Anda di halaman 1dari 29

KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR


(BBL)

Di Susun Oleh:
Nama: Wynda Permanasari Iksan
NIM: 711440118093

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN / II A
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) normal adalah bayi dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gr sampai dengan 4.000 gram.
Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Periode neonatal
adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami
pertumbuhan dan perubahan yang amat manakjubkan (Mary Hamilton, 1995 :
217).

B. Perubahan Fisiologis BBL


1. Sistem respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran
oksigen melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran oksigen harus terjadi
melalui paru.
a. Perkembangan paru
Paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari faring yang bercabang
dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan
bronkus. Paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup
BBL sebelum usia 24 minggu.
Faktor – faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi
adalah :
 Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar
rahim yang merangsang pusat pernafasan otak.
 Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru
selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru
secara mekanis.
 Penimbunan karbondioksida
Setelah bayi lahir, kadar karbondioksida meningkat dalam darah dan
akan merangsang pernafasan. Berkurangnya oksigen akan
mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya peningkatan
karbondioksida akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan
pernafasan janin.
 Perubahan suhu  Keadaan dingin akan merangsang pernafasan.
b. Surfaktan dan upaya pernapasan
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan (lemak
lesitin/sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru. Produksi
surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat
sampai paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan
adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk
menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir
pernafasan.

2. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi mengalami perubahan pada saat bayi dilahirkan.
Terdapat dua perubahan yang harus terjadi untuk mendapatkan sistem
sirkulasi yang baik, yaitu menutupnya foramen ovale pada atrium dan ductus
arteriosus antara paru dan aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat
perubahan tekanan pada seluruh sistem vaskular. Oksigen menyebabkan
sistem vaskular mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau
meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Terdapat dua peristiwa yang dapat merubah tekanan dalam sistem
pembuluh darah, yaitu:
 Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun kerena
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini
menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua
kejadian ini membantu darah dengan sedikit kandungan oksigen mengalir
ke paru untuk menjalani proses oksigenisasi ulang.
 Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru
dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan. Oksigen pada pernafasan
pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh
darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru mengakibatkan peningkatan
volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan

Perubahan yang terjadi pada sistem peredaran darah (sistem sirkulasi)


antara lain:
Struktur Sebelum Lahir Setelah Lahir
Vena umbilikus Membawa darah dari arteri Menutup, menjadi
ke hati dan jantung ligamentum teres hepatis
Arteri umbilikalis Membawa darah arteri Menutup, menjadi
venosa ke placenta ligamentum vesikale pada
dinding abdominal anterior
Duktus venosus Pirau darah a. ke v. kava Menutup, menjadi
inferior ligamentum venosum
Duktus arteriosus Pirau darah a.dan sebagian Menutup, menjadi lig.
darah v. dari a. pulmonalis Arteriosum
ke aorta
Foramen ovale Menghubungkan atrium Biasanya menutup
kanan dan kiri
Paru Tidak ada udara, sedikit Berisi udara dengan suplai
darah, berisi cairan darah yang baik
Arteri pulmonalis Membawa sedikit darah ke Membawa banyak darah ke
paru paru
Aorta Menerima darah dari kedua Menerima darah hanya dari
ventrikel ventrikel kiri
Vena cava Membawa darah dari tubuh Membawa darah hanya ke
inferior dan darah arteri ke plasenta atrium kanan

3. Termoregulasi
Pengendalian panas adalah cara kedua untuk menstabilkan fungsi
pernafasan dan sirkulasi bayi. Termoregulasi adalah upaya mempertahankan
keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas. Bayi bersifat
homeothermic yang artinya berusaha menstabilkan suhu badan internal
dalam rentang yang pendek. Hipotermi dan kehilangan panas yang
berlebihan merupakan kejadian yang membahayakan.
Mekanisme kehilangan panas pada bayi meliputi :
1) Konveksi
Bayi mengalami kehilangan panas karena panas mengalir dari permukaan
tubuh ke suhu udara yang lebih dingin di sekitarnya
2) Radiasi
Bayi mengalami kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan
benda padat yang dekat dengan bayi tetapi tidak dengan kontak langsung.
3) Evaporasi
Bayi mengalami kehilangan panas saat kulitnya basah. Kehilangan panas
terjadi oleh karena penguapan kulit tersebut.
4) Konduksi
Bayi kehilangan panas dari permukaan tubuhnya ke permukaan benda
padat yang menempel ditubuhnya.

