Anda di halaman 1dari 4

1.

Maksud BV, TRP, dan KA


Bulk density (berat jenis suatu tanah) atau BV adalah besar massa tanah persatuan
volume, termasuk butiran padat dan ruang pori, umumnya dinyatakan dalam gr/cm 3. Sampel
tanah yang diambil untuk menentukan berat jenis pasir halus diambil dengan hati-hati dari dalam
tanah. Demikian pula halnya dengan berat per satuan volumenya. Bulk density ditentukan
dengan mengukur massa tanah di udara dan massa air.
Total ruang pori adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam
satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator
kondisi drainase dan aerasi tanah. Porositas dapat ditentukan melalui 2 cara, yaitu menghitung
selisih bobot tanah jenuh dengan bobot tanah kering dan menghitung ukuran volume tanah yang
ditempati bahan padat.

Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air terhadap
volume tanah. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah dikering
ovenkan dalam oven pada suhu 105oC untuk waktu tertentu. Air yang hilang karena pengeringan
merupakan sejumlah air yang terkandung dalam tanah tersebut.

2. Hubungan BV, TRP, dan KA

Nilai BV tanah akan menentukan tingkat kepadatan suatu tanah serta penetrasi dan
perkembangan akar tanaman. Tanah dengan BV yang tinggi pada kelas tekstur yang sama akan
lebih padat dibanding tanah dengan BV yang rendah. Pada tanah yang padat akar sukar
menembus tanah dan berkembang, sehingga fungsinya untuk menyerap hara dan air yang ada
dalam tanah tidak maksimal. Akibatnya, pertumbuhan tanaman pada tanah dengan BV tinggi
akan terhambat dan kerdil dibanding pada tanah dengan BV rendah, walaupun tanah tersebut
mempunyai kandungan unsur hara yang cukup.

Nilai BV tanah akan berpengaruh pada total ruang pori tanah. Semakin tinggi nilai BV
tanah semakin rendah total ruang porinya, atau berbanding terbalik. Tanah bertekstur pasir
dengan Bv yang lebih tinggi akan mempunyai total ruang pori yang lebih rendah dibanding
tanah bertekstur liat. Akan tetapi, tanah bertekstur kasar akan mempunyai total ruang pori makro
yang lebih banyak. Total ruang pori bisa menentukan kapasitas maksimum air teretensi dalam
tanah, tetapi tidak menjamin berapa jumlah air bisa tersedia bagi tanaman serta kelancaran
sirkulasi udara tanah dengan udara luar yang dikenal dengan aerase tanah. Kelancaran aerase
pada suatu tanah sangat penting dalam penyediaan oksigen bagi pernafasan akar tanaman.
Di samping udara, ketersediaan air yang cukup juga dibutuhkan tanaman bagi
pertumbuhannya. Air berperan sebagai pelarut dan pembawa hara dari tanah masuk ke dalam
tubuh tanaman melalui akarnya. Jumlah air tersedia bagi tanaman ditentukan oleh jumlah pori
berukuran antara 2 µm – 8.6 µm. Distribusi pori tanah ini bisa ditentukan dengan menganalisis
kadar air tanah pada energi tertentu (pF) dengan alat pressure plate apparatus atau metoda
lainnya. Tanah dengan pori makro yang banyak seperti pasir mempunyai aerase yang bagus,
tetapi retensi airnya rendah. Sebaliknya, tanah dengan tekstur halus seperti liat akan mempunyai
pori mikro yang banyak, sehingga aerase kurang lancar, tetapi retensi air tinggi. Kondisi yang
ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah tanah yang mampu menyediakan air dan udara secara
seimbang (Yulnafatmawita et al., 2007).

