Abstrak
Sehat merupakan suatu kondisi yang ingin dimiliki oleh setiap individunya. Sehat tidak hanya dalam keadaan fisik, namun
juga mental dan sosial. Tidak hanya meliputi kebebasan dari suatu penyakit, namun juga sehat meliputi keadaan psikis
seseorang. Sehat umumnya mempengaruhi perilaku manusia, begitupun sebaliknya, perilaku seseorang juga dapat
mempengaruhi kesehatan. Perilaku yang baik dalam menjaga kesehatan dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang
menjadi lebih baik dan sejahtera. Salah satunya adalah dengan melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat. Perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor pengetahuan, faktor
ekonomi, dan faktor pendidikan. Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan sampel kepala keluarga pada
Desa Pekonmon sebanyak 87 kepala keluarga. Analisis data yang digunakan adalah uji statistik chi square dengan α (nilai
kemaknaan) =0,05. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pengetahuan, ekonomi dan pendidikan berpengaruh
terhadap PHBS, namun beberapa penelitian mengatakan tidak terdapat pengaruh. Penelitian ini dilakukan di desa
Pekonmon kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat. Dari hasil penelitian faktor pengetahuan mempengaruhi PHBS
dengan α=0,008, sedangkan faktor pendidikan dan ekonomi tidak memiliki pengaruh terhadap PHBS dengan nilai masing-
masing α=0,4 dan α=0,08.
Korespondensi: Zaraz Obella N.A., Jl. Tirtayasa villa marina blok b-3 Sukabumi B. Lampung, 08117915195, e-mail
zarazobella@gmail.com
Pendahuluan
Sehat merupakan kondisi yang fundamental bagi setiap orang tanpa
diinginkan setiap individu. Menurut World membedakan ras, agama, jenis kelamin, politik
Health Organization (WHO) dalam yang dianut dan tingkat sosial ekonominya.1
Notoatmodjo (2007) definisi sehat adalah Dalam setiap hal di dunia, termasuk
keadaan sejahtera, sempurna dari fisik, kesehatan pasti memiliki masalah-masalah
mental, dan sosial yang tidak terbatas hanya tertentu. Tidak selamanya masalah kesehatan
pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja. merupakan masalah kompleks yang
Pencapaian derajat kesehatan yang baik dan merupakan resultan dari berbagai masalah
setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang lingkungan yang bersifat alamiah maupun
2. Bayi diberi ASI ekslusif, adalah bayi 9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari,
termuda usia 0-6 bulan mendapat ASI saja adalah penduduk/anggota keluarga umur
sejak lahir sampai usia 6 bulan. 10 tahun keatas dalam 1 minggu terakhir
3. Mempunyai Jaminan Pemeliharaan melakukan aktifitas fisik (sedang maupun
Kesehatan, adalah anggota-anggota berat) minimal 30 menit setiap hari.
rumah tangga mempunyai pembiayaan 10. Makan buah dan sayur setiap hari, adalah
praupaya kesehatan seperti askes, kartu anggota keluarga umur 10 tahun keatas
sehat, dana sehat, Jamsostek dan lain yang mengkonsumsi minimal 3 porsi buah
sebagainya. dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya setiap
4. Ketersediaan air bersih, adalah rumah hari dalam 1 minggu terakhir.5
tangga yang memiliki akses terhadap air
bersih dan menggunakannya untuk Metode
kebutuhan sehari-hari yang berasal dari Metode penelitian yang digunakan
air dalam kemasan, air ledeng, air sumur adalah analitik observasional dengan metode
terlindung dan penampungan air hujan. pendekatan cross sectional. Dengan tujuan
Sumber air pompa, sumur dan mata air untuk mengetahui faktor-faktor yang
terlindung berjarak minimal 10 meter dari berhubungan dengan PHBS di Desa Pekonmon
tempat penampungan kotoran atau Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat.