C. Reflex pada Bayi Baru Lahir


1) Reflek Moro
Reflek ini terjadi karena adanya reaksi miring terhadap rangsangan
mendadak. Refleksnya simetris dan terjadi pada 8 minggu pertama setelah
lahir. Tidak adanya refleks moro menandakan terjadinya kerusakan atau
ketidakmatangan otak.
2) Refleks Rooting / Refleks Dasar
Dalam memberikan reaksi terhadap belaian di pipi atau sisi mulut, bayi akan
menoleh ke arah sumber rangsangan dan membuka mulutnya siap untuk
menghisap.
3) Refleks Menyedot dan Menelan / Refleks Sucking
Berkembang dengan baik pada bayi normal dan dikoordinasikan dengan
pernafasan. Ini penting untuk pemberian makan yang aman dan gizi yang
memadai.

4) Refleks Mengedip dan Refleks Mata


Melindungi mata dari trauma.
5) Refleks Graphs / Plantar
Genggaman tangan diperoleh dengan menempatkan jari atau pensil di dalam
telapak tangan bayi yang akan menggenggam dengan erat. Reaksi yang sama
dapat ditunjukkan dengan membelai bagian bawah tumit (genggam telapak
kaki).
6) Refleks Walking / Berjalan dan Melangkah
Jika disangga secara tegak dengan kaki menyentuh permukaan yang rata, bayi
akan terangsang untuk berjalan.
7) Refleks Tonik Neck
Pada posisi terlentang lengan disamping tubuh tempat kepala menoleh kearah
itu terulur sedangkan lengan sebelah terkulai.
8) Refleks Tarik
Jika didudukkan tegak, kepala bayi pada awalnya akan terkulai ke belakang
lalu bergerak ke kanan sesaat sebelum akhirnya tertunduk ke arah depan

D. Penanganan Bayi Baru Lahir


Menurut Prawirohardjo, (2002) tujuan utama perawatan bayi segera sesudah
lahir, adalah:
1. Membersihkan jalan nafas
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak
langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara
sebagai berikut :
a. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang
c. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus kassa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain.
2. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang
bulan. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril
dan diikat dengan pengikat steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat
dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol
70% atau povidon iodin 10% serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut
diganti setiap hari dan atau setiap tali basah / kotor. Sebelum memotong tali
pusat, pastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah
terjadinya perdarahan.
3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap
hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
4. Memberi Vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan, semua bayi baru lahir normal
dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari,
sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 –
1 mg I.M
5. Memberi Obat Tetes / Salep Mata
Di beberapa negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum
diharuskan untuk mencegah terjadinya oplitalmic neonatorum. Di daerah
dimana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru lahir perlu diberi salep
mata sesudah 5 jam bayi lahir. Pemberian obat mata eritromisin 0,5% atau
tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia
(penyakit menular seksual).
6. Identifikasi Bayi
a. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat
penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi.
b. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak
mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas.
c. Pada alat/gelang identifikasi harus tercantum : nama (bayi, nyonya)
tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu.
d. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,
tanggal lahir, nomor identifikasi.
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas
bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir
yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak
lanjut petugas kesehatan. Pemantauan 2 jam pertama sesudah lahir meliputi:
a. Kemampuan menghisap kuat atau lemah
b. Bayi tampak aktif atau lunglai
c. Bayi kemerahan atau biru

E. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir


Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan
pada bayi. Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk
tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Waktu pemeriksaan bayi baru lahir yaitu:
 Baru lahir sebelum usia 6 jam
 Usia 6-48 jam
 Usia 3-7 hari
 Minggu ke-2 pasca lahir
Langkah-langkah pemeriksaan:
 Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan bayi tenang (tidak menangis)
 Pemeriksaan tidak harus berurutan, dahulukan menilai pernafasan dan tarikan
dinding dada bawah, denyut jantung serta perut
 Selalu mencuci tangan pakai sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah
memegang bayi

