KELAS : S1 A
NIM : 170101025
KASUS 2
Nyonya M, seorang IRT (56 tahun, TB 165 cm, BB 70 kg) dilarikan ke IGD Rumah Sakit,
dengan keluhan nyeri dada hebat. Riwayat sebelumnya lebih dari dari 6 bulan sering mengeluh
nyeri dada ketika beraktifitas dan hilang ketika beristirahat. Nyonya M juga memiliki riwayat
hipertensi dan gout. Hasil pemeriksaan TD di IGD menunjukan 180/100 mmHg. Rutin
menggunakan amlodipin 1 x1 dan captopril 2 x 1
Pertanyaan :
Jawab :
1. Penatalaksanaan Farmakologi
Pasien emergency
Nitrat sublingual/transdermal/nitrogliserin intravena titrasi (kontraindikasi bila TD
sistolik < 90 mmHg), bradikardia (< 50 kali/menit), takikardia,
Aspirin 160-325 mg: bila alergi/tidak responsif diganti dengan dipiridamol, tiklopidin
atau klopidogrel.
Mengatasi nyeri: morfin 2,5 mg (2-4 mg) intravena, dapat diulang tiap 5 menit sampai
dosis total 20 mg atau petidin 25-50 mg intravena atau Tramadol 25-50 mg intravena.
Berikan segera: Oksigen, infus NaCl 0,9% atau dekstrosa 5%
Pasien dengan hipertensi dan angina pectoris stabil harus diberikan obat Betablocker,
pada pasien dengan riwayat infark miokard , Bila kontraindikasi atau intoleransi
terhadap pemberian betablocker, dapat diberikan CCB golongan nondihidropiridin
(verapamil atau diltiazem, Bila angina atau hipertensi tetap tidak terkontrol, dapat
ditambahkan betablocker, ACEi / ARBs dan diuretic tiazid
Target penurunan tekanan darah adalah < 140/ 90 mmHg. Bila terdapat disfungsi
ventrikel, perlu adanya pemikiran untuk menurunkannya hingga < 130/ 80 mmHg.
Pada pasien dengan penyakit jantung koroner, tekanan darah harus diturunkan secara
perlahan, dan harus berhati-hati bila terjadi penurunan tekanan darah diastolik < 60
mmHg, karena akan berakibat pada perburukan iskemia miokard
2. Pemeriksaan Lanjutan
Kadar Kolesterol