Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Padang
i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika statistik adalah salah satu cabang ilmu fisika yang mengkaji sistem
yang terdiri atasbanyak partikel dengan menggunakan pendekatan statistik.
Konsep pada fisika statistik dapat dipakai untuk menganalisis masalah
interaksi antarsub-unit dengan jumlah sangat besar. Alasan pengembangan
mekanika statistik adalah untuk memberi landasan yang kokoh bagi
fenomena termodinamik. Selanjutnya Statistika Maxwell-Boltzmann sering
digambarkan sebagai statistika bagi zarah klasik “terbedakan”.
Statistik Maxwell-Boltzmann yang dianggap sebagai fisika klasik banyak
digunakan untuk pengungkapan suatu keadaan system gas. Beberapa kasus
yang dijabarkan dengan statistik Maxwell-Boltzman diantaranya kapasitas
panas padatan amorf. Untuk memperoleh gambaran tentang perbedaan
distribusi statistik berdasarkan jenis partikelnya, maka pada bagian ini akan
diuraikan tentang distribusi statistik untuk partikel klasik dimana partikelnya
dapat dibedakan (distinguishable) dan tidak memenuhi prinsip larangan Pauli.
Dalam hal ini partikel yang ditinjau tidak saling berinteraksi dan energinya
dianggap kontinu, yang juga merupakan juga ciri assembli klasik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka di rumuskan permasalahan :
1. Apakah statistik maxwell-boltzman?
2. Bagaimana aplikasi maxwell-boltzman dalam mengambakan tentang
perbedaan distribusi statistik berdasarkan jenis partikelnya.
C. Tujuan
Berdasakan rumusan masalah yang diajukan, tujuan makalah ini adalah :
1. Mengetahui statistik maxwell-boltzman
2. Mengetahui aplikasi maxwell-boltzman dalam mengambakan tentang
perbedaan distribusi statistik berdasarkan jenis partikelnya.
1
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memperoleh informasi
lebih lanjut mengenai aplikasi fisika statistik maxwell-botzman, selain itu
juga dalam rangka untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Fisika Statistik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Statistik Maxwell – Boltzman
Statistik Maxwell-Boltzmann yang dianggap sebagai fisika klasik
banyak digunakan untuk pengungkapan suatu keadaan system gas. Beberapa
kasus yang dijabarkan dengan statistik Maxwell-Boltzman diantaranya
kapasitas panas padatan amorf. Untuk memperoleh gambaran tentang
perbedaan distribusi statistik berdasarkan jenis partikelnya, maka pada bagian
ini akan diuraikan tentang distribusi statistik untuk partikel klasik dimana
partikelnya dapat dibedakan (distinguishable) dan tidak memenuhi prinsip
larangan Pauli. Dalam hal ini partikel yang ditinjau tidak saling berinteraksi
dan energinya dianggap kontinu, yang juga merupakan juga ciri assembli
klasik.
Selanjutnya n2 sistim pada pita kedua dapat dipilih dari sisa N n1 sistim,
yakni:
3
N n1 !
N n1 Cn2
n2 ! N n1 n2 !
Jumlah cara. Banyaknya cara yang diperoleh dari memilih sistim pertama dan
kedua adalah :
N! ( N n1 )! N!
=
n1 ! N n1 ! n2 ! N n1 n2 ! n1 ! n2 ! N n1 n2 !
Jika hanya terdapat tiga pita energi, maka jumlah sistim pada pita ketiga
adalah :
n3 ( N n1 n2 )
Banyaknya cara memilih sejumlah n1 , n2 dan n3 dari N sistim adalah :
N!
n1 ! n2 ! n3 !
Jika pernyataan ini diperluas pada sejumlah r pita , maka banyaknya cara
N!
memilih sistim dengan berbagai pita adalah :
n1 ! n2 ! n3 ! .....ns ! ...nr !
Jika dalam pita energi s terdapat g s maka jumlah susunan berbeda yang
diperoleh (selanjutnya disebut dengan bobot susunan) adalah:
N!
W g1n1 g 2n2 g 3n3 ...g sns ...g rnr
n1 ! n2 ! n3 ! .....ns ! ...nr !
g sns g sns
Gunakan simbol n ! untuk menyatakan perkalian dari unsur untuk
s ns !
g ns
W N ! s (1)
s ns !
