AKUNTANSI
Disusun Oleh :
Jhulfah Hermawan 120110170013
Nurrizkyanti Rachmi F 120110170070
Enike Kris Monika Barus 120110170114
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan berkat dan
anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Analisis Akuntansi PT
Agung Podomoro Land Tbk”. Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan yang diampu oleh Ibu Hj. Prima Yusi
Sari, S.E., M.E., Ak.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka memperluas
pengetahuan serta wawasan pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah ini dengan saran
yang membangun.
Penyusun
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................3
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................5
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................6
2.1Konsep Basis Akrual ...........................................................................................................6
2.2 Konsep Basis Kas................................................................................................................7
2.3 Perbandingan Kas dengan Akrual ..............................................................................10
2.4 Konsep Kualitas Laba .....................................................................................................10
2.5 Konsep Manajemen Laba .............................................................................................12
2.6 Motivasi dalam Manajemen Laba ..............................................................................13
2.7 Analisis Akuntansi ............................................................................................................14
Bab I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Untuk Bagaimana konsep akrual dan basis kas.
2. Untuk Bagaimana konsep kualitas laba dengan manajemen laba.
BAB II
PEMBAHASAN
maka titik ini dapat dianggap sebagai starting point munculnya biaya
meskipun beban tersebut belum dibayar.
Hal ini diakui ketika perusahaan betul-betul telah menerima kas. Jika
transaksi penjualan, perusahaan tidak perlu melakukan penagihan akan hal ini
karena setiap transaksi dilakukan secara tunai.
2. Pengakuan Beban
Hal ini dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan untuk tujuan
pelaporan eksternal, terutama bagi investor karena pada umumnya investor
lebih menyukai laba yang relatif stabil.
Perusahaan yang akan melakukan IPO dan belum memiliki nilai pasar
yang sudah terbangun, dan memungkinkan manajer perusahaan tersebut
melakukan manajemen data laba hanya untuk menaikkan harga saham
mereka. Itulah beberapa jenis manipulasi data laba hingga motivasi yang bisa
menjadi alasan kenapa suatu perusahaan harus melakukan manajemen laba.
Desember 2018 dan 2017. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan
penilaian aktuarial adalah sebagai berikut:
Indeks jumlah Kari dalam penerimaan basil piutang atas penjuaIan (DSRI)
Rasio ini membandingkan piutang usaha terhadap penjualan yang
dihasilkan perusahaan pada suatu tahun (t) dan tahun sebelumnya (t-1).
Adapun rumus perhitungannya sebagai berikut
Beneish menyatakan bahwa jika DSRI >1, maka hal ini menunjukksn adanya
peningkatan atas jumlah piutang usaha yang dimiliki. Kondisi tersebut
mengindikasikan terjadinya earning overstatement.
2. GMI
Rasio ini membandingkan perubahan laba kotor yang dihasilkan
perusahaan pada suatu tahun (t) dan tahun sebelumnya (T-1)
Beneish (1999) menyatakan bahwa jika GMI >1, m aka hal ini
menunjukkanterja d in ya penu ru nan a tas l aba ko tor peru s ahaan
yang m erepres en tas ik an pros pe k perusahaan yang mengalami
penurunan. Kondisi ini mengindikasikan terjadinya earning overstatement.
3. Indeks atas kualitas aset (AQI)
Rasio ini membandingkan aktiva tidak lancar yang dimiliki oleh
perusahaan selain aktiva tetap dengan total aktiva perusahaan pada
suatu tahun (t) dan tahun sebelumnya (t-1).
