Di Susun Oleh:
Nama: Wynda Permanasari Iksan
NIM: 711440118093
A. Definisi
Bayi baru lahir (neonatus) normal adalah bayi dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gr sampai dengan 4.000 gram.
Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari. Periode neonatal
adalah bulan pertama kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami
pertumbuhan dan perubahan yang amat manakjubkan (Mary Hamilton, 1995 :
217).
2. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi mengalami perubahan pada saat bayi dilahirkan.
Terdapat dua perubahan yang harus terjadi untuk mendapatkan sistem
sirkulasi yang baik, yaitu menutupnya foramen ovale pada atrium dan ductus
arteriosus antara paru dan aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat
perubahan tekanan pada seluruh sistem vaskular. Oksigen menyebabkan
sistem vaskular mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau
meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Terdapat dua peristiwa yang dapat merubah tekanan dalam sistem
pembuluh darah, yaitu:
Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan
tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun kerena
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini
menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua
kejadian ini membantu darah dengan sedikit kandungan oksigen mengalir
ke paru untuk menjalani proses oksigenisasi ulang.
Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru
dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan. Oksigen pada pernafasan
pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh
darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru mengakibatkan peningkatan
volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan
3. Termoregulasi
Pengendalian panas adalah cara kedua untuk menstabilkan fungsi
pernafasan dan sirkulasi bayi. Termoregulasi adalah upaya mempertahankan
keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas. Bayi bersifat
homeothermic yang artinya berusaha menstabilkan suhu badan internal
dalam rentang yang pendek. Hipotermi dan kehilangan panas yang
berlebihan merupakan kejadian yang membahayakan.
Mekanisme kehilangan panas pada bayi meliputi :
1) Konveksi
Bayi mengalami kehilangan panas karena panas mengalir dari permukaan
tubuh ke suhu udara yang lebih dingin di sekitarnya
2) Radiasi
Bayi mengalami kehilangan panas dari permukaan tubuh ke permukaan
benda padat yang dekat dengan bayi tetapi tidak dengan kontak langsung.
3) Evaporasi
Bayi mengalami kehilangan panas saat kulitnya basah. Kehilangan panas
terjadi oleh karena penguapan kulit tersebut.
4) Konduksi
Bayi kehilangan panas dari permukaan tubuhnya ke permukaan benda
padat yang menempel ditubuhnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A, Pathofisiologi
PENILAIAN UNTUK TANDA-TANDA KEGAWATAN
1. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau
beberapa tanda – tanda berikut :
1) Sesak nafas.
2) Frekuensi pernafasan 60 X/mnt.
3) Gerak retraksi dada.
4) Malas minum.
5) Panas atau suhu badan bayi rendah.
6) Bayi kurang aktif.
7) Berat lahir rendah ( 1500 – 2500 gram ).
2. Tanda – tanda bayi sakit berat.
Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda – tanda berikut ini :
1) Sulit minum.
2) Sianosis sentral ( lidah biru ).
3) Perut kembung.
4) Periode apneu.
5) Kejang / periode kejang – kejang kecil.
6) Merintih.
7) Perdarahan.
8) Sangat kuning.
9) Berat badan lahir < 1500 gram.
3. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau
beberapa tanda – tanda berikut :
8) Sesak nafas.
9) Frekuensi pernafasan 60 X/mnt.
10) Gerak retraksi dada.
11) Malas minum.
12) Panas atau suhu badan bayi rendah.
13) Bayi kurang aktif.
14) Berat lahir rendah ( 1500 – 2500 gram ).
4. Tanda – tanda bayi sakit berat.
Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda – tanda berikut ini :
10) Sulit minum.
11) Sianosis sentral ( lidah biru ).
12) Perut kembung.
13) Periode apneu.
14) Kejang / periode kejang – kejang kecil.
15) Merintih.
16) Perdarahan.
17) Sangat kuning.
18) Berat badan lahir < 1500 gram.
