6. Penurunan aliran darah ke


mesentri dapat
mengakibatkan disfungsi G,
contoh kehilangan
peristaltik.
7. Penurunan pemasukan/mual
terus-menerus dapat
mengakibatkan penurunan
volume sirkulasi, yang
berdampak negatif pada
perfusi dan organ.

Resiko kelebihan 1. Auskultasi bunyi nafas untuk 1. Mengindikaiskan edema


volume cairan b/d Setelah diberikan asuhan adanya krekels. paru skunder akibat
adanya penurunan keperawatan selama 3 hari dekompensasi jantung.
venous return. kelebihan volume cairan tidak 2. Catat adanya DVJ, adanya
terjadi. edema dependen. 2. Dicurigai adanya gagal
Kriteria hasil: balance cairan jantung kongestif.kelebihan
masuk dan keluar, vital sign 3. Ukur masukan/keluaran, catat volume cairan.
dalam batas yang dapat penurunan pengeluaran, sifat
diterima, tanda-tanda edema konsentrasi. Hitung 3. Penurunan curah jantung
tidak ada, suara nafas bersih. keseimbnagan cairan. mengakibatkan gangguan
perfusi ginjal, retensi
4. Pertahankan pemasukan total cairan/Na, dan penurunan
cairan 2000 cc/24 jam dalam keluaran urine.
toleransi kardiovaskuler.
4. Keseimbangan cairan
5. Berikan diet rendah positif berulang pada
natrium/garam. adanya gejala lain
menunjukkan klebihan
6. Delegatif pemberian diuretik. volume/gagal jantung.

5. Memenuhi kebutuhan
cairan tubuh orang dewasa
tetapi memerlukan
pembatasan pada adanya
dekompensasi jantung.

6. Na meningkatkan retensi
cairan dan harus dibatasi.
Mungkin perlu untuk
memperbaiki kelebihan
cairan.

Prodi D-III Kep. Lawang (Hal.


12)
IMPLEMENTASI

Nama Pasien : Ny. K


Umur : 42 tahun
No. Reg. : 10126432

TANGGAL/JAM TINDAKAN KEPERAWATAN TT


22/04/20 Dx 1 1. Mengkaji frekuensi nadi, RR, TD
08.00 secara teratur setiap 4 jam.
TD: 150/100 mmHg
RR: 24 x/menit
Nadi: 68 x/menit

08.20 2. Mencatat bunyi jantung.

08.25 3. Mengkaji perubahan warna kulit


terhadap sianosis dan pucat.

08.30 4. Memantau intake dan output setiap 24


jam.

08.35 5. Membatasi aktifitas secara adekuat.

08.40 6. Memberikan kondisi psikologis


lingkungan yang tenang.

08.50 7. Memonitor adanya perubahan sirkulasi


jantung sedini mungkin.

22/04/20 Dx 2 1. Memonitor perubahan tiba-tiba atau


08.20 gangguan mental kontinu (camas,
bingung, letargi, pinsan).

08.25 2. Mengobservasi adanya pucat, sianosis,


belang, kulit dingin/lembab, catat
kekuatan nadi perifer.

08.30 3. Mengkaji tanda Homan (nyeri pada


betis dengan posisi dorsofleksi),
eritema, edema.

08.35 4. Mendorong latihan kaki aktif/pasif.

08.40 5. Pantau pernafasan.

08.45 6. Mengkaji fungsi GI, catat anoreksia,


penurunan bising usus, mual/muntah,
distensi abdomen, konstipasi.

09.00 7. Memantau masukan dan perubahan


keluaran urine.

22/04/20 Dx 3 1. Mengauskultasi bunyi nafas untuk


09. 10 adanya krekels.

09.15 2. Mencatat adanya DVJ, adanya edema


dependen.
09.20 3. Mengukur masukan/keluaran, catat
penurunan pengeluaran, sifat
konsentrasi. Hitung keseimbangan
cairan.

09.30 4. Mempertahankan pemasukan total


cairan 2000 cc/24 jam dalam toleransi
kardiovaskuler.

09.35 5. Memberikan diet rendah


natrium/garam.

