Anda di halaman 1dari 9

Nama/NIM : Pita Anjeli/0310172061

Jurusan/Semester : Pend.Biologi-2/VI (Enam)

Mata Kuliah : Entomologi

Tugas Metamorfosis Serangga

Dari tugas seranggga yang saya kumpulkan pada pengamatan struktur serangga
sebelumnya, dan dari masing-masing 3 jenis serangga tersebut, saya dapat mengetahui:

1. Apakah serangga tersebut termasuk serangga yang bermetamorfosis?


Jawab:
a. Yang pertama Oryctes rhinoceros ( kumbang tanduk), yang mana kumbang
tanduk mengalami metamorposis, dikarenakan tahapan dari daur hidupn
kumbang tanduk tersebut dimulai dari stadium telur.
b. Yang kedua Epilachna sp (Kumbang koksi/kumbang yang sering hidup pada
tanaman rimbang), yang mana kumbang yang memiliki tubuh yang
kecil/imut ini mengalami metamorfosis, dikarenakan tahapan dari daur
hidup kumbang koksi ini dimulai dari stadium telur.
c. Yang ketiga Pantala flavescens (capung ciwet), yang mana capung ciwet yang
saya amati pada minggu lalu mengalami metamorfosis, dikarenakan tahapan
dari daur hidup capung tersebut dimulai dari stadium telur.

2. Termasuk jenis metamorfosis apa 3 serangga tersebut?


Jawab:
a. Kumbang tanduk dan kumbanng koksi. Nah, dari kedua jenis serangga
tersebut merupakan atau masuk kedalam kelompok holometabola, yang
mana holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna.
Mengapa kumbang tanduk dan kumbang koksi masuk kedalam metamorfosis
sempurna atau holometabola?.
Sebab tahapan dari daur hidup kumbang tanduk dan kumbang koksi dimulai
dari telur-lava-pupa-dan imago.
Referensi lain yang menyatakan bahwa kumbanng tanduk mengalami
metamorfosis sempurna ialah pada jurnal yang berjudul “Perancangan Buku
Ensiklopedia Insekta (Kubang Tanduk) Menggunakan Teknik Digital Painting
Sebagai Upaya Pengenalan Pada Pelajar SMP”, yang mana dalam jurnal ini
melampirkan bahwa kumbang tanduk mengalami metamorfosis sempurna
karena siklus hidupnya dimulai dari telur menjadi larva, larva menjadi pupa
dan akhirnya berkembang menjadi kumbang tanduk dewasa. Sebelum
menjadi kumbang dewasa, kumbang mengalami beberapa siklus terlebih
dahulu. Bahkan pada saat proses siklusnya, kumbang yang bertelur pada
pohon sagu akan membentuk larva yang biasa dikenal dengan ulat sagu. Nah
dijurnal tersebut juga melampirkan bahwa keunikan kumbang tanduk
terdapat pada siklus hidup dan dapat dilihat dari tanduknya yang
menyerupai hewan lain seperti, badak.
Holometabola adalah tipe serangga yang mengalami metamorfosis secara
tiba-tiba. Telurtelur serangga yang sudah menetas akan membentuk larva
yang dinamakan tempayak, ulat, jaringan larva dan pembentukan tubuh
dewasa yang sama sekali baru, yang organ organnya serta sistem-sistemnya
berkembang dari kelompok-kelompok sel yang khusus untuk setiap organ,
yang dinamakan sebagai kepingkeping imaginal. Keping-keping imaginal
tersebut nantinya akan berkembang membentuk antena, mata, mandibula,
organorgan genital, pasangan maksilapertama dan kedua, kaki-kaki dan
sayap.

b. Sedangkan capung termasuk kedalam hemimetabola, yang mana


hemimetabola adalah serangga yang mengalami metamorfosis tidak
sempurna. Nah, mengapa capung termasuk kedalam metamorfosis tidak
sempurna atau hemimetabola?.
Sebab tahapan dari daur hidup capung dimulai dari telur-nimfa- dan imago
dan tidak melewati tahapan pupa.
Hemimetabola merupakan tipe serangga yang mengalami metamorfosis
secara bertahap. Pada kelompok serangga ini ketika menetas sayap hanya
merupakan tunas saja dan bentuk tubuhnya tidak sebanding dengan bentuk
tubuh hewan dewasanya. Dengan terjadinya pengelupasan kulit, maka
konfigurasi serangga itu semakin sempit dan mirip dengan hewan
dewasanya, sayap menjadi sempurna, kematangan seksual tercapai pada
pertukaran kulit terakhir. Serangga juvenil yang mengalami metamorfosis
bertahap ini disebut nimfa atau naiad, bila fase belum dewasanya
berlangsung didalam air. Tipe serangga ini tidak mengalami tahap
pembentukan pupa, oleh karena itu tipe metamorfosisnya dinamakan
metamorfosis tidak sempurna.