BAB II
TINJAUAN TEORI
A, Pathofisiologi
PENILAIAN UNTUK TANDA-TANDA KEGAWATAN
1. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau
beberapa tanda – tanda berikut :
1) Sesak nafas.
2) Frekuensi pernafasan 60 X/mnt.
3) Gerak retraksi dada.
4) Malas minum.
5) Panas atau suhu badan bayi rendah.
6) Bayi kurang aktif.
7) Berat lahir rendah ( 1500 – 2500 gram ).
2. Tanda – tanda bayi sakit berat.
Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda – tanda berikut ini :
1) Sulit minum.
2) Sianosis sentral ( lidah biru ).
3) Perut kembung.
4) Periode apneu.
5) Kejang / periode kejang – kejang kecil.
6) Merintih.
7) Perdarahan.
8) Sangat kuning.
9) Berat badan lahir < 1500 gram.
3. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau
beberapa tanda – tanda berikut :
8) Sesak nafas.
9) Frekuensi pernafasan 60 X/mnt.
10) Gerak retraksi dada.
11) Malas minum.
12) Panas atau suhu badan bayi rendah.
13) Bayi kurang aktif.
14) Berat lahir rendah ( 1500 – 2500 gram ).
4. Tanda – tanda bayi sakit berat.
Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda – tanda berikut ini :
10) Sulit minum.
11) Sianosis sentral ( lidah biru ).
12) Perut kembung.
13) Periode apneu.
14) Kejang / periode kejang – kejang kecil.
15) Merintih.
16) Perdarahan.
17) Sangat kuning.
18) Berat badan lahir < 1500 gram.
PATHWAY Bayi baru lahir

Perubahan fisiologis

Sistem Respirasi Sistem Kardiovaskular Sistem GI Termoregulasi Pemotongan tali pusat

Asam lambung ↓ Adaptasi hangat ke Port de entry bakteri


Hipoksia, tekanan Alveolus terisi O2
pada rongga dada, dingin (kehilangan
penumpukan CO2, panas)
Kolik Risiko infeksi
perubahan suhu
Resistensi
vascular paru ↓
Distress di antara Meningkatkan panas Kegagalan
Merangsang saraf
waktu makan peningkatan panas
pernapasan Resistensi
vascular paru ↓
Non shivering
Tidak ada Pernapasan Risiko nutrisi kurang termogenesis Hipotermia
surfaktan pertama bayi Tekanan a. dari kebutuhan tubuh
pylmonalis ↓
Pembakaran
Aktivitas otot
Alveolus tdk brown fat
Pengeluaran
Tekanan atrium
berfungsi cairan paru
kanan ↓
Menangis, menggigil
Cairan pada
Ketidakefek jalan napas Alirah darah paru Tekanan atrium
tivan pola masuk jantung kiri tdk adekuat
napas
Ketidakefektivan
Tekanan atrium kiri ↑ Foramen ovale Percampuran Hipoksia Gangguan
bersihan jalan
tdk menutup darah jaringan perfusi jaringan
napas
Penutupan foramen ovale
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. Pengkajian

1.1 Identitas Bayi/Keluarga

1. Nama Bayi : By. Ny. M

2. Tanggal masuk : 27-04-2020

3. Jenis kelamin : Laki-laki

4. Tgl lahir/usia : 26-04-2020

5. BP/PB : 2800 Gram/ 47 cm

6. Anak ke : 2 ( Dua )

7. Nama ayah : Tn.R

8. Pekerjaan : PNS

9. Pendidikan : DII PGSD

10. Nama Ibu : Ny.M

11. Pekerjaan : IRT

12. Pendidikan : SMA

13. Alamat :Mogolaing,Kotamobagu Barat

14. Diagnose medis : Asfiksia sedang

1.2 Pengkajian Neonatus

2. Reflek

a. Moro : Ada ditandai dengan cara dikejutkan secara tiba-tiba dan

bayi berespon dengan memegang tangan perawat jaga

b. Menggenggam : Refleks genggam positif ditandai dengan respon

bayi menggenggam telunjuk perawat.


c. Menghisap : Menghisap kuat ditandai dengan bayi mau menghisap

susu yang diletakkan dibibir

3. Tonus/aktifitas

Gerakan tenang, bayi bergerak apabila nangis, tangisan lemah dan sulit

menangis

4. Kepala/leher

Bentuk kepala simetris, rambut tipis lurus dengan warna rambut hitam,

tidak terdapat benjolan, tidak ada lesi dan keadaan sutura sagitalis

tepat.