09.40 6. Mendelegatif pemberian diuretik.

23/04/20 Dx 1 1. Mengkaji frekuensi nadi, RR, TD


14.00 secara teratur setiap 4 jam.
a. TD: 140/90 mmHg
b. RR: 24 x/menit
c. Nadi: 68 x/menit

14.15 2. Mencatat bunyi jantung.

14.20 3. Mengkaji perubahan warna kulit


terhadap sianosis dan pucat.

14.25 4. Memantau intake dan output setiap 24


jam.

14.30 5. Membatasi aktifitas secara adekuat.

14.35 6. Memberikan kondisi psikologis


lingkungan yang tenang.

14.40 7. Memonitor adanya perubahan sirkulasi


jantung sedini mungkin.

23/04/20 Dx 2 1. Memonitor perubahan tiba-tiba atau


14.25 gangguan mental kontinu (camas,
bingung, letargi, pinsan).

14.30 2. Mengobservasi adanya pucat, sianosis,


belang, kulit dingin/lembab, catat
kekuatan nadi perifer.

14.35 3. Mengkaji tanda Homan (nyeri pada


betis dengan posisi dorsofleksi),
eritema, edema.

14.40 4. Mendorong latihan kaki aktif/pasif.

15.00 5. Pantau pernafasan.

15.15 6. Mengkaji fungsi GI, catat anoreksia,


penurunan bising usus, mual/muntah,
distensi abdomen, konstipasi.

15.20 7. Memantau masukan dan perubahan


keluaran urine.
23/04/20 Dx 3 1. Mengauskultasi bunyi nafas untuk
15.20 adanya krekels.

15.25 2. Mencatat adanya DVJ, adanya edema


dependen.

15.30 3. Mengukur masukan/keluaran, catat


penurunan pengeluaran, sifat
konsentrasi. Hitung keseimbangan
cairan.

15.40 4. Mempertahankan pemasukan total


cairan 2000 cc/24 jam dalam toleransi
kardiovaskuler.

15.45 5. Memberikan diet rendah


natrium/garam.

15.50 6. Mendelegatif pemberian diuretik.

24/04/20 Dx 1 1. Mengkaji frekuensi nadi, RR, TD


17.20 secara teratur setiap 4 jam.
a. TD: 130/80 mmHg
b. RR: 24 x/menit
c. Nadi: 68 x/menit

17.30 2. Mencatat bunyi jantung.

17.35 3. Mengkaji perubahan warna kulit


terhadap sianosis dan pucat.

17.40 4. Memantau intake dan output setiap 24


jam.

17.45 5. Membatasi aktifitas secara adekuat.

18.00 6. Memberikan kondisi psikologis


lingkungan yang tenang.

18.15 7. Memonitor adanya perubahan sirkulasi


jantung sedini mungkin.

24/04/20 Dx 2 1. Memonitor perubahan tiba-tiba atau


17.30 gangguan mental kontinu (camas,
bingung, letargi, pinsan).

17.35 2. Mengobservasi adanya pucat, sianosis,


belang, kulit dingin/lembab, catat
kekuatan nadi perifer.

17.40 3. Mengkaji tanda Homan (nyeri pada


betis dengan posisi dorsofleksi),
eritema, edema.

17.45 4. Mendorong latihan kaki aktif/pasif.

18.00 5. Pantau pernafasan.


18.15 6. Mengkaji fungsi GI, catat anoreksia,
penurunan bising usus, mual/muntah,
distensi abdomen, konstipasi.

18.20 7. Memantau masukan dan perubahan


keluaran urine.

24/04/20 Dx 3 1. Mengauskultasi bunyi nafas untuk


18.30 adanya krekels.

18.35 2. Mencatat adanya DVJ, adanya edema


dependen.

18.40 3. Mengukur masukan/keluaran, catat


penurunan pengeluaran, sifat
konsentrasi. Hitung keseimbangan
cairan.

18.45 4. Mempertahankan pemasukan total


cairan 2000 cc/24 jam dalam toleransi
kardiovaskuler.

18.50 5. Memberikan diet rendah


natrium/garam.

