Anda di halaman 1dari 49

UKL UPL Dampak

Lingkungan Yang Di Timbulkan


BAB III
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DI TIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
3.1. Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan

Tabel 3.1 Dampak L ingkungan Yang Ditimbulkan


No Sumber Dampak Jenis Dampak Besaran Dampak
I Tahap pra kontruksi
1 1. Persepsi Masyarakat Persepesi negatif dari masyarakat wilayah studi
dengan dilakukanya masyarakat terhadap terhadap Pembangunan
sosialisasi rencana rencana Pembangunan Bangunan Baru Rumah
kegiatan atau usaha Bangunan Baru Rumah Sakit Umum Prasetya
Sakit Umum Prasetya Bunda
Bunda

2.Pendapatan Asli Daerah Peningkatan jumlah kas Jumlah iuran (pajak dan
daerah bukan pajak) yang
dibayarkan oleh
pemrakarsa ke kas
daerah

II Tahap Kontruksi
1 Sumber dampak berasal kenaikan suhu udara Kenaikan suhu udara
kegiatan pembukaan dan ambien ambien yang melebihi
pematangan lahan, rona awal
mobilisasi bahan dan alat,
kegiatan konstruksi fisik
bangunan dan
Pembangunan Bangunan
Baru sarana dan
prasarana pendukung
2 kegiatan pembukaan dan Penurunan kualitas Penurunan kualitas udara
pematangan lahan, udara yang diperkirakan parameter tersebut
mobilisasi bahan dan alat, dapat melampaui nilai melebihi rona awal
kegiatan konstruksi fisik ambang batas
bangunan dan
Pembangunan Bangunan
Baru sarana dan
prasarana pendukung
3 kegiatan pembukaan dan Peningkatan intensitas Peningkatan intensitas
pematangan lahan, kebisingan yang dapat kebisingan melebihi 55
mobilisasi bahan dan alat, melampaui nilai ambang dBA, sehingga
kegiatan konstruksi fisik batas mengurangi kenyamanan
bangunan dan
Pembangunan Bangunan
Baru sarana dan
prasarana pendukung
dapat menimbulkan

PT. PRASETYA MULIA III-1


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

peningkatan kebisingan
4 pematangan lahan Peningkatan kadar Terjadinya peningkatan
(pengurugan tanah), kekeruhan, zat padat kekeruhan, TSS (total
perataan dan pemadatan, tersuspensi, padatan tersuspensi), TS
dan Pembangunan pendangkalan, dan (total padatan), dan TDS
Bangunan Baru Rumah badan-badan air (total padatan terlarut)
Sakit Umum Prasetya serta pelumpuran dan
Bunda pendangkalan badan-
badan air permukaan
5 perubahan daerah tutupan Peningkatan air larian - Terjadinya penurunan
lahan akibat kegiatan dan pengurangan lahan akibat
perkerasan lahan dari resapan pembebanan di atas
lahan terbuka (tanah) lahan
menjadi diperkeras untuk
kegiatan Rumah Sakit
Umum Prasetya Bunda dan
sarana penunjang
6 kegiatan pembukaan dan Penurunan daya dukung - Terjadinya penurunan
pematangan lahan, lahan lahan akibat
mobilisasi bahan dan alat, pembebanan diatas
kegiatan konstruksi fisik lahan
bangunan dan
Pembangunan Bangunan
Baru sarana dan
prasarana pendukung
7 kegiatan pembukaan dan Rusak atau Rusaknya saluran
pematangan lahan, bahan terganggunya utilitas drainase akibat tanah
dan alat, kegiatan umum urug dan pemadatan
konstruksi fisik bangunan tanah
dan Pembangunan
Bangunan Baru sarana
dan prasarana pendukung
8 kegiatan mobilisasi alat Kemacetan arus lalu Peningkatan ars lalu
dan bahan selama tahap lintas yang melebihi lintas yang melebihi
konstruksi akan kapasitas kapasitas Jalan
menyebabkan peningkatan
arus lalu lintas di
Purbaratu terutama pada
saat kendaraan proyek
keluar masuk lokasi
9 kegiatan mobilisasi Kerusakan permukaan Terjadi kerusakan jalan,
kendaraan berat dan jalan Jln Ir H Juanda No sehingga terganggunya
material 1 Kelurahan Indihiang kenyamanan
berkendaraan maupun
masyarakat sekitar yang
dilalui kendaraan
10 kegiatan penerimaan Terbukanya peluang penduduk usia produktif
tenaga kerja dan kerja, karena di Kelurahan Indihiang
penyediaan bahan material terbukanya kesempatan
dan bahan pokok tenaga dalam jumlah relatif
kerja pada saat konstruksi banyak dari angkatan
kerja produktif

PT. PRASETYA MULIA III - 2


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

kelurahan sekitar
11 Kelancaran aktivitas Keresahan sosial keterlibatan pekerja lokal
Pembangunan Bangunan
Baru akibat gangguan
kamtibmas
12 terjadi atas terserapnya Persepsi positif Terjadinya peningkatan
cukup banyak tenaga kerja masyarakat pendapatan
setempat
13 kegiatan pembukaan dan Kenyamanan dan Estetika lingkungan yang
pematangan lahan, estetika lingkungan kurang nyaman
mobilisasi bahan dan alat,
kegiatan konstruksi fisik
bangunan dan
Pembangunan Bangunan
Baru sarana dan
prasarana pendukung

14 kegiatan pembukaan dan Gangguan kesehatan Jumlah kasus penyakit


pematangan lahan, pekerja dan dan frekuensi gangguan
mobilisasi bahan dan alat, penduduk/masyarakat penyakit
kegiatan konstruksi fisik di sekitar lokasi
bangunan dan mekanik kegiatan
listrik
III. Tahap Pasca Kontruksi
1 kegiatan operasional Penurunan kualitas Penurunan kualitas udara
Rumah Sakit, kegiatan udara berupa melebihi kondisi rona
transportasi kendaraan peningkatan kadar awal lingkungan
pengunjung/pasien di areal debu, SO7, NO, CC, dan -
parkir yang masuk dan Pb (akibat transportasi),
keluar lokasi kegiatan, genset, gas H2S, NH3
timbunan sampah di lokasi dan CH4 akibat
TPS, operasional genset dekomposisi sampah
serta kondisi sanitasi dan kegiatan dalam
ruangan Rumah Sakit
Umum Prasetya Bunda
akibat adanya
peningkatan pencemar
H2S, NH3, SO2, HC, Pb,
eter, ozon dan NOx
2 Aktivitas transportasi Peningkatan intensitas Peningkatan intensitas
kendaraan yang keluar kebisingan pada area kebisingan melebihi rona
masuk lokasi kegiatan baik Rumah Sakit Umum awal yaitu 55 dBA
dari karyawan atau Prasetya Bunda dan di
pasien/pengunjung dan luar area Rumah Sakit
mesin genset Umum Prasetya
Bundayang dilewati lalu
lalang kendaraan
bermotor dan
operasional genset

PT. PRASETYA MULIA III - 3


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

3 Sumber dampak adalah Penurunan kuantitas air Pengeboran air di lokasi


penggunaan air tanah tanah Rumah Sakit Umum
dalam oleh kegiatan Prasetya Bunda yang
Rumah Sakit Umum mengurangi jumlah air
Prasetya Bunda tanah

4 Kegiatan proses Penurunan kualitas air Dampak berlangsung


operasional berupa air permukaan terus menerus selama
limbah cair infeksius dan berlangsungnya
non infeksius serta operasional Rumah Sakit
aktivitas kegiatan Umum Prasetya Bunda,
domestik karyawan dan Dampak kegiatan pada
pasien proses operasional dan
limbah cair dari kegiatan
domestik karyawan dapat
meningkatkan jumlah
limbah yang dihasilkan
5 Kegiatan operasional Kebutuhan sarana air Kualitas air bersih yang
Rumah Sakit Umum bersih secara kualitas siap dikonsumsi
Prasetya Bunda dan kuantitas untuk
aktivitas kegiatan
operasional Rumah
Sakit Umum Prasetya
Bunda.
6 kegiatan operasional Terjadinya timbulan Terjadinya penumpukan
RUMAH Sakit Umum limbah padat/sampah sampah dan limbah
Prasetya Bunda Yang dari lokasi Rumah Sakit medis padat
menimbulkan limbah Umum Prasetya Bunda
medis padat. Volume
limbah padat yang
dihasilkan dan kegiatan
Rumah Sakit Umum
Prasetya Bunda pada full
operasi sekitar yaitu 75
kg/hari yang terdiri dari
limbah infeksius, limbah
benda tajam, limbah
farmasi, limbah sitotoksis,
limbah kimiawi
7 yaitu kegiatan MCK Timbulnya limbah cair Terjadinya pencemaran
domestik karyawan, pasien domestik pada saluran/badan air
dan pengguna sarana dan penerima
prasarana Rumah Sakit
Umum Prasetya Bunda
8 Mobilisasi transportasi Kemacetan lalu lintas Peningkatan arus lalu
kendaraan yang masuk pada jalan akses masuk lintas yang melebihi
dan keluar Rumah Sakit Rumah Sakit Umum kapasitas
Umum Prasetya Bunda Prasetya Bunda
9 Kegiatan operasional Menurunkan kualitas Jumlah individu dan
Rumah Sakit Umum badan air sehingga akan diversitas biota perairan
Prasetya Bunda menurunkan jumlah semakin meningkat
atau mematikan biota

PT. PRASETYA MULIA III - 4


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

perairan yang hidup di


sungai
10 kegiatan penerimaan Terbukanya sejumlah Peluang kerja dan
tenaga kerja kesempatan kerja peluang usaha yang
dapat diambil penduduk
lokal serta jumlah tenaga
kerja dan peluang usaha
yang tercipta
11 Kegiatan operasional Tumbuhnya Meningkatkan
Rumah Sakit Umum perekonomian lokal pendapatan penduduk
Prasetya Bunda terutama bagi
pengangguran
12 Perbedaan status sosial Kecemburuan sosial Terganggunya proses
antara karyawan Rumah sosialisasi antara
Sakit Umum Prasetya karyawan Rumah Sakit
Bunda dan penduduk Umum Prasetya Bunda
sekitar dan penduduk sekitar
13 interaksi sosial akibat Interaksi sosial dengan Adanya interaksi sosial
kegiatan mobilisasi tenaga penduduk sekitar
kerja
14 kegiatan operasional Persepsi negatif Keresahan penduduk
Rumah Sakit Umum penduduk di sekitar lokal terhadap kegiatan
Prasetya Bunda yang lokasi kegiatan Rumah operasi Rumah Sakit
dapat menimbulkan Sakit Umum Prasetya Umum Prasetya Bunda
kebisingan dan polusi Bunda yang dapat ditunjukkan
udara dengan jumlah keluhan,
keberatan masyarakat,
rasa kesal, unjuk rasa
warga terhadap
keberadaan Rumah Sakit
Umum Prasetya Bunda
15 kegiatan operasional Persepsi negatif Keresahan penduduk
Rumah Sakit Umum penduduk di sekitar lokal terhadap kegiatan
Prasetya Bunda yang lokasi kegiatan Rumah operasi Rumah Sakit
dapat menimbulkan Sakit Umum Prasetya Umum Prasetya Bunda
kebisingan dan polusi Bunda yang dapat ditunjukkan
udara dengan jumlah keluhan,
keberatan masyarakat,
rasa kesal, unjuk rasa
warga terhadap
keberadaan Rumah Sakit
Umum Prasetya Bunda
16 Konflik pemanfaatan ruang Penumpukan Unit usaha Terganggunya
antara pedagang dan kecil (PKL) kenyamanan masyarakat
masyarakat sekitar Rumah dalam melakukan
Sakit Umum Prasetya aktivitas dan sebagainya
Bunda bersumber dari di sekitar kegiatan
adanya penumpukan unit- Rumah Sakit Umum
unit usaha kecil PKL pada Prasetya Bunda
tempat yang tidak sesuai
dengan peruntukan

