Anda di halaman 1dari 7

PENYELENGGARAAN LAYANAN KONSELING

PERORANGAN DENGAN PENDEKATAN KONSELING


RASIONAL EMOTIF BEHAVIOR

Aldila Fitri Radite Nur Maynawati1, Awik Hidayati2.


1
FKIP, Universitas Veteran Bangun Nusantara, Sukoharjo
aldila.fitri.rnm@gmail.com
2
FKIP, Universitas Veteran Bangun Nusantara, Sukoharjo
awik.hidayati30@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi dari hasil observasi di sekolah terhadap pelaksanaan
layanan konseling perorangan rasional emotif behavior. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui penyelenggaraan layanan konseling perorangan dengan pendekatan
konseling rasional emotif behavior di SMA Negeri se-Kabupaten Sukoharjo mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, serta hambatan-hambatannya. Penelitian
ini menggunakan metode penelitian survai. Dengan pengambilan populasi di
SMA Negeri se-Kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan teknik cluster
sampling (area sampling) teknik ini digunakan karena daerah atau strata
digunakan untuk menentukan sampel objek yang akan diteliti atau sumber data
sangat luas. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa guru bimbingan konseling
dalam melaksanakan layanan konseling perorangan rasional emotif behavior
sudah menggunakan perencanaan, namun disesuaikan dengan permasalahan
siswa. Ketika pelaksanaan guru bimbingan konseling belum mengikuti tahap-
tahap konseling rasional emotif yang ada, dan belum mengetahui teknik-teknik
dalam konseling tersebut. Guru bimbingan konseling masih kurang dalam
mengevaluasi layanan konseling perorangan rasional emotif behavior, namun
dalam pelaporannya sudah melaporkan kepada Kepala Sekolah. Hambatan dalam
pelaksanaan layanan tersebut karena terkendala jam mengajar, serta fasilitas
sekolah.
Keywords: Penyelenggaraan, Layanan, Konseling, Rational Emotif Behavior.

Abstract
This research is based on the results of school observations on the implementation
of individual rational emotive behavior counseling services. The purpose of this
study is to know the implementation of individual counseling services with
rational emotive behavior counseling approach in SMA Negeri as Sukoharjo
District starting from planning, implementation, evaluation, and constraints. This
research uses survey method. With population taking in SMA Negeri as Sukoharjo
District. This study uses cluster sampling technique (area sampling) This
technique is used because the area or strata used to determine the sample object
to be studied or data source is very broad. The results of this study proves that
counseling teachers in implementing individual counseling services rational
emotive behavior has been using planning, but tailored to the problems of

110
Aldila, Awik; Penyelenggaraan Layanan Konseling Perorangan ….. 111

students. When the implementation of counseling teachers has not followed the
existing emotional rational counseling stages, and has not yet known the
techniques in the counseling. Teacher guidance counseling is still lacking in
evaluating individual rational emotive behavior counseling services, but in
reporting it has been reported to the Principal. Obstacles in the implementation of
these services because constrained hours of teaching, as well as school facilities.
Keywords: Organization, Service, Counseling, Rational Emotive Behavior

