Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

RESUME PEMBELAJARAN PEMASANGAN GIPS

DAN PEMASANGAN TRAKSI

DISUSUN OLEH :

NAMA : SEPTIANI SYAFIRA

NIM : PO.71.20.2.18.030

TINGKAT : II A

DOSEN PEMBIMBING : SURYANDA, S.Pd,M.Kes

POLTEKKES KESEHATAN PALEMBANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BATURAJA

TAHUN AJARAN 2020/2021

RESUME KEPERAWATAN PEMASANGAN GIPS


1. Pengertian GIPS

GIPS : Alat immobilisasi eksternal atau Balutan ketat yang terbuat dari bahan
mineral yang terdapat di alam dengan formula khusus dengan tipe plester / fiberglass.

2. Tujuan Pemasangan GIPS


Untuk menyatukan kedua bagian tulang yang patah agar tak bergerak sehingga dapat
pulih kembali dengan cara mengimobilisasi tulang yang patah tersebut dalam
posisi tertentu dan memberikan tekanan yang merata pada jaringan lunak yeng
terletak didalamnya.

3. Jenis-jenis Pemasangan GIPS

a. Gips Lengan Pendek


Dipasang memanjang dari bawah siku sampai lipatan telapak tangan dan
melingkar erat didasar ibu jari.
b. Gips Lengan Panjang
Dari setinggi lipat ketiak sampai disebelha proximal lipatan telapak tangan.
c. Gips Tungkai Pendek
Dipasang memanjang dibawah lutut sampai dasar jari kaki
d. Gips Tungkai Panjang
Dipasang memanjang dari perbatasan ⅓ atas dan tengah paha sampai dasar
jari kaki
e. Gips Berjalan
Gips tungkai panjang/pendek yang dibuat lebih kuat disertai telapak untuk
berjalan
f. Gips Tubuh
Gips ini melingkar di batang tubuh

g. Gips Spika
Gips ini melibatkan batang tubuh dan satu / dua ekstremitas
h. Gips Spika Bahu
Gips ini melingkari batang tubuh. Bahu, dan siku
i. Gips Spika Pinggul
Gips ini melingkari batang tubuh dan satu ekstremitas bawah

4. Bahan-bahan Pemasangan GIPS


a. Plester
b. Non Plester
c. Non Plester berpori-pori

5. Bentuk-bentuk Pemasangan GIPS


a. Bentuk Lembaran
b. Gips Lembaran
c. Gips Sirkuler
d. Gips yang ditopang dengan besi atau karet

6. Komplikasi
a. Rasa sakit akibat tekanan
b. Edema pada distal garis gips
c. Kulit melepuh
d. Gangren

7. Teknik Pemasangan GIPS


a. Persiapan alat
 Bahan Gips sesuai ukuran
 Baskom berisi air biasa
 Baskom berisi air hangat
 Gunting perban
 Bengkok
 Perlak & alasnya
 Waslap
 Pemotongan Gips
 Kasa dalam tempatnya
 Alat cukur
 Handuk
 Krim kulit
 Spons rubs
 Padding
b. Prosedur kerja

8. Teknik Pelepasan GIPS


a. Alat yang diperlukan
 Gergaji listrik/pemotongan gips
 Gergaji kecil manual
 Gunting besar
 Baskom berisi air hangat
 Gunting perban
 Bengkok & Plastik
 Sabun
 Handuk
 Waslap
 Krim / minyak
b. Cara pelepasan gips

9. Hal yang harus diperhatikan dalam Pemasangan GIPS


a. Gips yang pas
b. Gips patah tidak bisa digunakan
c. Gips yang terlalu kecil / longgar
d. Jangan merusak / menekan gips
e. Jangan pernah menggaruk / meletakkan benda asing
f. Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh

10. Kelebihan & Kekurangan Pemasangan GIPS

Kelebihan
Mudah didapatkan
Murah & mudah digunakan
Dapat diganti setiap saat
Dapat dipasang sesuai bentuk anggota tubuh
Dapat dibuat jendela/ lubang untuk membuka jahitan
Koreksi secara bertahap jaringan lunak
Gips bersifat rediolusen
Merupakan terapi konservatif

Kekurangan
Pemasangan gips yang ketat akan memberikan gangguan
Pemasangan yang lama dapat menyebabkan kekakuan sendi

11. Perawatan GIPS


a. Gips tidak bole kena air
b. Setelah pemasangan harus dilakukan follow up yang teratur, tergantung dari
lokalisasi pemasangan
c. Gips yang mengalami kerusakan / lembek harus diperbaiki