limbah. Penelitian ini berlokasi di Desa
5. Ketersediaan jamban sehat, adalah rumah Pekonmon Kecamatan Ngambur Kabupaten
tangga yang memiliki atau menggunakan Pesisir Barat. Penelitian ini dilakukan pada
jamban leher angsa dengan tangki septik bulan September sampai dengan Desember
atau lubang penampung kotoran sebagai 2015. Populasi target dari penelitian ini adalah
pembuangan akhir. semua warga di Desa Pekonmon Desa
6. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah Pekonmon Kecamatan Ngambur Kabupaten
penghuni, adalah rumah tangga yang Pesisir Barat. Populasi sampel dari penelitian
mempunyai luas lantai rumah yang ini adalah sebagian perwakilan warga desa
ditempati dan digunakan untuk keperluan Pekonmon Kecamatan Ngambur Kabupaten
sehari-hari dibagi dengan jumlah Pesisir Barat.
penghuni. Adapun jumlah keseluruhan sampel
7. Lantai rumah bukan tanah, adalah rumah yang diambil adalah 97 orang. Sampel yang
tangga yang mempunyai rumah dengan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
bawah atau dasar terbuat dari semen, masyarakat Desa Pekonmon Kecamatan
papan ubin dan kayu. Ngambur Kabupaten Pesisir Barat. Peneliti
8. Tidak merokok dalam rumah, adalah memilih metode pengambilan sampel dengan
penduduk/anggota keluarga umur 10 consecutive sampling yaitu semua sampel yang
tahun keatas tidak merokok dalam rumah ada dan memenuhi kriteria penelitian
selama ketika berada bersama anggota dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah
keluarga selama 1 bulan terakhir. yang diperlukan terpenuhi.
memiliki PHBS kurang baik ada 42 responden.
HASIL Persentase yang ditunjukkan adalah 79.31%
Uji Univariat mengarah ke ekonomi rendah.
Masyarakat yang memiliki pendidikan
Tabel 1 menunjukkan hasil tingkat PHBS, dasar yaitu sebanyak 85.06%. Tingkat
ekonomi, pendidikan dan pengetahuan pengetahuan responden yang paling banyak
responden. Berdasarkan tabel tersebut, adalah tingkat pengetahuan baik, yaitu dengan
didapatkan tingkat PHBS responden yang persentase 51.72%. Tingkat PHBS responden
paling banyak adalah tingkat PHBS baik, yaitu yang paling banyak adalah tingkat PHBS baik,
sebanyak 45 responden, sedangkan yang yaitu dengan persentase 59.77%.
Dari hasil uji bivariat dengan hasil mengenai perilaku gosok gigi yang
menggunakan tiga variabel, hanya ada satu dilakukan oleh masyarakat desa Pekonmon
variabel yang memiliki pengaruh terhadap sudah baik dan rutin karena berdasarkan
PHBS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jawaban responden, sebanyak 86 responden
tingkat ekonomi dan tingkat pendidikan tidak menjawab menggosok gigi dua kali dalam
berpengaruh terhadap PHBS responden sehari. Sedangkan untuk hasil jawaban yang
(p=0.08) dan (p=0.44). sedangkanl penelitian paling rendah adalah pertanyaan mengenai
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara kebiasaan merokok. Merokok masih menjadi hal
tingkat pengetahuan warga dengan PBHS yang biasa dan dianggap tidak berbahaya oleh
(p=0.008). masyarakat desa Pekonmon, terutama bagi
kaum laki-laki. Aktivitas merokok yang dilakukan
Pembahasan warga desa pekonmon tidak hanya sekedar
PHBS Responden merokok kalau ingin saja, sebanyak 49% dari
Dari hasil perhitungan jumlah jawaban responden mengaku bahwa mereka merokok
yang diberikan responden, maka didapatkan lebih dari dua batang sehari.