PENDAHULUAN maupun di luar jam pembelajaran,


Siswa usia remaja adalah masa dapat pula dilakukan di dalam
transisi menuju masa dewasa. Dalam ruangan maupun di luar ruangan.
perkembangannya banyak ditemui Evaluasi layanan konseling
permasalahan di antaranya obat- perorangan dapat berupa Laiseg
obatan, alkohol, seks bebas, (laporan segera) secara lisan maupun
perkelahian, bullying, membolos, tertulis, Laijapen (laporan jangka
nilai akademik rendah dan lain-lain pendek), dan Laijapang (laporan
(Santrock, 2002: 19-20). jangka panjang).
Layanan konseling perorangan Penyelenggaraan layanan
sebagai salah satu layanan konseling perorangan menjadi tugas
bimbingan dan konseling dapat utama guru bimbingan konseling.
diberikan di sekolah ataupun di luar Namun, yang terjadi di sekolah-
sekolah. Penyelenggaraan layanan sekolah khususnya Sekolah
konseling perorangan di sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di
memusatkan pada perkembangan diri kabupaten Sukoharjo, guru
siswa. Dengan adanya layanan bimbingan konseling belum dapat
konseling perorangan, siswa mengoptimalkan layanan konseling
diharapkan mampu mengembangkan perorangan khususnya konseling
potensi yang dimilikinya. rasional emotif behavior. Hal ini
Penyelenggaraan layanan karena konseling perorangan dengan
konseling perorangan akan berjalan pendekatan rasional emotif behavior
sesuai harapan, bila dimulai dari dirasa sulit untuk dilaksanakan bagi
perencanaan, pelaksanaan hingga guru bimbingan konseling. Dari
evaluasi yang tersusun dengan baik. perencanaan guru bimbingan
Perencanaan layanan konseling konseling mungkin telah optimal
perorangan dapat disusun melalui dalam merencanakannya, akan tetapi
program tahunan, semesteran, pada proses pelaksanaan konseling
bulanan, mingguan, maupun harian perorangan itu sendiri cenderung
yang berupa SATLAN (satuan tidak terlaksana sesuai perencanaan.
layanan). Pelaksanaan layanan Guru pembimbing di kabupaten
konseling perorangan dapat Sukoaharjo pun cenderung kurang
dilakukan pada jam pembelajaran terampil dalam melaksanakan
112 Jurnal Ilmiah Counsellia, Volume 7 No. 2, Nopember 2017 : 110 - 116

penelitian ini adalah SMA Negeri


Sekolah Lokasi
Se-Kabupaten Sukoharjo Tahun
SMA N 1 Sukoharjo Pusat
Ajaran 2016/2017, sedangkan
SMA N 2 Sukoharjo Transisi
sampel dari penelitian ini yaitu:
SMA N 1 Bulu Transisi
Tabel 1. Daftar sampel sekolah
SMA N 1 Mojolaban Transisi
SMA N 1 Nguter Transisi Setelah pemilihan sampel yang
layanan-layanan bimbingan dan akan dijadikan penelitian, peneliti
konseling, khususnya konseling mengambil 50 siswa (dengan setiap
perorangan dengan berbagai sekolah 10 siswa), dan semua guru
pendekatan. bimbingan dan konseling yang ada di
Layanan konseling perorangan sekolah tersebut.
dengan pendekatan konseling Sumber data dalam penelitian ini
rasioanl emotif behavior hanya adalah siswa dan guru bimbingan
dapat dilakukan oleh orang yang konseling di SMA Negeri se-
memiliki keahlian dan berkompeten Kabupaten Sukoharjo. Teknik
di bidangnya. Dalam hal ini layanan pengumpulan data menggunakan
konseling perorangan dengan angket dan wawancara. Teknik
pendekatan konseling rasioanl emotif analisis data yang digunakan dengan
behavior hanya dapat dilakukan oleh rumus Persentase:
konselor. Kenyataannya, guru
bimbingan konseling di sekolah tidak n
hanya berasal dari jurusan P= X 100%
N
Bimbingan Konseling, tetapi juga
dari jurusan psikologi atau pun
dengan keterangan: P = Persentase,
jurusan lain. Pada akhirnya dapat
n = Skor nyata, dan N = Skor Ideal.
menyebabkan tidak optimalnya
Kisi-kisi angket berdasarkan
layanan konseling perorangan
konsep yang sudah ada, dimulai dari
dengan pendekatan konseling
perencanaan layanan konseling
rasioanl emotif behavior di sekolah.
perorangan, pelaksanaan, evaluasi
hingga pada hambatannya. Angket
METODE PENELITIAN
yang digunakan adalah angket
Metode yang digunakan dalam
tertutup, menggunakan lima
penelitian ini adalah metode survai.
alternatif jawaban, yaitu Sangat
Metode survai yaitu penelitian yang
Sesuai, Sesuai, Tidak Bisa
dimaksudkan untuk pengukuran yang
Menentukan dengan Pasti, Kurang
cermat terhadap fenomena sosial
Sesuai dan Tidak Sesuai. Pedoman
tertentu (Singarimbun, 2006).
wawancara juga disusun melalui
Rancangan penelitian dalam
kisi-kisi dimulai dari perencanaan
penelitian ini adalah pertama dengan
layanan konseling perorangan
pengambilan sampel. Populasi dari
Aldila, Awik; Penyelenggaraan Layanan Konseling Perorangan ….. 113

rasional emotif behavior, SMA Negeri se-Kabupaten


pelaksanaan, evaluasi serta Sukoharjo tahun 2016/2017 tentang
hambatan. penyelenggaralaan layanan konseling
perorangan rasional emotif behavior
HASIL DAN PEMBAHASAN didapat hasil dengan gambar sebagai
Berdasarkan hasil analisis angket berikut:
bagi guru bimbingan konseling di

Gambar 1. Grafik Analisis angket layanan


konseling perorangan rasional emotif behavior
bagi guru BK.

