Anda di halaman 1dari 6

Halodoc

Halodoc

Rapid Test COVID-19, Chat Dokter, Beli Obat dan Kunjungan Rumah Sakit

Download Sekarang

halodoc-banner

Coronavirus

Diabetes

Jantung

Stroke

Kehamilan

Kolesterol

Hipertensi

Anemia

Kanker

Reproduksi

Selengkapnya

Bisul

Ditinjau oleh: Redaksi Halodoc

26 November 2019

Pengertian Bisul

Benjolan merah pada kulit yang terasa sakit dan berisi nanah disebut bisul. Benjolan ini muncul akibat
infeksi bakteri yang memicu inflamasi pada folikel rambut, yaitu lubang tempat rambut tumbuh. Bagian
tubuh yang sering terkena bisul adalah wajah, leher, ketiak, bahu, bokong, serta paha.
Kondisi ini umumnya terjadi akibat bagian-bagian tersebut sering mengalami gesekan dan berkeringat.
Hal yang perlu digarisbawahi, bisul ini juga bisa terjadi pada kelopak mata. Banyak orang menyebut
kondisi ini dengan bintitan.

Faktor Risiko Bisul

Setidaknya ada beberapa faktor risiko yang bisa memicu bisul. Misalnya:

Kontak langsung dengan pengidap. Risiko penyakit menular ini akan meningkat jika sering berhubungan
langsung dengan pengidap, misalnya karena tinggal serumah.

Usia dan jenis kelamin. Penyakit ini lebih sering menyerang remaja, terutama laki-laki.

Kebersihan yang tidak terjaga, pribadi maupun lingkungan.

Sistem imun yang lemah, misalnya mengidap HIV, diabetes, atau sedang menjalani kemoterapi.

Mengalami masalah kulit, misalnya sering berjerawat.

Baca juga: Jangan Asal, Begini Cara Mengobati Bisulan yang Tepat

Penyebab Bisul
Penyebab utama bisul adalah bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini umumnya berada pada kulit
atau di dalam hidung manusia. Akan tetapi, bakteri ini tak memicu infeksi. Namun, infeksi ini bisa terjadi
ketika bakteri masuk ke folikel lewat luka gores atau gigitan serangga.

Hal yang perlu diawasi, bakteri dari bisul ini bisa menyebar ke bagian tubuh lain, bahkan menyebar ke
bagian tulang. Dalam beberapa kasus, penyebaran ini bisa memicu terjadinya sepsis. Kondisi inilah yang
akan berpotensi menyebabkan ifneksi pada organ dalam tubuh seperti jantung.

Gejala Bisul

Gejala utama pada bisul adalah munculnya benjolan merah pada kulit. Pada tahap awal, ukuran bisul
cenderung kecil, tapi kondisinya bisa disertai dengan:

Kulit di sekitar benjolan berubah menjadi merah, terasa hangat saat disentuh, dan bengkak. Kondisi ini
menandai kalau infeksi telah menyebar ke kulit sekelilingnya.

Benjolan bertambah besar dan berisi nanah.

Terbentuk titik putih di bagian puncak benjolan.

Kondisi ini jarang yang membutuhkan penanganan medis oleh dokter, karena bisul bisa sembuh dengan
sendirinya. Meski demikian, sebaiknya periksakan diri ke dokter apabila:

Bisul membesar dan terasa sangat sakit.

Bisul tumbuh lebih dari satu dalam satu lokasi (bisul sabut), kondisi ini terbilang infeksi yang lebih serius.
Berada di dalam hidung, atau tumbuh di wajah atau tulang belakang.

Tumbuh di dalam hidung, di wajah, atau tulang belakang.

Tidak kunjung sembuh selama lebih dari 14 hari.

Sering kambuh.

Adanya masalah sistem imun, sehingga dapat memunculkan.

Diagnosis Bisul

Pada tahap awal, biasanya dokter bisa dengan mudah mengenali bisul dan ciri-cirinya. Namun, andaikan
bisul tak kunjung sembuh meski sudah diobati, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjut. Misalnya
mengambil sampel darah untuk diperiksa di laboratorium.

Komplikasi Bisul

Bisul yang tak di atasi dengan tepat bisa memicu terjadinya komplikasi, seperti menyebar ke bagian
tubuh lain. Penyebaran ini bisa memicu terjadinya, osteomielitis, endokarditis, atau sepsis.

Baca juga: Mau Terhindar Dari Bisulan? Ikuti 5 Cara Simpel Ini
Pengobatan Bisul

Umumnya, bisul bisa disembuhkan dengan langkah sederhana di rumah dan jarang memerlukan
penanganan medis oleh dokter. Berikut beberapa cara yang cukup sederhana untuk mempercepat
proses penyembuhan bisul.

Mengompres bisul dengan air hangat. Lakukanlah setidaknya tiga kali sehari. Langkah ini akan
mengurangi rasa sakit sekaligus mendorong nanah untuk berkumpul di puncak benjolan.

Bersihkan bisul yang pecah dengan kain kasa beserta alkohol dan sabun anti-bakteri. Jangan lupa untuk
membubuhkan obat oles dan membungkus bisul yang pecah dengan kain kasa steril.

Gantilah perban sesering mungkin (dua hingga tiga kali sehari).

Cucilah tangan menggunakan sabun sebelum dan sesudah mengobati bisul.

Pastikan untuk tidak memecahkan bisul dengan paksa. Karena tindakan ini justru bisa memperparah
infeksi sekaligus menyebarkan bakteri, sehingga berpotensi memicu komplikasi. Dianjurkan menunggu
hingga bisul tersebut pecah sendiri. Pengidap bisul juga bisa mengonsumsi obat pereda sakit untuk
mengurangi rasa nyeri.

Namun, bisul yang besar seharusnya ditangani oleh dokter. Dokter biasanya akan membedah bisul guna
mengeluarkan nanah. Di samping itu, dokter juga akan meresepkan obat antibiotik untuk menangani
bisul bila:

Dengan infeksi yang parah.

Kambuh.
Disertai demam.

Disertai komplikasi.

Pencegahan Bisul

Selalu jaga kebersihan kulit agar terhindar dari bakteri, terutama bagi kamu yang memiliki luka terbuka.
Alasannya luka terbuka berpotensi terserang bisul.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika kamu memiliki bisul dan semakin membesar, segera berbicara dengan dokter untuk mendapatkan
penanganan yang tepat agar terhindar dari hal yang tidak diinginkan.

Referensi:

Anda mungkin juga menyukai