Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

Disusun Oleh :

1. Andina Ema Retang (071191004)


2. Giyastuti Dewi Apriyanti (071191057)
3. Habibatuzzakiyah (071191026)
4. Jefri Andyansyah (071191036)
5. Juvenalda Florencia Cabral (071191030)
6. Ninik Tri Budiyati (071191064)
7. Nuke Hermila Zulfah (071191050)
8. Rini Kusuma Dewi (071191049)
9. Amalia Dyahimanita (071191061)
10. Agus Susanto (071191059)

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Gaya hidup

Sub Topik : Germas

Sasaran : Remaja RW 01

Waktu : 20.00 WIB – selesai

Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Minggu, 15 Desember 2019

Tempat : Rumah bapak RW 01 Kuncen

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan klien dapat memahami tentang gerakan
masyarakat hidup sehat.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti pendidikan kesehatan klien dapat:
1. Mennyebutkan 3 gerakan masyarakat hidup sehat
2. Menerapkan gerakan peregangan untuk menguragi ketegangan otot dan sendi
3. Menerapkan untuk mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
4. Melakukan cek kesehatan secara rutin dan skrining kesehatan secara mandiri

C. MATERI/POKOK BAHASAN
Terlampir

D. METODE
Metode yang digunakan adalah:
1. Ceramah
2. Diskusi/ Tanya jawab
3. Demonstrasi
E. ALAT BANTU PEMBELAJARAN
Alat bantu yang akan digunakan adalah
1. Power Point
2. Leaflet

F. TAHAPAN PENDIDIKAN KESEHATAN

NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA


1 Pembukaan 5 menit  Salam Perkenalan
 Menjelaskan kontrak dan
tujuan pertemuan
2 Pelaksanaan 15 menit Menjelaskan tentang: Leaflet
 3 gerakan msyarakat hidup Power Point
sehat Demonstrasi
 Aktivitas fisik dan
eregangan otot
 Anjuran konsumsi buah
dan sayur setiap hari
 Pentingnya skrining dan
cek kesehatan secara rutin
3 Penutup 5 menit  Mengajukan pertanyaan
pada para remaja
 Memberikan reinforcemen
positif atas jawaban yang
di berikan
 Menutup pembelajaran
dengan salam

G. EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Evaluasi struktur
 Kesepakatan dengan remaja RW 01 (waktu dan tempat)
 Kesiapan materi penyaji
 Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi Proses
 Peserta/ remaja RW 01 bersedia dirumah sesuai dengan kontrak waktu yang
ditentukan
 Remaja RW 01 antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak
diketahuinya
 Remaja RW 01 menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
 Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
 Dapat menjalankan peranannya sesuai dengan tugas
4. Evaluasi Hasil
 Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
 Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya.
 Setelah mengikuti pendidikan kesehatan klien dapat:
1. Menyebutkan 3 gerakan masyarakat hidup sehat
2. Menerapkan peregangan untuk mengurangi ketegangan otot dan sendi
3. Menelakukan skriing kesehatan secara mandiri dan melakukan cek
kesehatan secara rutin

Lampiran
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT

(GERMAS)

1. Latar Belakang
Perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku kearah yang lebih sehat perlu
dilakukan secara sistematis dan terencana oleh semua komponen bangsa; untuk itu
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS) menjadi sebuah pilihan
dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Gerakan ini perlu
digaungkan kembali sebagai salah satu perwujudan dari revolusi mental yang
dicanangkan oleh Bapak Presiden, oleh karenanya perlu disusun panduan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat yang dapat dijadikan acuan bagi semua pimpinan daerah,
pimpinan institusi pemerintah dan masyarakat, perguruan tinggi dan dunia usaha untuk
mengawali dan melaksanakan kegiatan Germas di lingkup tanggung jawabnya masing-
masing.

2. Kerangka konsep germas


3. Aktivitas fisik
Tubuh manusia diciptakan Tuhan untuk bergerak, agar manusia dapat melakukan
aktivitas. Aktivitas fisik yang teratur dan menjadi satu kebiasaan akan meningkatkan
ketahanan fisik. Aktivitas fisik dapat ditingkatkan menjadi latihan fisik bila dilakukan
secara baik, benar, teratur dan terukur. Latihan fisik dapat meningkatkan ketahanan fisik,
kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik yang dilakukan dengan mengikuti aturan tertentu
dan ditujukan untuk prestasi menjadi kegiatan olahraga.
Untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran perlu dilakukan latihan fisik dan
olahraga teratur, yang dapat dilakukan secara perorangan atau berkelompok. Dalam
melakukan latihan fisik sebaiknya memperhatikan :
a. Latihan fisik sebaiknya dilakukan 150 menit per minggu dengan interval 3-5 kali
per minggu
b. Latihan diawali dengan pemanasan, latihan inti, dan pendinginan
c. Menggunakan sarana dan prasarana yang aman dan nyaman termasuk pakaian
olahraga dan alas kaki
d. Memperhatikan keseimbangan asupan nutrisi untuk mendapatkan hasil maksimal