3. Bagaimana proses metamorfosis yang terjadi pada 3 serangga tersebut, kalenjar dan
organ apa yang berkaitan dengan proses metamorfosis tersebut?
Jawab:
a. Metamorfosis atau daur hidup capung
Metamorfosis atau daur hidup capung terjadi secara tidak sempurna, yang dimulai
dari telur-nimfa-dan imago.
 Tahapan Telur

Sebelum masuk tahapan ini, umumnya capung berterbangan di udara untuk


melakukan perkawinan. Proses tersebut berlangsung cukup panjang hingga
akhirnya capung betina berhasil bertelur. Ketika mengeluarkan telur, induk akan
mencari tempat khusus untuk meletakkan telurnya.
Biasanya, mereka akan menempelkan telur-telurnya diatas permukaan tanaman
yang dekat dengan air, dan tanaman yang dipilih pun tidak sembarangan.
Biasanya si induk akan mencari tempat yang bersih dari polusi. Ia juga akan
memastikan bahwa ada banya mikroorganisme didalam yang dapat dimakan
oleh larva capung. Dalam sekali bertelur, induk capung bisa mengeluarkan
sekitar 100.000 butir telur.
Secara umum telur capung diselimuti dengan lendir yang mana akan terasa licin
saat dipegang. Selain itu telur capung ini akan menetas dalam waktu 2-7 hari
yang tergantung dengan iklim tempat telur berada. Jika cuaca atau iklminya
dingin maka butuh waktu lebih lama untuk telur capung menetas.
 Tahapan Nimfa
Selanjutnya tahapan nimfa yang mana telur yang sedah menetas akan berubah
mejadi larvadan selanjutnya akan berkembang serta diperairan. Perlu diketahui
bahwa kondisi ini larva akan menggunakan insang internal sehingga bisa
bernafas pada saat di air. Meski begitu larva capung ini juga bisa hidup di darat
walau di pindahkan dalam waktu berjam-jam. Nimfa capung ini memiliki tubuh
yang bisa dikatakan lebih besar dan hidup sebagai hewan karnivora.

Pada tahapan ini nimfa capung akan mejadi hewan yang ganas dan memakan
berudu, anak ikan atau bahkan memangsa sesamanya. Nimfa ini bisa bernafas
menggunakan insang yang terdapat di dalam rectum di ujug perut. Selanjutna
nimfa capung ini juga akan mengalami beberapa pergantian kuit eksidis.
Umumnya setiap tahpan pergantian kulit pada nimfa disebut dengan istilah
instar tergantung dengan jenis spesiesnya. Pergantina kulit pada nimfa capunng
ini terjadi hingga 8-12 kali. Untuk rentan umurnya, biasanya umur nimfa ini 4
minggu atau ssamapi beberpa tahun. Perlu diketahui bahwa siklus hidup yang
dialami capung ini paling banyak di habiskan pada tahapan nimfa ini yaitu 4
tahun lamanya.
 Tahapan capung dewasa

Tahapan terkahir dalam metamorfosis capung adalah tahapan capung dewasa.


Ketika sudah berkembang dengan sempurna baik dalam lingkungan maupun
cuacanya maka nimfa akan menyelesaikan tahapan metmamorfosisnya. Pada
fase ini biasanya capung dewasa akan merayap keluar dari airdengan
menggunakan bantuan dedaunan atau ranting tanaman. Seekor capung akan
dianggap menjadi capung dewasa ketika ia benar-benar berhasil keluar dari
kulit nimfa, yang disebutdennga istilah exuvia. Perlu diketahui bahwa capung
muda akan memiliki sayap namun belum berkembang secara sempurna atau
maksimal. Pada fase ini akan terlihat beberapa bagian pada kepala capung.
Kondisi tubuhnya pun masih terbilang lunak da warnanya belum sempurna atau
merata. Ketika capung ini bisa bertahan hidup dari seleksi alam, capung muda
ini akan berubah menjadi capung dewasa yang lebih sempurna. Umumnya
capung dewasa ini dapat hidup selama 2 tahun sampai empat bulan lamanya.

b. Metamorfosis atau daur hidup kumbang tanduk termauk kedalam metamorfosis


sempurna atau holometabola yang terdiri dari telur-lava-pupa-dan imago.