12. Proses Keperawatan

DATA UMUM

1. Identitas Klien

Nama : Nn . J
Tanggal Lahir : 14 Maret 2005

Umur :15 Tahun

Alamat : Jl. Kencana No. 3 Rt . 25 Rw. 04

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Diagnosa Medis : Fraktur Radius Ulna dekstra

2. Identitas Orang Tua

a. Ayah

Nama : Tn. A

Umur : 40 tahun

Alamat : Jl. Kencana No. 3 Rt . 25 Rw. 04

Pekerjaan : PNS

b. Ibu

Nama : Ny. M

Umur : 36 tahun

Alamat : Jl. Kencana No. 3 Rt . 25 Rw. 04

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pengkajian

1. Keluhan Utama :

a. Nyeri saat digerakkan pada tangan kanannya


b. Sulit tidur

2. Riwayat Keluhan Utama :


Pasien jatuh terpeleset di teras rumah dengan tangan menumpu berat badan, dan
mengalami pendarahan di pergelangan tangan disertai keluhan nyeri

3. Riwayat Penyakit Terdahulu :

Belum pernah dirawat. Pasien baru pertama kali mengalami fraktur. Apabila pasien sakit
hanya membeli obat di warung dan langsung sembuh.

4. Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada riwayat apapun

Pemeriksaan Fisik

1. Kesadaran : Composmentis
2. Sistem Pernapasan :
 Hidung
1. Inspeksi : Simetris
2. Palpasi : Tidak ada

 Dada
1. Inspeksi : Pernapasan dada
2. Palpasi : Tidak ada

3. Ekstremitas :
 Atas : Pada ekstremitas atas, tangan sebelah kanan (Radius-Ulna) tidak
bisa digerakkan
 Bawah : Pada ekstremitas bawah, kaki bisa digerakkan dengan baik

Pengelompokan Data
DS : - Pasien mengatakan nyeri pada saat bergerak
- Pasien selalu mengeluh sulit tidur & aktivitas terganggu
DO : - Tampak lesu, lemah ada lingkaran hitam disekitar mata
- Gerakan terbatas

Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisik
b. Gangguan pola tidur b.d restrain fisik

Intervensi
a. Nyeri akut b.d Agen pencedera fisik
 Tujuan : Nyeri terkontrol
 Intervensi : - Identifikasi lokasi, karateristik, frekuensi, intensitas nyeri.
- Bantu klien untuk merubah posisi daerah yang tidak dipasang
Gips

b. Gangguan pola tidur b.d restrain fisik


 Tujuan : Pola tidur pasien membaik
 Intervensi : - Periksa faktor penggangu tidur (fisik/psikologis)
- Atur posisi tidur pasien
- Ciptakan lingkungan yang nyaman

Implementasi

a. Nyeri Akut :
1. Mengindentifikasi lokasi, karateristik, frekeunsi, intensitas nyeri
2. Membantu klien untuk merubah posisi daerah yang tidak dipasang gips
 Hasil : Keluhan nyeri berkurang
Perasaan takut mengalami cedera berulang berkurang

b. Gangguan Pola Tidur :


1. Mengatur posisi tidur pasien
2. Meriksa faktor penggangu tidur(fisik/psikologis)
3. Menciptakan lingkungan yang nyaman
 Hasil : Pola tidur pasien membaik
Kemampuan Beraktivitas meningkat
Tidak lagi sulit tidur

Evaluasi

a. Nyeri Akut
1. Pasien sudah tidak lagi mengalami nyeri di bagian anggota tubuhnya akibat
patah
2. Aktivitas pasien sudah tidak lagi terganggu
3. Pasien sudah tidak takut untuk bergerak lagi seperti biasanya

b. Gangguan Pola Tidur


1. Pasien sudah bisa dapat tidur nyenyak lagi seperti biasanya
2. Pasien sudah tidak lagi mengeluh sulit tidur

RESUME KEPERAWATAN PEMASANGAN TRAKSI


1. Pengertian TRAKSI

Traksi : Tahanan yang digunakan dengan berat atau alat lain untuk mencegah
kerusakan pada tulang dan otot atau suatu gaya pemasangan yang menarik pada
bagian tubuh.

2. Tujuan Pemasangan Traksi


Untuk klien yang mengalami gangguan musculoskeletal seperti mobilisasi tulang
belakang servikal, reduksi dislokasi / subluksasi, distraksi interforamina vertebrae,
dan deformitas.