PT. PRASETYA MULIA III - 5


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

fungsinya
17 Potensi kebakaran pada Kebakaran dan Adanya sumber api dan
kegiatan operasional kecelakaan kortsuliting listrik akan
Rumah Sakit Umum mempercepat penyalaan
Prasetya Bunda kurang serta SK Dirjen PPM &
sempurnanya Standard PLP Depkes RI No.
Operation Procedure 00.06.44 tahun 1993
(SOP). Sumber potensi ini tentang Persyaratan dan
berasal dari : Petunjuk Teknis Tata
·1 Tangkapan petir Cara Penyehatan Rumah
·2 Manusia Sakit
·3 Konstruksi bangunan
yang kurang memenuhi
syarat
·4 Pemasangan instalasi
listrik yang tidak sesuai
·5 Kecerobohan dalam
menggunakan
peralatan memasak

18 Penanganan dan Penanganan dan Gangguan kesehatan alat


pengolahan makanan, pengolahan makanan pencernaan makanan
perilaku penjamah untuk pasien dan pada pasien, karyawan
makanan, kebersihan dan karyawan maupun pengunjung
kesehatan penjamah
makanan dan penanganan
kebersihan/sanitasi
peralatan, tempat
pengolahan dan tempat
penyimpanan
makanan/bahan makanan
19 Kegiatan aktivitas Rumah Meningkatnya jumlah Kekurangan sarana parkir
Sakit Umum Prasetya pasien yang di Rumah
Bunda dimana para Sakit Umum Prasetya
karyawan dan keluarga Bunda yang
pasien membawa menggunakan
kendaraan beroda dua dan kendaraan pribadi (roda
empat dua dan empat)
berdampak pada
meningkatnya
kebutuhan ruang parkir
yang harus disediakan
20 Tindakan Infeksi Nosokomial Intensitas terjadinya
invasif/infaskuler: infeksi berasal dari
pemberian infus, transfusi kegiatan operasional
darah, dan tindakan medis
sejenisnya yang dapat
menyebabkan kuman
masuk ke dalam jaringan

PT. PRASETYA MULIA III - 6


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

tubuh
21 adanya pencahayaan alami Gangguan kenyamanan Gangguan kenyamanan
maupun buatan yang serta kegiatan yang serta kegiatan lain yang
kurang memenuhi syarat berhubungan dengan berhubungan dengan
terutama pada ruang kesehatan pasien dan kesehatan pasien dan
perawatan, ruang operasi gangguan pada gangguan pada pekerjaan
(umum dan meja operasi), pekerjaan yang yang dilakukan dokter
ruang anestesi, ruang dilakukan dokter kandungan, perawat dan
endoskopi, laboratorium, kandungan, bidan, karyawan Rumah Sakit
X-ray, ruang farmasi, perawat dan karyawan Umum Prasetya Bunda
dapur (instalasi gizi), Rumah Sakit Umum
ruang Esolasi dan ruang Prasetya Bunda
lainnya di lingkungan
Rumah Sakit Umum
Prasetya Bunda sesuai
fungsinya

22 adanya kontaminasi Pengelolaan linen Besaran terhadap tenaga


terhadap udara, air, linen kerja yang menangani
kotor, akibat dan linen dan terhadap pasien
penanganan dan yang menggunakan linen
pengangkutan linen kotor yang terkontaminasi
yang tidak memenuhi
persyaratan yang
ditetapkan

3.2. Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


Tabel 3.2 Dampak Lingkungan Yang Dikelola
No Bentuk Upaya Pengelolaan Lokasi Periode Pengelolaan
Lingkungan Hidup Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
I Tahap pra kontruksi
1 Memberikan kesempatan masyarakat Pengelolaan akan
kepada masyarakat untuk Kelurahan Indihiang dilakukan secara
menggunakan peluang usaha berkala selama
yang terintegrasi ke dalam aktivitas tahap pra
kegiatan medik Rumah Sakit konstruksi
Umum Prasetya Bunda,
misalnya menjual/memasok
bahan material, dsb
·1 Melakukan pengurusan Lokasi pengelolaan Pengelolaan akan
perizinan yang dibutuhkan adalah instansi yang dilakukan aktivitas
sesuai dengan peraturan terkait dengan tahap pra konstruksi
perundangan yang berlaku perizinan
·2 Diupayakan melakukan
pembayaran pajak
pendapatan sesuai wajib
pajak

II Tahap Kontruksi

PT. PRASETYA MULIA III - 7


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

1 Melakukan penanaman tanaman Lokasi kegiatan tapak Selama tahap


penghijauan dari sejak awal proyek Rumah Sakit konstruksi
tahap kegiatan Lokasi Umum Prasetya
Bunda dan lokasi
jalan akses Jln Ir H
Juanda No 1
Kelurahan Indihiang
menuju lokasi
kegiatan
2 ·1 Melakukan penyiraman pada tapak proyek Rumah tahap konstruksi dan
jalan khususnya selama Sakit Umum Prasetya dilakukan terus
musim kemarau. Bunda dan lokasi menerus selama
·2 Pemakaian masker jalan akses Jln Ir H dilakukan kegiatan
Melakukan perawatan Juanda No 1 mobilisasi alat-bahan
kendaraan atau peralatan Kelurahan Indihiang dan pematangan lahan
yang menggunakan BBM menuju lokasi
·3 Menggunakan kendaraan kegiatan
yang memenuhi standar gas
buang
·4 Tidak menggunakan bahan
aditif yang mengandung Pb
·5 Mematikan mesin kendaraan
saat penurunan bahan
material
·6 Membatasi kecepatan
kendaraan max. 40 km/jam
·7 Perawatan tanaman
pelindung untuk
penghijauan
·8 pengangkutan peralatan dan
material akan dilakukan
pada malam hari (jam tidak
sibuk).
·9 Menggunakan kendaraan
yang laik jalan.
·10 Menghindari terjadinya
ceceran tanah dengan
menutup truk
·11 Membuat pagar pengaman
dengan ketinggian ± 2,4 m
untuk mengurangi
tersebarnya debu.
·12 Pola konstruksi harus secara
konsisten menerapkan
pedoman Koefisien Dasar
Bangunan (KDB) dan
Koefisien Dasar Hijau (KDH).
·13 Pihak pemrakarsa akan
melakukan uji laboratorium
terhadap kualitas udara di
lokasi kegiatan secara rutin
setiap 3 (tiga) bulan sekali.
Hasil dari uji laboratorium
dibandingkan dengan Baku
Mutu untuk mengetahui
kadar pencemar yang

PT. PRASETYA MULIA III - 8


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

melebihi ambang batas

3 ·1 Menggunakan kendaraan Jalan keluar masuk Selama tahap


untuk angkutan mobilisasi kendaraan proyek konstruksi berlangsung
alat bahan dan pematangan
lahan yang laik jalan
·2 Pengangkutan material
dilakukan pada jam tidak
sibuk
·3 Pekerjaan konstruksi yang
menimbulkan bising
dilakukan pada siang hari
untuk mencegah kebisingan
pada malam hari
·4 Perawatan mesin konstruksi
yang menimbulkan bising
·5 Pembangunan Bangunan
Baru pagar batas proyek
·6 Pemeliharaan secara berkala
mengenai kendaraan yang
digunakan.
·7 Menghindari penebangan
pohon yang ada di sekeliling
lokasi kegiatan
·8 Pihak pemrakarsa akan
melakukan pengukuran
dengan Sound Level Meter
secara rutin setiap 3 (tiga)
bulan sekali. Hasil
pengukuran ini dibandingkan
dengan Baku Mutu
Lingkungan

4 a. Pengaturan sistem Lokasi pengelolaan Periode pengelolaan


penggalian, penimbunan lingkungan adalah di selama tahap
tanah pada saat konstruksi tapak proyek konstruksi berlangsung
b. Membuat saluran sementara
dilengkapi dengan
penampungan untuk
menangkap lumpur sebelum
dialirkan pada saluran
pengalir (outfall).
c. Tidak membuang limbah
padat/tanah galian ke
badan-badan air di kawasan
proyek
d. Melakukan pemeliharaan
dan normalisasi badan-
badan air penerima yang
berada di lokasi proyek
e. Mengembalikan dan
mempertahankan fungsi
ekologis lahan dengan
penghijauan untuk
mencegah terjadinya
Iongsoran tanah ke badan

PT. PRASETYA MULIA III - 9


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

badan air.
f. Pembuatan MCK untuk
tenaga kerja konstruksi
dengan septictank tersendiri
dari tidak terhubung
langsung ke saluran
drainase.
g. Pihak pemrakarsa akan
melakukan uji laboratorium
terhadap kualitas air
permukaan di lokasi
kegiatan setiap 3 (tiga)
bulan sekali. Hasil dari uji
laboratorium dibandingkan
dengan Baku Mutu
Lingkungan untuk
mengetahui kadar pencemar
yang melebihi ambang batas

5 ·1 Untuk mempertahankan Lokasi tapak proyek Selama tahap


volume infiltrasi di daerah konstruksi dan
perlindungan dengan radius dilakukan mulai
tertentu sesuai peraturan Pembangunan
yang berlaku akan Bangunan Baru Rumah
diterapkan BCR tapak yang Sakit Umum Prasetya
terkendali yaitu maksimum Bunda
sebesar 40 %. Untuk
mempertahankan kondisi
tersebut disarankan dibuat
sumur resapan dan lubang
resapan biopori.
·2 Mengembalikan dan
mempertahankan fungsi
ekologis lahan dengan
penghijauan.
·3 Pembuatan sumur resapan
atau parit resapan sesuai
dengan ketentuan dari
Direktorat Geologi Tata
Lingkungan.
·4 Perencanaan saluran
drainase yang memadai
sehingga dapat menampung
seluruh air larian. Konstruksi
saluran drainase terbuat dari
batu kali dan bagian
bawahnya berupa tanah
(tanpa ada lining) untuk
memudahkan peresapan air
ke dalam tanah.
·5 Pemasangan paving block
untuk jalan-jalan antara
bangunan dan tempat
parkir.
·6 Membangun jalur hijau atau
penataan ruang terbuka

PT. PRASETYA MULIA III - 10


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

dengan penghijauan yang


dapat menjadi pengganti
daerah resapan air yang
hilang

6 ·1 Untuk mempertahankan Lokasi tapak proyek Selama tahap


volume infiltrasi di daerah konstruksi dan
perlindungan dengan radius dilakukan mulai
tertentu sesuai peraturan Pembangunan
yang berlaku akan Bangunan Baru Rumah
diterapkan BCR tapak yang Sakit Umum Prasetya
terkendali yaitu maksimum Bunda
sebesar 40 %. Untuk
mempertahankan kondisi
tersebut disarankan dibuat
sumur resapan dan lubang
resapan biopori.
·2 Mengembalikan dan
mempertahankan fungsi
ekologis lahan dengan
penghijauan.
·3 Pembuatan sumur resapan
atau parit resapan sesuai
dengan ketentuan dari
Direktorat Geologi Tata
Lingkungan.
·4 Perencanaan saluran
drainase yang memadai
sehingga dapat menampung
seluruh air larian. Konstruksi
saluran drainase terbuat dari
batu kali dan bagian
bawahnya berupa tanah
(tanpa ada lining) untuk
memudahkan peresapan air
ke dalam tanah.
·5 Pemasangan paving block
untuk jalan-jalan antara
bangunan dan tempat
parkir.
·6 Membangun jalur hijau atau
penataan ruang terbuka
dengan penghijauan yang
dapat menjadi pengganti
daerah resapan air yang
hilang

7 ·1 Melakukan pembatasan dan saluran drainase dilakukan pada waktu


pengamanan secara fisik yang rusak oleh kegiatan tahap
pada saluran proyek konstruksi
·2 Melakukan perbaikan segera
pada bagian saluran yang
mengalami kerusakan