19.00 6. Mendelegatif pemberian diuretik.

Prodi D-III Kep. Lawang (Hal.


13)
EVALUASI

Nama Pasien : Ny. K


Umur : 42 tahun
No. Reg. : 10126432

TANGGAL/JAM CATATAN PERKEMBANGAN TT


22/04/20 S: Klien mengeluh sesak nafas, cepat
09.00 lelah, badan terasa lemah, kaki terasa
Dx 1 kesemutan.
O: TD: 150/100, N; 68; RR: 24; S:
37,50C; S1S2 tunggal, murmur (+) di
seluruh lapang jantung, gambaran
rontgen: ditemukan adanya
pembesaran jantung, efusi pleura,
ECG: PR memanjang 0,32”, QT 0,24”
ST elevasi pada LII; AGD: PH: 7,426;
PCO2: 26,2 mmHg; BE: - 7,5 mmol
alkalosis metabolik.
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

22/04/20 S: Klien mengatakn kakinya terasa


09.30 kemeng, pusing bila berubah posisi.
Dx 2 O: TD: 150/100; S: 37,5; N: 68; RR:
24; alkalosis metabolik, kardiomegali
(++), gambaran efusi pleura (++),
ECG: PR memanjang 0,32”, QT 0,24”
ST elevasi pada LII.
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

22/04/20 S: Klien mengatakan sesak nafas, tidak


10.00 hilang dengan istirahat, pusing bila
Dx 3 berubah posisi.
O: TD: 150/100; N: 68; RR: 24;
murmur di seluruh lapang jantung;
gambaran rontgen: ada effusi pleura
kanan.
A: masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi

23/04/20 S: Klien mengatakan sesak sudah


15.00 berkurang, badan masih terasa lemah,
Dx 1 kemeng pada kaki sudah berkurang,
klien merasa lebih nyaman.
O: S1S2 tunggal, murmur (++), rales
(-), S: 36,10C; N; 80 x/mnt; TD:
110/60 mmHg, RR: 20 x/mnt, HR:
serama nadi perifer ireguler.
A: masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi

23/04/20 S: Klien mengatakn kemeng pada kaki


15.00 sudah berkurang, pusing (-).
Dx 2 O: TD: 110/60 mmHg, RR: 20 x/mnt,
HR: serama nadi perifer ireguler, klien
dapat duduk bersandar tanpa pusing,
klien tenang.
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi

23/04/20 S: Klien mengatkan sesak sudah


16.00 berkurang, klien mengatakan dapat
Dx 3 istirahat dengan nyaman, duduk
bersandar tanpa pusing.
O: TD: 110/60 mmHg, RR: 20 x/mnt,
HR: serama nadi perifer ireguler,
Klien tenang, dapat duduk bersandar
tanpa pusing dan tanpa bantuan.
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi

24/04/20 S: Klien mengatakan sesak sudah


18.00 berkurang, badan sudah tidak lemas,
Dx 1 kemeng pada kaki sudah berkurang,
klien merasa lebih nyaman.
O: (-), S: 36,10C; N; 80 x/mnt; TD:
110/60 mmHg, RR: 20 x/mnt, HR:
serama nadi perifer ireguler.
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi

24/04/20 S: Klien mengatakn kemeng pada kaki


18.00 sudah berkurang, pusing (-).
Dx 2 O: TD: 110/60 mmHg, RR: 20 x/mnt,
HR: serama nadi perifer ireguler, klien
dapat duduk bersandar tanpa pusing,
klien tenang.
A: masalah sudah teratasi
P: hentikan intervensi

24/04/20 S: Klien mengatkan sesak sudah


18.30 berkurang, klien mengatakan dapat
Dx 3 istirahat dengan nyaman, duduk
bersandar tanpa pusing.
O: TD: 110/60 mmHg, RR: 20 x/mnt,
HR: serama nadi perifer ireguler,
Klien tenang, dapat duduk bersandar
tanpa pusing dan tanpa bantuan.
A: Masalah sudah teratasi
P: hentikan intervensi

Prodi D-III Kep. Lawang (Hal. 14)

Anda mungkin juga menyukai