 Tahapan Telur
Induk betina biasanya meletakkan sekitar 50 butir telur bewarna putih dengan
ukuran diameter 3 mm pada tempat yang aman seperti batang pohon mati atau
didalam tanah. Setelah 2 minggu telur-telur akan menetas menjadi larva yang
bentuknya mirip ulat bewarna pucat, dengan 3 pasang kaki dibagian depannya.
 Tahapan Larva
Larva kumbang tanduk ini dibeberapa daerah disebut uret. Uret yang baru
menetas bewarna putih dan akan terus tumbuh membesar dan berganti kulit
dua kali 2 kali sebelum menjadi pupa/kepompong. Uret besar yang siap menjadi
kepompong bewarna putih kekuningan, dengan warna bagian ekor agak gelap
dan warna kepala merah kecoklatan. Uret berukuran panjang 7-10cm dan
terdapat bulu-bulu pendek disekujur permukaan tubuh. Stadium larva
berlangsung selama 4-5 bulan. Larva kumbang tanduk merupakan sumber
protein tinggi 40%. Kandungan proteinnya lebih tinggi dibandingkan dengan
daging ayam atau telur ayam.
 Tahapan Kepompong
Ukuran kepompong lebih kecil dari larvanya (5-8 cm). Terjadi dua fase pada
tahap ini, fase pertama berlangsung selama 1 bulan, merupakan perubaha larva
menjadi pupa, dan fase kedua berlangsung selama 3 minggu, merupakan
perubahan pupa menjadi dewasa.
Kepompong dari kumbang tanduk bewarna kemerahan dan memiliki bentuk
menyerupai kumbang dewasa sehingga dari wujud kepompongnya dapat
diketahui jenis kelamin kumbang yang akan keluar, jika terlihat ada bentuk
tanduk maka pupa akan berubah menjadi kumbang tanduk jantan dan
sebaiknya.
 Tahapan Imago atau Dewasa
Tahapan terkahir dari perkembangannya dicapai ketika molt pupa. Kumbang
dewasa baru yang muncul adaah teneral-exoskeleton lembut dan biasanya
hanya membutuhkan beebrapa jam sebelum tubuhnnya mengeras dan dan
warna hitam/warna dewasa hadir. Kumbang tanduk dewasa adalah hewan
berumur pendek dan umurnya biasanys tidak lebih dari setahun.

c. Metamorfosis kumbang koksi

Kumbang koksi mengalami metamorfosis sempurna, yang mana kumbang koksi ini
mengalami bebrapa tahapan yang dimulai dari telur-lava-pupa-dan imago.
Proses metamorfosis kumbang koksi hampir sama dengan kumbang tanduk.
Perbedaannya hanya terletak pada waktu, warna telur dan bentuk dari setiap
tahapannya. Dikarenakan sudah jelas bahwa dari segi morfologi begitu berbeda
kumbang koksi dan kumbang tanduk, hanya saja dalam daur hidupnya merka
mengalami metamorfosis yang sama.
Setelah melakukan perkawinan, kumbang koksi betina akan mulai bertelur diatas
permukaan daun seperti, daun rimbang. Beberapa hari kemudian, telur-telurnya
yang bewarna kuning denngan panjang sekitar 1,5 mm tersebut akan mulai
menetas.
Larva kumbang koksi biasanya akan memakan jaringan lembut dar daun yang
ditumpanginya, dan akan mencapai ukuran maksimal dalam waktu sekitar 1-2
minggu. Setelah itu larva akan mencari tempat untuk menjadi pupa atau
kepompong. Setelah sekitar seharian berdiam diri, akhirnya larva akan berubah
menjadi kepompong. Beberapa hari kemudian kumbang koksi dewasa akn menetas
dari kepompong tersebut. Saat menjadi larva, kumbang koksi akan memakan
jaringan daun dari bagian bawah, sementara ketika sudah menjadi dewasa,
kumbang koksi akan memakan jaringan daun dari bagian atas.
Saat baru menetas, sayap elytra kumbang koksi bewarna kuning dan pola titik-titik
hitamnya belum tampak. Dalam beberapa jam kemudian barulah warna sayapnya
itu perlahan-lahan akan berubah dan pola titik-titik hitamnya punakan muncul.
Kumbang koksi dewasa mempunyai ukuran panjang sekitar 7-8 mm dengan 13 titik
hitam pada masing-masing sayap elitranya dan sisa titik hitam lainnnya terdapat
pada bagian thoraknya. Terkadang kumbang koksi diserang oleh semacam parasit
hingga akhirnya mati saat menjadi kepompong. Kepompong yang mati akan
bewarna coklat. Dan terkadang kumbang koksi mati ketika baru menetas.
Setelah menjadi dewasa, kumbang koksi jantan akan berusaha melakukan
perkawinan dengan kumbang koksi betian yang ditemuinya. Setelah perkawinan
terjaadi, kumbang betina tersebut akan mulai bertelur dan siklus kehidupan
kumbang koksi yang baru akan dimulai lagi. Selama hidupnya, kumbang koksi
betina dapat bertelur sampai sekitar 300-400 butir.