8 ·1 Adanya pengatur lalu lintas Rumah Sakit Umum Selama tahap


pada lokasi pintu masuk Prasetya Bunda dan konstruksi dan

PT. PRASETYA MULIA III - 11


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

lokasi proyek Rumah Sakit jalan akses Jln Ir H dilakukan secara terus
Umum Prasetya Bunda yang Juanda No 1 menerus
dapat mengatur keluar Kelurahan Indihiang
masuk kendaraan proyek
sehingga meminimalkan
kemacetan lalu lintas
·2 Melakukan kegiatan
pengangkutan alat dan
bahan bangunan pada saat
tidak sibuk, sehingga
meminimalkan kemacetan
lalu lintas di lokasi studi.
·3 Memasang rambu-rambu
lalu lintas larangan berhenti
di depan lokasi pintu masuk
Rumah Sakit Umum
Prasetya Bunda.
·4 Pembatasan muatan
kendaraan

9 ·1 Tidak mengizinkan volume Jalan Jln Ir H Juanda Selama tahap


kendaraan melebihi beban No 1 Kelurahan konstruksi
angkutan Indihiang menuju
·2 Perbaikan jalan seperti lokasi Rumah Sakit
semula akibat kerusakan Umum Prasetya
oleh kendaraan berat dan Bunda
kendaraan pengangkut
material

10 ·1 Memberikan prioritas tenaga masyarakat sekitar Selama periode


kerja sebagai sesuai dengan lokasi kegiatan konstruksi
keahlian dan keterampilan
yang dimiliki terutama pada
tahap konstruksi. Upaya
positif yang dilakukan
adalah merekrut dari tenaga
kerja yang diperlukan
merupakan tenaga kerja
penduduk setempat.
·2 Memasang pengumuman
penerimaan tenaga kerja di
Balai Kelurahan dan Balai
RW menyangkut masalah
kesempatan kerja, bila cara
ini dinilai belum efektif maka
perlu dilakukan :
-4 Proyek mengirim surat
pemberitahuan
penerimaan tenaga kerja
kepada Kepala
Kelurahan/RW setempat
-5 Kepala Kelurahan/RW
setempat menyampaikan
informasi kepada proyek
tentang potensi tenaga
kerja

PT. PRASETYA MULIA III - 12


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

-6 Proses rekruiting
berjalan sampai proyek
memulai dan mengakhiri
kegiatannya.
·3 Memberi kesempatan
berusaha bagi penduduk
sekitar lokasi berupa warung
nasi dan bahan baku
lainnya.
·4 Cara kerja yang harus
mengutamakan keselamatan
dan kesehatan kerja
·5 Memberikan upah dan
fasilitas lain sesuai dengan
peraturan perburuhan dan
hak pekerja.
·6 Memasang moto
Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3),

11 ·1 Memanfaatkan institusi Lokasi pengelolaan dilakukan secara


untuk penyerapan tenaga lingkungan adalah di berkala selama
kerja, sebagal badan sekitar Kelurahan aktivitas konstruksi
komunikasi antara Indihiang
pemrakarsa - penduduk –
kontraktor
·2 Menekan/mengingatkan
pada kontraktor untuk
memperhatikan potensi
terjadinya dampak/konflik
fisik/tawuran, dengan cara
memperhatikan sumbernya,
yaitu penyerapan tenaga
kerja dan budaya lokal.
·3 Adanya tokoh formal dan
informal yang dapat
berperan untuk
menjembatani perbedaan
yang ada diantara penduduk
·4 Selain itu peran tokoh
masyarakat sebagai tokoh
yang berperan sebagai
mediator interaksi antar
kelompok masyarakat
dibantu pemrakarsa proyek
(Community Officer) untuk
menjaga keserasian sosial
pekerja - perusahaan,
pekerja-pekerja, dan
perusahaan - masyarakat
lokal
·5 Menginformasikan bahwa
kegiatan Pembangunan
Bangunan Baru dilakukan
dengan pengelolaan sehingga
dampak menjadi minimal

PT. PRASETYA MULIA III - 13


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

12 ·1 Melakukan sosialisasi Kelurahan Indihiang Pengelolaan dilakukan


tentang kegiatan dan khususnya lokasi selama tahap
dampak positif melalui kegiatan konstruksi
aparat setempat seperti RT,
RW dan Lurah.
·2 Pendekatan terhadap
masyarakat/tokoh
masyarakat setempat,
antara lain dengan tokoh
agama, adat serta aparat
RT/RW, Lurah serta Camat
dan tokoh informal lainnya,
dengan menjelaskan
kegiatan yang telah dan
akan dilakukan perusahaan
dalam hal operasional dan
pengelolaan kegiatan Rumah
Sakit Umum Prasetya
Bunda.
·3 Mengadakan dialog dengan
masyarakat/tokoh
masyarakat setempat serta
menjelaskan kendala-
kendala teknis dan non
teknis yang dihadapi RS
Umum Prasetya Bunda
·4 Mengadakan perbaikan
pengelolaan Rumah Sakit
Umum Prasetya Bunda
sehingga tercipta suasana
usaha yang nyaman bagi
semua pihak
·5 Memberikan sumbangan
untuk Pembangunan
Bangunan Baru fasilitas
umum sesuai dengan
keinginan masyarakat.
Sumbangan tersebut
disesuaikan dengan
kebutuhan, bisa berupa
uang ataupun material
untuk Pembangunan
Bangunan Baru fasilitas
umum.
·6 Mengembangkan kerjasama
dengan masyarakat sekitar
terutama untuk program
good coroporate
·7 Mengelola dampak-dampak
primer

13 Melakukan penghijauan di area Rumah Sakit selama kegiatan tahap


sekeliling areal Rumah Sakit Umum Prasetya konstruksi sampai
Umum Prasetya Bunda sesuai Bunda tahap pasca konstruks
dengan kriteria jenis tanaman
berupa pelindung, mempunyai

PT. PRASETYA MULIA III - 14


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

tajuk (canopy) rapat dan lebar


serta mempunyai nilai estetis
dan mudah tumbuh
14 ·1 Melakukan pengelolaan area Rumah Sakit selama kegiatan tahap
kegiatan mobilisasi alat dan Umum Prasetya konstruksi sampai
bahan, pematangan lahan Bunda. tahap pasca konstruksi
dan Pembangunan
Bangunan Baru fisik
bangunan sehingga dampak
adanya debu dan kebisingan
seminimal mungkin dengan
cara sebagaimana telah
diuraikan pada kajian
pengelolaan kualitas udara
dan kebisingan sebelumnya.
·2 Koordinasi dengan Dinas
Kesehatan Kota Tasikmalaya

III. Tahap Pasca Kontruksi


1 ·1 Melakukan perawatan di dalam kawasan dilakukan setelah
kendaraan atau peralatan Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Umum
yang menggunakan BBM Prasetya Bunda Prasetya Bunda mulai
dengan baik, sehingga emisi beroperasi
yang dikeluarkan dapat
diminimalisasi. Pembakaran
yang tidak sempurna di
dalam mesin kendaraan
atau peralatan yang
digunakan mengakibatkan
gas buang yang dapat
mencemari lingkungan yang
merugikan bagi kesehatan
manusia.
·2 Tidak menggunakan bahan
additif yang mengandung Pb
untuk mesin kendaraan atau
peralatan lainnya,
penggunaan bahan additif
biasanya bertujuan untuk
meningkatkan nilai oktan.
Sumber utama Pb dalam
atmosfer ialah pembakaran
bahan bakar untuk transport
yang mengandung Pb.
Kebijakan penggunaan Pb
dalam bahan bakar
merupakan kebijakan
Pertamina sebagai pemasok
tunggal bahan bakar di
negeri ini.
·3 Perawatan kendaraan
dengan mengeliminasi gas
buang seminimal mungkin
terutama peningkatan
kemampuan mesin untuk
membakar BBM seefisien

PT. PRASETYA MULIA III - 15


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

mungkin, hal ini selain


menghemat BBM juga gas
emisi relatif sempurna.
·4 Penanaman pohon
pelindung/peneduh yang
mempunyai tajuk (canopy)
rapat, lebar, daun rindang
serta mempunyai nilai
estetis dan mudah tumbuh
untuk meminimalkan
penyebaran debu dan
partikulat seperti: Ki Sabun,
Kihujan, Angsana dan
Cempaka, dan tanaman hias
yang dapat mereduksi gas
polutan dan sebu serta
meredam kebisingan.
Penanaman ini dimaksudkan
untuk mereduksi gas buang
dan debu yang dihasilkan
oleh kendaraan atau
peralatan. Pohon selain
berfungsi untuk mereduksi
gas buang misalnya Pb dan
debu, pohon juga dapat
menghasilkan oksigen yang
sangat berguna untuk
pernafasan manusia. Namun
penanaman pohon ini harus
memperhatikan estetika
pertamanan dan tidak
menghambat mobilisasi
kendaraan tersebut.
·5 Melakukan perawatan
halaman, yaitu dengan
melakukan penyiraman
tanah atau jalan secara
teratur terutama pada
musim kemarau, agar debu
tidak beterbangan di udara.
·6 Mengatur sirkulasi udara
pada areal bangunan yaitu
dengan adanya AC pada
ruangan, penataan
bangunan sehingga terdapat
sirkulasi udara di areal
kegiatan sehingga suhu
udara dan kelembaban
dalam ruangan RUMAH
SAKIT UMUM PRASETYA
BUNDA juga angka kuman
sesuai yang dipersyaratkan
·7 Melakukan pengelolaan pada
sumber timbulan sampah
dan lokasi penampungan
sampah/TPS sehingga

PT. PRASETYA MULIA III - 16


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

dekomposisi menjadi
minimal
·8 Melakukan upaya
pengelolaan infeksi
nosokomial
·9 Secara konsisten menjaga
Koefisien Dasar Bangunan
(KDB) dan Koefisien Dasar
Hijau (KDH) sesuai dengan
pedoman yang telah
ditetapkan
·10 Pihak pemrakarsa akan
melakukan uji laboratorium
terhadap kualitas udara di
lokasi kegiatan secara rutin
setiap 3 (tiga) bulan sekali.
Hasil dari uji laboratorium
dibandingkan dengan Baku
Mutu Lingkungan

2 ·1 Meletakkan genset pada dilakukan di seluruh dilakukan setelah


lantai di bawah permukaan areal parkir, Rumah Sakit Umum
tanah, selain itu di sekeliling bangunan ruang Prasetya Bunda mulai
unit genset dipasang lapisan pompa dan ruang beroperasi
kedap suara yang dapat genset
mereduksi intensitas
kebisingan yang timbul
·2 Menggunakan genset tipe
“silence” dan perawatan
genset sesuai spesifikasi.
·3 Konstruksi bangunan genset
ditempatkan pada lokasi
jauh dari ruang rawat inap
sehingga kebisingan menjadi
seminimal mungkin diterima
pasien
·4 Tata letak bangunan ruang
rawat inap dan kegiatan
medis agak jauh dari
sumber bising serta cukup
kedap dari adanya suara
bising
·5 Kebisingan dari kegiatan
parkir diminimalkan dengan
penanaman pohon pelindung
dan adanya papan
pengumuman untuk tidak
menghidupkan mesin
kendaraan dengan suara
bising
·6 Memberikan pengertian
kepada pengunjung dan
petugas parkir akan
pentingnya ketenangan bagi
pasien untuk tidak
menimbulkan kebisingan