Tidak hanya kepala rumah tangga yang ekonomi yang cukup. Hasil penelitian ini sejalan
membiasakan diri untuk merokok, tetapi dengan penelitian yang dilakukan.6
remaja-remaja laki-laki di desa Pekonmon juga Furwanto dkk menjelaskan bahwa tidak
sudah merokok sejak dini. Hal ini dikarenakan ada keterkaitannya status sosial ekonomi
budaya yang sudah melekat, dan juga kebiasaan terhaadap penerapan PHBS pada tatanan rumah
mengikuti orang tua. Dengan melihat orang tua tangga. Namun hasil yang didapatkan tidak
mereka merokok maka timbul rasa pada diri sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya
mereka untuk mencoba apa yang dilakukan yang menyatakan bahwa pendapatan seseorang
orang tua mereka, yang salah satunya yaitu akan mempengaruhi PHBS.7
perilaku merokok. Tidak hanya orang tua Penelitian Amalia menunjukkan bahwa
mereka yang berpengaruh dalam tingkat pendapatan seseorang akan
mempengaruhi remaja tersebut merokok mempengaruhi PHBS. Sebagian besar warga
namun masih banyak pengaruh-pengaruh dari bekerja di bidang pertanian. Penghasilan yang
aspek lingkungan yang lain salah satunya yaitu diperoleh warga bergantung pada musim yang
teman sekolah maupun teman sepermainan sedang berlangsung. Apabila musim yang
mereka.15 sedang berlangsung mendukung hasil tani
Masyarakat desa Pekonmon memang warga, maka penghasilan mereka juga akan
masih kuat dengan etnik dan budayanya lebih besar dibanding apabila musim yang
sehingga masih percaya pada mitos atau hal-hal sedang berlangsung tidak sesuai dengan
gaib yang tidak lazim terjadi. Keterbatasan akses harapan mereka, contohnya musim kemarau.
penghubung dengan pusat kota juga Penghasilan yang warga desa Pekonmon
menjadikan masyarakat sulit untuk peroleh tidak mempengaruhi PHBS mereka
berkomunikasi dengan masyarakat perkotaan dikarenakan penghasilan warga lebih banyak
dan tenaga medis lainnya sehingga sulit dihabiskan untuk kebutuhan lain dibandingkan
mendapatkan informasi terbaru atau terkini. untuk memperbaiki taraf hidup agar menjadi
Menurut hasil wawancara peneliti, lebih sehat dan bersih. Pernyataan ini sesuai
masyarakat desa Pekonmon tidak peduli jika dengan Sumiarto (1993) bahwa penghasilan
merokok berbahaya bagi kesehatan dan dapat seseorang akan dipengaruhi beberapa faktor,
menggangu fungsi organ tubuh, mereka diantaranya jenis pekerjaan.8
beranggapan dengan pernyataan “merokok Banyak faktor lain dalam keluarga yang
atau tidak merokok sama-sama akan meninggal mempengaruhi penerpan PHBS, salah satunya
dunia”, selain pernyataan tersebut juga adalah persepsi keluarga terhadap penerapan
masyarakat membantah dengan menambah PHBS tatanan rumah tangga. Persepsi
pernyataan “banyak juga yang masih muda mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
tidak merokok malah meninggal dunia duluan penerapan PHBS di Masyarakat.9
dibandingkan kami yang sudah lanjut usia dan Pada masyarakat desa Pekonmon
merokok tapi tetap bugar”. Menanggapi persepsi sangat berpengaruh terhadap
pernyataan-pernyataan tersebut, peneliti kehidupan masyarakat. Salah satu contohnya
mencoba mengedukasikan bahaya merokok adalah persepsi mengenai lantai rumah. Bagi
bagi warga yang belum merokok agar masyarakat desa Pekonmon tidak ada bedanya
menghindari kecanduan yang terjadi akibat lantai rumah dengan ubin, tanah, maupun
merokok. semen. Dana untuk memperbaiki lantai rumah
lebih di alokasikan untuk hal-hal yang menurut
Pengaruh Ekonomi Terhadap PHBS pada masyarakat lebih penting.
Responden
Widoyono mengatakan bahwa Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap PHBS
penghasilan seseorang memengaruhi tingkat pada Responden
wawasan seseorang mengenai sanitasi, Jenjang pendidikan memegang peranan
lingkungan, dan perumahan. Anggaran rumah penting dalam kesehatan masyarakat.
tangga juga dapat terpenuhi apabila memiliki Pendidikan masyarakat yang rendah menjadikan
mereka sulit diberitahu mengenai pentingnya sekolah dasar dan juga sekolah lanjutan, tidak
hygiene perorangan dan sanitasi lingkungan.10 akan memperbaiki taraf hidup mereka karena
Pendidikan merupakan salah satu usaha beranggapan yang beranggapan setelah dewasa
pengorganisasian masyarakat untuk semua warga akan berkebun.