Peregangan Di Tempat Kerja


Gangguan kesehatan yang sering dialami pekerja adalah masalah gangguan otot
rangka (musculoskeletal) terutama dibagian leher, bahu, pergelangan, tulang belakang
dan siku. Penyebab utama masalah muskuloskeletal adalah posisi duduk yang tidak
ergonomis, leher terlalu menunduk, punggung terlalu bungkuk/tegak, dll. Bekerja pada
posisi yang sama dalam waktu lama akan mengakibatkan otot menjadi cepat lelah dan
aliran oksigen ke otak berkurang sehingga menurunkan produkitivitas kerja. Untuk
mengurangi masalah tersebut diperlukan peregangan di tempat kerja.
Konsep peregangan di tempat kerja :
a. Peregangan dilakukan secara berkala setelah ± 1-2 jam bekerja pada posisi sama
b. Gerakan dilakukan secara statis dan dinamis dengan menggerakkan otot dan sendi
kepala, leher, bahu, lengan, pinggang, kaki untuk menghilangkan kekakuan tubuh
c. Gerakan statis dilakukan dengan menahan sendi dan otot pada posisi teregang
selama 8-10 detik.
d. Gerakan dinamis dilakukan dengan meregangkan dan melemaskan sendi dan otot
secara perlahan
e. Napas seperti biasa dan pada gerakan tertentu napas diatur untuk memaksimalkan
aliran oksigen ke otak
f. Gerakan dilakukan perlahan-lahan, tidak dipaksakan dan tidak dihentakkan
Manfaat peregangan di tempat kerja kerja :
a. Mengurangi ketegangan otot
b. Meningkatkan fleksibilitas jaringan otot
c. Mengurangi risiko cedera otot (kram)
d. Mengurangi risiko nyeri/cedera punggung
e. Mengoptimalkan aktivitas sehari-hari
4. Konsumsi Sayur Dan Buah
Sayuran dan buah-buahan merupakan sumber berbagai vitamin, mineral, dan serat
pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam sayuran dan buah-buahan
berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh serta mencegah
kerusakan sel. Serat berfungsi untuk memperlancar pencernaan dan dapat menghambat
perkembangan sel kanker usus besar.
Berbagai kajian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan yang
cukup turut berperan dalam menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula dan
kolesterol darah.
Konsumsi sayur dan buah yang cukup akan menurunkan risiko sulit buang air
besar (BAB/sembelit) dan kegemukan. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi sayuran
dan buah-buahan yang cukup turut berperan dalam pencegahan penyakit tidak menular
kronik.
Setiap orang dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan 300-400 gram
perorang perhari bagi anak balita dan anak usia sekolah, dan 400-600 gram perorang
perhari bagi remaja dan orang dewasa. Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran konsumsi
sayuran dan buah-buahan tersebut adalah porsi sayur.

5. Pemeriksaan kesehatan secara rutin


Pemeriksaan/ skrining kesehatan secara rutin merupakan upaya promotif preventif
yang diamanatkan untuk dilaksanakan oleh bupati/walikota sesuai Permendagri no
18/tahun 2016 dengan tujuan untuk: mendorong masyarakat mengenali faktor risiko PTM
terkait perilaku dan melakukan upaya pengendalian segera ditingkat individu, keluarga
dan masyarakat; mendorong penemuan faktor risiko fisiologis berpotensi PTM yaitu
kelebihan berat badan dan obesitas, tensi darah tinggi, gula darah tinggi, gangguan indera
dan gangguan mental; mendorong percepatan rujukan kasus berpotensi ke FKTP dan
sistem rujukan lanjut.
Kegiatan Pemeriksaan/skrining kesehatan secara rutin sebagai upaya pencegahan
yang harus dilakukan oleh setiap penduduk usia >15 tahun keatas untuk mendeteksi
secara dini adanya faktor risiko perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit
Jantung, Kanker, Diabetes dan penyakit paru kronis, ganguan indera serta gangguan
mental. Pemeriksaan/ skrining kesehatan sesuai standar usia 15-59 tahun meliputi:
a. Deteksi faktor risiko riwayat penyakit PTM keluarga dan faktor risiko perilaku
(merokok dan terpapar asap rokok, diet tidak sehat, tidak beraktifitas fisik 30
menit perhari, mengkonsumsi alkohol)
b. Deteksi kemungkinan Obesitas dilakukan dengan memeriksa Tinggi Badan dan
Berat Badan serta lingkar perut.
c. Deteksi Hipertensi dengan memeriksa tekanan darah sebagai pencegahan primer.
d. Deteksi kemungkinan Diabetes Mellitus menggunakan tes cepat gula darah.
e. Deteksi Gangguan Mental Emosional Dan Perilaku.
f. Pemeriksaan ketajaman penglihatan
g. Pemeriksaan ketajaman pendengaran
h. Deteksi dini kanker dilakukan melalui pemeriksaan payudara klinis dan
pemeriksaan IVA khusus untuk wanita usia 30 – 59 tahun.
i. Individu yang ditemukan mempunyai faktor risiko perilaku atau menderita
kelainan wajib ditangani atau dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang
mampu menanganinya.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. Buku Panduan GERMAS Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Jakarta:


Kementrian Kesehatan RI 2019.

Anda mungkin juga menyukai