PT. PRASETYA MULIA III - 17


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

yang tidak perlu yaitu


dengan memasang rambu
lalu lintas di areal parkir
·7 Pemakaian pelindung telinga
(ear plug) bagi pekerja
bagian genset dan sesuai
keperluan dan mengacu
kepada peraturan tentang
kesehatan untuk
perlindungan pekerja.
·8 Melakukan penanaman
tanaman atau pohon-pohon
secara paralel sebagai alat
peredam kebisingan dan
penurunan kualitas udara.
·9 Memasang peredam dan
membuat dinding rangkap
pada bangunan genset
·10 Pelaksanaan aktivitas
dibatasi hanya siang hari
kecuali aktivitas yang tidak
menimbulkan kebisingan
·11 Pihak pemrakarsa akan
melakukan pengukuran
terhadap kebisingan dengan
Sound Level Meter secara
rutin setiap 3 (tiga) bulan
sekali. Hasil pengukuran
dibandingkan dengan Baku
Mutu Lingkungan
·12 Pengaturan rute lalu lintas
sehingga tidak terjadi
kemaceten/peningkatan
beban lalu lintas di ruas-
ruas jalan untuk mengurangi
intensitas kebisingan yang
berasal dari kendaraan
·13 Untuk mengurangi
kebisingan di dekat jalan
masuk dan keluar Rumah
Sakit Umum Prasetya
Bunda, maka dilakukan
penanaman tanaman keras
di jalan umum dekat jalan
masuk dan keluar

3 ·1 Membangun jalur hijau Di tapak proyek Pada saat dimulainya


atau ruang terbuka hijau yang operasional dengan
dapat menjadi pengganti daerah periode 1 (satu) tahun
resapan air yang hilang dan sekali
Memiliki alternatif sumber
penyediaan air bersih (sumber
air dangkal atau sumber air
tambahan Iainnya).
4 ·1 Limbah domestik karyawan Lokasi pre treatment Pada saat dimulainya
dan pasien disalurkan dalam IPAL serta saluran operasional dan

PT. PRASETYA MULIA III - 18


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

septic tank. pembuangan limbah dilakukan terus


·2 Air limbah dibuang melalui menerus selama tahap
saluran tertutup, kedap air operasi
dan mengalir lancar, dengan
bahan pipa saluran terbuat
dari bahan yang tahan asam
dan basa.
·3 Limbah cair dan instalasi gizi
(dapur/kitchen)
mengandung minyak dan
lemak yang tinggi sehingga
akan dilakukan pemisahan
minyak - lemak sebelum
diolah di IPAL dengan
grease trap (pre treatment)
untuk memudahkan
pengolahan selanjutnya
·4 Limbah cair dan kegiatan
operasi, laboratorium akan
dikelola terlebih dahulu
dengan cara pengendapan,
netralisasi, aerasi (pre
treatment). Limbah cair
hasil olahan selanjutnya
akan diolah lebih lanjut di
IPAL

5 ·1 Kebutuhan air bersih bagi Lokasi pengelolaan Waktu pengelolaan


kegiatan Rumah Sakit lingkungan adalah di dilakukan setelah
Umum Prasetya Bunda dalam kawasan Rumah Sakit Umum
diambil dari air sumur gali Rumah Sakit Umum Prasetya Bunda mulai
·2 Jumlah sumur dalam/deep Prasetya Bunda beroperasi .
well untuk rencana lokasi Pemeriksaan kimia air
kegiatan yaitu berjumlah 1 minum dan/atau air
buah, dimana air yang bersih dilakukan
berasal dari sumur bor minimal 2 (dua) kali
sebelumnya akan ditampung setahun
dulu pada reservoar atas
·3 Air bersih yang telah
diklorinasi/desinfeksi
selanjutnya diolah lebih
lanjut dengan media
saringan pasir aktif serta
media saringan karbon aktif,
untuk memperbaiki kualitas
air yang akan digunakan
terutama untuk kegiatan
medis Rumah Sakit Umum
Prasetya Bunda, selanjutnya
didistribusikan ke masing-
masing ruangan pada
masing-masing lantai
bangunan
·4 Air bersih akan ditambahkan
klorinasi terlebih dahulu
dengan bantuan chlorination

PT. PRASETYA MULIA III - 19


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

dosing pump agar aman


untuk digunakan
·5 Air bersih untuk keperluan
operasi dilalukan
pengolahan tambahan
dengan cartridge filter dan
dilengkapi dengan desinfeksi
menggunakan ultra violet
·6 Air yang digunakan di ruang
farmasi berupa air yang
dimurnikan untuk penyiapan
obat, penyiapan injeksi dan
pengenceran dalam
hemodialisis

6 ·1 Pengelolaan limbah medis TPS di lokasi Rumah Tiap Ada Timbulan


padat akan mengacu pada Sakit Umum Prasetya
Pedoman Sanitasi Rumah Bunda
Sakit di Indonesia, untuk
pengelolaan limbah
padat/sampah dari
pewadahan, pengumpulan,
pengangkutan sampai
pembuangan serta mengacu
pada standar yang
ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri
Kesehatan RI No.
1204/Menkes/SK/X/2004
tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
·2 Untuk memudahkan petugas
membedakan antara limbah
domestik dan medis
diberikan simbol dan label
yang mengacu kepada
Kepdal 04/Bapedal/09/1995
seperti limbah dari
laboratorium menggunakan
kode limbah D228 dan
Kepdal 05/Bapedal/ 1995
sepeti menggunakan simbol-
simbol, seperti simbol
klasifikasi mudah meledak,
mudah terbakar, reaktif,
beracun, korosif,
menimbulkan infeksi, dan
klasifikasi campuran.
·3 Limbah padat yang
dihasilkan dari kegiatan
Rumah Sakit Umum
Prasetya Bunda terdiri dari
limbah padat infeksius dan
sitotoksis, limbah padat non
infeksius/garbage, limbah

PT. PRASETYA MULIA III - 20


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

padat jaringan tubuh,


plastik, limbah farmasi.
Pengelolaan limbah padat
akan dipisahkan antara
limbah yang bersifat
infeksius dan non infeksius
pada kantong plastik
berbeda warna.
a. Pengelolaan limbah
padat infeksius,
sitotoksis, limbah benda
tajam dan jaringan
tubuh
-12Limbah padat
infeksius dan
jaringan tubuh
ditampung pada
tempat penampung
limbah padat
(kantong
plastik/pembungkus
sampah) warna
kuning dengan
lambang khusus
berwarna
-13Limbah sitotoksis
ditampung pada
tempat penampung
limbah padat
(kantong
plastik/pembungkus
sampah) warna ungu
dengan lambang
khusus berwarna
hitam
-14Pengangkutan
sampah infeksius
tidak lebih dari 1 x
24 jam untuk dibakar
di insinerator. Hal ini
dilakukan mengingat
dapat menimbulkan
bau busuk, dan dapat
jadi sumber penyakit
-15Sampah padat yang
bersifat infeksius dan
tajam (scapel, jarum
suntik, jarum infus,
dll) akan
dikumpulkan pada
tempat khusus
selanjutnya dibakar
di insinerator yang
dilakukan pada suhu
lebih dari 1.000°C.
b. Pengelolaan limbah

PT. PRASETYA MULIA III - 21


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

padat non
infeksius/garbage
-16Limbah kategori
domestik (garbage)
akan ditampung pada
tempat penampung
limbah padat/sampah
warna hitam dengan
lambang khusus
berwarna putih.
-17Menyediakan tempat
penampung sampah
di berbagai sudut
bangunan Rumah
Sakit Umum Prasetya
Bunda dengan wadah
tertutup (trolfy)
-18Melengkapi jenis
kendaraan
pengangkut sampah
(truk atau jenis
kendaraan lainnya)
dengan penutup
sehingga sampah
tidak tercecer di
jalanan pada saat
pengangkutan
-19Memasyarakatkan
tertib dalam
pembuangan sampah
di lokasi kegiatan
dengan cara
memasang stiker
pada lokasi strategis
“jagalah kebersihan”
dan tanda
peringatan/anjuran
“buanglah sampah
pada tempatnya”
-20Adanya pekerja
untuk mengangkut
sampah dan adanya
lokasi penampungan
limbah padat
(sampah)/kontainer
-21Pembersihan sampah
dari lokasi areal
kegiatan di lokasi
kegiatan setiap hari
-22Membuang sampah
dari lokasi pada jam-
jam tertentu (jam
tidak sibuk)
-23Limbah padat/botol
bekas dan instalasi
farmasi dibuang ke

PT. PRASETYA MULIA III - 22


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

TPS
-24Limbah padat non
infeksius
(sampah/garbage)
akan ditampung pada
lokasi TPS
selanjutnya diangkut
petugas dan
pengelola, yang
selanjutnya limbah
padat dikelola Dinas
Cipta Karya, Tata
Ruang dan
Kebersihan Kota
Tasikmalaya untuk
dibuang ke TPA

7 ·1 Memisahkan antara saluran Di bak tangki septik Sejak mulai beroperasi


drainase dan saluran RUMAH Sakit Umum
pembuangan air penerima. Prasetya Bunda dan
Jika disatukan dibuat kolam setiap 6 (enam) bulan
penerima sebelum dialirkan sekali
pada badan air penerima
·2 Untuk limbah cair domestik
dan toilet, pemrakarsa akan
menjalin kerjasama dengan
perusahaan penyedot tinja
untuk melakukan
penyedotan secara rutin
berkala.
·3 Untuk limbah cair dan
aktivitas dapur, limbah cair
diolah dahulu di Waste
Water Treatment 2 (WWT 2)
untuk limbah cair (berbeda
dengan WWT 1 untuk air
kotor) sebelum dibuang ke
saluran drainase.
·4 Limbah cair dan non WC
yang dihasilkan dari MCK
sekitar 3 m3/hari akan
dialirkan melalui saluran air
Rumah Sakit Umum
Prasetya BUNDA menuju
saluran air kawasan
·5 Limbah cair WC yang
dihasilkan dari MCK sekitar
1,5 m3/hari akan dialirkan
ke septictank
·6 Pembuatan tangki septik

8 ·1 Membuat dan memasang pengelolaan dilakukan setelah


rambu-rambu lalu lintas lingkungan Kawasan Rumah Sakit
(tanda larangan berhenti difokuskan pada jalan Umum Prasetya Bunda
dan tanda larangan parkir) masuk yang mulai beroperasi
dan marka jalan sesuai bermuara ke jalan

PT. PRASETYA MULIA III - 23


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

petunjuk dari Dinas akses areal Rumah


Perhubungan, Komunikasi Sakit Umum Prasetya
dan Informatika Kota Bunda
Tasikmalaya pada jalan
akses masuk Rumah Sakit
Umum Prasetya Bunda.
·2 Penetapan pengaturan
sirkulasi lalu lintas dengan
menggunakan rambu dan
marka jalan (alat pengendali
lalu lintas) di lokasi tersebut
dilaksanakan oleh Dinas
Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika Kota
Tasikmalaya bersama pihak
pembangun guna menjamin
kualitas dan legalitas
pengaturan terutama pada
jam-jam sibuk pagi dan sore
hari.
·3 Bilamana terjadi kemacetan
lalu lintas maka kendaraan
yang keluar masuk menuju
lokasi tapak proyek akan
diatur oleh petugas sehingga
dilakukan dengan cepat
·4 Penggunaan marka prioritas
dan rambu jalan sesuai KM
No. 60/1993 dan KM No.
61/1993
·5 Pembuatan pulau-pulau
pengatur lalu lintas
·6 Pembuatan lajur menunggu
untuk belok kanan
sepanjang 20 meter
·7 Membuat gerbang dengan
cukup lebar
·8 Memberlakukan pembatasan
kecepatan kendaraan atau
memperlambat laju
kendaraan pada saat
memasuki Rumah Sakit
Umum Prasetya Bunda yaitu
maksimum 30 km/jam.
Pengaturan pergerakan
kendaraan dilakukan untuk
mengurangi akumulasi masa
pencemar di udara dan
peningkatan kebisingan di
sekitar badan jalan yang
melewati RUMAH Sakit
Umum Prasetya Bunda.
·9 Untuk lingkungan dalam
kawasan Rumah Sakit
Umum Prasetya Bunda akan
dilengkapi dengan sarana

