Anda di halaman 1dari 2

1.

Anamnesis

 Menanyakan tentang faktor genetic dan lingkungannya yang mungkin menjadi penyebab

 Diet dan obat-obatan sumber asupan iodin berlebihan

 Obat antitiroid

 Atau berada pada daerah defisiensi iodin atau secara natural muncul goiter diet

2. Pemeriksaan fisik

 Ada suatu massa pada lehernya (ukuran, konsistensi, ada tidaknya nodular, bruit,
batasnya)
 Mungkin ada penekanan pada trakea (stridor atau distress respirasi)

 Perpindahan esofagus (disfagia)

 Peninggian substernal pada nontoksis goiter bisa menimbulkan penekanan nervus


laryngeal berulang.
3. Pemeriksaan Penunjang

Hal utama dalam evaluasi diagnosis pasien dengan goiter nontoksik adalah

 Konfirmasi dari eumetabolisme


 Penentuan pengaruh dari lesi pada struktur nontiroid penting di leher atau
mediastinum superior

4 Pemeriksaan Laboratorium

  Serum FT4 dan total nilai T3 biasanya rendah, namun tidak terlalu menekan
level serum TSH
  Pemeriksaan serum titer antibody antitiroid. Peningkatan titer antibody
(antitiroglobulin dan antibody anti tiroid peroksidase) menunjukkan fakta
terdapat autoimun dalam pembentukan goiter
  Level serum tiroglobulin meningkat pada sepertiga pasien

 Level plasma kalsitonin normal pada nontoksik goiter benigna

5. Pemeriksaan radiologi

 Melakukan pemasukan tiroid radioiodid dan scintigrafi untuk menunjukkan


perluasan retrosternal. Iodin-123 tidak terlalu adekuat untuk scanning
substernal, maka digunakan iodine-131
 Ultrasonografi dari tiroid bisa menentukan kista dari nodul padat pada nontoksik
goiter
 Pemeriksaan radiologi rutin dada untuk menentukan massa paratrakeal dan deviasi
trakea (posteroanterior) dan hilangnya ruang retrosternal superior (penampakan
lateral).
 Pemeriksaan flow-loop dan barium faringoesofagografi dapat mendeteksi
obstruksi trakea dan esofagus

Anda mungkin juga menyukai