5. Mata

Bentuk mata simetris kiri dan kanan, tidak terdapat kotoran, bulu mata

belum tumbuh, sclera an ikterik dan konjungtiva anemis.

6. Telinga

Bentuk simetris kiri dan kanan, tidak terdapat kotoran, tidak terdapat

benjolan dan lesi, tulang telinga lunak, tulang kartilago tidak mudah

membalik/lambat dan tidak ada serumen.

7. Hidung

Bentuk simetris, terpasang O2 1-2 liter/menit, keadaan hidung bersih,

tidak terdapat polip dan benjolan.

8. Leher

Kelenjar tiroid tidak membesar, Kelenjar limpa tidak membesar dan

vena jugularis teraba kuat 120x/menit.

9. Toraks
Bentuk dada cekung, bersih, tidak terdapat bunyi jantung tambahan.

tidak terdapat kardiomegali,bentuk simetris dan klavikula teraba

normal.

10. Paru-Paru

Pernafasan 63 x/menit, Suara napas kiri dan kanan sama, terdapat

bunyi napas tambahan yaitu Ronchi, terdapat sekresi dan

menggunakan alat bantu pernafasan terpasang Oksigen 1-2 liter/ menit.

11. Jantung

Palpasi nadi radialis brakhialis dan karotis teraba keras, frekuensi

120x/menit. Pengisian kapiler 2 detik.

12. Abdomen

Bentuk abdomen datar, lingkar perut 34 cm, tidak terdapat

hepatomegali, turgor kulit kurang elastis ditandai dengan kulit kembali

ke bentuk semula lebih dari 2 detik dan liver kurang dari 2 cm dan

retraksi pada dinding epigastrium.

13. Ekstremitas

Atas : Bentuk simetris kiri dan kanan, jari-jari tangan lengkap, akral

dingin tidak terdapat benjolan dan lesi.

Bawah : Bentuk simetris kiri dan kanan, jari-jari kaki lengkap, akral

dingin, tidak terdapat benjolan dan lesi, gerakan ROM

terbatas.

14. Umbilikus

Tidak ada kelainan dan tanda-tanda infeksi tali pusat, warna merah

muda, bau tidak ada, terpasang IVFD D10% 6 tetes/menit (mikro).


15. Genital

Laki-laki normal dan tidak ditemukan adanya kelainan

16. Anus

Anus paten, tidak ditemukan adanya atresia ani, mekonium keluar

dua jam setelah lahir.

17. Kulit

Struktur kulit halus, tipis dan agak keriput, warna agak kemerahan,

lapisan lemak tipis pada jaringan kulit, tidak tampak tanda lahir.

18. Suhu

a. Lingkungan : Masih dalam incubator 30,0 0 C

b. Suhu tubuh : 350C

1.3 Riwayat Prenatal (ANC)

1. Jumlah kunjungan : 3 kali

2. Bidan / dokter : Bidan

3. Penkes didapat : Bidan menganjurkan untuk mengkonsumsi

makanan yang banyak mengandung kalsium dan mengurangi

pekerjaan yang dapat melelahkan.

4. HPHT : 06-09-2010

5. Kenaikan BB selama hamil : 12 Kg

6. Komplikasi hamil : Mual, muntah dan selera makan

kurang
7. Riwayat hospitalisasi : Tidak pernah dirawat di Rumah

Sakit selama hamil atau sebelum

hamil

8. Golongan darah Ibu :-

9. Kehamilan direncanakan/tidak : Kehamilan direncanakan

1.4 Riwayat Persalinan

1. Lama persalinan : 14 jam

2. Komplikasi persalinan : lahir normal pervaginam

1.5 Riwayat Kelahiran

1. Lama kala II : 9 jam

2. Cara melahirkan : Pervaginam

3. Tempat melahirkan : Rumah Sakit

1.6 Riwayat Postnatal

1. Usaha nafas dengan bantuan : Tidak menggunakan cuping hidung

untuk pernafasan

2. Apgar score : Apgar scor 5 menit pertama, denyut

jantung <100, warna kulit kemerahan

dan kaki agak membiru, usaha nafas

lambat, reflek gerak sedikit dan

gerakan otot lemah. Nilai apgar scor

(5/6).

