Anda di halaman 1dari 7

2nd Annual Proceeding, November 2017 (ISSN: 2355-5106) STKIP Citra Bakti, Bajawa, NTT

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN HASIL BELAJAR


MATEMATIKA PADA SISWA SMP

Wilibaldus Bhoke

Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP Citra Bakti, NTT


wilibaldusbhoke87@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan


yang positif dan signifikan antara motivasi belajar (X) dengan
hasil belajar matematika (Y) pada siswa kelas VII SMP. Jenis
penelitian ini yaitu penelitian ex post facto. Metode yang
digunakan adalah korelasional. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VII SMP Gugus 2 Soa. Penelitian ini
menggunakan teknik simple random sampling, dengan jumlah
sampel sebanyak 52 siswa. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan angket dan
dokumentasi. Uji prasyaratan analisis dengan menggunakan
SPSS 16,0 for windows. Hasil perhitungan uji hipotesis diperoleh
nilai rxy = 0,198 kemudian dibandingkan dengan r tabel pada taraf
signifikan 0,05 diperoleh nilai rtabel sebesar 0,279. Karena hasil rxy
sebesar 0,198 < rtabel sebesar 0,279 maka H1 ditolak, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara motivasi dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII
SMP.

Kata-kata Kunci: hubungan, motivasi belajar, hasil belajar

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan media yang memiliki peranan penting dalam
menciptakan manusia yang berkualitas dan berpotensi baik dalam
kemampuan intelektual, kemampuan emosional dan kemampuan spiritual.
Pendidikan tentunya dapat menghasilkan sumber daya manusia yang
berkualitas dan mampu bersaing. Menurut Raka Joni (Margaretha Dhiu
2012:33), pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi
lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat,
berlangsung seumur hidup, dan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-
prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia
seutuhnya.
Sedangkan Hamalik (2014), menyatakan bahwa pendidikan merupakan
suatu proses mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri
sebaik mungkin dengan lingkungannya, dan dengan demikian akan
menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk
berfungsi adekwat dalam kehidupan masyarakat.

236
2nd Annual Proceeding, November 2017 (ISSN: 2355-5106) STKIP Citra Bakti, Bajawa, NTT

Selain itu, Koban Uer (2014), mendefenisikan pendidikan adalah suatu


proses perubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dan
usaha pendewasaan melalui upaya pengajaran dan pelatihan, serta dapat
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
menjadi manusia yang beriman, bertakwa, berbudi pekerti luhur, miliki
pengetahuan dan keterampilan.
Dari beberapa pengertian pendidikan menurut para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa, pendidikan merupakan suatu proses interaksi manusia
yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal, untuk
memanusiakan manusia serta mempersiapkan peserta didik agar mampu
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-
hari.
Pendidikan itu pada dasarnya membimbing generasi muda untuk
mencapai suatu generasi yang lebih baik. Pemerintah telah mengupayakan
dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan formal maupun non formal.
Salah satu lembaga pendidikan formal yaitu pendididikan Sekolah Dasar.
Lembaga pendidikan sekolah dasar merupakan suatu lembaga yang diyakini
sangat penting keberadaannya. Lembaga ini memiliki peranan sangat
penting setelah pendidikan dalam keluarga. Dalam dunia pendidikan,
lembaga pendidikan sekolah dasar merupakan satuan pendidikan yang
bersifat mendasar untuk melatih, membimbing dan mengarahkan peserta
didik dalam mengembangkan ilmu serta keterampilan sebagai bekal untuk
mengenyam pendidikan pada sekolah lanjutan serta interaksi dalam
hubungan sosial kemasyarakatan.
Di dalam lembaga pendidikan dasar memiliki beberapa mata pelajaran
yang wajib diterapkan kepada siswa, salah satunya adalah pelajaran
matematika. Matematika adalah mata pelajaran yang wajib dibelajarkan oleh
setiap jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan dasar, menengah
maupun pendidikan tinggi. Menurut Sundayana (2015) matematika
merupakan salah satu komponen dan serangkaian mata pelajaran yang
mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Matematika merupakan
salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Namun sampai saat ini masih banyak siswa yang merasa
matematika sebagai mata pelajaran yang paling sulit, tidak menyenangkan,
bahkan menakutkan. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan-kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika.
Marti mengemukakan bahwa meskipun matematika dianggap memiliki
tinggkat kesulitan yang tinggi, namun setiap orang harus mempelajarinya
karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari.
Pemecahan masalah tersebut meliputi penggunaan informasi dan
pengunaan pengetahuan tentang menghitung (Sundayana 2015)
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika
di Gugus 2 Soa, diperoleh bahwa hasil belajar matematika di kelas VII SMP
Gugus 2 Soa masih rendah, dengan rata-rata persentasenya adalah 65%
yang seharusnya KKM mencapai 70%. Banyak faktor yang menyebabkan
rendahnya hasil belajar matematika, salah satunya adalah rendahnya
motivasi belajar dalam diri peserta didik. Siswa merasa matematika adalah
mata pelajaran yang sangat sulit. Keberhasilan belajar siswa dapat