3. Jenis-jenis Traksi

4. Prinsi-prinsip Traksi Efektif


1) Traksi skelet tidak boleh putus
2) Beban tidak boleh diambil kecuali traksi dimaksudkan intermitten
3) Tubuh klien harus sejajar dengan tempat tidur ketika pemasangan traksi
4) Tali tidak boleh macet
5) Beban harus tergantung bebas & tidak boleh terletak pada tempat tidur atau
lantai
6) Simpul pada tali atau telapak kaki tidak boleh menyentuh katrol / kaki tempat
tidur

5. Komplikasi & Pencegahan

a) Dekubitus
b) Kongesti paru dan pneumonia
c) Konstipasi dan anoreksia
d) Stasis dan infeksi saluran kemih
e) Trombosis vena pofunda
6. Proses Keperawatan

DATA UMUM

1. Identitas Klien

Nama : Ny. L

Tanggal Lahir : 5 Januari 1976

Umur : 44 Tahun

Alamat : Jl. Kencana No. 22

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Diagnosa Medis : Fraktur Tibia Fibula sinistra

2. Identitas Keluarga

Nama : Ny. G

Umur : 21 tahun

Alamat : Jl. Kebun Raya No. 22

Hub. Dgn Klien : Anak

Pengkajian

1. Keluhan Utama :

a. Nyeri saat digerakkan pada betis sebelah kiri


b. Bengkak
c. Klien juga tidak bisa melakukan perawatan diri seperti : BAB & BAK

2. Riwayat Keluhan Utama :


Pasien dibawa ke RS setelah ditabrak sepeda motor. Pasien tampak lemah dan mengalami
pembengkakan pada betis kiri dan mengalami nyeri pada saat digerakkan.

3. Riwayat Penyakit Terdahulu :

Belum pernah dirawat. Pasien baru pertama kali mengalami fraktur. Tidak ada penyakit
menurun atau menular.

4. Riwayat Penyakit Keluarga :

Tidak ada riwayat apapun

Pemeriksaan Fisik

1. Kesadaran : Composmentis
2. Sistem Pernapasan :
Hidung
1. Inspeksi : Simetris
2. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Dada
1. Inspeksi : Pernapasan dada
2. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

3. Ekstremitas :
 Atas : Pada ekstremitas atas, tangan bisa digerakkan dengan baik
 Bawah : Pada ekstremitas bawah, Kaki sebelah kiri (tibia-fibula)
tidak bisa digerakkan/fraktur

Pengelompokan Data
DS : - Aktivitas klien selalu dibantu oleh keluarga
DO : - Rentang gerak (ROM) menurun
- Gerakan terbatas
Diagnosa Keperawatan
a) Gangguan mobilitas fisik b.d program keterbatan bergerak pada pasien
b) Defisit perawatan diri b.d kelemahan fisik

Intervensi
a) Gangguan mobilitas fisik b.d program keterbatan bergerak pada pasien
 Tujuan : Aktivitas fisik pasien dapat meningkat
 Intervensi :
Ajarkan teknik ambulasi
Berikan papan kaki/beban pergelangan
Bantu mobilisasi dengan kruk / tongkat / kursi roda

b) Defisit perawatan diri b.d Kelemahan fisik


 Tujuan : Untuk menyelesaikan kemampuan aktivitas diri klien
 Intervensi :
Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri seperti
berpakaian, berhias, toileting dan makan
Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai
kemampuan

Implementasi

a) Gangguan mobilitas fisik


b) Mengajarkan teknik ambulasi
c) Membantu mobilisasi dengan kruk/tongkat/kursi roda
d) Mempertahankan mobilisasi bagian yang sakit

Hasil : Kaki pada pasien dapat sembuh dalam melakukan pergerakan/rentang


gerak (ROM) setelah menggunakan alat bantu.
b) Defisit perawatan diri

1) Mengindetifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri seperti berpakaian, berhias,


toileting dan makan
2) Mendampingi dalam melakukan perawatan diri smpai mandiri
3) Menganjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan

Hasil : Klien mampu ke toilet ( BAK / BAB) mandiri


Mampu mengenakan pakaian sendiri
Mampu mempertahankan kebersihan diri

Evaluasi

a) Gangguan mobilitas fisik


Pasien sudah tidak takut lagi untuk bergerak
Pasien tampak latihan pergerakan pada kaki nya walaupun masih dibantu sedikit-dikit
Aktivitas klien sudah mulai tidak terganggu lagi

b) Defisit perawatan diri

Klien mampu melakukan perawatan diri tetapi perlu sedikit membutuhkan bantuan pada
pihak keluarga seperti saat makan, toileting, mandi dan berpakaian

Anda mungkin juga menyukai