Asset Quality Index 2018 2017
Total Current Assets Rp8.275.422.732 Rp9.432.973.701
Property and
equipment – net Rp29.453.833 Rp31.336.240
Total Assets Rp14.658.245.264 Rp14.673.898.201
AQI 1,220855254 Manipulators
21
Beneish menyatakan bahwa jika AQI > 1, maka hal ini menunjukkan
terjadinya penurunan atas kualitas aset. Dengan demikian terjadi
peningkatan atas jumlah aset tidak lancar yang dapat memberikan
manfaat di masa depan dan peningkatan jumlah beban yang
ditangguhkan. Beneish menyatakan bahwa kondisi ini mengindikasikan
terjadinya earning overstatement
4. Indeks atas pertumbuhan penjualan (SGI)
Rasio ini membandingkan penjualan pada suatu tahun (t) dan tahun
sebelumnya (t-1)
Sales Growth Index 2018 2017
Sales Growth Index Rp5.035.325.429 Rp7.043.036.602
SGI 0,714936712 Non Manipulatory
Jika SGI >I, maka hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan atas
penjualan, sedangkan penurunan atas rasio ini menunjukkan adanya
penurunan atas penjualan. Oleh karena itu, Beneish (1999) menyatakan
bahwa jika SGI >1, maka hal itu mengindikasikan terjadinya earning
overstatement.
5. Indeks atas beban penjualan, umum, dan administrasi (SGAI)
Rasio ini membandingkan beban penjualan, umum, dan administrasi
terhadap penjualan pada suatu tahun (t) dan tahun sebelumnya (t-
1).
SG&A Expense Index 2018 2017
SG&A Expense Rp1.015.453.907 Rp1.130.489.822
Sales Rp5.035.325.429 Rp7.043.036.602
SGAI 1,256394307 Manipulators
Jika DEPI > 1, maka hal ini menunjukkan terjadinya penurunan atas
depresiasi aktivatetap sedangkan penurunan atas rasio ini menunjukkan
adanya peningkatan atas tingkat depresiasi aset tetap. Oleh karena itu,
Beneish menyatakan bahwa jika DEPI > 1, maka hal ini mengindikasikan
terjadinya earning overstatement.
Jika LVGI >1, maka hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan atas
komposisi hutang dari seluruh aktiva yang dimiliki oleh perusahaan,
sedangkan penurunan atas rasio ini menunjukkan adanya penurunan atas
jumlah hutang yang dunilild oleh perusahaan. Beneish menyatakan bahwa
jika LVGI >1, make hal int mengindikasikan kondisi perusahaan yang
potensial etas terjadinya earning overstatement untuk memenuhi
kewajibannya.
8. Indeks atas total akrual terhadap total aktiva (TATA)
TATA 2018 2017
Income From
Continuing Operations 0 0
Cash Flow from
Operations -806303905 -738623663
Total Asset 14658245264 14673898201
TATA 0,05500685 Manipulators
Total akrual yang tinggi menunjukkan tingginya jumlah laba akrual yang
dimiliki oleh perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kas atas laba
yang dihasilkan ialah rendah. Beneish menyatakan bahwa nilai TATA yang
tinggi (positif) mengindikasikan kondisi perusahaan yang potensial atas
terjadinya earning overstatement melalui peningkatan atas transaksi akrual
dalam pengakuan pendapatan.
23
yang mana, jika niLai M-Scored >-2,22, maka hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan diklasifikasikan berada dalam kriteria kondisi yang potensial
terhadap adanya earning overstatement. Berikut perhitungan nilai M-Scored
pada PT Agung Podomoro Land:
Nilai Faktor
Rasio Total
Skor Pengali
-
-4,84
4,84
Days sales in
2,00 0,92
receivable index
Gross margin index 1,5 0,528 0,79
Asset quality index 1,22 0,404 0,49
Sales growth index 0,71 0,892 0,63
Depreciation index 1,09 0,115 0,13
Sales GA expenses
1,26 -0,172 (0,22)
index
Leverage index 4,5 -0,327 (1,47)
Total accruals to total
0,06 5 0,28
asset
Beneish M-Score (4,20)
Karena nilai Beneish M-Score nya kurang dari -2,22 yaitu -4,20 maka bisa
dikatakan bahwa PT Agung Podomoro Land tidak berpotensi melakukan
earning overstatement.
• Tahap keenam :
Distorsi akuntansi merupakan penyimpangan dari informasi yang dilaporkan
pada laporankeuangan terhadap realitas usaha sebenarnya. Distorsi ini
timbul dari sifat akuntansi akrual-yang meliputi standar, kesalahan estimasi,
keseimbangan antara relevan, dan andal, sertakebebasan dalam
aplikasinya. Setidaknya ada empat sumber yang mempengaruhi terjadinya
24
DAFTAR PUSTAKA