237
2nd Annual Proceeding, November 2017 (ISSN: 2355-5106) STKIP Citra Bakti, Bajawa, NTT

ditentukan oleh motivasi belajar yang dimilikinya. Siswa yang memiliki


motivasi belajar yang tinggi cendrung hasil belajarnya akan tinggi pula,
sebaliknya siswa yang motivasi belajarnya rendah akan rendah pula hasil
belajarnya. Karena itu peran motivasi menjadi sangat penting, karena
motivasi merupakan penggerak atau pendorong untuk melakukan tindakan
tertentu. Atas dasar itu, maka dilakukan penelitian dengan judul “Hubungan
antara Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas
VII SMP Gugus 2 Soa Kabupaten Ngada”. Rumusan masalah yang diambil
adalah apakah terdapat hubungan antara motivasi dengan hasil belajar
matematika Kelas VII SMP Gugus 2 Soa. Sedangkan tujuan dari penelitian
ini untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan hasil belajar
matematika pada siswa kelas VII SMP Gugus 2 Soa. Adapun manfaat dari
penelitian ini antara lain sebagai berikut. (1) sebagai masukan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan, (2)memberikan
pengetahuan kepada pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan,
(3)membantu pembinaan murid untuk mendapatkan prestasi yang optimal
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian ex post facto dengan
desain yang digunakan adalah desain korelasi sederhana. Sampel penelitian
ini adalah siswa kelas VII SMP Gugus 2 Soa dengan jumlah siswa 52 orang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling.
Teknik ini digunakan supaya sampel yang dipakai dalam penelitian sesuai
dengan tujuan penelitian, serta berdasarkan pertimbangan yaitu
keterbatasan tenaga dalam peneliti.

METODE
Setelah data hasil hasil belajar matematika dan data motivasi
dikumpulkan selanjutnya data dianalisis menggunakan statistik deskripsif
untuk mengetahui tinggi rendahnya motivasi siswa dan tinggi rendahnya
hasil belajar matematika siswa. Untuk menentukan tinggi rendahnya kedua
variabel tersebut dapat dikonversikan dengan menggunakan kriteria rata-rata
(mean) (Mi) dan standar deviasi (SD) ideal sebagai berikut.
Mi + 1,5 Sdi ≤ Mi + 3,0Sdi Sangat Tinggi
Mi + 0,5 Sdi ≤ Mi + 1,5 Sdi Tinggi
Mi - 0,5 Sdi ≤ Mi + 0,5 Sdi Sedang
Mi - 1,5Sdi ≤ Mi - 0,5 Sdi Rendah
Mi - 3,0SDi ≤ Mi - 1,5 SDi Sangat Rendah
(Koyan, 2012:25)
Keterangan:
Mi = Rata-rata ideal dihitung dengan rumus:
(skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
SDi = Standar deviasi ideal dihitung dengan rumus:
(skor maksimal ideal – skor minimal ideal)

238
2nd Annual Proceeding, November 2017 (ISSN: 2355-5106) STKIP Citra Bakti, Bajawa, NTT

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diperoleh
data hasil penelitian pada variabel motivasi belajar matematika siswa kelas
VII SMP Gugus 2 Soa menunjukkan hasil yang beragam. Berdasarkan hasil
analisis, diperoleh nilai maksimum 120; nilai minimum 82; mean 103,42,
median 102,92, modus 101,9 dan standar deviasi 9.
Dari hasil di atas, distribusi data motivasi belajar matematika siswa
dapat disajikan pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Matematika