Peranan hormon dalam metamorfosis meliputi proses pengelupasan kulit


larva, dan pembentukan pupa pada serangga holometabola, dan pengelupasan kulit
nimfa pada serangga hemimetabola. Hormon yang berperan dalam metamorfosis
terdiri dari atas tiga macam yaitu, hormon otak, hormon molting (ekdison), dan
hormon juvenile.
Hormon otak disebut juga ecdysiotropin, disimpan didalam corpora cardiace,
sedangkan hormon molting (Ekdison) dihasilkan oleh kelenjar protoraks, yaitu
suatu segmen pada tubuh serangga yang mempunyai pasangan kaki terdepan dari
ketiga pasangan kaki terdepan serangga, oleh karena itu maka hormon ini juga
dinamakan hormon protoracic gland atau disingkat menjadi PGH, hormon juvenil
(JH) dihasilkan oleh corpora allata, yaitu sepasang kelenjar endokrin yang terletak
di dekat otak. Kemungkinan hormon otak mengandung kolesterol yaitu suatu
senyawa steroid, atau juga berupa protein yang merupakan rangkaiansenyawa
polipeptida, sedangkan hormon juvenile masih belum jelas benar strukturnya.
Hormon juvenil terdiriatas senyawa hidrokarbon alifatik, hormon juvenile berupa
farnesol, yaitu suatu prekursor kolesterol dan sterol-sterol lain. Ecdyson merupakan
suatusteroid dengan rumus molekul C18H30O4.
Secara berkala sel-sel neurosekretori didalam otak menggunakan suatu
hormon otak (Ecdysiotropin), hormon ini merangsang kelenjar protoraks untuk
menghasilkan ecdyson. Selanjutnya ecdyson ini merangsang pertumbuhan dan
menyebabkan epidermis menggetahkan suatu kutikula baru yang menyebabkan
dimulainya proses pengelupasan kulit (molting). Jika otak dari larva tersebut
dibedah secara mikro, maka ecdyson tidak akan dihasilkan lagi dan sementara itu
pertumbuhan dan proses pengelupasan kulit terhenti.
Selain oleh pengaruh ecdyson, maka proses pengelupasan kulit dan
pertumbuhan juga dipengaruhi oleh hormon juvenil, selama terdapat hormon
juvenil rangkaian pengelupasan kulit yang terjadi dibawah pengaruh ecdyson itu
hanyalah akan menghasilkan bentuk stadium tidak dewasa saja. Jika konsentrasi
hormon juvenil relatif lebih tinggi daripada ecdyson maka akan merangsang
perkembangan larva, dan mencegah proses pembentukan pupa, namun mencegah
proses pembentukan larva. Jika suatu serangga mengelupas kulitnya tanpa adanya
hormon juvenil maka hewan tersebut akan berdiferensiasi menjadi bentuk dewasa.
Ecdyson secara kontinu dihasilkan sampai pengelupasan kulit menjadi dewasa,
ecdyson berperan merangsang sintesa RNA dan protein yang diperlukan pada
proses pembentukan kepingankepingan imaginal. Pada serangga dewasa tidak
terdapat ecdyson untuk pengelupasan kulit, karena kelenjar-kelenjar protoraknya
sudah mengalami degenerasi setelah metamorfosis, namun corpora allata akan
menggetahkan hormon juvenil kembali setelah pengelupasan kulit pendewasaan.
Hormon juvenil ini akan mempengaruhi metabolisme protein dan lemak, serta
membentuk protein-protein vitelogenik.
Diduga rangsangan-rangsangan sensoris memegang peranan penting dalam
pengetahuan hormon-hormon pada serangga. Namun belum diketahui dengan jelas
bagaiamana cara kerja rangsangan sensoris tersebut. Kemungkinan rangsangan
yang diterima mempengaruh penggetahan hormon otak yang ditanggapi oleh
