Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 ​LATAR BELAKANG


Pankreatitis adalah peradangan kelenjar pancreas atau radang pancreas yang
disertai manifestasi local dan sistemik dan kebanyakan bukan disebabkan oleh infeksi
bakteri / virus namun akibat autodigesti oleh enzim pancreas yang keluar dari saluran
pankreas. Pankreatitis juga merupakan penyakit yang serius pada pancreas dengan
intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relative ringan dan sembuh
sendiri sehingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi
terhadap berbagai pengobatan.
Terdapat beberapa teori tentang penyebab dan mekanisme terjadinya pankreatitis
yang umumnya dinyatakan sebagai otodigesti pancreas. Tanda dari gejala ini adalah rasa
sakit pada ulu hati yang amat sangat, suhu badan yang meningkat, muntah hebat.
Penyebab dari pankreastitis adalah idiopatik (artinya tidak diketahui secara pasti), tetapi
ada kecendrungan yang harus di lacak adalah terdapat batu pada saluran empedu, kadar
trigliserida yang tinggi.
Penanda laboratorium yang di pakai adalah tingginya kadar amylase dan lipase.
Pengobatan pankreatitis dengan puasa (tidak boleh makan dan minum), serta antibiotic
yang penetrasi ke jaringan pancreas tinggi. Pancreas yang berat, enzim-enzim pancreas,
bahan-bahan vasoaktif dan bahan-bahan toksik lainnya keluar dari saluran-saluran
pancreas dan masuk kesaluran pancreas dan masuk ke dalam ruang pararenal anterior
dan ruang-ruang lain seperti ruang-ruang pararenal posterior, lesser sac dan rongga
peritoneum. Bahan ini mengakibatkan iritasi kimiawi yang luas. Bahan-bahan tersebut
memasuki sirkulasi umum melalui saluran getah bening retroperitoneal dan jalur vena
dan mengakibatkan berbagai penyulit sistemik seperti gagal pernapasan, gagal ginjal, dan
kolaps kardiovaskuler.
1.2 ​RUMUSAM MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan pankreatitis?
2. Apa saja etiologi pankreatitis?
3. Bagaimana klasifikasi pankreatitis?
4. Bagaimana patofisiologi pankreatitis?
5. Bagaimana tanda dan gejala pankreatitis?
6. Bagaimana penatalaksanaan pasien dengan pankreatitis?
7. Bagaimana WOC pankreatitis?
8. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan pankreatitis?
1.3 ​TUJUAN
​Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian pankreatitis.
2. Untuk mengetahui etiologi pankreatitis.
3. Untuk mengetahui klasifikasi pankreatitis.
4. Untuk mengetahui patofisiologi pankreatitis.
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala pankreatitis.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan pasien dengan pankreatitis.
7. Untuk mengetahui WOC pankreatitis.
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan pankreatitis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 ​Pengertian Pankreatitis


