Anda di halaman 1dari 12

 KIT ELEKTRONIKA SADAR : Aplikasi Trasnsistor

 Tujuan
- Praktikan mampu merangkai rangkaian aplikasi menggunakan transistor
- Praktikan mampu menyelidiki penguatan dengan transistor
 Landasan Teori
1.Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan
inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari
sirkuit sumber listriknya.

Gambar 2.1:Bentuk transistor


Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor
(E) dan Kolektot (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor
dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus
input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor
( Boylestad,et al,2013:103).
Terdapat statu hubungan matematis antara besarnya arus colector (IC),
arus basis (IB) dan arus emiter (IE) yaitu beta (β), di mana beta merupakan
besar penguatan arus DC untuk common emittersedangkan alpha (α)
merupakan besar penguatan arus untuk common basis. Hubungan matematis
dapat ditunjukkan dengan persamaan,
IC
β= ..............(2.1)
IB
IC
α= ..............(2.2)
IE
Dari persamaan tersebut, maka akan diperoleh hubungan matematis
antara α dan β adalah
β
α= ..............(2.3)
β+ 1
α
β= ..............(2.4)
1−α
Daerah emiter memiliki konsentrasi doping yang tinggi untuk
menghasilkan sumber carrieryang cukup, elektron untuk NPN, dan holeuntuk
PNP. Disebut transistor bipolar karena arus listrik yang terbentuk dihasilkan
oleh kedua carriertersebut. Karena kedua sambungan EB dan CB dapat dibiasi
secara maju atau mundur, maka terdapat 4 mode operasi pada BJT, yaitu
active, reverse-active, cut-off, dan saturasi.
Dianggap transistor pada kondisi active forward bias mode. Saat keadaan
ini sambungan base-emitter diberikan bias maju sedangkan sambungan
basecolector pada bias mundur. Elektron datang dari emiter masuk ke basis dan
holedatang dari basis masuk ke emiter. Elektron dapat mengalir sebagai
pembawa muatan minoritas melalui daerah quasi-neutral pada basis. Pada saat
elektron sampai di daerah deplesi basiskolektor, elektron tersebut akan
mengalir pada daerah tersebut karena adanya medan listrik. Aliran elektron ini
dinamakan arus difusi, yang merupakan bagian utama dari arus kolektor.
kT N N
∅ BI =
q (
ln D 2 A
Ni ) ..............(2.5)

C C
B B

E E

PNP NPN

IE IC
E - +
VCE C
- -

VBE VBC
IB

+ +

IE = IC + I B B ...............(2.6)
VCE = -VBC + VBE
................(2.7)

IE IC
E + -
VCE C
+ +

VBE VBC
IB
Gambar 2.2:Bentuk rangkaian transistor
- -
B
IE = IC + I B ................(2.8)
VEC = VEB + VCB ................(2.9)
( Edminister,et al,2003:145-146).
Transistor sangat berpengaruh besar di dalam kinerja rangkaian
elektronika, karena di dalam sirkuit elektronik, komponen transistor berfungsi
sebagai jangkar rangkaian, (komponenelektronika.biz). Transistor umumnya
memiliki 3 fungsi, yaitu transistor sebagai saklar, sebagai penguat arus, sebagai
penguat sinya AC ( Chattopadhday,1989:78)
Fungsi transistor lainnya:
a. Sebagai penguat amplifier
b. Sebagai pemutus dan penyambung (switching)
c. Sebagai pengatur stabilitas tegangan
d. Sebagai peratas arus
e. Dapat menahan sebgaian arus yang mengalir
f. Menguatkan arus dalam rangkaian
g. Sebagai pembangkit frekuensi rendah maupun tinggi,
(komponenelektronika.biz).

2.Transistor sebagai Saklar

Cara kerja saklar atau biasa disebut sebagai saklar solid state adalah satu
aplikasi utama untuk penggunaan transistor,
Vcc dan transistor
Vcc sebagai saklar dapat
digunakan untuk mengendalikan perangkat elektronika dengan daya tinggu
seoerti motor, solenoid atau lampu, tetapi juga RLdapat digunakan dalam
elektronika digital dan sirkuit gerbang logika digital.

