Kelompok : 1 (satu)
NIM : 1710913120003
Tugas 2
Sumber artikel:
Aisah, U. N., Th, E. M., & Rahmawati, A. (2018). Hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang
pernikahan dini dengan kejadian pernikahan dini di kecamatan Saptosari kabupaten Gunungkidul
tahun 2017. Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Cara Pengumpulan data pada penelitian ini dengan cara peneliti meminta izin kepada
pengumpulan
kepala KUA Kab. Banjar untuk melakukan pengumpulan data awal yang akan
Data
digunakan untuk penelitian, lalu calon peneliti mendatangi responden untuk
menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian, bagi responden yang setuju untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini, dibagikan lembar persetujuan(informed consent)
untuk disetujui, lalu calon peneliti memberikan kuesioner kepada responden yang
telah setuju untuk berpartisipasi. Kemudian calon peneliti menjelaskan cara
pengisian, menginformasikan agar mengisi secara lengkap sebelum dikumpulkan
kembali kepada calon peneliti, responden diberikan kesempatan untuk bertanya
mengenai pernyataan yang tidak dimengerti dan calon peneliti mengumpulkan
kuesioner dan memeriksa kembali kelengkapan jawaban yang ada dalam kuesioner,
apabila belum lengkap maka responden diminta untuk melengkapinya.
LEMBAR INFORMASI UNTUK RESPONDEN PENELITIAN PERBEDAAN
TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG KEHAMILAN
BERESIKO TINGGI PADA PERNIKAHAN USIA DINI SEBELUM
DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN
Informasi Umum
Pernikahan dini adalah pernikahan yang terjadi pada gadis di bawah usia 18 tahun baik resmi
maupun tidak. Sedangkan menurut BKKBN, usia ideal menikah pada perempuan yaitu minimal 21 tahun
dan pada laki-laki minimal 25 tahun karena di usia itu organ reproduksi perempuan secara psikologis
sudah berkembang secara baik dan kuat serta siap melahirkan begitu pula pada laki-laki pada umur 25
tahun sudah siap menopang kehidupan keluarganya (BKKBN, 2012).
Usia muda kurang dari 16 tahun dan usia lebih dari 35 tahun merupakan salah satu kehamilan yang
memiliki risiko tinggi. Dari segi riwayat kehamilan sendiri dimana riwayat kehamilan yang buruk,
abortus, pernah mengalami persalinan prematur, bayi meninggal saat lahir, dan riwayat persalinan
dengan tindakan seperti ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, seksio sesaria, eklampsia, gravida serotinus,
dan kehamilan perdarahan antepartum merupaka kehamilan yang berisiko tinggi. Faktor kehamilan
dengan risiko tinggi meliputi Penyakit gentik atau keturunan, Faktor lingkungan, Faktor kebiasaan buruk
ibu hamil (merokok, alkohol, dan kecanduan obat), Faktor risiko pada saat persalinan, dan Faktor
kehamilan berisiko tinggi ini juga bisa bekerja langsung pada neonatus.
Ada beberapa penyebab dimana banyaknya remaja yang masih kurang pengetahuan tentang risiko
tinggi kehamilan usia dini yaitu pekerjaan keluarga yang masih kurang mendukung serta kurang aktifnya
mengakses informasi dari berbagai media dan pendidikan yang masih rendah. Pengetahuan remaja
tentang risiko kehamilan usia dini sangat penting untuk mencegah kehamilan di usia dini dan
meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan reproduksi wanita dengan cara memberikan informasi
kesehatan reproduksi sejak dini berupa penyuluhan baik di sekolah, dilingkungan keluarga sehingga
remaja dapat memahami kehamilan di usia dini. Pendidikan kesehatan merupakan upaya-upaya
terencana untuk mengubah perilaku individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat. Ada beberapa hal
yang bisa dilakukan dalam pendidikan kesehatan yaitu teknik, media, dan alat peraga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan pengetahuan mereka
mengenai kehamilan berisiko tinggin pada pernikahan usia ini sebagai salkah satu upaya promotif dan
preventif menstimulasi daya pikir mereka untuk menunda pernikahan di usia dini. Di dalam penelitian ini
memabandingkan pengetahuan anak remaja sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan yang
dimana bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan mereka tentang kehamilan berisiko
tinggi sebelum diberikan pendidikan kesehatan. Yang mana kita tahu bahwa anak remaja zaman sekarang
lebih banyak menggunakan teknologi moderen seperti internet untuk menggali segala informasi yang ada.
Atas dasar keterangan diatas, maka kami meminta kesediaan saudara/saudari sekalian untuk menjadi
responden dalam penelitian ini. Jika saudara/saudari bersedia untuk menjadi responden dalam penelitian
ini, maka yang akan dilakukan adalah sebagai berikut. Saudara/saudari akan mengisi kuisioner dan
a. Saudara/saudari akan diberikan penjelasan tentang tata cara pengisian kuisioner yang digunakan.
b. Setelah membaca dan diberikan penjelasan tersebut diatas, dan berkenan untuk berpartisipasi, maka
saudara/saudari akan diminta untuk menandatangani surat pernyataan kesediaan untuk menjadi
responden penelitian.
c. Keikut sertaan saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga saudara selama penelitian ini
d. Identitas responden akan disimpan secara rahasia, sehingga hanya diketahui oleh saya dari tim
peneliti.
e. Apabila saudara membutuhkan informasi lebih lanjut, dapat menghubungi peneliti ke nomor kontak
sebagai berikut :
Demikian keterangan yang saya sampaikan. Atas pengertian dan kesediaan saudara menjadi Responden
Hormat saya
Peneliti
PENGANTAR KUESIONER PENELITIAN
Dengan hormat,
Hormat saya,
Peneliti
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Perbedaan tingkat
pengetahuan, sikap remaja puteri tentang kehamilan berisiko tinggi pada pernikahan usia dini sebelum
dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan” yang akan dilakukan oleh Ulfah Nur Aisah, mahasiswi
jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta dengan sukarela mengisi kuesioner dengan jujur
dan tanpa paksaan. Hal itu semata-mata untuk kepentingan ilmupengetahuan.
Responden