​Pankreatitis ( inflamasi pankreas ) merupakan penyakit yang serius pada pankreas
dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan sembuh
sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak bereaksi
terhadap berbagai pengobatan. (Brunner & Suddart, 2001:1338).
​Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim
pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas.
(Doengoes, 2000;558).
​Peradangan pankreas, yang hampir selalu berkaitan dengan cedera sel asinus,
disebut pancreatitis. Secara klinis dan histologis, pancreatitis memperlihatkan suatu
spectrum, baik dalam durasi maupun keparahan. Pankreatitis akut ditandai dengan nyeri
abdomen mendadak akibat nekrosis dan peradangan enzimatik pada pancreas. Biasanya
terjadi peningkatan kadar enzim pancreas dalam darah dan urine. ( Robbins, 2007 : 712 ).
2.2 ​ tiologi Pankreatitis
E
• Penyakit Billiaris: Batu empedu, obstruksi, duktus empedu komunis, endapan billiaris.
• Obat – obatan: Diuretik tiazid, furosemid, prokainamid, tetrasiklin, sulfonamid.
• Hipertrigliseridemia
• Hiperkalsemia
• Idiopatik : Postoperasi, kehamilan, ektopik, kista ovarium, nutrisi
• Trauma abdomen
• Proses – proses infeksi
2.3 ​Klasifikasi Pankreatitis
​Berdasarkan The Second International Symposium on the Classification of
Pancreatitis (Marseilles, 1980), pankreatitis dibagi atas:
a. Pankreatitis akut (fungsi pankreas kembali normal lagi).
b. Pankreatitis kronik (terdapat sisa-sisa kerusakan yang permanen).
• Pankreatitis Akut
​Pankreatitis akut adalah Inflamasi pada pankreas yang terjadi akibat
tercernanya organ ini oleh enzim – enzimnya sendiri, khususnya oleh tripsin. (Brunner
& Suddart, 2001:1339).
​Pankreatitis akut adalah suatu proses peradangan akut yang mengenai
pankreas dan ditandai oleh berbagai derajat edema, perdarahan, dan nekrosis pada sel
– sel asinus dan pembuluh darah. Mortalitas dan gejala klinis bervariasi sesuai derajat
proses patologi. Bila hanya terdapat edema pankreas, mortalitas mungkin berkisar dari
5% sampai 10%, sedangkan perdarahan masif nekrotik mempunyai mortalitas 50%
sampai 80%.
• Pankreatitis Kronik
​Pankreatitis kronik merupakan kelainan inflamasi yang ditandai oleh
kehancuran anatomi dan fungsional yang progresif pada pankreas. (Brunner &
Suddart, 2001:1348).
​Dengan digantikannya sel – sel pankreas yang normal oleh jaringan ikat akibat
serangan pankreatitis yang berulang – ulang, maka tekanan dalam pankreas akan
meningkat. Hasil akhirnya adalah obstruksi mekanis duktus pankreatikus, koledokus
dan duodenum. Disamping itu akan terjadi pula atrofi epitel duktus tersebut, inflamasi
dan destruksi sel – sel pankreas yang melaksanakan fungsi sekresi.
2.4 ​Patofisiologi Pankreatitis
​Mekanisme yang pasti tentang bagaimana enzim – enzim yang dibuat oleh
pankreas menjadi teraktifasi untuk melakukan otodigesti. Beberapa teori mengatakan
bahwa agen toksik, seperti alkohol atau obat – obat dapat mengubah mekanisme
pankreas dalam mensekresi enzim, sehingga menyebabkan aktivasi premature.
​Teori lain mengatakan bahwa refluks isi abdomen yang mengandung enzim
teraktivasi memasuki duktus pankreas dan menyebabkan peradangan. Obstruksi pada
duktus billiaris dapat menyebabkan peningkatan tekanan dan pecahnya duktus pankretik,
aktivasi enzim – enzim eksokrin pankreas atau refluks empedu dan getah duodenum ke
dalam pankreas.
​Semakin banyak sel pankreatik yang rusak, semakin banyak pula enzim
pencernaan yang dilepaskan menyebabkan siklus berulang terhadap kerusakan pankreas.
Enzim – enzim utama yang telah ditemukan untuk bertanggung jawab dalam proses
otodigestif adalah tripsinogen, fosfolipase A, dan elastase.