3. Kebutuhan resusitasi : Tidak menggunakan bantuan resusitasi

4. Trauma lahir : Tidak ditemukan trauma saat lahir


5. Adanya narcosis : Tidak ditemukan adanya narkosis

6. Keluarnya urin : Keluar urin setelah bayi dilahirkan

7. Prosedur yang dilakukan :

a. Aspirasi gaster untuk mengeluarkan kemungkinan adanya air

ketuban yang ditelan.

b. Suction : Dilakukan untuk membersihkan jalan napas dari

air ketuban.

2. Analisa Data

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1 Data Ojektif : Bayi baru lahir Ketidakefektivan
a. Bayi tampak sesak bersihan jalan
b. RR 63 x/Menit
↓ napas
c. Terlihat retraksi pada Perubahan Fisiologis
dinding epigastrium ↓
d. Terpasang O2 (1-2 liter / Sistem Respirasi
menit)
e. Bayi tampak membiru ↓
(sianosis). Hipoksia, Tekanan
f. Tampak banyak sekresi pada rongga dada,
g. Suara nafas ronchi (+) Penumpukan CO2,
Perubahan suhu

Pernapasan pertama
bayi

Pengeluaran cairan
paru

Cairan pada jalan
napas

Ketidakefektivan
bersihan jalan
napas
2 Data Ojektif : Bayi baru lahir Ketidakefektivan
a. Akral teraba dingin pola napas
b. Bayi tampak

membiru Perubahan Fisiologis
c. Suara nafas ronkhi
(+)

d. Pasien tampak sesak Sistem Respirasi
e. RR 63 x/ menit ↓
Hipoksia, Tekanan
pada rongga dada,
Penumpukan CO2,
Perubahan suhu

Pernapasan pertama
bayi

Tidak ada surfaktan

Alveolus tidak
berfungsi

Ketidakefektivan
pola napas
3. Data Ojektif : Asfiksia Resiko tinggi
a. Akral teraba dingin hipotermi
b. Bayi tampak

gemetaran Bayi kekurangan
c. Bayi tampak pucat oksigen dan kadar
d. Membran mukosa Carbondioksida
pucat meningkat
e. Suhu 35 0C ↓
f. Apgar score 5/6 Suplai oksigen
dalam darah
menurun

Resiko tinggi
hipotermi
3. Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektivan bersihan jalan napas berhubungan dengan

penumpukan sekret

2. Ketidakefektivan pola napas berhubungan dengan hivopentilasi

3. Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan suplai oksigen dalam

darah menurun
4. RENCANA KEPERAWATAN
Rencana Keperawatan

Nama Klien : By.Ny.M No. Register : 13018762


Ruangan : Perinatologi Dx. Medis : ASFIKSIA

NO TANGGAL/ DIAGNOSA TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN


HARI KEPERAWATAN KEPERAWATAN
INTERVENSI RASIONAL
1 27-04-2020 Ketidakefektivan Tujuan : setelah dilakukan
1. Tentukan kebutuhan oral/ suction 1. Untuk membersihkan jalan napas
(Senin) bersihan jalan napas tindakan kep. 1 x 24 jam trakheal dari sekret
berhubungan dengan jalan napas efektif 2. Auskultasi suara nafas sesudah dan 2. Untuk mengetahui perubahan suara
Kriteria hasil : sebelum suction napas setelah dilakukan tindakan
penumpukan sekret
1. RR 30-60 x/mnt suction
2. Sianosis tidak terjadi3. Beri tahu keluarga tentang suction 3. Keluarga mengetahui tindakan yang
3. Sesak tidak terjadi dikerjakan
4. Ronchi tidak terdengar4. Tempatkan kepala pada posisi 4. Untuk mengurangi sesak
5. whezing tidakhiperekstensi.
terdengar 5. Beri Oksigen sesuai program dokter 5. Untuk pemenuhan kebutuhan
6. Produksi secret Oksigen
berkurang
2 27-04-2020 Ketidakefektivan pola Tujuan : Pola napas 1. Pertahankan kepatenan jalan napas 1. Suplai Oksigen terpenuhi
(Senin) menjadi efektif degan melakukan penghisapan lendir
napas berhubungan Kriteria hasil : 2. Pantau status pernapasan dan 2. Suplai oksigen tetap terjaga
RR 30 – 60 X / menit oksigenisasi sesuai dengan kebutuhan
dengan hivopentilasi
1. Pasien menunjukkan 3. auskultasi jalan napas untuk 3. pola ventilasi tetap terkontrol dan
pola napas yang efektif mengetahui adanya penurunan mendeteksi dini terjadinya
2. Ekspansi dada simetris vantilasi penurunan ventilasi
3. Tidak ada bunyi napas 4. kolaborasi dengan dokter untuk 4. untuk meningkatkan kerja sama tim
tambahan pemakaian alat Bantu napas dan untuk mendapatkan terapi yang
4. Kecepatan dan irama 5. Berikan oksigen sesuai kebutuhan tepat
respirasi dalam batas 5. untuk memenuhi kebutuhan
normal oksigen