PATHWAY Bayi baru lahir
Perubahan fisiologis
1. Pengkajian
6. Anak ke : 2 ( Dua )
8. Pekerjaan : PNS
2. Reflek
3. Tonus/aktifitas
Gerakan tenang, bayi bergerak apabila nangis, tangisan lemah dan sulit
menangis
4. Kepala/leher
Bentuk kepala simetris, rambut tipis lurus dengan warna rambut hitam,
tidak terdapat benjolan, tidak ada lesi dan keadaan sutura sagitalis
tepat.
5. Mata
Bentuk mata simetris kiri dan kanan, tidak terdapat kotoran, bulu mata
6. Telinga
Bentuk simetris kiri dan kanan, tidak terdapat kotoran, tidak terdapat
benjolan dan lesi, tulang telinga lunak, tulang kartilago tidak mudah
7. Hidung
8. Leher
9. Toraks
Bentuk dada cekung, bersih, tidak terdapat bunyi jantung tambahan.
normal.
10. Paru-Paru
11. Jantung
12. Abdomen
ke bentuk semula lebih dari 2 detik dan liver kurang dari 2 cm dan
13. Ekstremitas
Atas : Bentuk simetris kiri dan kanan, jari-jari tangan lengkap, akral
Bawah : Bentuk simetris kiri dan kanan, jari-jari kaki lengkap, akral
terbatas.
14. Umbilikus
Tidak ada kelainan dan tanda-tanda infeksi tali pusat, warna merah
16. Anus
17. Kulit
Struktur kulit halus, tipis dan agak keriput, warna agak kemerahan,
lapisan lemak tipis pada jaringan kulit, tidak tampak tanda lahir.
18. Suhu
4. HPHT : 06-09-2010
kurang
7. Riwayat hospitalisasi : Tidak pernah dirawat di Rumah
hamil
untuk pernafasan
(5/6).
air ketuban.
2. Analisa Data
penumpukan sekret
darah menurun
4. RENCANA KEPERAWATAN
Rencana Keperawatan
3 27-04-2020 Resiko tinggi hipotermi Tujuan : Suhu bayi stabil 1. Rawat bayi sesuai dengan suhu 1. Rawat bayi dalam incubator
(Senin) berhubungan dengan Kriteria hasil : lingkungan sesuai suhu tubuh
kurangnya suplai 1. temperatur 36,50 C 2. Hindarkan bayi kontak langsung 2. Untuk menjaga suhu bayi tetap
oksigen dalam darah -37,2 0C dengan benda sebagai sumber dingin stabil
2. Akral teraba hangat 3. Ukur suhu bayi setiap 3 jam atau 3. Untuk mengetahui
kalau perlu perkembangan atau perubahan
4. Ganti popok bila basah suhu tubuh
4. Untuk menghindari penurunan
suhu tubuh
Catatan Keperawatan
Nama Klien : By. Ny. M No.Register :
13018762
Ruangan : Perinatologi Dx. Medis :
Asfiksia
No Implementasi
Tanggal Dx Jam Paraf
27-04-2020 I 10.35 Wib 1. Melakukan suction
(Hari ke-1) Hasil : Sumbatan jalan napas
berkurang.
10.50 Wib 2. Mendengar suara nafas
sesudah dan sebelum suction
Hasil : suara nafas sebelum suction
rongki, setelah suction rongki tapi
tidak keras
11.00 Wib 3. Mengatur kepala pada
0
posisi (15 C)