kelenjar protoraks dengan menghasilkan ecdyson. Sebagai contoh pada kepik (kutu)
penghisap darah (Rhodnius), harus menghisap darah dulu sebelum dapat berganti
kulit, mengembangkan tubuh karena darah yang dihisap, rupanya memacu stimulus
yang mengakibatkan terjadinya penggetahan hormone otak dan produksi ecdyson.
Demikian pula dengan pengaktifan corpora allata untuk menggetahkan hormon
juvenil belum jelas benar kemungkinan disebabkan oleh faktor neural dan humoral.
Pada banyak serangga holometabola, perkembangan akan berhenti untuk
sementara waktu sebelum terbentuk kutikula pupa. Penghentian ini dinamakan
diapouse, gunanya untuk menyesuaikan diri pada musim dingin. Di alam diapouse
dapat diakhiri kalu pupa mengalami pendedahan kepada suhu rendah selama
perioda tertentu. Otak kemudian kembali menghasilkan hormonnya yang
merangsang kelenjar protoraks untuk menghasilkan ecdysonnya kembali, sehingga
memacu terjadinya perombakan secara menyeluruh jaringan larva dan
pertumbuhan secara cepat dari keping-keping imaginal dimana bagianbagian tubuh
hewan dewasa dibentuk di laboratorium dimana suatu pupa didinginkan dapat
dirangsang untuk memulai perkembangan dewasanya, tidak lama setelah
dikembalikan ke suhu kamar normal dalam laboratorium tersebut. Setelah itu
mereka akan memulai perkembangan dewasa sekalipun bila di dinginkan kembali.
Peristiwa metamorfosisi merupakan ekspresi fenotipik kerja gen yang
berurutan. Hormonhormon yang berperan dalam metarmofosisi adalah produk dari
kerja gen secara bergantian mengontrol kerja gen lain dalam merangsang proses
diferensiasi dan proliferasi sel. Dengan demikian maka hormon merupakan agent
dari agen, yang mengontrol program perkembangan. Pendapat ini didukung oleh
Saunders (1980), yang mengatakan bahwa proses transformasi dari larva ke pupa
ditandai dengan perubahan pola-pola yang diambil dari kelenjar ludah hewan
diptera yang menunjukkan terbentuknya puff, pada pita-pita kromosom tertentu.
Yang dimaksud dengan puff adalah tempat berlangsungnya sintesis RNA. Sebanyak
200 puff terdapat pada kromosom sel-sel kelenjar ludah selama transformasi dari
larva ke pupa. Pita-pita yang mengalami pembentukan puff dan regresi didalam
polanya dipengaruhi oleh konsentrasi ecdyson dan berhubungan dengan
perkembangan dari tahap larva ke pupa.

4. Apa kelebihan dan kekurangan serangga yang bermetamorfosis dan yang tidak
bermetamorfosis?
Jawab: Nah dari pertanyaan nomor 4 ini, saya belum menemukan referansi yang tepat
untuk menjawab pertanyaan tersebut dan sekaligus sebagai penambah wawasan bagi
saya khusunya.
Nah menurut saya kelebihan dari serangga yang bermetamorfosis yaitu salah satunya
pada saat terjadinya proses metamorfosis, serangga-serangga akan melakukan
pergantian kulit yang lebih baik dan keras sebagai pelindung tubuhnya, sedangkan
serangga yang tidak bermetamorfosis tidak melakukan hal tersebut, dikarenakan
serangga tersebut hanya berubah pada ukuran tubuhnya saja, sedangkan serangga yang
bermetamorfosis tak hanya mengalami perubahan ukuran tubuh saja, melainkan
struktur maupun fisik dari tubuh serangga tersebut.

Anda mungkin juga menyukai