Kelas interval F Xi F kumulatif fixi
82-87 3 84,5 3 253,5
88-93 2 90,5 5 181
94-99 12 96,5 18 1158
100-105 14 102,5 31 1435
106-111 11 108,5 42 1193,5
112-117 8 114,5 50 916
118-123 2 120,5 52 241
52 5378
Untuk mengetahui tinggi rendahnya motivasi siswa dan tinggi
rendahnya hasil belajar matematika siswa. Untuk menentukan tinggi
rendahnya kedua variabel tersebut akan dikonversikan dengan
menggunakan kriteria rata-rata (mean) (Mi) dan standar deviasi (SD) ideal
sebagai berikut. Mi = ( skor maksimal idel + skor minimal ideal ) = (
150 + 30 ) = 90, Sdi = ( skor maksimal ideal – skor minimal ideal ) = (
150 – 30) = 20.
Tabel 2 Kriteria Rata-rata
Rentangan Skor Predikat
Mi + 1,5 SDi ≤ Mi + 3,0 SDi 120 ≤150 Sangat Tinggi
Mi + 0,5 SDi ≤ Mi + 1,5 SDi 100 ≤ 120 Tinggi
Mi - 0,5 SDi ≤ Mi + 0,5 SDi 80 ≤ 100 Sedang
Mi - 1,5 SDi ≤ Mi - 0,5 Sdi 60 ≤ 80 Rendah
Mi - 3,0 SDi ≤ Mi - 1,5 SDi 30 ≤60 Sangat Rendah

Berdasarkan konversi menggunakan kriteria rata-rata dan sesuai


dengan hasil analisis data bahwa rerata hitung motivasi belajar matematika
adalah 103,42 dan terletak pada kategori tinggi. Sedangkan Distribusi data
hasil belajar matematika disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.

239
2nd Annual Proceeding, November 2017 (ISSN: 2355-5106) STKIP Citra Bakti, Bajawa, NTT

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika


Kelas interval F Xi F.kumulatif fixi f. relatiff(%)
73-76 5 74,5 5 372,5 9,61
77-80 7 78,5 12 549,5 13,46
81-84 9 82,5 21 742,5 17,30
85-88 10 86,5 31 865 19,23
89-92 8 90,5 39 724 15,38
93-96 7 94,5 46 661,5 13,46
97-100 6 98,5 52 591 11,53
52 4506

Untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa,


digunakan kriteria rata-rata (mean) (Mi) dan Standar Deviasi (SD) ideal
sebagai berikut. Mi = ( skor maksimal idel + skor minimal ideal ) =
(100 + 0) = 50, Sdi = ( skor maksimal ideal – skor minimal ideal ) =
(100 – 0) = 16,6.
Tabel 4 Kriteria Rata-rata
Rentangan Skor Predikat
Mi + 1,5 SDi ≤ Mi + 3,0 SDi 75 ≤ 100 Sangat Tinggi
Mi + 0,5 SDi ≤ Mi + 1,5 SDi 58 ≤ 75 Tinggi
Mi - 0,5 SDi ≤ Mi + 0,5 SDi 42 ≤ 58 Sedang
Mi - 1,5 SDi ≤ Mi - 0,5 SDi 25 ≤ 42 Rendah
Mi - 3,0 SDi ≤ Mi - 1,5 SDi 0 ≤ 25 Sangat Rendah
Berdasarkan konversi menggunakan kriteria rata-rata dan sesuai
dengan hasil analisis data bahwa rerata hitung hasil belajar matematika
adalah 85,05 dan terletak pada kategori sangat tinggi.

Pembahasan
Data hasil penelitian terdiri dari satu variabel bebas yaitu variabel
Motivasi Belajar (X) dan variabel terikat Hasil Belajar (Y). Pada bagian ini
akan digambarkan atau dideskripsikan dari data masing-masing variabel
yang telah diolah dilihat dari nilai rata-rata (mean), median, modus, dan
standar deviasi. Selain itu juga disajikan tabel distribusi frekuensi dan
diagram batang dari distribusi frekuensi masing-masing variabel. Data
variabel motivasi belajar diperoleh melalui angket yang terdiri dari 30 item
dengan jumlah responden 52 siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat motivasi matematika
siswa kelas V SMP Gugus 2 Soa sebagian besar berada pada kategori
tinggi, begitu pula dengan hasil belajar matematika siswa yang berada pada
kategori sangat tinggi dengan nilai rata-rata 85,03. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tingkat motivasi matematika dan hasil belajar matematika
siswa kelas VII SMP Gugus 2 Soa berada pada kategori tinggi. Telah
diketahui bahwa rhitung yang diperoleh adalah sebesar (0,198). Untuk uji
signifikan koefisien korelasi, digunakan nilai Product Moment untuk n = 50
pada taraf signifikan 5%. Nilai r tabel untuk n = 50 pada taraf signifikan 5% =
0,279. Dengan demikian r hitung lebih kecil dari nilai r tabel pada taraf

