Anda di halaman 1dari 2

Buatlah analisis singkat terkait perbedaan antara nilai, norma dan moral dengan

menyertakan contohnya.
Sebelumnya mari kita simak definisi nilai, norma, dan moral itu sendiri. Nilai adalah suatu
bobot/kuaitas prbuatan kebaikan dalam segala hal yang dianggap sesuatu yang berharga,
berguna, dan memiliki manfaat. Moral merupakan suatu tuntutan perilaku yang baik yang
dimiliki individu sebagai moralitas yang tercemin dalam pemikiran/konsep, sikap, dan
tingkah laku. Dan norma adalah suatu patokan perilaku dalam satu kelompok tertentu.
Namun ketiganya saling berhubungan dan memiliki keterkaitan. Nilai bersifat abstrak.
Sedangkan norma terdiri dari norma moral yang asal maupun sanksi berasal dari diri sendiri,
norma kesopanan yang berdasarkan kebiasaan atau kepantasan, norma hukum yang berasal
dari manusia, dan norma agama yang berasal dari Tuhan. Moral lebih cenderung kepada baik
atau buruknya tingkah laku manusia.
Nilai terbagi menjadi nilai sosial, nilai kebenaran, nilai keindahan, nilai moral, dan nilai
agama. Nilai sosial adalah sesuatu yang sudah melekat di masyarakat yang berhubungan
dengan sikap dan tindakan manusia di dalam lingkungannya. Contohnya misalnya saja dalam
setiap tindakan dan perilaku individu di masyarakat, selalu mendapat perhatian dan berbagai
macam penilaian, seperti mencuri bernilai buruk dan menolong bernilai baik. Nilai kebenaran
adalah nilai yang bersumber pada unsur akal manusia (rasio, budi, dan cipta) dan mutlak
dibawa sejak lahir. Contoh nilai kebenaran misalnya saja adanya seorang hakim yang
bertugas memberi sangsi kepada orang yang diadili. Nilai keindahan adalah nilai yang
bersumber pada unsur rasa setiap manusia, dengan nama lain dikenal dengan “estetika” dan
bersifat universal. Nilai norma adalah suatu sistem penilaian yang bersumber pada kehendak
atau kemauan. Contoh kasus mengenai nilai moral, misalnya saja ketika seseorang berbicara
dengan orang yang lebih tua dengan tutur bahasa yang halus, merupakan etika yang tinggi
nilainya. Nilai agama adalah nilai ketuhanan yang tertinggi dan mutlak dan bersumber pada
hidayah dari Tuhan Yang Mahakuasa. Contohnya, untuk dapat berhubungan dengan Tuhan,
seseorang manusia yang beriman haruslah harus beribadah menurut agamanya masing-
masing. Semua agama menjunjung tinggi nilai religius. Namun, tata caranya berbeda-beda.
Hal ini karena setiap agama memiliki keyakinan yang berbeda-beda.
Norma juga terbagi menjadi norma agama, norma kesopanan, norma kesusilaan, dan norma
hukum. Norma agama adalah norma yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa dan sanksinya
langsung dari Tuhan, misalkan masuk neraka atau mendapat dosa. Bentuk norma agama
berbeda-beda tiap masyarakat tergantung agamanya dan atau alirannya apa. Sebagai contoh,
dalam Islam, menyembelih sapi jika dilakukan dengan cara sesuai syariat diperbolehkan.
Bahkan pada hari raya idul Adha disunnahkan. Namun dalam agama Hindu, sapi dianggap
sebagai hewan suci titisan dewa, menyembelihnya tidak diperbolehkan. Norma kesopanan
bersumber dari konsensus atau kesepakatan masyarakat.  Sanksi dari norma ini juga berasal
dari penilaian masyarakat, misalkan maling dinilai masyarakat sebagai sikap yang buruk.
Oleh karena berdasarkan pada kesepakatan yang mengakar di tradisi, norma kesopanan juga
sangat relatif.  Sebagai contoh, di Indonesia ketika memanggil orang yang lebih tua, kita
menggunakan awalan sapaan seperti ”pak”, ”bu”, ”om”, ”kakak”, dan sebagainya, bahkan di
Jawa berucap dengan bahasa krama. Namun di negara lain, misalnya di beberapa negara
Eropa Barat, kita memanggil orang yang lebih tua bisa cukup dengan namanya. Norma
kesusilaan atau bias disebut sebagai norma moral dianggap bersumber dari hati nurani
manusia. Sanksi dari norma ini juga berasal dari diri sendiri. Sebagai contoh, pamit pada
orang tuanya mau kuliah tapi ternyata berduaan bercumbu rayu di semak belukar dengan
paksaan. Orang tersebut tidak hanya berbohong namun juga memaksa orang lain untuk
menuruti nafsunya. Norma hukum bersumber dari kesepakatan orang-orang yang dikristalkan
dalam bentuk undang-undang atau aturan hukum lainnya dan selalu bersifat tertulis. Sanksi
nya sangat tegas dan tertulis. Sebagai contoh, mencuri uang rakyat adalah perbuatan
pelanggaran hukum yang hukumannya telah diatur dalam undang-undang. 
Moral juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang berhubungan dengan prinsip tingkah laku
yang meliputi budi pekerti, akhlak, serta mental yang membentuk karakter dalam diri
seseorang. Moral terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu moral ketuhanan, moral ideologi dan
filsafat. Moral etika dan kesusilaan, dan moral disiplin dan hukum. Moral ketuhanan adalah
segala hal yang berhubungan dengan tingkat religius atau keagamaan seseorang berdasar
pada ajaran agama tertentu serta pengaruhnya pada diri seseorang. Moral ketuhanan
diwujudkan dalam caranya menghargai sesama manusia, hidup rukun dengan orang lain yang
memiliki agama yang berbeda pula, serta caranya dalam menghargai agama lain. Moral
ideologi dan filsafat merupakan segala hal yang berhubungan dengan loyalitas pada cita-cita
bangsa dan negara serta semangat kebangsaan yang dimilikinya. Perwujudan moral ideologi
dan filsafat adalah menjunjung tinggi dasar negara pancasila serta menolak ideologi asing
yang ingin merubah negara Indonesia. Moral etika dan kesusilaan merupakan segala hal yang
berkaitan dengan kesusilaan dan etika yang dijunjung suatu bangsa, masyarakat, serta negara
baik secara tradisi maupun budaya. Moral etika dan kesusilaan diwujudkan ketika seseorang
menghargai orang lain yang memiliki perbedaan pendapat. Moral disiplin dan hukum
merupakan semua hal yang berkaitan dengan kode etik dan profesionalitas serta hukum yang
berlaku di tengah suatu masyarakat atau negara. Perwujudan jenis moral ini adalah dengan
melakukan aktivitas sesuai aturan yang berlaku seperti menggunakan perlengkapan sesuai
dengan hukum lalu lintas ketika berkendara.

Anda mungkin juga menyukai