3. Faktor yang mempengaruhi


Faktor yang dapat mempengaruhi BV ialah besarnya ruang pori atau porositas tanah,
semakin besar porositas tanah dan jumlah ruang porinya maka berat isinya akan semakin kecil.
Tanah berpasir dan lempung berpasir umumnya memiliki berat isi yang berkisar antara 1,2 – 1,8
g/cm3 sedangkan tanah yang lebih halus umumnya kisaran Berat isinya antara 1,0 – 1,6 g/cm 3.
Kandungan bahan organik yang rendah dan kurangnya agresi tanah yang kompak akan
menyebabkan meningkatnya nilai berat isi tanah. Penentuan berat isi tanah dilakukan dengan
menggunakan contoh tanah utuh karena dipengaruhi oleh agresi tanah
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah. Tanah-tanah
bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada tanah bertekstur halus. Oleh
karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir umumnya lebih mudah kekeringan daripada
tanah-tanah bertekstur lempung atau liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya curah
hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya evapotranspirasi (penguapan
langsung melalui tanah dan melalui vegetasi), tingginya muka air tanah, kadar bahan organik
tanah, senyawa kimiawi atau kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan
tanah (Hardjowigeno, 1993).
Faktor yang dapat mempengaruhi TRP Porositas tanah dipengaruhi oleh kandungan
bahan organik, struktur tanah, dan tekstur tanah. Porositas tanah dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yang salah satu diantaranya adalah keadaan tekstur tanah. Tanah yang bertekstur ganuler
atau remah memiliki tingkat porositas yang lebih tinggi daripada tanah yang bertekstur massive
(pejal) dengan tingkat porositas tanah yang kecil. Kedua tipe tekstur tanah tersebut memiliki
perbedaan dalam hal ruang/ pori yang didalamnya terdapat air dan udara. Tanah yang bertekstur
ganuler memiliki ruang/pori tanah yang besar berisi udara dan kadar air yang lebih sehingga
menunjung tanaman dalam perkembangannya, sedangkan tanah bertekstur massive dengan
tingkat pori yang lebih kecil serta kandungan air yang sedikit dan sangat mudah untuk hilang
sehingga tanaman mudah kering (Ajidirman, 2006)

4. Metode
Cara penetapan kadar air tanah dapat digolongkan dengan beberapa cara penetapan kadar
air tanah dengan gravimetrik, tegangan atau hisapan, hambatan listrik dan pembauran neutron.
Daya pengikat butir-butir tanah Alfisol terhadap air adalah besar dan dapat menandingi kekuatan
tanaman yang tingkat tinggi dengan baik begitupun pada tanah Inceptisol dan Vertisol. Oleh
karena itu, tidak semua air tanah dapat diamati dan ditanami oleh tumbuhan (Hardjowigeno, S.
1993)
Metode untuk menentukan ukuran kerapatan tanah (BV dan TRP) yaitu metode
gravimetrik dengan mengukur volume tanah, mengeringkannya untuk menghilangkan air dan
menimbang massa tanah yang kering tersebut, untuk memperoleh suatu contoh volume tanah
yang tidak terganggu artinya strukturnya masih utuh secara alami, digunakanlah alat pengambil
sampel tanah dalam bentuk silinder (ring) atau kubus yang dapat diukur panjang, lebar, tinggi
maupun luas permukaannya (Sulakhudin et al., 2016)

5. Rumus
a. BV                 =  BK/Volume Tanah  g.cm-3
b. % TRP        = 1 –(BV/BJ)  x 100 %   ……..bila kandungan BO ≤ 1 %
% TRP        = 1 –(BV/(BJ – (0,02 x % BO))) x 100 % ……..bila kandungan BO ≥1 %
c. % KA           = (BB-BK)/BK x 100 %
Ajidirman. (2005). Kajian Laju Infiltrasi Dalam Hubungannya Dengan Pergerakan Bahan Liat
Penyusun Tubuh Tanah Berbahan Induk Batu Liat Dan Pasir. Jurnal Solum.
Ajidirman. (2006). Kajian Restorasi C-Organik Tanah Dan Hubungannya Dengan Kesuburan
Fisik Di Bawah Vegetasi Sawit. Jurnal Agronomi.
Hardjowigeno, S. (1993). Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo: Jakarta.
Sulakhudin, Suswati, D., & Gafur, S. (2016). Kajian status kesuburan tanah pada lahan sawah di
Kecamatan Sungai Kunyit Kabupaten Menpawah. Jurnal Pedon Tropika.
Yulnafatmawita, Y., Asmar, A., & Ramayani, A. (2007). Kajian Sifat Fisika Empat Tanah
Utama Di Sumatera Barat. Jurnal Solum.

Anda mungkin juga menyukai