2.5 ​Tanda dan gejala Pankreatitis


​Nyeri abdomen yang hebat merupakan gejala utama pankreatitis yang
menyebabkan pasien datang ke rumah sakit. Rasa sakit dan nyeri tekan abdomen yang
disertai nyeri pada punggung, terjadi akibat iritasi dan edema pada pankreas yang
mengalami inflamasi tersebut sehingga timbul rangsangan pada ujung – ujung saraf.
Peningkatan tekanan pada kapsul pankreas dan obstruksi duktus pankreatikus juga turut
menimbulkan rasa sakit.
​Secara khas rasa sakit yang terjadi pada bagian tengah ulu hati (midepigastrium).
Awitannya sering bersifat akut dan terjadi 24 – 48 jam setelah makan atau setelah
mengkonsumsi minuman keras; rasa sakit ini dapat bersifat menyebar dan sulit
ditentukan lokasinya. Umumnya rasa sakit menjadi semakin parah setelah makan dan
dan tidak dapat diredakan dengan pemberian antasida. Rasa sakit ini dapat disertai
dengan distensi abdomen, adanya massa pada abdomen yang dapat diraba tetapi batasnya
tidak jelas dan dengan penurunan peristaltis. Rasa sakit yang disebabkan oleh
pankreatitis sering disertai dengan muntah.
​Pasien tampak berada dalam keadaan sakit berat defens muskuler teraba pada
abdomen. Perut yang kaku atau mirip papan dapat terjadi dan merupakan tanda yang
fatal. Namun demikian abdomen dapat tetap lunak jika tidak terjadi peritonitis. Ekimosis
(memar) di daerah pinggang dan di sekitar umbilikus merupakan tanda yang
menunjukkan adanya pankreatitis haemoragik yang berat.
​Mual dan muntah umumnya dijumpai pada pankreatitis akut. Muntahan biasanya
berasal dari isi lambung tetapi juga dapat mengandung getah empedu. Gejala panas,
ikterus, konfusi, dan agitasi dapat terjadi.
​Hipotensi yang terjadi bersifat khas dan mencerminkan keadaan hipovolemia
serta syok yang disebabkan oleh kehilangan sejumlah besar cairan yang kaya protein,
karena cairan ini mengalir ke dalam jaringan dan rongga peritoneum. Pasien dapat
mengalami takikardia, sianosis, dan kulit yang dingin serta basah disamping gejala
hipotensi. Gagal ginjal akut sering dijumpai pada keadaan ini.
​Gangguan pernafasan serta hipoksia lazim terjadi, dan pasien dapat
memperlihatkan gejala infiltrasi paru yang difus, dispnea, takipnea, dan hasil
pemeriksaan gas darah abnormal. Depresi miocard, hipokalsemia, hiperglikemia, dan
koagulopati intravaskuler diseminata dapat pula terjadi pada pankreatitis akut (Brunner
& Suddart, 2001;1339).
2.6 ​Penatalaksanaan Pankreatitis
​Tujuan pengobatan pada pankreatitisadalah menghentikan proses peradangan
dan autodigesti/menstabilkan sedikitnya keadaan klinis sehingga memberi kesempatan
resolusi penyakit. Pada pankreatitis haemoragik yang berat dengan nekrosis sub
total/total diperlukan tindakan bedah. Pada pankreatitis billier secepatnya harus
dilakukan kolangiografi retrogad secara endoskopi dan papilaktomi endoskopik untuk
mengeluarkan batu saluran empedu.
• Pemberian analgesik yang kuat seperti petidin beberapa kali sehari. Morfin tidak
dianjurkan karena menimbulkan spasme sfingter addi. Selain pettidin dapat juga
diberikan pantazokin.
• Pankreas diistirahatkan dengan cara pasien dipuasakan.
• Berikan nutrisi parenteral total berupa cairan elektrolit, nutrisi cairan protein plasma.
Terapi medis pada pankreatitis yang berat:
• Pindahkan ke ICU
• Resusitasi cairan
• Perawatan pernapasan
• Pipa nasogastrik
• Terapi infeksi
• Pembuangan enzim pankreas yang aktif
• Anti nyeri
2.7 ​Komplikasi Pankreatitis
a. Pulmonari
• Atelektasis
• Syndrom gagal pernapasan akut
b. Kardiovaskular
• Syok hipotensif
• Depresi miocardial (MDK)
c. Ginjal
• Gagal ginjal akut
d. Hematologi
• Koagulasi intravaskular diseminata
e. Metabolik
• Hipokalsemia
• Metabolik asidosis
f. Gastrointestinal
• Pseudokis pankreatik
• Abses pankreas
• Perdarahan gastrointestinal

2.8 ​WOC (Web of Caution)


Pankreatitis
Proses ​Trauma ​Hiperlipidemia ​Alkoholisme ​Penyakit ​Obat
– obatan
Infeksi ​Abdomen ​Billiaris

​Aktivasi enzim secara premature


​Autodigesti kelenjar
Penurunan produksi enzim ​ ​Penurunan produksi enzim
​Proteolitik ​ ​lipase

Gangguan absorbsi protein ​Gangguan absorbsi lemak

Penurunan protein plasma ​Peningkatan lemak pada lumen usus


Penurunan albumin serum ​Diare
Penurunan tekanan onkotik ​Akumulasi cairan ​Perubahan
penampilan ​HDR
​di rongga peritoneal ​fisik
​Edema
Perangsangan nosiseptor ​Peningkatan tekanan diafragma ​penurunan ekspansi
paru

Nyeri ​mual muntah ​kekurangan volume cairan ​Penurunan


komplians paru

​Imobilitas ​nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ​Ketidakefektifan pola


napas

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PANKREATITIS

Contoh Kasus:
Ny.X berusia 37 tahun, Berat Badan 54 kg, Tinggi Badan 160 cm dibawa ke unit gawat
darurat dengan keluhan sakit hebat pada epigastrium yang muncul secara tiba – tiba dan
semakin lama semakin hebat. Nyeri ini menyebar ke punggung, perut, yang menjalar ke
daerah abdomen bagian bawah. Pada pemeriksaan didapatkan Tekanan Darah 80/60 mmHg;
Nadi 132 x/menit, RR 30 x/menit, Suhu 38,5˚C, lemah, mual, dan beberapa kali muntah, kulit
dingin, abdomen tegang, teraba massa pada area epigastrium, nyeri tekan (+), turgor turun,
mukosa mulut kering, Pada pemeriksaan lebih lanjut didapatkan pH darah 7,3; PO2 65
mmHg; PCO2 37 mmHg; HCO3 15 mEq/L, serum amilase dan serum lipase meningkat,
leukositosis, dan oliguri. Pada pemeriksaan USG didapatkan cholelitiasis yang disertai
pankreatitis. Klien harus segera dilakukan pembedahan dan setelah dilakukan pembedahan ia
mendapat pengobatan beberapa antibiotik, satu anbiotika untuk gram positif, satu antibiotika
untuk gram negatif, dan satu gram antibiotika untuk bakteri anaerob. Harga antibiotikanya
sangat mahal sehingga keluarga klien perlu meminjam uang untuk membelinya karena
antibiotika yang diberikan adalah antibiotika paten.
3.1. ​PENGKAJIAN DATA
IDENTITAS KLIEN
Nama ​: ​Nyonya X ​No. Reg ​: ​0428
Umur ​: ​37 Tahun ​Tgl. MRS ​: ​-
Jenis Kelamin :​ ​ erempuan
P ​Diagnosa ​: ​Pankreatitis
Suku / Bangsa :​ J​ awa / Indonesia
Agama ​: ​Islam
Pekerjaan ​: ​Tani
Pendidikan ​: SMP
Alamat ​: ​Jalan Raya Batu Sangkar, Padang Panjang KM 6
RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
A. ​Keluhan Utama : Nyeri pada area epigastrium.
B. ​Riwayat Penyakit Sekarang
​Nyonya X mengatakan dalam beberapa hari ini merasakan sakit hebat pada
epigastrium yang muncul secara tiba – tiba dan semakin lama semakin hebat. Nyeri
ini menyebar ke punggung, perut, yang menjalar ke daerah abdomen bagian bawah.
Dengan segera Nyonya membawanya ke UGD. Sebelum di bawa ke RS Ny.X
mencoba mengurangi rasa sakitnya dengan membeli analgesik di apotik.toko
terdekat dari rumahnya.
Provokatif ​: Setelah makan
Qualitas ​: nyeri berat
Regio ​: area epigastrium menyebar ke punggung dan menjalar ke abdomen
bagian bawah
Skala ​ ​: 8 ​
Time ​ ​: Kapan saja (muncul secara tiba – tiba)
C. ​Riwayat Kesehatan Terdahulu
​Ny.X mengatakan bahwa sekitar 1 tahun yang lalu pernah melakukan operasi
colecystectomy.
D. ​Riwayat Kesehatan Keluarga
​Ny.X mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit
sepertinya.
E. ​Riwayat Kesehatan Lingkungan
​Lingkungan klien bersih, tidak terdapat pabrik disekitar tempat tinggal klien,
tidak terdapat paparan asbes, silica, maupun zat berbahaya lainnya.
PEMERIKSAAN FISIK
1.1. Tanda-tanda Vital, TB dan BB :
Suhu :​ 38,5°C
Berat Badan :​ 54 kg
Tinggi Badan :​ 160 cm
Tekanan Darah :​ 80/60 mmHg
Nadi :​ 132 x/mnt ​
RR :​ 30 x/mnt
1.2. ​ emeriksaan Per Sistem
P
a. ​ istem Pernapasan
S
​Hidung
Inspeksi :​ ada nafas cuping hidung, tidak ada secret.
Palpasi :​ tidak ada nyeri tekan
Mulut
​Inspeksi :​ mukosa bibir pucat
Sinus paranasalis