PT. PRASETYA MULIA III - 24


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

parkir mobil dan sepeda


motor yang memadai sesuai
dengan prakirakan jumlah
kendaraan. Kapasitas mobil
pribadi maksimal 20 unit
dan sepeda motor sebanyak
32 unit

9 Mengolah limbah cair domestik pengelolaan Periode pengelolaan


sebelum dibuang ke badan air lingkungan kualitas dilakukan selama tahap
air untuk biota operasi kegiatan
perairan dilakukan Rumah Sakit Umum
pada badan air yang Prasetya Bunda dengan
mengalir pada tapak periode 6 (enam) bulan
proyek sekali.
10 ·1 Memprioritaskan penduduk masyarakat sekitar Periode pengelolaan
lokal sebagai tenaga kerja lokasi kegiatan kesempatan kerja dan
pada tahap operasi berusaha dilakukan
·2 Mengembangkan dan sejak Rumah Sakit
menjalin hubungan yang Umum Prasetya Bunda
saling menguntungkan agar beroperasi
keberadaan Rumah Sakit
Umum Prasetya Bunda di
Kelurahan Indihiang dapat
membawa manfaat (dampak
positif).
·3 Mengembangkan dan atau
meneruskan kerjasama yang
dikembangkan sejak tahap
konstruksi, sebagai wadah
komunikasi dalam berbagai
hal.
·4 Mengupayakan secara
bertahap peluang-peluang
untuk menjadi mitra
kerja/usaha di lingkungan
Rumah Sakit Umum
Prasetya Bunda agar dapat
dimasuki oleh penduduk
lokal
·5 Mengembangkan dan
mengupayakan bantuan bagi
penduduk lokal sesuai
dengan kemampuan dan
kebutuhan penduduk lokal
melalui musyawarah yang
berlangsung dalam badan
kerjasama seperti
disebutkan di atas (misalnya
bantuan obat-obatan
sebagal upaya tanggung
jawab terhadap kesehatan
masyarakat dan

PT. PRASETYA MULIA III - 25


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

pemberdayaan masyarakat,
bantuan sarana sanitasi
lingkungan, bantuan bea
siswa dll). Kegiatan tersebut
meru pakan kontribusi
kegiatan terhadap
pengembangan masyarakat
(Community Development)
·6 Koordinasi dengan Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kota
Tasikmalaya untuk
mengadakan
pembinaan/pelatihan kerja
bagi masyarakat lokal,
seperti :
-25Untuk program pelatihan
bagi tenaga satuan
pengamanan (satpam)
yang menjadi instruktur
dan Babinsa setempat
-26Untuk tenaga kerja office
boy dan administrasi
akan diberikan pelatihan
langsung di tempat kerja
melalui program on the
job training

11 ·1 Melakukan kerjasama antara daerah sekitar lokasi pada tahap operasi


RS Umum Prasetya kegiatan yaitu Rumah Sakit Umum
Bundadan Dinas Koperasi, Kelurahan Indihiang, Prasetya Bunda
Perdagangan dan UMKM Kecamatan Indihiang berlangsung
Kota Tasikmalaya dan
masyarakat setempat atau
lembaga/koperasi yang ada
di sekitar kegiatan.
·2 Memberikan peluang yang
besar pada pengangguran
setempat untuk membuka
peluang usaha yang
berkaitan dengan sarana
penunjang kegiatan Rumah
Sakit Umum Prasetya Bunda
·3 Memberikan kesempatan
kerjasama bagi anggota
masyarakat yang berminat
berusaha di sekitar kegiatan
Rumah Sakit Umum
Prasetya Bunda
·4 Memberikan bantuan cuma-
cuma bagi anggota
masyarakat sekitar yang
kondisi kehidupannya
berada di dalam kondisi fakir
dan miskin (dibawah garis
kemiskinan).

PT. PRASETYA MULIA III - 26


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

·5 Melakukan kerjasama
dengan masyarakat
setempat untuk memelihara
kelestarian lingkungan
melalui berbagal kegiatan
misalnya penghijauan,
penanganan sampah kota
dan lain-lain.
·6 Memprioritaskan tenaga
kerja lokal untuk menjadi
pegawai di lokasi Rumah
Sakit Umum Prasetya Bunda
mulai operasi sampai
dengan adanya
pengembangan ke depan

12 ·1 Menjalin hubungan sosial Lokasi pengelolaan di Selama kegiatan


yang harmonis dengan perkampungan operasional dengan
masyarakat dalam berbagai sekitar lokasi periode 1 (satu) tahun
kegiatan kemasyarakatan sekali
yang positif.
·2 Turut berpartisipasi aktif
dalam Pembangunan
Bangunan Baru daerah
sekitarnya, misalnya
menjadi penyandang dana
(donatur) dan pelaksana
dalam berbagai kegiatan
Pembangunan Bangunan
Baru fasilitas sosial/umum
seperti perbaikan jalan dan
Pembangunan Bangunan
Baru /perbaikan rumah
ibadah.
·3 Tidak membuat pagar
pembatas berupa
benteng/pagar tembok yang
tinggi dapat mengisolasi antara
bangunan Rumah Sakit Umum
Prasetya Bunda dan
perkampungan penduduk
sekitar. Batas dapat dibuat
berupa BRC dengan beberapa
pintu tembusnya.
13 Teknis pengelolaan lingkungan daerah sekitar tapak Selama tahap operasi
yang dapat dilaksanakan adalah proyek kegiatan Rumah Sakit
dengan memprioritaskan tenaga Umum Prasetya Bunda
kerja lokal untuk dipekerjakan berlangsung hingga
di Rumah Sakit Umum Prasetya pengembangannya
Bunda
14 ·1 Pendekatan terhadap di Kelurahan secara berkala selama
masyarakat/tokoh Indihiang dan tahap operasional
masyarakat setempat, sekitarnya,
antara lain dengan tokoh Kecamatan Indihiang,

PT. PRASETYA MULIA III - 27


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

agama, adat serta aparat Kota Tasikmalaya


RT/RW, Lurah serta Camat
dan tokoh informal lainnya,
dengan menjelaskan
kegiatan yang telah dan
akan dilakukan pengembang
dalam hal operasional dan
pengelolaan kegiatan Rumah
Sakit Umum Prasetya
Bunda.
·2 Mengadakan dialog dengan
masyarakat/tokoh
masyarakat setempat serta
menjelaskan kendala-
kendala teknis dan non
teknis yang dihadapi Rumah
Sakit Umum Prasetya Bunda
·3 Mengadakan perbaikan
pengelolaan Rumah Sakit
Umum Prasetya Bunda
sehingga tidak menimbulkan
gangguan/kebisingan serta
pencemaran virus penyakit

15 1. Pendekatan terhadap Lokasi pengelolaan Pengelolaan dilakukan


masyarakat/tokoh dilakukan di secara berkala selama
masyarakat setempat, Kelurahan Indihiang tahap operasional
antara lain dengan tokoh dan sekitarnya,
agama, adat serta aparat Kecamatan Indihiang,
RT/RW, Lurah serta Camat Kota Tasikmalaya
dan tokoh informal lainnya,
dengan menjelaskan
kegiatan yang telah dan
akan dilakukan
pengembang dalam hal
operasional dan
pengelolaan kegiatan
Rumah Sakit Umum
Prasetya Bunda.
2. Mengadakan dialog dengan
masyarakat/tokoh
masyarakat setempat serta
menjelaskan kendala-
kendala teknis dan non
teknis yang dihadapi
Rumah Sakit Umum
Prasetya Bunda
3. Mengadakan perbaikan
pengelolaan Rumah Sakit
Umum Prasetya Bunda
sehingga tercipta suasana
usaha yang nyaman bagi
semua pihak

16 Memberikan kebijaksanaan dan di sekitar Jln. Ir H Selama tahap operasi


pembinaan masyarakat Juanda No 1 berlangsung

PT. PRASETYA MULIA III - 28


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

pedagang dalam melaksanakan Kelurahan Indihiang


aktivitas perekonomian dekat Rumah Sakit
sebagaimana terkandung dalam Umum Prasetya
Peraturan Daerah Kota Bunda
Tasikmalaya
17 Upaya pengelolaan kebakaran Di sekitar Rumah Pengelolaan rutin
bertujuan untuk mencegah dan Sakit Umum Prasetya (harian) memeriksa
mengendalikan kebakaran yang Bunda fasilitas pemadam
terjadi akibat kegiatan Rumah kebakaran
Sakit Umum Prasetya Bunda.
Pengelolaan terhadap
tangkapan petir dilakukan
dengan cara memasang arde
pada atap gedung, sedangkan
listrik statis yang terbentuk
pada dinding gedung dikelola
dengan memasang grounding
cable.
Pengendalian kebakaran
dilakukan dengan cara
menyediakan fasilitas alat
pemadam kebakaran di dalam
area! Rumah Sakit Umum
Prasetya Bunda seperti fire box
Pada masing-masing lantai
bangunan. Disamping itu,
memasang rambu-rambu
peringatan tentang potensi
terjadinya kebakaran di dalam
areal Rumah.
Teknologi pengelolaan
lingkungan lainnya adalah :
-27Pembuatan konstruksi
sesuat dengan spesifikasi
teknis
Melaksanakan K3
18 Menggunakan air yang bersih Lokasi pengelolaan Waktu pengelolaan
dan sehat serta bebas dari dilakukan di ruangan dilakukan pada tahap
kontaminasi bakteri untuk instalasi gizi, jalur operasi dan dilakukan
kegiatan pencucian, peralatan pendistribusian setiap hari
makan dan bebas dari E. Coli makanan dan
(nol/cm permukaan). minuman di lokasi
-28Pemeliharaan kebersihan Rumah Sakit Umum
ruangan instalasi gizi, Prasetya Bunda
peralatan masak
(kandungan E. Coli 10/cm
permukaan dengan total
kuman yang diperkenankan
100/cm permukaan)
-29Pengadaan makanan berasa
dari tempat yang sehat dan
terjaga kebersihan serta
kualitas kandungan gizinya
-30Pengelolaan makanan yang
mengikuti standar gizi dan
tidak terkontaminasi bakteri

PT. PRASETYA MULIA III - 29


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

yang merugikan
-31Pada makanan E. Coli harus
nol/gram contoh sampel.
Total kuman yang
diperkenankan 500.000
gram/contoh, untuk
salmonella, shiegella, entero
bakteri lain sesuai ketentuan
pemerintah yang berlaku
-32Penyajian makanan yang
memperhatikan estetika dan
kesehatan tutup makanan
dan dengan penutup gelas
-33 Pengambilan makanan
sisa makan pasien setelah
beberapa waktu dan secepat
mungkin dilakukan pencucian
bekas makan agar tidak sampai
menimbulkan busuk yang bisa
menjadi sumber vektor
penyakit.
19 ·1 Mengatur layout ruang sekitar tapak proyek dilakukan setiap hari
parkir sedemikian rupa agar dan Jl. Jln Ir H selama tahap pasca
luasan lahan parkir yang Juanda No 1 konstruksi
tersedia pada saat ini dapat Kelurahan Indihiang
dimanfaatkan secara optimal
namun tanpa mengabaikan
kemudahan untuk
melakukan manuver
·2 Jarak ruang bebas arah
lateral (jarak ujung pintu
kendaraan dalam kondisi
terbuka terhadap bodi
kendaraan yang sedang
diparkir di sampingnya)
adalah minimum 5 cm dan
arah longitudinal adalah
minuman 30 cm.
·3 Satuan Ruang Parkir (SRP)
mobil penumpang golongan
I 2,30 m x 5,00 m dan
sepeda motor 0,75 m x 2,00
m.
Dengan luas lahan parkir
efektif: 48,125 m2, maka
kapasitas srp sepeda motor
tanpa srp mobil yang dapat
tertampung adalah
sebanyak 32 buah. Jika
keluarga pasien Rumah
Sakit Umum Prasetya Bunda
maksimal jumlah kendaraan
beroda empat sebanyak 4
buah.
Hal ini berarti perlu ada
penambahan lahan parkir