240
2nd Annual Proceeding, November 2017 (ISSN: 2355-5106) STKIP Citra Bakti, Bajawa, NTT

signifikan 5%. Berarti nilai r hitung adalah tidak signifikan pada taraf
signifikan 5%. Dengan menggunakan rumus korelasi product moment,
memberikan indikasi bahwa tidak ada hubungan antara motivasi dengan
hasil belajar matematika siswa. Kesimpulannya; H0 diterima, dan H1 ditolak,
yang artinya tidak terdapat hubungan positif antara motivasi belajar
matematika dan hasil belajar matematika.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh I Gede Jaka Mahendra
dengan judul Hubungan Disiplin Belajar dan motivasi belajar dengan hasil
belajar teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas VIII Tahun Ajaran
2009/2010 di SMP negeri 5 Abang, karangasam, menunjukan bahwa tidak
terdapat hubungan yang positif antara motivasi dengan hasil belajar
teknologi informasi dan komunikasi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5
abang. Dalam arti semakin tinggi tingkat motivasi maka semakin tinggi pula
tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan
komunikasi dengan hasil perhitungan ( F reg = 0,204 dan signifikansi 3,99 >
0,05.
Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Prasedis Toyo dengan
judul Hubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika
pada siswa kelas IV SD Segugus V kecamatan mauponggo kabupaten
nagekeo tahun pelajaran 2015/2016. Menunjukan bahwa tidak terdapat
hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar
matematika. Dengan hasil perhitungan rhitung(-0,237) < r tabel (0,361) maka,
kesimpuannya H0 diterima dan H1 ditolak.
Menurut pengamatan bahwa SMP yang terdapat di gugus 2 Soa
kabupaten Ngada, memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi. Motivasi
merupakan dorongan yang berasal dari dalam diri individu maupun dari luar
individu untuk melakukan segala sesuatu yang baik. Motivasi yang diperoleh
dari siswa SMP Gugus 2 Soa tidak berpengaruh langsung terhadap hasil
belajar siswa. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor lain, diantaranya
adalah dilihat dari cita-cita siswa, kondisi siswa, kemampuan belajar siswa,
kondisi lingkungan siswa serta upaya-upaya guru dalam mempersiapkan diri
dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara
menyampaikan materi menarik perhatian siswa.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil bahwa
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi matematika dengan
hasil belajar matematika. Ini berarti motivasi matematika tidak memberikan
kontribusi yang bermakna terhadap hasil belajar matematika. Salah satu
faktor yang mempengaruhi hasil belajar matematika adalah kecerdasan yang
dimiliki oleh anak itu sendiri, sementara sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Hal ini menunjukkan bahwa motivasi matematika tidak memiliki hubungan
dengan hasil belajar matematika.
Berdasarkan beberapa temuan yang diperoleh dari penelitian ini,
terdapat beberapa saran yang dapat dikemukakan antara lain sebagai
berikut. Bagi siswa hendaknya hendaknya selalu memiliki motivasi yang baik
dalam belajar agar dapat memperoleh hasil belajar yang tinggi. Kepada guru
hendaknya menempuh cara-cara alternatif untuk meningkatkan hasil belajar

241
2nd Annual Proceeding, November 2017 (ISSN: 2355-5106) STKIP Citra Bakti, Bajawa, NTT

siswa, dengan menggali dan meningkatkan motivasi belajar siswa. Karena


dengan rangsangan belajar yang intensif dan menarik sehingga
menyenangkan, motivasi belajar dapat ditingkatkan. Sedangkan untuk
sekolah diharapkan melalui penelitian ini menjadi pedoman bagi sekolah
dalam pembelajaran matematika sehingga berguna dalam meningkatkan
hasil belajar matematika siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Dhiu Margretha. (2012). Pengantar Pendidikan. Jogjakarta. Nusa Indah
Hamalik. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. PT Bumi Aksara
I Gede Jaka. (2010). Hubungan disiplin belajar dan motivasi berprestasi
dengan hasil belajar teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas
VIII tahun ajaran 2009/2010 SMP Negri 5 Abang Karang asam. skripsi
(tidak diterbitkan). Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha
Koban Uer. (2014). Landasan Pendidikan. Jogjakarta: Nusa Indah
Koyan, I Wayan. (2012). Statistik Pendidikan. Bali: Universitas Pendidikan
Ganesha Press.
Prasedis Toyo. (2015). Hubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil
belajar matematika pada siswa kelas IV SD Segugus V kecamatan
mauponggo kabupaten nagekeo tahun pelajaran 2015/2016. Skripsi
(tidak diterbitkan). Bajawa. STKIP Citra Bakti
Sundayana. (2015). Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran
Matematika. Bandung. Alfabeta

242

Anda mungkin juga menyukai