Inspeksi ​: tidak ada tanda-tanda adanya infeksi


Palpasi ​: tidak ada nyeri tekan
Leher

Inspeksi ​: tidak terpasang trakheostomi, simetris kanan kiri


Palpasi ​: tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Faring

Inspeksi ​: tidak ada odem


Area dada

Inspeksi ​: pola nafas tidak efektif


Palpasi ​: tidak ada nyeri tekan
Auskultasi ​: vesikuler
b. ​Kardiovaskuler dan limfe
Wajah ​
Inspeksi :​ pucat, konjungtiva pucat
Leher
Inspeksi ​: tidak ada bendungan vena jugularis
Palpasi ​: irama denyutan arteri carotis communis normal
Dada
Inspeksi ​: dada terlihat simetris
Palpasi ​: letak ictus kordis ( ICS 5, 1 cm medial dari garis midklavikula
sinistra)
Perkusi ​: tidak ada tanda - tanda bunyi redup.
Auskultasi ​: bunyi jantung normal ( BJ 1 dan BJ 2)
c. ​Persyarafan
Pemeriksaan nervus
• Nervus I olfaktorius (pembau)
Klien bisa membedakan aroma saat diberi kopi dan minyak kayu putih.
• Nervus II opticus (penglihatan)
Bisa melihat benda yang jaraknya 35 cm dengan jelas.
• Nervus III oculomotorius
Tidak oedem pada kelopak mata
• Nervus IV toklearis
Ukuran pupil norma, tidak ada perdarahan pupil
• Nervus V trigeminus (sensasi kulit wajah)
• Nervus VI abdusen
Bola mata simetris
• Nervus VII facialis
Klien dapat membedakan rasa asin dan manis dengan mata tertutup, bentuk
wajah simetris
• Nervus VIII auditorius/akustikus
Fungsi pendengaran baik
• Nervus IX glosoparingeal
Reflek menelan klien baik dan dapat membedakan rasa pahit
• Nervus X vagus
​Uvula klien simetris terlihat ketika klien membuka mulut dan
berkata“ah”.
• Nervus XI aksesorius
Klien tidak merasa kesulitan untuk mengangkat bahu dengan melawan tahanan
• Nervus XII hypoglosal/hipoglosum
Bentuk lidah simetris, klien mampu menjulurkan lidah dan menggerakkannya
ke segala arah
d. ​Perkemihan dan eliminasi uri
Perempuan
Genetalia eksterna
Inspeksi :​ tidak ada oedem, tidak ada tanda - tanda infeksi maupun
varises
Palpasi ​ ​: tidak ada nyeri tekan maupun benjolan
Kandung kemih
Inspeksi ​: tidak ada benjolan, dan pembesaran
Palpasi ​ :​ tidak ada nyeri tekan
Ginjal :
Inspeksi ​: tidak ada pembesaran daerah pinggang
Palpasi ​ :​ tidak ada nyeri tekan.
Perkusi ​: tidak ada nyeri ketok.
e. ​ istem pencernaan – eliminasi alvi
S
Mulut
Inspeksi :​ ​mukosa bibir pucat, gigi tidak ada plak dan karies.
Tidak ada pembersaran kalenjar karotis. Tidak ada lesi.
Palpasi ​: tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut,
Lidah
Inspeksi ​: bentuk simetris, tidak ada tremor dan lesi.
Palpasi ​: tidak ada nyeri tekan dan odem.
Abdomen
Inspeksi ​: ada pembesaran abdomen, ada luka bekas operasi.
​Perkusi ​: tidak ada acietes
f. ​Sistem muskuloskeletel dan integumen.
Warna kulit :​ kering, tidak mengelupas dan
bersisik. ​ ​ ​
​ ​ ​ ​ ​ ​ ​ ​5 ​5
Kekuatan otot ​
​ ​ ​ ​ ​ ​ ​ ​5 ​5
g. ​ istem endokrin dan eksokrin
S
​ namnesa
A
​Klien merasa lemah, berat badan menurun.
Kepala
Inspeksi ​: tidak terlihat moon face, tidak alophesia (botak)
Leher
Inspeksi ​: tidak ada pembesaran kalenjar tiroid
Palpasi ​: tidak ada pembesaran kalenjar tiroid, dan tidak ada nyeri tekan.
Ekstremitas bawah
Palpasi ​: tidak ada edema non piting.
h. Sistem reproduksi
Perempuan
Payudara
Inspeksi ​: tidak ada luka dan bentuk simetris
Palpasi ​: tidak ada benjolan abnomal, dan tidak ada nyeri tekan
Axila
Inspeksi ​: tidak ada benjolan abnormal
Palpasi ​: tidak ada benjolan abnormal
Genetalia
Inspeksi ​: tidak ada odem, benjolan, maupun varises, dan tidak ada tanda
- tanda infeksi
Palpasi ​: tidak ada benjolan atau masa dan tidak ada nyeri tekan
i. Persepsi sensori
Mata
Inspeksi ​: bentuk simetris, kornea normal, warana iris hitam, lensa
normal jernih, sklera putih
Palpasi ​: tidak ada nyeri dan tidak ada pembengkakan kelopak mata
Penciuman-(hidung)
Palpasi ​: tidak ada pembengkakan dan tidak ada nyeri saat palpasi fosa
kanina
​Perkusi ​: tidak ada reaksi hebat pada regio frontalis, sinus frontalis
dan fosa kanina

3.2 Analisa data pasien

NS. DIAGNOSIS :
(NANDA-I)
Nyeri akut

Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul


akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan
DEFINITION: dalam hal kerusakan sedemikian rupa; awitan yang tiba-tiba atau lambat
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
dapat diprediksi dan berlangsung < 6 bulan.
• Perubahan selera makan
• Perubahan tekanan darah
• Perubahan frekuensi jantung
• Perubahan frekuensi pernapasan
• Laporan isyarat
• Diaforesis
• Perilaku distraksi(mis.berjalan mondar mandir,mencari orang lain dan
atau aktivitas lain)
• Mengekspresikan perilaku(mis.gelisah, merengek, menangis,
DEFINING
waspada, iritabilitas, mendesah)
CHARACTERISTICS • Masker wajah(mis.mata kurang bercahaya, tampak kacau, gerakan
mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)
• Perilaku berjaga-jaga/melindungi area nyeri
• Fokus menyempit(mis.gangguan persepsi nyeri, hambatan proses
berpikir, penurunan intereaksi dengan orang dan lingkungan)
• Indikasi nyeri yang dapat diamati
• Perubahan posisi untuk menghindari nyeri
• Sikap tubuh melindungi
• Dilatasi pupil
• Fokus pada diri sendiri
• Gangguan tidur
• Melaporkan nyeri secara verbal
RELATED
FACTORS: • Agens cedera(mis., biologis, zat kimia, fisik, psikologis)
A Subjective data entry Objective data entry
S
S
Tanda-tanda vital :
E
S Klien mengatakan nyeri pada Suhu ​ ​ ​: 38,5°C
S area epigastrium menyebar ke Berat Badan ​ ​: 54 kg
M punggung dan menjalar ke Tinggi Badan ​ ​: 160 cm
abdomen bagian bawah. Tekanan Darah ​: 80/60 mmHg
E
Nadi ​ ​ ​: 132 x/mnt ​
N
T RR ​ ​ ​: 30 x/mnt

Ns. Diagnosis (Specify):


D
Client Nyeri akut
I Diagnostic
A Statement:
G
N
O
SI
S
Related to:
Nyeri akut berhubungan dengan Agens cedera;
Biologis
3.3. ​Intervensi
Inisial Pasien ​: ​Ny. X
Nama Mhs ​: ​-
Tanggal ​: ​-
Diagnosa Keperawatan ​: ​Nyeri Akut
Definisi ​: ​Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang
muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa; awitan yang
tiba-tiba atau lambat intensitas ringan hingga berat dengan akhir
yang dapat diantisipasi atau dapat diprediksi dan berlangsung < 6
bulan.
NIC ​ ​ NOC

INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR

Manajemen Lakukan pengkajianLevel Nyeri


• • Laporan nyeri : 5
Nyeri nyeri secara
komprehensif termasuk • Lamanya nyeri: 5
lokasi, karakteristik,Def :
Def : • Kurang Istirahat : 5
durasi, frekuensi,Kekuatan dari nyeri
Mengurangi nyeri kualitas, kekuatan nyeriyang diamati atau • Mengekspresikan
dan menurunkan dan faktor presipitasi. dilaporkan. wajah dari nyeri :
tingkat nyeri yang• Observasi reaksi non 5
dirasakan pasien.
verbal dari
• RR : 5
ketidaknyamanan,
terutama dalam
ketidakmampuan
komunikasi secara
efektif.
• Gunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
pengalaman nyeri
pasien dan
menyampaikan
penerimaan dari respon
pasien terhadap nyeri.

• Kaji kultur yang


mempengaruhi respon
nyeri.
• Evaluasi pengalaman
nyeri masa lampau
meliputi individu atau
riwayat keluarga
mengenai nyeri kronis
atau menghasilkan
ketidaknyamanan,
seperti kesesuaian.
• Evaluasi bersama
pasien dan tim
kesehatan lain tentang
ketidakefektifan
kontrol nyeri masa
lampau.
• Bantu pasien dan
keluarga untuk mencari
dan menemukan
dukungan.

• Kontrol lingkungan
yang dapat
mempengaruhi Nyeri
seperti ( suhu ruangan,
pencahayaan dan
kebisingan).
• Kurangi faktor
presipitasi atau
peningkatan
pengalaman nyeri
seperti ( ketakutan,
kelelahan, sifat
membosankan, dan
ketiadaan pengetahuan
).
• Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
(farmakologi, non
farmakologi dan
interpersonal) untuk
memudahkan
menghilangkan nyeri
seperti kesesuaian.

• Kaji tipe dan sumber


nyeri untuk
menentukan intervensi

• Ajarkan tentang teknik


non farmakologi

• Berikan analgetik
untuk mengurangi
nyeri
• Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri

• Tingkatkan istirahat

3.4. ​Implementasi
No. diagnose
masalah Tgl/jam Tindakan paraf
kolaboratif
Nyeri Akut 06-04- • Melakukan pengkajian nyeri secara
2013/ komprehensif termasuk lokasi,
07.00 karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi.
• Melakukan observasi reaksi non
verbal dari ketidaknyamanan
• Menggunakan teknik komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
• Mengkaji kultur yang mempengaruhi
08.00
respon nyeri
• Melakukan evaluasi pengalaman nyeri
masa lampau
• Melakukan evaluasi bersama pasien
dan tim kesehatan lain tentang
09.00 ketidakefektifan kontrol nyeri masa
lampau
• Membantu pasien dan keluarga untuk
mencari dan menemukan dukungan
• Melakukan kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi Nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan
kebisingan
• Mengurangi faktor presipitasi
• Memilih dan melakukan penanganan
nyeri (farmakologi, non farmakologi
dan interpersonal)
• Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
• Mengajarkan tentang teknik non
farmakologi
• Memberikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
• Melakukan evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
• Meningkatkan istirahat
3.5. ​Evaluasi
Masalah Tgl/jam Catatan perkembangan Paraf
kep/kolaboratif
NYERI AKUT 06-03-2014/ S : nyeri pada area epigastrium
08.00 menyebar ke punggung dan
menjalar ke abdomen bagian
bawah.
09.00 O : Tanda- tanda Vital
S : 38,5°C
10.00 BB : 54 kg
TB : 160 cm
11.00
TD : 80/60 mmHg
N : 132 x/mnt ​
RR : 30 x/mnt
Skala :8
A : Nyeri akut belum teratasi
P : Rencana tindakan keperawatan
1,2,3 sampai 15 dilanjutkan

BAB IV
PENUTUP

4.1 ​Kesimpulan
​Pankreatitisadalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim
pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas. Tanda dari
gejala ini adalah rasa sakit pada uluhati yang amat sangat, suhu badan yang meningkat,
muntah hebat. Penyebab dari pankeatitis adalah idiopatik (artinya tidak diketahui secara
pasti), tetapi ada kecenderungan yang harus dilacak adalah apakah terdapat batu pada
saluran empedu, kadar trigliserida yang tinggi. Petanda laboratorium yang dipakai adalah
tingginya kadar amilase dan lipase. Pengobatan pankreatitis dengan puasa (tidak boleh
makan dan minum), serta antibiotik yang penetrasi ke jaringan pankreas tinggi.
4.2 ​Saran
​Untukmenangani pasien dengan pankreatitis, perawat diharapkan mampu
memahami secara keseluruhan baik konsep medis maupun konsep keperawatan sehingga
pasien dengan pankreatitis dapat tertolog segera. Perawat sangat perlu memahami
tindakan-tindakan dan penaganan secara darurat pada pasien dengan pankreatitis.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer and Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta : EGC
Marlynn, E, Doengeos. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC
Brunner & Suddart(2002). Keperawatan Medikal Bedah .Jakarta: EGC
Waluyo.(2001). Cermin Dunia Kedokteran. No. 82. Jakarta
Hudak dan Gallo. (2001). Keperawatan Kritis.Jakarta : EGC


ASKEP
PANKREATITIS

Disusun Oleh :

1. Diah Pytaloka ​ ​( 120701063 )


2. Dina Merdeka Wati ​ ​( 120701065 )
3. Elvitiana ​ ​( 120701067 )
4. Lailatus Sa’adah ​ ​( 120701075 )
5. Reza Ediktya Z. ​ ​( 1207010
6. Rike Rachmawati ​ ​( 1207010
7. Rochmah Dwi Maslaka ​ ​( 1207010

Dosen Pembimbing :
Rodiyah, S.Kep., M.Kep.

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN


STIKES PEMKAB JOMBANG
TAHUN 2013 – 2014
KATA PENGANTAR

Alhamdullillahhirobil alamin, segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayahNya tercurahkan kepada kita yang tak terhingga ini, sholawat serta
salam kita panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad SAW dan keluarganya,
sahabatnya, beserta pengikutnya sampai akhir zaman amin ya robal alamin.
Karena anugerah dan bimbingan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
merupakan salah satu tugas dari mata kuliah sistem endokrin tepat waktu. Kami menyadari
bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami
khususnya dan kepada para pembaca umumnya.


​Jombang , 17 Maret 2014

​Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul ​ ​i
Kata Pengantar ​ ​ii
Daftar isi ​ ​iii
BAB I PENDAHULUAN ​ ​ ​ ​
1.1. Latar Belakang ​ ​ 1
1.2. Rumusan Masalah ​ ​1
1.3. Tujuan ​ 2
BAB II PEMBAHASAN ​
2.1 Pengertian pankreatitis ​ ​3
2.2 Etiologi pankreatitis ​ ​3
2.3 Klasifikasi pankreatitis ​ ​3
2.4 Patofisiologi pankreatitis ​ 4
2.5 Tanda dan gejala pankreatitis ​ ​5
2.6 Penatalaksanaan pankreatitis ​ 6
2.7 Komplikasi pankreatitis ​ ​6
2.8 WOC (Web of Caution) ​ ​7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ​ ​8
BAB IV PENUTUP ​ ​
4.1 Kesimpulan ​ ​21
4.2 Saran ​ ​21
DAFTAR PUSTAKA

25

Anda mungkin juga menyukai