PT. PRASETYA MULIA III - 30


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

dengan cara pembelian lahan


baru di sekitar Rumah Sakit
Umum Prasetya Bunda
20 Pengelolaan untuk mengatasi Seluruh ruangan Waktu pengelolaan
penyakit nosokomial akan Rumah Sakit Umum dilakukan setiap hari
mengacu pada ketentuan Prasetya Bunda selama tahap operasi
sebagaimana disyaratkan pada terutama ruang
“Persyaratan Kesehatan perawatan, ruang
Lingkungan Rumah Sakit” yang OK, ruang instalasi
diterbitkan oleh Departemen farmasi, sumur,
Kesehatan Republik Indonesia, reservoar air, kran-
Direktorat Jenderal kran air bersih,
Pemberantasan Penyakit pengelolaan makanan
Menular dan Penyehatan dengan pengelolaan
Lingkungan Pemukiman (PPM & sesuai standar
PLP), 1993 dengan cara: kebersihan
·1 Pencegahan yang berkaitan
dengan petugas Rumah
Sakit Umum Prasetya Bunda
:
-36Selalu mencuci tangan
sampai bersih dengan
sabun/anti septik,
sebelum dan sesudah
memasuki ruang
penderita, cuci dilakukan
pada air yang bersih
yang mengalir (kran)
dengan bantuan sabun
-37Melaksanakan hygiene
perorangan dan
melaksanakan teknik
antiseptik
-38Senantiasa menjaga dan
memelihara kebersihan
-39Memakai “Barner
Nursing” pada saat
diperlukan seperti
memakai pakaian khusus
kerja/perawat/ruang
bedah, menggunakan
sarung tangan, masker,
dsb.
-40Melakukan sterilisasi dan
penggunaan antibiotika
profilaksis pada pasien
yang akan dioperasi
·2 Peralatan
-41Seluruh peralatan
kedokteran
klinis/perawatan pasien
yang dimasukkan ke
dalam jaringan tubuh,
sistem vaskuler, saluran
darah akan selalu
dibersihkan dan

PT. PRASETYA MULIA III - 31


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

dilakukan sterilisasi
sebelum digunakan
-42Seluruh peralatan yang
menyentuh selaput
lendir seperti endoskopi,
pipa endotrochea akan
selalu steril/desinfeksi
sebelum digunakan
-43Sterilisasi akan dilakukan
dengan alat sterilisasi
uap (otoklaf) yaitu
dipanasi dengan uap
pada tekanan tertentu
dan suhu 132° C.
-44Setelah disterilkan maka
peralatan akan
ditempatkan pada lemari
khusus setelah dikemas
dalam kondisi steril dan
pendistribusiannya
menggunakan kereta
dorong dan container
khusus.
·3 Isolasi Penderita (isolasi
sumber dan sumber
perlindungan)
Isolasi sumber adalah
melakukan pemisahan
ruangan khusus bagi
penderita yang mempunyai
resiko menyebarkan
penyakit terhadap
penderita/orang lain.
Isolasi sumber berkaitan
dengan cara “cubicle
nursing”, bed
spacing/kapasitas hunian
agar tidak terlalu padat,
setiap kamar penderita
senantiasa ada ventilasi dan
pencahayaan serta “barrier
nursing”
·4 Berdasarkan faktor
lingkungan Rumah Sakit
Umum Prasetya Bunda yang
mempengaruhinya
-45Ruangan didesain
sehingga memenuhi
syarat berdasarkan No.
1204/Menkes/SK/X/2004
, tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
-46Ruang bedah dan
bersalin akan selalu
dibersihkan dan

PT. PRASETYA MULIA III - 32


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

disterilisasi setelah
digunakan maupun tidak
dalam penggunaan.
Sterilisasi dilakukan
dengan menggunakan
lampu ultraviolet yang
dipasang/dihidupkan
pada saat ruangan
kosong minimal 20 watt
sebanyak 2 buah yang
dinyalakan minimal 3
jam/hari dan desinfektan
-47Mengatur suhu ruangan
menggunakan AC sekitar
21 - 24°C dengan
kelembapan 50 - 60%
-48Untuk mengurangi angka
kuman di udara pada
ruangan pasien serta
ruangan lainnya, maka di
dalam udara pada
ruangan (indoor) satu
kali sebulan dilakukan
desinfeksi menggunakan
aerosol
-49Ruang bedah/bersalin
setiap satu minggu sekali
dilakukan bongkar kecil
dan setiap satu bulan
sekali dilakukan bongkar
besar dan dilakukan
pensucihamaan dengan
larutan yang
disemprotkan ke dinding
dan langit-langit serta
memasang lampu ultra
violet, hal ini dilakukan
untuk menekan angka
kuman
-50Penyediaan air bersih
yang memenuhi syarat
sanitasi
-51Pengelolaan limbah cair
yang memenuhi syarat
sanitasi
-52Sanitasi pada lokasi
terminal laundry adalah
melakukan pemisahan
linen yang infeksius
dengan linen yang non
infeksius
-53Pengendalian vektor
pengganggu (insekta dan
rodensia)
-54Penerapan Sanitasi
Rumah Sakit Umum

PT. PRASETYA MULIA III - 33


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

Prasetya Bunda dan K3


secara
berkesinambungan.

21 -55Pencahayaan alam dan Lokasi tapak kegiatan Selama tahap


buatan akan diupayakan Rumah Sakit Umum operasional Rumah
tidak menimbulkan silau dan Prasetya Bunda Sakit Umum Prasetya
instalasinya sesuai Bunda
peruntukan
-56Penempatan bola lampu
diletakkan sedemikian rupa
sehingga menghasilkan
penyinaran yang optimum
dan sering dibersihkan
-57Memasang penerangan pada
ruangan dan lingkungan
Rumah Sakit Umum
Prasetya Bunda sesuai
dengan persyaratan yang
ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor
1204/Menkes/SK/X/2004
tentang pencahayaan di
dalam bangunan rumah
sakit

22 -58Ruang-ruang akan diatur Lokasi yang Selama tahap


sehingga perjalanan antara menimbulkan adanya operasional Rumah
linen kotor dan linen bersih linen kotor dan Sakit Umum Prasetya
terhindar dan kontaminasi seluruh lokasi Bunda
silang kegiatan
-59Linen kotor dan bersih akan
dipisahkan pada tempat
khusus sebelum diambil oleh
petugas dari pihak ketiga
-60Linen kotor akan dikelola
lebih lanjut oleh pihak ketiga
yang telah berpengalaman
dan mempunyai izin khusus.
Pemrakarsa akan
mensyaratkan kepada pihak
ketiga selaku pengelola linen
dari Rumah Sakit Umum
Prasetya Bunda mematuhi
aturan yang ditetapkan.

3.3. Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup


Tabel 3.3 Dampak Lingkungan Yang Dipantau

PT. PRASETYA MULIA III - 34


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

No Bentuk Upaya Pemantauan Lokasi Periode


Lingkungan Hidup Pemantauan Pemantauan

I Tahap pra kontruksi


1 Sikap penerimaan (setuju) masyarakat Waktu pemantauan
masyarakat wilayah studi Kelurahan Indihiang dilakukan selama tahap
terhadap kehadiran Rumah pra konstruksi setiap 3
Sakit Umum Prasetya Bunda bulan sekali
Jumlah iuran (pajak dan bukan Instansi yang terkait Waktu pemantauan
pajak) yang dibayarkan oleh dengan perizinan dilakukan selama tahap
pemrakarsa ke kas daerah pra konstruksi
II Tahap Kontruksi
1 Suasana di lokasi kegiatan yang Lokasi kegiatan tapak Selama tahap
gersang dan kondisi lingkungan proyek Rumah Sakit konstruksi
yang tidak nyaman. Umum Prasetya
Pemantauan dilakukan dengan Bunda menuju lokasi
cara pengambilan sampel udara kegiatan
untuk dianalisis di laboratorium
2 Terjadinya peningkatan gas tapak proyek Rumah Selama tahap
pencemar dan debu yang Sakit Umum Prasetya konstruksi dan
beterbangan di udara. Baku Bunda dan lokasi dilakukan terus
Mutu : PP RI No. 41 tahun 1999 jalan akses Jln Ir H menerus selama
tentang Pengendalian Juanda No 1 dilakukan kegiatan
Pencemaran Udara. Pemantauan Kelurahan Indihiang mobilisasi alat-bahan
dilakukan dengan cara menuju lokasi dan pematangan lahan
pengambilan sampel udara kegiatan
untuk dianalisis di laboratorium
3 Parameter lingkungan Jalan keluar masuk Selama tahap
peningkatan kebisingan. Baku kendaraan proyek konstruksi berlangsung
Mutu : Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. Kep-
48/MENLH/11/1996, Lampiran I
tentang Baku Mutu Tingkat
Kebisingan. Pemantauan
dilakukan dengan cara uji
kebisingan
4 ·1 Kualitas air permukaan pemantauan Pemantauan dilakukan
khususnya parameter lingkungan adalah di setahun sekali
kekeruhan, TSS (total saluran depan lokasi
padatan tersuspensi), TS proyek
(total padatan), total
padatan terlarut (TDS), serta
pelumpuran dan
pendangkalan badan-badan
air permukaan
·2 Kualitas parameter pada
point (1) disesuaikan dengan
baku mutu SK Gubernur
Jawa Barat No. 38 Tahun
1999 Got. B, C. D
·3 Baku Mutu : PP RI No. 82

PT. PRASETYA MULIA III - 35


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

Tahun 2001 tentang


Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran
Air. Pemantauan dilakukan
dengan cara pengambilan
sampel air untuk dianalisis di
laboratorium

5 ·1 Jumlah peningkatan air Untuk sumur Sejak tahap konstruksi


larian dan luapan saluran resapan/kolam dengan pemeliharaan
drainase resapan pada tahap pasca
·2 Luas seluruh daerah ·1 Aliran masuk konstruksi
bangunan air dan ·2 Bak kontrol
penghijauan ·3 Kondisi sumur
·3 Pengamatan kondisi saluran resapan
drainase Kolam resapan/kolam
·1 Metode yang digunakan pengendali banjir
untuk mengetahui besarnya
run off
·2 Menghitung luas bangunan
dan penghijauan (KDB)
·3 Pengamatan kondisi saluran
drainase

6 ·1 Penerapan pondasi seluruh lokasi Pemantauan dilakukan


bangunan dan jalan kegiatan terutama secara insidental pada
·2 Ada tidaknya retakan pada lahan tahap konstruksi dan
bangunan dan badan jalan terbangun. tahap pasca konstruksi
·3 Ada tidaknya penurunan (operasional)
lahan (subsidence) berlangsung

·1 Metode analisis pondasi


dangkal dan dalam
·2 Metode analisis penurunan
tanah dan dasar jalan
·3 Metode pengamatan
keretakan tanah dan
bangunan adalah secara
visual

7 ·1 Terjadinya kerusakan pada saluran Waktu pemantauan


saluran drainase dilakukan pada waktu
·2 Aliran air pada saluran kegiatan tahap
terhambat. konstruksi
·3 Secara visual terjadi
kerusakan pada saluran

8 ·1 Terjadinya gangguan Lokasi kegiatan Selama tahap


perj&anan/kemacetan/antria Rumah Sakit Umum konstruksi dan

PT. PRASETYA MULIA III - 36


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

n kendaraan selama tahap Prasetya Bunda dan dilakukan secara terus


konstruksi jalan akses Jln Ir H menerus
·2 Jumlah kendaraan yang Juanda No 1
masuk dan keluar lokasi Kelurahan Indihiang
kegiatan selama tahap
konstruksi.
·3 Data lapangan frekuensi
terjadinya antrian di jalan
Jln Ir H Juanda No 1
Kelurahan Indihiang