meningkatkan kesehatan karena tingkat
pendidikan dapat mempengaruhi perilaku sehat Pengaruh Tingkat Pengetahuan Terhadap PHBS
keluarga dengan tingkat pendidikan yang kurang pada Responden
mendukung akan menyebabkan rendahnya Menurut Notoatmodjo, pengetahuan
kesadaran lingkungan, semakin baik tingkat merupakan domain yang sangat penting untuk
pendidikan formal sehingga akan mematangkan terbentuknya suatu tindakan seseorang. Apabila
pemahaman tentang pengetahuan kesehatan pengetahuan seseorang baik terhadap suatu
lingkungan dan kesadaran menjaga kesehatan hal, maka akan diikuti oleh perilakunya
lingkungan termasuk penerapan prinsip-prinsip tersebut.1
PHBS.11 Namun, hasil penelitian yang dilakukan Hasil yang didapatkan dari penelitian
tidak sejalan dengan teori tersebut dan adalah terdapat pengaruh antara tingkat
penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh pengetahuan terhadap PHBS responden, hal ini
Amalia pada tahun 2009 bahwa semakin rendah sejalan dengan penelitian yang dilakukan
pendidikan seseorang akan buruk pula Habeahan bahwa pengetahuan yang baik
PHBSnya.8 mengenai PHBS akan mempengaruhi PHBS yang
Penelitian yang dilakukan Kusumawati baik pula.4
juga menyatakan terdapat hubungan antara Namun hal ini tidak sejalan dengan
pendidikan dengan PHBS kepala Keluarga. Hal penelitian yang dilakukan Haniek dimana tidak
ini bertentangan dengan penelitian yang terdapat pengaruh antara tingkat pengetahuan
dilakukan, dimana tidak terdapat pengaruh dengan sikap PHBS. Kuesioner yang diberikan
antara tingkat pendidikan seseorang dengan adalah kuesioner yang berisikan pertanyaan-
PHBS pada masyarakat desa Pekonmon pertanyaan mengenai pegetahuan tentang
kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat.12 PHBS rumah tangga.14
Dikatakan oleh Widoyono bahwa tingkat Dari 22 pertanyaan pada kuesioner yang
pendidikan berhubungan dengan kemampuan diajukan, pengetahuan mengenai PHBS perilaku
menerima informasi kesehatan dari media yang paling banyak diisi benar oleh responden
massa dan petugas kesehatan. Namun desa yaitu pada pertanyaan “berapa kali sebaiknya
Pekonmon tidak memiliki listrik sehingga media mandi dalam satu hari?” Sebanyak 86
informasi sangat terbatas dan masyarakat tidak responden menjawab dengan jawaban “dua kali
mampu mengakses informasi secara sehari yaitu pagi dan sore hari” sedangkan
maksimal.13 pertanyaan yang paling sedikit dijawab benar
Menurut hasil wawancara dengan lurah oleh responden adalah pada pertanyaan
setempat, sebagian besar warga desa “mengapa lantai yang terbuat dari tanah (tidak
pekonmon adalah lulusan SD. Bagi masyarakat diubin) berbahaya untuk kesehatan”. Sebanyak
desa Pekonmon, pendidikan tidaklah terlalu 22 responden menjawab pertanyaan dengan
penting dan tidak berpengaruh bagi hidup jawaban “sebagai sarana untuk penyakit masuk
mereka kedepannya. Letak geografis yang jauh ke tubuh kita”, sepuluh responden menjawab
membuat akses untuk pendidikan juga susah “tidak tahu”, dan sebanyak 55 responden
dijangkau. Sekolah yang terdapat pada desa menjawab “lantai tanah dingin dan sulit
Pekonmon hanya sekolah tingkat dasar dan dibersihkah”.
sekolah tingkat menengah. Keterbatasan Dari hasil perhitungan jumlah jawaban
ekonomi menjadikan pemerintah desa tidak yang diberikan responden, maka didapatkan
menambahkan sekolah lanjutan atas. Warga hasil mengenai pengetahuan PHBS terhadap
setempat tidak terlalu tertarik untuk frekuensi mandi yang baik sudah bagus karena
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih berdasarkan jawaban responden, sebanyak 86
tinggi dikarenakan anggapan yang masih responden menjawab mandi dua kali sehari
tradisional. Mereka beranggapan sama aja bila yaitu pagi dan sore hari. Sedangkan untuk
jawaban paling rendah adalah pengetahuan Sebagian besar warga menerima penyataan
mengenai bahaya yang ditimbulkan akibat lantai peneliti, namun warga masih beranggapan
yang terbuat dari tanah atau tidak diubin. bahwa biaya yang digunakan untuk
Sebanyak 10 orang dari responden tidak memperbaiki lantai masih terlalu besar dan
mengetahui alasan mengapa lantai yang terbuat tidak sebanding dengan apa yang didapat.