RL
Vout Vout
Rin C
Vin B Switch
E open

0v
0v
Gambar 2.3:Rangkaian transistor sebagai saklar

Gambar tersebut merupakan skema rangkaian kerja dari transistor


sebagai saklar. Arus masuk dari kaki basis (IB) pada transistor adalah nol dan
arus keluaran pada kaki kolektor (IC) juga adalah nol, dengan tegangan
maksimum berada di kaki kolektor (Vcc). Kondisi tersebut membuat arus tidak
bisa memasuki komponen ini, oleh karena itu kondisi ini adalah dimana
transistro berada dalam kondisi “full-off” atau kondisi tidak aktif secara penuh.
Jadi kondisi tersebut adalah kondisi dimana transistor sebagai saklar berada
dalam area kerja cut-off atau tidak aktif secara penuh (Surjono,2009:120).

3.Transistor sebagai Penguat


Salah satu fungsi transistor yang paling banyak digunkakan di dunia
elektronika analog adalah sebagai penguat yaitu penguat arus, penguat
tegangan, dan penguyat daya. Fungsi komonen semikonduktor ini dapat kita
temukan pada rangkaian Pree-Amp Mic, Pree- Amp Head, Mixer, Echo, Tone
Control, Amplifier, dan lain-lain.
Prinsip kerja transisitor adalah arus kecil pada basis (B) yang merupakan
input dikuatkan beberapa kali setelah melalui transistor. Arus output yang
merupakan input dikuatkan tersebut diambil dari terminal kolektor (C). Besar
kecilnya penguatan atau faktor pengali ditentukan oleh beberapa perhitungan
resisitor yang dihubungkan pada setiap terminal transistor dan disesuaikan
dengan tipe dan karakteristik transistor. Signal yang deperkuat dapat berupa
arus DC (searah) dan arus AC (bilak-balik) tetapi maksimal tegangan output
tidak akan lebih dari tegangan sumber (Vcc) transistor.

Gambar 2.4:Transistor sebagai penguat


Gambar 2.4: Perubahan dan bentuk gelombanga antar input dan output yang
terlihat melalui osiloskop

Pada gambar pertama, tegangan pada basis (dalam mV) dikuatkan oleh
transistor menjadi besar (dalam Volt). Perubahan besarnya tegangan output
pada kolektor akan mengikitu perubahan tegangan input basis. Pada gambar
kedua dapat terlihat perubahan dan bentuk gelombanga antar input dan output
yang terlihat melalui osiloskop ( Susanti,2014:87).
4.Penguat Common Base
Penguat common base sedikit terapannya dalam teknik frekuensi rendah,
karena impedansi masukkannya yang begitu rendah akan membebani sumber
sinyal. Penguat ini kadang diterapkan dalam oenguat untuk frekuensi tinggi (di
atas 10 MHz), dimana lazimnya sumber sinyalnya berimpedansi rendah.

Gambar 2.6:Rangkaian penguat common basis


Beberapa rumus praktis pada rangkaian common base
 Penguat tegangan : Av = rC/re’
 Penguat arus : Ai = hfe
 Impedansi keluaran : Zo = rE
 Impedansi masukkan : RE//re’ >> re’ (karena RE >> re’), (Penuntun Praktikum
Elektronika Dasar 2. 2018:1-2).
5.Penguat Common Emitor
Konfigurasi Common Emitter (CE) atau Emitor Bersama merupakan
Konfigurasi Transistor yang paling sering digunakan, terutama pada penguat
yang membutuhkan penguatan Tegangan dan Arus secara bersamaan. Hal ini
dikarenakan Konfigurasi Transistor dengan Common Emitter ini menghasilkan
penguatan Tegangan dan Arus antara sinyal Input dan sinyal Output.
Common Emitter adalah konfigurasi Transistor dimana kaki Emitor
Transistor di-ground-kan dan dipergunakan bersama untuk INPUT dan
OUTPUT. Pada Konfigurasi Common Emitter ini, sinyal INPUT dimasukan ke
Basis dan sinyal OUTPUT-nya diperoleh dari kaki Kolektor
(Susanti,2014:89).

Beberapa rumus praktis pada rangkaian common emitor


 Penguat tegangan tanpa C3 : Av = RC/RE
 Penguat tegangan dengan C3 : Av = RC/RE
 Penguat arus : Ai = R2/RE
 Impedansi keluaran : ZO = RC
 Impedansi masukkan tanpa C3 : Zi = R1//R2//Zib dengan Zib = hfe(rE+re’)
 Impedansi masukkan dengan C3 : Zi = R1//R2//Zib dengan Zib = hfe.re’ ,

6.Penguat Common Collector

Penguat coommon collector digunakan sebagai penguat arus. Rangkaian


ini hampir sama dengan common emitor tetapi outputnya diambil dari emitor.
Input dihubungkan ke basis dan output dihubungkan ke emitor. Rangkaian ini
disebut juga dengan Emitor Follower (pengikut emitor) karena tegngan output
hampir sama dengan tegangan input.

Beberapa rumus praktis common colector


 Penguat tegangan Av = rE/(rE+re’) >> 1 (sebab rE>>re’)
 Peenguat arus Ai = hfe
 Impedansi keluaran Zo = re’
 Impedansi masukan Zi = R1//R2//Zib dengan Zib = hfe.re’ ,( Edminister,et
al,2003:149).
 Alat dan Bahan
3.1 Alat
1. Osiloskop
Berfungsi untuk memproyeksikan sinyal listrik
2. Project board
Berfungsi sebagai tempat merangkai rangkaian elektronika
3. Kabel penghubung
Berfungsi untuk menghungkan rangkaian
4. Multimeter
Berfungsi untuk mengukur tegangan, arus, dan hambatan listrik
5. Tool kit
Berfungsi sebagai alat tambahan dalam praktikum
6. Power supply
Berfungsi sebagai sumber tegangan DC

3.2 Bahan
1. Potensiometer
Berfungsi sebagai resistor variabel atau rheostat
2. Resistor
Berfungsi sebagai hambatan untuk menghambat arus listrik yang
terlalu besar yang memasuki rangkaian
3. Transistor
Berfungsi sebagai penguat,sebagai saklar,stabilisasi tegangan.
4. LED
Berfungsi sebagai indikator untuk menandakana adanya arus listrik
yang mengalir atau yang melalui rangkaian
5. Kapasitor
Berfungsi untuk menyimpan energi listrik atau daya listrik untuk
sementara waktu
 Prosedur Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Sebelum digunakan diperiksa kondisi alat dan bahan
3. Dirangkai alat dan bahan sesuai skema rangkaian
4. Diuji rangkaian dengan multimeter sebelum power supply
dihidupkan
5. Dihidupkan power supply
6. Diperiksa kembali rangkaian sebelum pengambilan data dilakukan
7. Diambil data sesuai dengan data pengamatan
8. Dikondisikan alat dan bahan seperti semula
9. Diperiksa kembali kondisi alat dan bahan..
V.Flowchart
Mulai

Disiapkan
alat dan
bahan

Diperiksa kondisi
Rusak Baik
alat dan bahan

Dilaporkan
Dirangkai alat
sesuai skema

Tidak Diuji rangkaian


Terhubung
terhubung dengan multimeter

Dihidupkan
power supply

Diperiksa kembali
Salah Benar
rangkaian

Diambil data

Dikondisika
n alat
seperti
semula

Diperiksa kembali
Rusak Baik
alat dan bahan

Dilaporkan

Selesai

Daftar Pustaka
Boylestad, Robert L dan L. Nashelsky. 2013. Electronic Devices and Circuit
Theory. Boston: Pearson.
Chattopadhday, D. 1989. Dasar Elektronika. Jakarta: Universitas Indonesia.
Edminister, Joseph A, Mahmood Nahvi.2003. Schaum’s Outlines rangkaian
Listrik Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Penuntun Praktikum Elektronika Dasar 2. 2018. Penuntun Praktikum Elektronika
Dasar 2. Jambi: UNJA.
Surjono, Herman Dwi. 2009. Elektronika Lanjut. Jember: Penerbit Cerdas Ulet
Kreatif.
Susanti, Eka. 2014. Bahan Ajar Praktek Perancangan Telekomunikasi.
Palembang: Politeknik Negeri Sriwijaya.

Anda mungkin juga menyukai