4
dengan peluang terbesar, maka bobot W dibuat menjadi maksimum dan harus
W
memenuhi syarat : dW dns 0 (2)
s ns
n
s
s N tetap atau : (3)
dns
s dN 0
n
s
s s E tetap atau : (4)
dn
s
s s dE 0
W
n
s
dns a dns b s dns 0
s s
s
d logW dN dE 0
log W
s ns
dns dns s dns 0
s s
5
log W
s dns 0
s ns
Suku pertama dalam tanda kurung dapat diselesaikan dengan menggunakan
rumus Stirling
log N ! N log N N
Dengan demikian log W dapat ditulis sebagai :
g ns
logW log N ! log s
s ns !
g ns
log N ! log s
s ns !
N log N N ns log g s ns log g s ns
s
gs
log
ns
gs
Jadi : log s 0
ns
6
K. (Lihat pula bahasan tentang thermodinamika). Konsep mengenai
kapasitas panas dinyatakan dengan dua cara, yaitu :
a. Kapasitas panas pada volume konstan, Cv, dengan relasi
dengan E adalah energi internal padatan yaitu total energi yang ada
dalam padatan baik dalam bentuk vibrasi atom maupun energi kinetik
elektron-bebas.
b. Kapasitas panas pada tekanan konstan, Cp, dengan relasi
2. Padatan Amorf
Selain kristal ada juga bahan dengan keteraturan susunan atom
rendah yaitu polikristal dan bahan amorf. Bahan amorf adalah materil yang
susunan atom-atomnya tidak teratur, sehingga gaya interaksi antar atom-
atom bahan tersebut relatif kecil. Dengan demikian pembagian material
berdasarkan tata letak atom akan memiliki sifat-sifat listrik dan optik yang
berbeda. ( Paulus Lobo Gareso, 2012 )
Padatan digolongkan dalam dua golongan, padatan kristalin yang
partikel penyusunnya tersusun teratur, dan padatan amorf yang partikel
penyusunnya tidak memiliki keteraturan yang sempurna. Studi bahan
kristalin mempunyai sejarah yang jauh lebih panjang karena kristal lebih
mudah dipelajari daripada bahan amorf.
Susunan partikel dalam padatan amorf sebagian teratur dan sedikit
agak mirip dengan padatan kristalin. Namun, keteraturan ini, terbatas dan
tidak muncul di keseluruhan padatan. Banyak padatan amorf di sekitar
7
kita-gelas, karet dan polietena memiliki keteraturan sebagian seperti
terlihat pada gambar dibawah ini
Z e E1 e / 2 2 coth (9.104)
i 2
8
E2
………………………. E=0
E1
Gambar 9.12. Dua tingkat energi dalam padatan amorf
1 Z
U tanh (9.105)
Z 2 2
dU 1 dU
CV 2
dT kT d
2
2
k sec h (9.106)
2 2
1 0
0 0
CV CV d
2
k 0 2
sec h
0 0 2 2
d (9.107)
Kita misalkan:
/ 2 y sehingga
d 2 / dy dan
9
0 / 2
sec h 2 y dy
2k
y
2
CV (9.108)
0 0
probabilitas
1
0
0
0 / 2
2k 1 0
3
2k
y dy
2
CV
0 0
0 3 2
20
(9.109)
12kT 2
y 2 sec h 2 y dy
2k
CV
0 0
(9.110)
10
rentang antara y = 0 sampai y = 1 pun nilai sech2 y mendekati satu.
Dengan demikian, aproksimasi kasar untuk kapasitas kalor pada suhu
rendah adalah:
1
y 2 sec h 2 y dy y 2 sec h 2 y dy
2k 2k
CV
0 0
0 1
1
2k 2k
0 0
y 2 1dy
0 1
y 2 0dy
1
2k 2k
0 0
y 2dy
3 0
2k 2
T (9.111)
3 0
Dengan pendekatan yang sederhana diatas kita peroleh
kebergantungan kapasitas kalor secara linear terhadap suhu.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Statistika Maxwell-Boltzmann sering digambarkan sebagai statistika
bagi partikel klasik yang “terbedakan”.
2. Kapasitas panas padatan amorf mengambarkan tentang perbedaan
distribusi statistik berdasarkan jenis partikelnya, maka pada bagian ini
akan diuraikan tentang distribusi statistik untuk partikel klasik dimana
partikelnya dapat dibedakan (distinguishable) dan tidak memenuhi prinsip
larangan Pauli.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis membutuhkan
saran serta kritik yang membangun dari para pembaca.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_dasar/padatan1/padatan-
kristalin-dan-amorf/ (diakses pada tanggal 30 Maret 2020 : jam 14.55)
https://sudaryn.files.wordpress.com/2013/08/ii-5-sifat-sifat-thermal.pdf
(diakses pada tanggal 30 Maret 2020 : jam 15.00)
13