8a Terjadi kerusakan jalan di Jl. Jln Jln. Ir H Juanda No 1 Selama tahap


Ir H Juanda No 1 Kelurahan Kelurahan Indihiang konstruksi
Indihiang . Pengamatan visual di menuju Rumah Sakit
JL. Jln Ir H Juanda No 1 Umum Prasetya
Kelurahan Indihiang Bunda
8b ·1 Besarnya prosentase tenaga lingkungan adalah Selama periode
kerja dan penduduk lokal masyarakat sekitar kegiatan konstruksi
yang diterima atau lokasi
mendapat kesempatan untuk
bekerja pada rencana usaha
dan/atau kegiatan Rumah
Sakit Umum Prasetya Bunda
·2 Lapangan pekerjaan dan
peluang berusaha bagi
penduduk sekitar, baik yang
terkait langsung dengan
rencana usaha dan/atau
kegiatan Pembangunan
Bangunan Baru Rumah
Sakit Umum Prasetya Bunda
maupun peluang berusaha
lain di sektor informal.
·3 Ketidakpuasan penduduk
lokal yang ditandai oleh
gangguan terhadap para
pekerja luar atau terhadap
para pekerja luar terhadap
aktivitas Pembangunan
Bangunan Baru serta
potensi perselisihan antar
warga.
·4 Aktivitas demonstrasi/protes
terhadap mandor proyek dan
atau pemrakarsa.
·5 Pemanfaatan barang dan
jasa (mitra) dan daerah
setempat.
·6 Jenis-jenis kegiatan ekonomi
yang timbul yaitu jenis
usaha dagang, jasa
angkutan selama tahap
konstruksi
·7 Tingkat pendapatan tenaga

PT. PRASETYA MULIA III - 37


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

kerja lokal yang diserap


pada kegiatan Pembangunan
Bangunan Baru fisik
·8 Tanggapan warga Kelurahan
Indihiang terhadap kegiatan
konstruksi oleh pihak
proyek.
·9 Metode pemantauan yang
digunakan terdiri atas
metode pengamatan dan
wawancara

8c ·1 Banyak/sedikitnya di sekitar Kelurahan dilakukan sejak tahap


keterlibatan pekerja lokal Indihiang konstruksi sampai
·2 Besar/kecilnya gangguan dengan tahap
kamtibmas konstruksi selesai
·3 Adanya kerjasama setiap 3 bulan sekali
kontraktor luar dengan sub
kontraktor lokal.
·4 Metode pemantauan
dilakukan melalui
wawancara dan observasi

·1 Terserapnya tenaga kerja Kelurahan Indihiang Pemantauan dilakukan


setempat dalam kegiatan khususnya lokasi selama tahap
konstruksi. kegiatan konstruksi
·2 Tanggapan positif
masyarakat sekitar proyek
terhadap kegiatan konstruksi
Rumah Sakit Umum
Prasetya Bunda
·3 Dukungan dan penduduk
setempat terhadap kegiatan
konstruksi Rumah Sakit
Umum Prasetya Bunda
·4 Metode pemantauan adalah
wawancara dan observasi

Keluhan dan estetika area Rumah Sakit Pemantauan dilakukan


lingkungan. Metode pemantauan Umum Prasetya selama tahap
dilakukan melajui observasi dan Bunda konstruksi
wawancara
Jumlah kasus penyakit dan area Rumah Sakit selama kegiatan tahap
frekuensi gangguan penyakit. Umum Prasetya konstruksi sampai
Metode pemantauan dilakukan Bunda tahap pasca konstruksi.
melalui observasi dan
wawancara
III. Tahap Pasca Kontruksi
1 ·1 Melakukan perawatan di dalam kawasan dilakukan setelah
kendaraan atau peralatan Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Umum

PT. PRASETYA MULIA III - 38


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

yang menggunakan BBM Prasetya Bunda Prasetya Bunda mulai


dengan baik, sehingga emisi beroperasi
yang dikeluarkan dapat
diminimalisasi. Pembakaran
yang tidak sempurna di
dalam mesin kendaraan atau
peralatan yang digunakan
mengakibatkan gas buang
yang dapat mencemari
lingkungan yang merugikan
bagi kesehatan manusia.
·2 Tidak menggunakan bahan
additif yang mengandung Pb
untuk mesin kendaraan atau
peralatan lainnya,
penggunaan bahan additif
biasanya bertujuan untuk
meningkatkan nilai oktan.
Sumber utama Pb dalam
atmosfer ialah pembakaran
bahan bakar untuk transport
yang mengandung Pb.
Kebijakan penggunaan Pb
dalam bahan bakar
merupakan kebijakan
Pertamina sebagai pemasok
tunggal bahan bakar di
negeri ini.
·3 Perawatan kendaraan
dengan mengeliminasi gas
buang seminimal mungkin
terutama peningkatan
kemampuan mesin untuk
membakar BBM seefisien
mungkin, hal ini selain
menghemat BBM juga gas
emisi relatif sempurna.
·4 Penanaman pohon
pelindung/peneduh yang
mempunyai tajuk (canopy)
rapat, lebar, daun rindang
serta mempunyai nilai
estetis dan mudah tumbuh
untuk meminimalkan
penyebaran debu dan
partikulat seperti: Ki Sabun,
Kihujan, Angsana dan
Cempaka, dan tanaman hias
yang dapat mereduksi gas
polutan dan sebu serta
meredam kebisingan.
Penanaman ini dimaksudkan
untuk mereduksi gas buang
dan debu yang dihasilkan
oleh kendaraan atau
peralatan. Pohon selain

PT. PRASETYA MULIA III - 39


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

berfungsi untuk mereduksi


gas buang misalnya Pb dan
debu, pohon juga dapat
menghasilkan oksigen yang
sangat berguna untuk
pernafasan manusia. Namun
penanaman pohon ini harus
memperhatikan estetika
pertamanan dan tidak
menghambat mobilisasi
kendaraan tersebut.
·5 Melakukan perawatan
halaman, yaitu dengan
melakukan penyiraman
tanah atau jalan secara
teratur terutama pada
musim kemarau, agar debu
tidak beterbangan di udara.
·6 Mengatur sirkulasi udara
pada areal bangunan yaitu
dengan adanya AC pada
ruangan, penataan
bangunan sehingga terdapat
sirkulasi udara di areal
kegiatan sehingga suhu
udara dan kelembaban
dalam ruangan RUMAH
SAKIT UMUM PRASETYA
BUNDA juga angka kuman
sesuai yang dipersyaratkan
·7 Melakukan pengelolaan pada
sumber timbulan sampah
dan lokasi penampungan
sampah/TPS sehingga
dekomposisi menjadi
minimal
·8 Melakukan upaya
pengelolaan infeksi
nosokomial
·9 Secara konsisten menjaga
Koefisien Dasar Bangunan
(KDB) dan Koefisien Dasar
Hijau (KDH) sesuai dengan
pedoman yang telah
ditetapkan
·10 Pihak pemrakarsa akan
melakukan uji laboratorium
terhadap kualitas udara di
lokasi kegiatan secara rutin
setiap 3 (tiga) bulan sekali.
Hasil dari uji laboratorium
dibandingkan dengan Baku
Mutu Lingkungan

2 Parameter lingkungan yang di dalam lokasi Pemantauan


dipantau adalah nilai tingkat Rumah Sakit Umum dilaksanakan sejak

PT. PRASETYA MULIA III - 40


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

kebisingan. Baku Mutu: Prasetya Bunda beroperasinya Rumah


Keputusan Menteri Lingkungan Sakit Umum Prasetya
Hidup No. Kep- Bunda setiap 6 bulan
48/MENLH/11/1996, Lampiran I sekali
tentang Baku Mutu Tingkat
Kebisingan dan SK Gubernur
Jawa Barat No.
660.31/SK/694/BKPMD/1992
tentang Tingkat Kebisingan.
Pemantauan dilakukan dengan
cara uji kebisingan
3 Terjadi pengeboran air di lokasi Pada lokasi kegiatan Pada saat dimulainya
Rumah Sakit Umum Prasetya operasional dengan
Bunda. Pengamatan di lapangan periode 1 (satu) tahun
secara visual sekali
4 Keputusan Menteri Negara ·1 Air sumur yang Pemantauan
Lingkungan Hidup Nomor Kep- ada di Rumah dilaksanakan sejak
58/MENLH/12/1995 tentang Sakit Umum beroperasinya Rumah
Baku Mutu Limbah Cair bagi Prasetya Bunda Sakit Umum Prasetya
Kegiatan Rumah Sakit (Baku ·2 Air outlet IPAL Bunda
Mutu Limbah Cair)
Cara Pemantauan :
-7 Pemeriksaan kualitas air
(parameter fisik dan kimia)
akan dilakukan dengan
pengumpulan data primer.
Pengumpulan data primer
akan diperoleh dari hasil
pengujian kualitas air yang
ada di area Rumah sakit ..
Parameter kualitas air yang
dianalisis meliputi sifat fisik,
biologi dan kimia. Pemilihan
parameter yang dianalisis
sksn ditentukan oleh
karakteristik kegiatan
khususnya dan kegiatan
tahap operasi dan limbah
domestik dan proses
persalinan.
-8 Pengamatan juga dilakukan
pada Iimbah cair MCK.
Penyimpanan sampel air dan
pembawaan dilakukan
dengan mengkondisikan
pada suhu 4°C
-9 Prosedur pengambilan
contoh air dan analisis
mengacu pada pedoman
pengujian air berdasarkan
standar teknis yang
ditetapkan
-10Pengujian kualitas meliputi
parameter fisik dan kimiawi
yang dimaksudkan untuk

PT. PRASETYA MULIA III - 41


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

memeriksa adanya atau


kemungkinan terjadinya
pencemaran akibat kegiatan
domestik dan proses
persalinan
-11Pemeriksaan air akan
dilakukan pada Laboratorium
Air yang telah mendapat
sertifikat

5 ·1 Kekurangan sarana air Lokasi pemantauan . Frekuensi


bersih lingkungan adalah air pemantauan insidentil.
·2 Kualitas air bersih yang siap sumur gali
dikonsumsi
·3 Terpenuhinya kebutuhan air
bersih secara kuantitas dan
kualitas
·4 Peraturan Menteri Kesehatan
No.
907/MENKES/SK/VII/2002,
tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air
Minum
·5 Pengumpulan data dilakukan
dengan cara pengujian air
yang dihasilkan

6 Volume limbah padat (sampah) Lokasi pemantauan Waktu pemantauan


terkumpul setiap saat dan lingkungan adalah di adalah selama Rumah
frekuensi pembuangan limbah ·1 Tempat sampah Sakit Umum Prasetya
padat (sampah) dari lokasi TPS TPS Bunda beroperasi
ke lokasi TPA serta adanya setiap 2 minggu sekali
lokasi penampungan sampah
(limbah padat) sementara (TPS)
dan kapasitasnya. Pengumpulan
data dilakukan dengan cara
pengamatan langsung
7 Baku mutu limbah cair golongan Di bak tangki septik Sejak mulai beroperasi
II dan Lampiran XV Surat Rumah Sakit Umum
keputusan Menteri Negara Prasetya Bunda setiap
Kependudukan dan Lingkungan 6 (enam) bulan sekali.
Hidup No. KEP-
03/MENKLH/II/1991 dan SK
Gubernur Jawa Barat No. 38
tahun 1991

·1 Uji laboratorium air


permukaan. Data insidentil
penyakit bawaan air
8 ·1 Tidak terjadinya gangguan Pemantauan Waktu pemantauan
traffic atau kemacetan lalu lingkungan dilakukan selama tahap
lintas di persimpangan difokuskan pada operasi kegiatan
masuk Rumah Sakit Umum jalan masuk yang dengan periode 1
Prasetya Bunda bermuara ke jalan (satu) tahun sekali

PT. PRASETYA MULIA III - 42


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

·2 Disiplin warga dalam berlalu akses areal Rumah terutama pada hari dan
lintas Sakit Umum Prasetya jam sibuk
·3 Terjadinya arus pergerakan Bunda
kendaraan keluar masuk
Rumah Sakit Umum
Prasetya Bunda