dari tanah atau tidak diubin berhaya bagi Warga desa Pekonmon beranggapan selama ini
kesehatan, dan lebih dari setengah responden mereka hidup baik-baik saja dan tidak
beranggapan bahwa lantai yang terbuat dari merasakan kesehatan mereka terganggu
tanah atau tidak diubin berbahaya bagi walaupun lantai rumah terbuat dari tanah.
kesehatan karena lantai terasa dingin dan sulit
dibersihkan. Pengetahuan mengenai lantai Kesimpulan
tanah adalah sarana untuk masuknya sumber Berdasarkan hasil penelitian yang telah
penyakit ke tubuh sangat kurang. dilakukan pada warga desa Pekonmon
Masyarakat desa Pekonmon Kecamatan Kecamatan Ngambur Kabupaten Pesisir Barat
Ngambur Kabupaten Pesisir Barat beranggapan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sama saja dan tidak ada beda antara rumah sebagai berikut:
dengan lantai yang tanah, berubin, disemen, 1. Tingkat pendidikan responden sebagian
dan dikeramik. Dari hasil suvei peneliti, sebagian besar memiliki tingkat pendidikan yang
besar rumah warga memiliki lantai yang terbuat dasar.
dari tanah. Menurut hasil wawancara yang 2. Tingkat pengetahuan responden lebih dari
diakukan kepada beberapa warga, masyarakat setengah masyarakat desa Pekonmon
desa Pekonmon kurang tertarik untuk mengubin memiliki pengetahuan PHBS baik.
ataupun menyemen lantai rumah mereka 3. Tingkat ekonomi responden sebagian besar
dengan alasan tidak penting dan juga masyarakat memiliki tingkat ekonomi kurang.
menghabiskan biaya yang cukup mahal. Bagi 4. Tingkat penerapan PHBS lebih dari setengah
masyarakat desa, uang yang seharusnya masyarakat desa Pekonmon memiliki PHBS
dipergunakan untuk memperbaiki lantai rumah yang baik.
lebih baik di pergunakan untuk keperluan 5. Tidak ada pengaruh antara tingkat
sehari-hari lainnya. Pendapatan yang kurang pendidikan terhadap PHBS pada masyarakat
dari UMP Lampung menjadikan warga desa Pekonmon Kecamatan Ngambur
memperhitungkan segala biaya untuk Kabupaten Pesisir Barat.
memperbaiki rumah, termasuk lantai rumah. 6. Terdapat pengaruh antara tingkat
Masyarakat merasa lantai tanah sudah cukup pengetahuan terhadap PHBS pada
layak untuk memenuhi kebutuhan fisik rumah masyarakat desa Pekonmon Kecamatan
mereka. Ngambur Kabupaten Pesisir Barat.
Peneliti mencoba mengedukasikan 7. Tidak ada pengaruh antara tingkat ekonomi
kepada warga bahwa lantai yang terbuat dari terhadap PHBS pada masyarakat desa
tanah dan tidak diubin dapat menjadi sarana Pekonmon Kecamatan Ngambur Kabupaten
untuk penyakit masuk ke daam tubuh manusia. Pesisir Barat.
Daftar Pustaka
1. Notoajmodjo S. Promosi kesehatan, teori 3. Pemerintah Daerah Kabupaten pesisir
dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta; 2007. selatan. Profil Pemerintah Kabupaten Pesisir
2. Soejoeti S. Konsep sehat, sakit dan penyakit Selatan.Padang;2015.
dalam konteks sosial budaya. Cermin Dunia 4. Habeahan J. Pengetahuan, sikap dan
Kedokteran. Pusat Penelitian Ekologi tindakan perilaku hidup bersih dan sehat
Kesehatan, Badan Penelitian dan anak-anak di yayasan panti asuhan rapha-el
Pengembangan Kesehatan Departemen simalingkar kecamatan medan tuntungan
Kesehatan RI, Jakarta; 2005. kota medan tahun 2009. Medan; 2010.