Dari hasil angket tersebut didapat menentukan jadwal konseling tidak


informasi bahwa Guru bimbingan sesuai jadwal yang telah dibuat,
dan konseling memiliki basic ilmu mereka mampu menentukan ruang
bimbingan dan konseling. Pada tahap konseling serta merancang posisi
awal sebelum konseling, guru yang nyaman bagi siswa dalam
bimbingan konseling mengajak, konseling. Ada beberapa guru yang
merekrut serta meyakinkan siswa tidak sempat memberitahukan kepala
untuk kegiatan layanan konseling sekolah terkait kegiatan layanan
perorangan dengan pendekatan konseling perorangan. Guru
konseling rasional emotif behavior. bimbingan konseling juga kurang
Namun, guru bimbingan konseling memperhatikan biodata klien layanan
belum bisa mengidentifikasi masalah konseling perorangan.
siswa mana saja yang bisa dibawa ke Suatu hal yang baik bahwa guru
dalam layanan konseling perorangan bimbingan konseling sudah mampu
dengan pendekatan konseling membina hubungan baik dengan
rasional emotif behavior. klien, serta mengidentifikasi masalah
Guru bimbingan dan konseling di terlebih dahulu. Ketika dalam tahap
Kabupaten Sukoharjo dalam pelaksanaan, guru bimbingan dan
114 Jurnal Ilmiah Counsellia, Volume 7 No. 2, Nopember 2017 : 110 - 116

konseling belum mampu Sedangkan berdasarkan analisis


mengidentifikasi activating event dan angket pada siswa didapat informasi
mengeksplorasi belief klien. Guru bahwa siswa diajak dan didekati guru
bimbingan konseling sudah mampu bimbingan konseling untuk
mereview ulang konsekuensi negatif mengikuti layanan konseling
pada perilaku emosi dalam konseling perorangan pedekatan konseling
rasional emotif behavior pun rasional emotif behavior walaupun di
bersama klien mendialogkan apa sisi lain siswa masih merasa kurang
yang ingin dicapai klien dalam nyaman dengan guru bimbingan
konseling, serta pemahaman akan konseling untuk direkrut dalam
keyakinan irasionalnya. Guru konseling perorangan. Siswa merasa
bimbingan konseling tidak waktu pelaksanaan konseling kurang
menunjukkan contoh ABC dalam sesuai dengan waktu yang sudah
kasus sehari-hari. Guru bimbingan dijadwalkan.
konseling juga tidak menunjukkan Dalam proses pelaksanaan siswa
kepada klien dalam memelihara mengisi presensi dalam kegiatan
gangguan perilaku dan emosi dengan layanan konseling perorangan
menjaga pemikiran irasional. Dalam pendekatan konseling rasional
memastikan perubahan keyakinan emotif, siswa juga tidak diberitahu
irasional klien, guru bimbingan adanya biodata peserta layanan.
konseling belum menerapkannya. Sebelum dilaksanakan konseling,
Selama pelaksanaan, guru bimbingan siswa diberitahu terlebih dahulu oleh
konseling juga mendiskusikan PR guru bimbingan konseling. Siswa
dan perubahan yang terjadi pada merasa kurang mengetahui kalau
pertemuan berikutnya. Bersama klien guru bimbingan konseling
guru bimbingan konseling melaksanakan konseling perorangan
mendiskusikan keyakinan irasional rasional emotif behavior sudah
yang ada di masyarakat. sesuai tahapannya.
Sayangnya, setelah selesai Siswa kurang tahu jika tujuan
konseling guru bimbingan konseling konseling perorangan adalah untuk
belum optimal dalam melaksanakan memandirikan siswa. Guru
evaluasi secara verbal maupun non bimbingan konseling telah
verbal dikarenakan beberapa hal. menjelaskan tentang keyakinan
Namun di akhir guru bimbingan dan irasional kepada siswa. Siswa merasa
konseling tetap memberikan laporan tahu ketika guru bimbingan
pelaksanaan kepada kepala sekolah konseling melaksanakan evaluasi.
terkait konseling perorangan rasional Siswa kurang mengetahui bahwa
emotif behavior yang sudah guru bimbingan konseling
dilaksanakannya. menggunakan teknik dalam layanan
konseling perorangan pendekatan
Aldila, Awik; Penyelenggaraan Layanan Konseling Perorangan ….. 115

rasional emotif behavior. Selama mengikuti tahap-tahap konseling


konseling siswa merasa sulit untuk rasional emotif yang ada, dan belum
mengikuti layanan dan masih merasa megetahui teknik-teknik dalam
takut daam mengungkapkan masalah konseling tersebut. Guru bimbingan
pribadinya. Namun siswa merasa konseling masih kurang dalam
senang mengikuti konseling mengevaluasi layanan konseling
perorangan. perorangan rasional emotif behavior,
Sedangkan informasi yang namun dalam pelaporannya sudah
didapat dari hasil wawancara kepada melaporkan kepada Kepala Sekolah.
guru bimbingan dan konseling yaitu Hambatannya dalam pelaksanaan
guru bimbingan konseling layanan tersebut karena terkendala
sebenarnya ingin memberikan jam mengajar, serta fasilitas sekolah.
layanan konseling rasional emotif
behavior, namun kendalanya ada DAFTAR PUSTAKA
pada jam pelajaran bimbingan
konseling di sekolah. Juga, guru Ellis, Albert. (2007). Terapi REB
bimbingan konsleing lebih sering Agar Hidup Bebas Derita.
menggunakan pendekatan lain, yaitu (Terjemahan Mahyuddin,
konseling behavior. Sejatinya Ikramullah). Yogyakarta: B
first.
konselor sudah mengetahui apa itu Mashudi, E.A. (2016). Konseling
konselinng rasional emotif behavior, Rational Emotive Behavior
namun guru bimbingan konseling dengan Teknik Pencitraan
masih merasa belum yakin dalam untuk Meningkatkan
melaksanakan konseling rasional Resiliensi Mahasiswa
emotif. Selain itu, fasilitas sekolah Berstatus Sosial Ekonomi
Lemah. Jurnal
yang kurang meadai seperti ruang
Psikopedagogia, 5(1), 66-78.
konseling perorangan yang kurang Prayitno. (2004). Layanan
kondusif untuk melaksanakan Bimbingan Kelompok
konseling perorangan. Konseling Perorangan: Seri
Layanan Konseling. Padang:
SIMPULAN Jurusan BK FIP Universitas
Hasil penelitian ini Negeri Padang.
membuktikan bahwa guru bimbingan Rumabar, Obeth. (2008).
Penggunaan Terapi Rational
konseling dalam melaksanakan Emotive Behaviour Therapy
layanan konseling perorangan (REBT) untuk Mengubah
rasional emotif behavior sudah Self-esteem Rendah
menggunakan perencanaan, namun Mahasiswa STIPAK ”Duta
disesuaikan dengan permasalahan Harapan” Malang (Studi
siswa. Ketika pelaksanaan guru Pra-eksperimental) (Tesis,
Universitas Negeri Malang).
bimbingan konseling belum
116 Jurnal Ilmiah Counsellia, Volume 7 No. 2, Nopember 2017 : 110 - 116

Santrock, John W. (2002). Life-Span


Development Perkembangan
Masa Hidup Jilid 1.
(Terjemahan Chusairi,
Achmad dan Juda Damanik).
Jakarta: Erlangga.
Sumairah, dkk. (2017). Penerapan
Konsleing Rasional Emotif
Perilaku (REP) untuk
Meningkatkan Kepercayaan
Diri Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 1 Sampang. Jurnal
BK UNESA, 7 (1), 1-6.
Thahir, Andi. (2016). Pengaruh
Konseling Rational Emotif
Behavioral Therapy (REBT)
dalam Mengurangi
Kecemasan Peserta Didik
Kelas VIII SMP Gajah Mada
Bandar Lampung. Konseli:
Jurnal Bimbingan dan
Konseling, 3(2), 79-96.

Anda mungkin juga menyukai