11.05 Wib Hasil : bayi tampak nyaman.
4. Memasang O2 sesuai
program dokter (1-2 liter/menit)
Objektif :
1. Bayi tampak bernafas dengan cepat dan
dangkal
2. Frekuensi pernafasan 63 x/menit, bunyi
nafas ronkhi
3. Bayi tampak agak membiru
Analisa :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
masalah belum teratasi
Planning (Perencanaan) :
Intervensi dilanjutkan
1. Tentukan kebutuhan oral/ suction trakheal
2. Auskultasi suara nafas sesudah dan
sebelum suction
3. Beri tahu keluarga tentang suction
4. Tempatkan kepala pada posisi
hiperekstensi
5. Beri O2 sesuai program dokter
27-04-2020 II Jam 11.10 wib
(Hari ke-I) Subjektif :
1. Keluarga bayi mengatakan, Bayi tampak
agak membiru
2. Keluarga bayi mengatakan, bayi teraba
dingin dan tampak kesulitan saat bernafas
Objektif :
1. Lendir dikeluarkan melalui suction
2. Pernafasan 63x/menit
3. Suara napas ronki, Ventilasi dalam batas
normal
4. Pola nafas cepat dan dangkal
Analisa :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
masalah belum teratasi
Planning (Perencanaan) :
Ulangi intervensi
1. Pertahankan kepatenan jalan napas
dengan melakukan penghisapan lender.
2. Pantau status pernapasan dan oksigenisasi
sesuai dengan kebutuhan
3. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemakaian alat Bantu napas
4. Berikan oksigen sesuai kebutuhan (2
liter/menit)
27-04-2020 III Jam 12.00 wib
(Hari ke-I) Subjektif :
Keluarga bayi mengatakan, bayi tampak
kedinginan
Objektif :
1. Bayi dirawat dalam incubator dengan suhu
30,00 C
2. Suhu bayi 35 0C
Analisa :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
masalah sebagian sudah teratas
Planning (Perencanaan) :
1. Bayi tetap dirawat di incubator dengan
suhu 30,0 0 C
2. Ganti popok bila basah
3. Hindari bayi kontak langsung dengan
basah
Objektif :
1. Bayi tampak bernafas dengan cepat
2. Bayi tampak agak membiru
Analisa :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
masalah belum teratasi
Planning (Perencanaan) :
1. Intervensi dilanjutkan
2. Auskultasi suara nafas sesudah dan
sebelum suction
3. Tempatkan kepala pada posisi
hiperekstensi
4. Beri O2 sesuai program dokter
28-04-2020 II Jam 09.30 wib
(Hari ke-II) Subjektif :
1. Keluarga bayi mengatakan, Bayi tampak
agak membiru
2. Keluarga bayi mengatakan, bayi teraba
hangat
Objektif :
1. Lendir dikeluarkan melalui suction
2. Pernafasan 57x/menit
3. Suara napas vasikuler
4. Pola nafas cepat dan dangkal
Analisa :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
masalah teratasi sebagian
Planning (Perencanaan) :
Intervensi dilanjutkan
1. Pertankan kepatenan jalan napas degan
melakukan penghisapan lender
2. Pantau status pernapasan dan oksigenisasi
sesuai dengan kebutuhan
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
28-04-2020 III Jam 10.20 wib
(Hari ke-II) Subjektif : -
Objektif :
1. Bayi dirawat dalam incubator dengan
suhu 30,0 0 C
2. Suhu bayi 350C
3. Akral teraba hangat
Analisa :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
masalah hipotermi teratasi
Planning (Perencanaan) :
Intervensi dipertahankan
BAB IV
PENUTUP
A. kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) normal adalah bayi dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu.
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan
pada bayi. Resiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan
untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
Waktu pemeriksaan bayi baru lahir yaitu:
Baru lahir sebelum usia 6 jam
Usia 6-48 jam
Usia 3-7 hari
Minggu ke-2 pasca lahir
DAFTAR PUSTAKA
Bobak Irene, Lowdermik Deitra Leonard, Jensen Margaret Duncan. 2005.
Keperawatan Maternitas
.Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda juall. 2006.
Buku Saku Diagosa Keperawatan
. Jakarta : EGCDoenges, Marylinn E 2001.
Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untukPerencanaan dan Dokumentasi
Perawatan Klien
. Jakarta : EGCDoenges, Marylinn E. (2000).
Rencana Asuhan Keperawatan
, edisi 3. Jakarta: EGCHamilton, Persis Marry.1995.
Dasar-dasar Keperawatan Maternitas
. Jakarta : EGCPrawirohardjo, Sarwono. 2002.
Buku Acuan Nasional Pelayanan KesehatanMaternal dan Neonatal
. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.