3 27-04-2020 Resiko tinggi hipotermi Tujuan : Suhu bayi stabil 1. Rawat bayi sesuai dengan suhu 1. Rawat bayi dalam incubator
(Senin) berhubungan dengan Kriteria hasil : lingkungan sesuai suhu tubuh
kurangnya suplai 1. temperatur 36,50 C 2. Hindarkan bayi kontak langsung 2. Untuk menjaga suhu bayi tetap
oksigen dalam darah -37,2 0C dengan benda sebagai sumber dingin stabil
2. Akral teraba hangat 3. Ukur suhu bayi setiap 3 jam atau 3. Untuk mengetahui
kalau perlu perkembangan atau perubahan
4. Ganti popok bila basah suhu tubuh
4. Untuk menghindari penurunan
suhu tubuh
Catatan Keperawatan
Nama Klien : By. Ny. M No.Register :
13018762
Ruangan : Perinatologi Dx. Medis :
Asfiksia
No Implementasi
Tanggal Dx Jam Paraf
27-04-2020 I 10.35 Wib 1. Melakukan suction
(Hari ke-1) Hasil : Sumbatan jalan napas
berkurang.
10.50 Wib 2. Mendengar suara nafas
sesudah dan sebelum suction
Hasil : suara nafas sebelum suction
rongki, setelah suction rongki tapi
tidak keras
11.00 Wib 3. Mengatur kepala pada
0
posisi (15 C)
11.05 Wib Hasil : bayi tampak nyaman.
4. Memasang O2 sesuai
program dokter (1-2 liter/menit)

27-04-2020 II 11.10 Wib 1. Memberikan diet


(Hari ke-1)
11.25 Wib 2. Merawat bayi dengan suhu
lingkungan yang sesuai
Hasil : Bayi dirawat dalam incubator
dengan suhu 30,0 0C
11.20 Wib 3. Menghindarkan bayi
kontak langsung dengan benda
sebagai sumber dingin
Hasil : Mengganti popok bayi jika
basah

27-04-2020 III 12.00 Wib 1. Memantau vital sign.


(Hari ke-1) Hasil : N : 120x/menit P: 63x/menit
S : 35 0C
12.20 Wib 2. Memantau tekstur dan
warna kulit.
13.30 Wib Hasil : Wana kulit merah muda
3. Jaga kebersihan tempat
tidur.
Hasil : Merapikan dan mengganti alas
tempat tidur jika kotor
28-04-2020 I 08.30 Wib 1. Mengatur kepala pada posisi
(Hari ke-2) hiperekstensi.
Hasil : Posisi kepala 15 0
09.00 Wib 2. Memberikan diet
Hasil :

