Anda di halaman 1dari 3

Nama : Indrianingsih

NIM : A41180419
Golongan : A/ 15
08 April 2020
RESUME PENGOLAHAN BENIH TPB SEMESTER IV

Pengolahan Benih
• Pengolahan benih merupakan suatu kegiatan diantara kegiatan lainnya dalam
teknologi benih. Hasil pengolahan menentukan kemampuan benih untuk
mempertahankan kualitas pertumbuhannya pada suatu periode tertentu.
Tujuan akhir dari pengolahan benih adalah untuk memperoleh persentase
maksimum benih murni yang hidup dengan baik dan normal.
• Tujuan pengolahan benih : untuk mempertahankan mutu benih sehingga dapat
menekan laju deteriorasi selama proses pengolahan benih berlangsung.
• Kegiatan pengolahan benih :
a. Pemanenan
b. Pengeringan
c. Pembersihan dan pemilahan
d. Perlakuan/ perawatan benih
e. Pengemasan
f. Penyimpanan
g. Pengujian
• Pemanenan, waktu pemanenan dilihat dari tingkat kemasakan buah mulai dari
masak morfologis hingga masak fisiologis dengan indikator berupa visual, fisik,
fisiologis, analisis kimia, maupun komputasi berdasarkan perhitungan seperti
korelasi antara suhu lingkungan dengan pertumbuhan tanaman. Teknik
pemanenan dapat dilakukn dengan memotong tanaman atau dibiarkan kering di
lahan.
• Perontokan/ Ekstraksi, merupakan proses pengeluaran biji dari buah/
polongnya. Ekstraksi benih dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Ekstraksi Basah (Wed Extraction), dilakukan terhadap jenis-jenis buah yang
memiliki daging buah yang basah seperti tomat maupun melon. Ekstraksi
basah dapat dilakukan dengan merendam benih dalam larutan kimia
sehingga benih dapat dipisahkan dari puplnya. Keuntungan metode kimia
ini dapat mencegah pembusukan pada benih dan prosesnya cepat.
2) Ekstraksi Kering, dilakukan terhadap buah berbentuk polong seperti kacang
panjang, atau juga dapat dilakukan pada cabe maupun terong, yaitu yang
memiliki tekstur daging buah yang kering.
• Pengeringan, tujuan dari pengeringan benih adalah untuk mengurangi/
menurunkan kadar air benih sampai pada taraf yang aman untuk penyimpanan
dan mempertahankan persentase viabilitas benih. Jika suatu benih memiliki KA
tinggi selama penyimpanan maka akan memperpendek masa simpan sehingga
viabilitas, laju respirasi akan menurun, selain itu juga dapat menimbulkan
cendawan pada benih. Jika KA benih rendah maka, benih akan dorman yang
menyebabkan kematian embrio sehingga laju perkecambahannya akan
menurun. Benih memiliki sifat higroskopis, sehingga kondisi lingkungan
penyimpanan harus diperhatikan terutama kelembabannya.
➢ Metode pengeringan : bag dries, box dries, bin dries, flat storage drying.
➢ Jenis-jenis pengeringan :
1) Pengeringan secara alami (Natural drying)
➢ Sun drying, dihamparkan di tempat tertentu dan menghemat biaya.
➢ Ventilation drying, dilakukan bila cuaca tidak memungkinkan dan
diterapkan pada ruang beratap tapi tidak berdinding.
2) Pengeringan buatan (Artificial drting)
➢ Peralatan pengeringan dengan suhu rendah
➢ Peralatan pengeringan dengan suhu sedang
➢ Peralatan pengeringan dengan suhu tinggi
➢ Psychrometric Chart, merupakan diagram yang menggambarkan hubungan
antara suhu, kelembaban udara, kandungan air udara, dew point temperature
(titik jemuh/ kondensasi/ pengembunan), dan tekanan udara.
• Pembersihan Benih, dapat melalui beberapa tahap seperti precleaning, basic
cleaning, post cleaning sehingga menghasilkan benih murni dengan persentase
yang baik untuk tujuan akhir pengolahan benih.
Pembersihan awal dapat dilakukan dengan membuang benda-benda
besar seperti daun, cabang, buah kosong yang tercampur dalam benih dengan
tujuan dapat mengurangi potensi kontaminasi oleh bakteri dan jamur.
Benih yang baru dipanen dapat dikelola sebagai berikut, pertama
dilakukan pemisahan benih tersebut dengan membersihkan dari kotoran-
kotoran benih, innert material seperti cangkang, kelopak, daun dan common
weed seed seperti benih lain, biji, gulma. Noxius weed seed seperti benih gulma
yang berbahaya seperti memiliki getah maupun duri dan other crop seed seperti
benih-benih tanaman lain. deteriorated seperti benih-benih yang mengalami
kumduran dan other cultivar seed seperti kultivar lain. damage seed seperti
benih yang rusak karena ekstraksi dan off-size seed seperti ukuran benih yang
diluar dari standart. Setelah melalui proses tersebut benih siap dipasarkan
dengan kondisi bersih dan terjaga.
➢ Pembersihan
a. Penyaringan
b. Silinder pembersih berident (alur)
c. Penggunaan angin dan hembusan
d. Pemisah berdasarkan berat jenis
e. Pembersihan menggunakan gesekan
f. Pengapungan
➢ Perlakuan terhadap benih (seed treatment)
a) Penghilangan bulu-bulu pada benih
b) Pembersihan benih dari penghalangnya
c) Inokulasi benih
d) Pemberantasan hama penyakit
e) Memecahkan dormansi benih
• Perlakuan Benih, merupakan suatu metode untuk meningkatkan performa seed
dan seedling dengan bahan kimia tertentu yang bertujuan untuk melindungi
benih dari patogen, dan meningkatkan perkecambahan.
➢ Jenis-jenis treatment berdasarkan sifat dasar dan maksud perlakuan :
1. Desinfeksi Benih, bertujuan untuk mengahncurkan patogen yang telah
menginfeksi benih dan menetap di dalam kulit benih atau jaringan-
jaringan yang lebih dalam.
2. Desinfestasi Benih, bertujuan untuk menghancurkan spora/ patogen
yang menempel di kulit/ permukaan benih tanpa menempel/
menginfeksinya.
3. Proteksi Benih, Bertujuan menyelimuti/ melindungi benih/ kecambah
muda dari infeksi atau kerusakan oleh patogen, terutama pada awal
pertumbuhannya.
➢ SEED-COATING : penyemprotan polimer pada benih sehingga benih
terlapisi secara solid dan tipis. Perlakuan ini dapat mencegah kebocoran
pada benih karena melekat kuat pada benih.
➢ SEED-PELLETING : melapisi benih lebih tebal dengan pellet matrix,
mengandung filling materials dan perekat, hal ini bertujuan untuk melapisi
benih yang ukurannya tidak beraturan, meningkatkan ukuran benih, serta
mempermudah saat penanaman dengan mesin.
➢ Terdapat beberapa benih yang perlu dilakukan pelapisan pada kulit benih.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja benih pada saat
dikecambahkan, melindungi benih dari gangguan atau pengaruh luar,
mempertahankan kadar air benih, menyeragamkan ukuran benih,
memudahkan penyimpanan benih dan mengurangi dampak kondisi tempat
penyimpanan, serta memperpanjang storability benih. Terdapat bahan-
bahan pelapis benih seperti : diatome, charcoal, clay, vermiculite,
methaylethyl cellulose, gum arabic, polyvinyl alcohol, gula.

Anda mungkin juga menyukai