·1 Pemeriksaan secara visual


·2 Perhitungan kuantitas
kendaraan di beberapa titik
akses masuk ke lokasi
Rumah Sakit Umum
Prasetya Bunda

9 Parameter kualitas air untuk Pemantauan kualitas Waktu pemantauan


biota perairan yang dipantau air untuk biota dilakukan sejak
meliputi Plankton, Benthos dan perairan dilakukan pengoperasian sampai
Nekton (ikan). Pengumpulan pada badan air yang betas waktu yang tidak
data dilakukan dengan mengalir pada tapak dapat ditentukan.
observasi lapangan untuk proyek Waktu pemantauan
nekton (ikan) dan pengambilan dilaksanakan setiap 6
sampel air untuk plankton dan (enam) bulan sekali
benthos dimana analisisnya
dilakukan di laboratorium.
10 ·1 Jumlah tenaga kerja Lokasi pemantauan Pemantauan
setempat yang dapat diserap adalah masyarakat dilaksanakan setiap 3
pada kegiatan operasional sekitar lokasi (tiga) bulan sekali
dan mobilisasi tenaga kerja kegiatan selama tahap pasca
·2 Jenis-jenis kegiatan ekonomi konstruksi
yang timbul yaitu jenis
usaha dagang, jasa
angkutan, dan lainnya
selama tahap pasca
konstruksi. Metode
pemantauan yang digunakan
terdiri atas pengamatan dan
wawancara

11 Parameter lingkungan yang Lokasi kegiatan dan Pemantauan dilakukan


dipantau adalah adanya daerah sekitar lokasi pada tahap operasi
lapangan kerja yang dapat kegiatan yaitu Rumah Sakit Umum
menopang kehidupan penduduk Kelurahan Indihiang, Prasetya Bunda
sekitar lokasi kegiatan Rumah Kecamatan Indihiang berlangsung
Sakit Umum Prasetya Bunda,
sehingga menumbuhkan
perekonomian lokal antara
sebelum dan setelah kegiatan
dibandingkan dengan sebelum
adanya kegiatan.
Metode pengamatan dilakukan
melalui pengamatan langsung
12 Hubungan interaksi pengelola Lokasi pemantauan Selama kegiatan
Rumah Sakit Umum Prasetya di perkampungan operasional dengan

PT. PRASETYA MULIA III - 43


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

Bunda dengan masyarakat sekitar lokasi periode 1 (satu) tahun


sekitar lokasi dalam melakukan sekali
sosialisasi. Metode pengamatan
dilakukan melalui observasi dan
wawancara
13 Adanya interaksi sosial antara Lokasi kegiatan dan Selama tahap operasi
karyawan/pengelola Rumah daerah sekitar tapak kegiatan Rumah Sakit
Sakit Umum Prasetya Bunda proyek Umum Prasetya Bunda
dan penduduk sekitar kegiatan. berlangsung hingga
Metode pemantauan pengembangannya
dilaksanakan dengan cara
mengamati interaksi sosial yang
terjadi antara karyawan Rumah
Sakit Umum Prasetya Bunda
dan penduduk setempat
14 Menimbulkan gangguan Pemantauan Pemantauan dilakukan
kenyamanan. Pemantauan dilakukan di sekitar setiap 6 (enam) bulan
dilakukan dengan teknik lokasi Rumah Sakit sekali
wawancara terhadap Umum Prasetya
masyarakat berkaitan dengan Bunda “. yaitu JI. Jln
adanya keresahan penduduk Ir H Djuanda ,
sebagal akibat dan kegiatan Kelurahan Indihiang,
operasional Rumah Sakit Umum Kecamatan
Prasetya Bunda . di sekitar Indihiang, Kota
lokasi kegiatan dan jalan akses Tasikmalaya
di JI. Jln Ir H Djuanda,
Kelurahan Indihiang, Kecamatan
Indihiang
15 Parameter lingkungan dampak Pemantauan Pemantauan dilakukan
yaitu adanya persepsi dilakukan di lokasi setiap 6 (enam) bulan
masyarakat menjadi negatif pemukiman sekitar sekali
terhadap kegiatan operasi Kelurahan Indihiang,
Rumah Sakit Umum Prasetya Kecamatan
Bunda yang dapat ditunjukkan Indihiang, Kota
dengan rasa kesal, unjuk rasa Tasikmalaya
warga terhadap keberadaan
Rumah Sakit Umum Prasetya
Bunda. Pemantauan dilakukan
dengan cara mengevaluasi
efektivitas perbaikan
manajemen RS Umum Prasetya
Bundadan menginformasikan
bahwa upaya untuk
meminimalkan lingkungan terus
dikembangkan
16 Tidak terdapatnya konflik sosial Lingkungan Selama tahap operasi
antara pedagang dan Pemantauan berlangsung
masyarakat sekitar Rumah Sakit dilakukan di wilayah
Umum Prasetya Bunda serta sekitar lokasi
harmonisnya hubungan sosial di kegiatan Rumah
lingkungan Rumah Sakit Umum Sakit Umum Prasetya
Prasetya Bunda. Memantau Bunda
kegiatan pembinaan
masyarakat, pedagang,

PT. PRASETYA MULIA III - 44


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

mencatat terjadinya konflik


sosial dan mengamati tingkat
kesadaran pedagang dan
masyarakat dalam
melaksanakan hak dan
kewajibannya
17 Sebagai tolak ukur pemantauan Lokasi pemantauan Periode pemantauan
dilakukan dengan cara adalah bangunan dilakukan dengan
menghitung frekuensi dan Rumah Sakit Tipe periode temporer
sumber kebakaran yang terjadi
di dalam areal Rumah Sakit
Umum Prasetya Bunda.
Pemantauan potensi sumber
kebakaran dilakukan dengan
cara melihat langsung ke
tempat-tempat yang berpotensi
sebagai sumber kebakaran dan
kecelakaan yaitu pengecekan
aliran listrik, pengecekan alat
pemadam kebakaran, tabung
oksigen serta Nitrogen,
memantau genset dan alat-alat
untuk operasi

18 Gangguan kesehatan alat Lokasi pemantauan Periode pemantauan


pencernaan makanan pada adalah tempat dilakukan setiap hari
pasien, karyawan yang dijadikan pengolahan dan selama masa tahap
ukuran adalah kandungan tempat penyimpanan operasi
mikroorganisme patogen pada makanan/bahan
makanan, alat makan, alat makanan
masak, air bersih yang
digunakan, ruangan (instalasi
gizi) serta pada anggota badan
penjamah.
Pengelolaan makanan dan
minuman mengacu pada
prosedur baku yang telah
ditetapkan dengan merujuk
pada aturan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Pemantauan dilakukan dengan
cara melihat langsung ke
tempat-tempat pengolahan dan
penyimpanan makanan
19 ·1 Kekurangan sarana parkir Pemantauan Pemantauan dilakukan
·2 Parkir kendaraan sampai Jl. dilakukan di lokasi setiap hari sekali
Jln Ir H Djuanda tapak proyek dan Jl. selama tahap pasca
·3 Pemantauan dilakukan Jln Ir H Juanda No 1 konstruksi.
dengan cara : Kelurahan Indihiang
-34Pemeriksaan secara visual
-35Perhitungan kuantitas
kendaraan yang parkir

20 Tolak ukur dampak yaitu: Pemantauan Pemantauan dilakukan

PT. PRASETYA MULIA III - 45


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

Pedoman Upaya Sanitasi Rumah dilakukan di lokasi setiap 6 bulan sekali


Sakit dalam Pencegahan Infeksi tapak proyek selama tahap pasca
Nosokomial, Departemen konstruksi
Kesehatan RI Tahun 1992, yaitu
:
·1 Ditemukannya jenis
mikroorganisme patogen
pada air bersih diantaranya:
Pseudomonas, Actinobacter
dan Legionella
·2 Ditemukannya
mikroorganisme patogen
pada peralatan medis
·3 Ditemukannya
mikroorganisme patogen di
dalam ruang perawatan
(rawat inap) dan ruang
bedah serta ruang bersalin
dengan pembanding yaitu
baku mutu angka kuman
patogen berdasarkan
ketetapan = 350 koIoni/m3
udara dan 700 koloni/m3
udara.
·4 Pemantauan dilakukan
dengan cara pengambilan
sampel dan diperiksa di
laboratorium dan
pengukuran kepadatan
vektor

21 Tolak ukur dampak mengacu Pemantauan Pemantauan dilakukan


pada Keputusan Menteri dilakukan di lokasi setiap hari sekali
Kesehatan RI No. 1 tapak kegiatan selama tahap pasca
204/Menkes/SK/X/2004 tentang Rumah Sakit Umum konstruksi.
pencahayaan di dalam Prasetya Bunda
bangunan rumah sakit.
Pemantauan dilakukan dengan
cara pemeriksaan secara visual
22 Tolak ukur dampak mengacu Lokasi pemantauan Periode pemantauan
pada Keputusan Menteri adalah tempat- dilakukan selama tahap
Kesehatan RI tempat yang operasional Rumah
Nomor:1204/Menkes/SK/X/2004 menimbulkan linen Sakit Umum Prasetya
tentang Persyaratan Kesehatan kotor Bunda
Lingkungan Rumah Sakit.
Pemantauan diakukan dengan
cara melihat langsung ke
tempat-tempat yang berpotensi
sebagai sumber potensi linen
kotor

3.4. Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup

PT. PRASETYA MULIA III - 46


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

Tabel 3.4 Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup


No Institusi Pelaksana Institusi Pengawas Institusi Penerima
I Tahap pra kontruksi
1 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup
Instansi Penerima
Laporan
Kecamatan Indihiang
RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Pendapatan Daerah
Hidup
II Tahap Kontruksi
1 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Pendapatan Daerah
Hidup
2 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya
3 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya
4 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya
5 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya
6 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya
7 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
serta Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Rakyat Kota Tasikmalaya
8 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Perhubungan
Kota Tasikmalaya serta
Kepolisian
9 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Serta Dinas Pekerjaan
Umum dan Perumahan
Rakyat Kota Tasikmalaya
10 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Tenaga Kerja
Kota Tasikmalaya serta
unsur muspika setempat
11 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Lingkungan Hidup Dan

PT. PRASETYA MULIA III - 47


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

Hidup Dinas Tenaga Kerja Kota


Tasikmalaya
12 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Tenaga Kerja
Kota Tasikmalaya dan
unsur muspika
13 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Tenaga Kerja
Kota Tasikmalaya dan
unsur muspika
14 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya

1 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup


Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya
2 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya
3 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya
4 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya
5 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya
6 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya
7 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya
8 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Perhubungan
Kota Tasikmalaya serta
Kepolisian
9 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Perikanan Kota
Tasikmalaya
10 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Tenaga Kerja
Kota Tasikmalaya serta
unsur Muspika
11 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup

PT. PRASETYA MULIA III - 48


UKL – UPL
PRAKIRAAN DAMPAK YANG TERJADI

Hidup Dan Dinas Tenaga Kerja


Kota Tasikmalaya serta
unsur Muspika
12 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Sosial Kota
Tasikmalaya
13 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Sosial Kota
Tasikmalaya serta unsur
Muspika
14 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Tenaga Kerja
Kota Tasikmalaya
15 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya
16 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Koperasi dan
Usaha Kecil Kota
Tasikmalaya
17 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Satuan Polisi
Pamong Praja , Pemadam
Kebakaran Kota
Tasikmalaya
18 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya
19 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Perhubungan
Kota Tasikmalaya serta
unsur Muspika
20 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya
21 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya
22 RS Umum Prasetya Bunda, Dinas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Hidup Dan Dinas Kesehatan
Kota Tasikmalaya

PT. PRASETYA MULIA III - 49

Anda mungkin juga menyukai