28-04-2020 II 09.30 Wib 1. Memantau status


(Hari ke-2) pernapasan dan oksigenisasi sesuai
dengan kebutuhan
Hasil : Pernafasan 57x/menit, Oksigen
terpasang baik 2 liter/menit
2. Mengkolaborasikan
09.45 Wib dengan dokter untuk pemakaian alat
Bantu napas
Hasil : Dokter menganjurkan untuk
memberi oksigen 1-2 liter/menit
10.00 Wib melalui selang oksigen
3. Memberikan oksigen
sesuai kebutuhan
Hasil : oksigen terpasang 2 liter/menit
28-04-2020 III 10.20 Wib 1. Mer
(Hari ke-2) awat bayi dengan suhu lingkungan
sesuai.
Hasil : Bayi dirawat dalam incubator
10.30 Wib dengan suhu 30,0 0C
2. Men
ghindarkan bayi kontak langsung
dengan benda sebagai sumber dingin
Hasil : Mengganti popok bayi jika
11.00 Wib basah
3. Memberikan diet
Hasil :

28-04-2020 IV 11.30 Wib 1. Memantau vital sign.


(Hari ke-2) Hasil : N : 120x/menit P: 57x/menit
S : 30 0C
12.45 Wib 2. Memberi diet
Hasil :

14.20 Wib 3. Jaga kebersihan tempat tidur.


Hasil : Merapikan dan mengganti alas
tempat tidur jika kotor
Evaluasi (SOAP)

Nama Klien : By. Ny. M No.Register :


13018762
Ruangan : Perinatologi Dx. Medis :
ASFIKSIA

Hari/ No. Evaluasi (S O A P) Paraf


Tanggal Diagnosa
27-04-2020 I Jam 10.35 wib
(Hari ke-I) Subjektif :
Keluarga bayi mengatakan, bayi tampak
sesak

Objektif :
1. Bayi tampak bernafas dengan cepat dan
dangkal
2. Frekuensi pernafasan 63 x/menit, bunyi
nafas ronkhi
3. Bayi tampak agak membiru

Analisa :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
masalah belum teratasi

Planning (Perencanaan) :
Intervensi dilanjutkan
1. Tentukan kebutuhan oral/ suction trakheal
2. Auskultasi suara nafas sesudah dan
sebelum suction
3. Beri tahu keluarga tentang suction
4. Tempatkan kepala pada posisi
hiperekstensi
5. Beri O2 sesuai program dokter
27-04-2020 II Jam 11.10 wib
(Hari ke-I) Subjektif :
1. Keluarga bayi mengatakan, Bayi tampak
agak membiru
2. Keluarga bayi mengatakan, bayi teraba
dingin dan tampak kesulitan saat bernafas
Objektif :
1. Lendir dikeluarkan melalui suction
2. Pernafasan 63x/menit
3. Suara napas ronki, Ventilasi dalam batas
normal
4. Pola nafas cepat dan dangkal

Analisa :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
masalah belum teratasi

Planning (Perencanaan) :
Ulangi intervensi
1. Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan melakukan penghisapan lender.
2. Pantau status pernapasan dan oksigenisasi
sesuai dengan kebutuhan
3. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemakaian alat Bantu napas
4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan (2
liter/menit)
27-04-2020 III Jam 12.00 wib
(Hari ke-I) Subjektif :
Keluarga bayi mengatakan, bayi tampak
kedinginan

Objektif :
1. Bayi dirawat dalam incubator dengan suhu
30,00 C
2. Suhu bayi 35 0C

Analisa :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
masalah sebagian sudah teratas

Planning (Perencanaan) :
1. Bayi tetap dirawat di incubator dengan
suhu 30,0 0 C
2. Ganti popok bila basah
3. Hindari bayi kontak langsung dengan
basah

28-04-2020 I Jam 08.30 wib


(Hari ke-II) Subjektif :
Keluarga bayi mengatakan, bayi bernapas
dengan cepat

Objektif :
1. Bayi tampak bernafas dengan cepat
2. Bayi tampak agak membiru

Analisa :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
masalah belum teratasi

Planning (Perencanaan) :
1. Intervensi dilanjutkan
2. Auskultasi suara nafas sesudah dan
sebelum suction
3. Tempatkan kepala pada posisi
hiperekstensi
4. Beri O2 sesuai program dokter
28-04-2020 II Jam 09.30 wib
(Hari ke-II) Subjektif :
1. Keluarga bayi mengatakan, Bayi tampak
agak membiru
2. Keluarga bayi mengatakan, bayi teraba
hangat

Objektif :
1. Lendir dikeluarkan melalui suction
2. Pernafasan 57x/menit
3. Suara napas vasikuler
4. Pola nafas cepat dan dangkal

Analisa :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
masalah teratasi sebagian

Planning (Perencanaan) :
Intervensi dilanjutkan
1. Pertankan kepatenan jalan napas degan
melakukan penghisapan lender
2. Pantau status pernapasan dan oksigenisasi
sesuai dengan kebutuhan
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
28-04-2020 III Jam 10.20 wib
(Hari ke-II) Subjektif : -
Objektif :
1. Bayi dirawat dalam incubator dengan
suhu 30,0 0 C
2. Suhu bayi 350C
3. Akral teraba hangat

Analisa :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
masalah hipotermi teratasi

Planning (Perencanaan) :
Intervensi dipertahankan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


N HARI/TGL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
O
1. 27-04-2020 Ketidakefektivan 1. Menentukan kebutuhan oral/ S : Keluarga mengatakan bayi
(Senin) bersihan jalan napas suction trakheal
tampak sesak
berhubungan dengan 2. Mengauskultasi suara nafas
sesudah dan sebelum suction O : - Bayi tampak bernapas dengan
penumpukan sekret
3. Memberikan tahu keluarga
cepat dan dangkal
tentang suction
4. Menempatkan kepala pada -Frekuensi pernapasan
posisi hiperekstensi.
63x/menit, bunyi napas ronkhi
5. Memberikan Oksigen sesuai
program dokter - Bayi tampak agak membiru
A : Masalah teratasi sebagian
P : -Tentukan kebutuhan oral/
suction Trakheal
-Auskultasi suara nafas sebelum
dan sesudah suction
2. 28-04-2020 Ketidakefektivan 1. Mempertahankan kepatenan S : Keluarga mengatakan, bayi
(Selasa) jalan napas degan melakukan
pola napas tampak kesulitan saat bernapas
penghisapan lendir
berhubungan dengan O : - Frekuensi pernapasan
2. Memantau status pernapasan
hivopentilasi dan oksigenisasi sesuai 63x/menit
dengan kebutuhan -Lendir dikeluarkan melalui
3. Mengauskultasi jalan napas
suction
untuk mengetahui adanya A : Masalah teratasi sebagian
penurunan vantilasi P : - Pertahankan kepatenan jalan
4. Berkolaborasi dengan dokter
napas dengan melakukan
untuk pemakaian alat Bantu
napas penghisapan lendir
5. Memberikan oksigen sesuai - Pantau status pernapasan dan
kebutuhan
oksigenasi sesuai dengan
kebutuhan
3. 29-04-2020 Resiko tinggi 1. Merawat bayi sesuai dengan S : Keluarga mengatakan, bayi
(Rabu) hipotermi suhu lingkungan
tampak kedinginan
berhubungan dengan 2. Mehindarkan bayi kontak
kurangnya suplai langsung dengan benda O : Bayi dirawat di dalam
oksigen dalam darah sebagai sumber dingin
incubator
3. Mengukur suhu bayi setiap 3
jam atau kalau perlu A : Masalah teratasi
4. Mengantikan popok bila
P : Intervensi dipertahankan
basah

BAB IV
PENUTUP
A. kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) normal adalah bayi dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu.
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan
pada bayi. Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan
untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Waktu pemeriksaan bayi baru lahir yaitu:
 Baru lahir sebelum usia 6 jam
 Usia 6-48 jam
 Usia 3-7 hari
 Minggu ke-2 pasca lahir

DAFTAR PUSTAKA
Bobak Irene, Lowdermik Deitra Leonard, Jensen Margaret Duncan. 2005.
Keperawatan Maternitas
.Jakarta: EGC
 
Carpenito, Lynda juall. 2006.
Buku Saku Diagosa Keperawatan
. Jakarta : EGCDoenges, Marylinn E 2001.
Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untukPerencanaan dan Dokumentasi
Perawatan Klien
. Jakarta : EGCDoenges, Marylinn E. (2000).
Rencana Asuhan Keperawatan
, edisi 3. Jakarta: EGCHamilton, Persis Marry.1995.
Dasar-dasar Keperawatan Maternitas
. Jakarta : EGCPrawirohardjo, Sarwono. 2002.
Buku Acuan Nasional Pelayanan KesehatanMaternal dan Neonatal 
. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai