Anda di halaman 1dari 6

SUMBER HUKUM DARI UNDANG-UNDANG

La Ode Dedi Abdullah (1)


Endang Tri Pratiwi(2)
Rudi Abdullah(3)
Asrianti Dja’wa(4)

ABSTRAK

Simpulan dalam dalam tulisan adalah Undang-undang dalam arti material


yaitu penetapan kaidah hukum yg tegas maka hukum itu menurut sifatnya mampu
mengikat. Pengertian undang-undang dalam arti material yakni tiap-tiap ketetapan
pemerintah yg menurut isinya mengikat serentak tiap-tiap warga sebuah daerah.
Pengertian Undang-undang dalam arti formal adalah tiap-tiap ketetapan pemerintah
atau penguasa yg berhak yg dikarenakan mekanisme terjadinya atau pembentukannya
& wujudnya disebut “undang-undang”. Undang-undang terdiri atas beberapa bagian,
yaitu Judul, Pembukaan memuat (frase Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa;
Jabatan Pembentuk undang-undang;Konsideran; Dasar Hukum; dan Diktum).
Konsideran diawali dengan kata-kata “menimbang” (berisi pokok-pokok pikiran latar
belakang dengan alasan pembuatan Peraturan Perundang-Undangan); dasar Hukum
diawali dengan kata “Mengingat” (berisi dasar hukum kewenangan pembuatan
peraturan perundang-undangan dan sebagainya); selanjutnya “Diktum” terdiri atas
(kata Memutuskan, Menetapkan dan nama Peraturan Perundang-Undangan), Batang
Tubuh memuat (Ketentuan Umum, materi pokok yang diatur, ketentuan pidana jika
perlu, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup), Penutup, Penjelasan pasal-pasal
Lampiran (jika perlu)

Kata Kunci: Sumber Hukum,Undang-Undang


Sumber Hukum Dari Undang-Undang
Pengertian undang-undang. dapat dibedakan ke dalam dua pengertian yaitu
undang-undang dalam arti material dan undang-undang dalam arti formal. Undang-
undang dalam arti material adalah “setiap keputusan atau peraturan yang dibuat oleh
pemerintah atau penguasa yang berwenang yang isinya mengikat umum” atau
“keputusan atau ketetapan pemerintah atau penguasa yang berwenang yang memuat
ketentuan-ketentuan umum” atau “ peraturan-peraturan umum yang dibuat oleh
penguasa yang berwenang”.
Undang-undang dalam arti material yaitu penetapan kaidah hukum yg tegas
maka hukum itu menurut sifatnya mampu mengikat. Pengertian undang-undang
dalam arti material yakni tiap-tiap ketetapan pemerintah yg menurut isinya mengikat
serentak tiap-tiap warga sebuah daerah.
Pengertian Undang-undang dalam arti formal adalah tiap-tiap ketetapan
pemerintah atau penguasa yg berhak yg dikarenakan mekanisme terjadinya atau
pembentukannya & wujudnya disebut “undang-undang”.
Pengertian Undang-undang dalam arti formal yaitu ketetapan pemerintah yg
meraih nama undang-undang dikarenakan wujud, dalam mana dirinya timbul.
Undang-undang dalam arti formal adalah tiap-tiap ketentuan sebagai “undang-
undang” sebab kiat terjadinya. Undang-undang dalam arti formal merupakan
undang-undang resmi atau undang-undang yg dibuat oleh produsen undang-undang
formal. Dikarenakan produsen undang-undang formal di negeri Belanda ialah raja &
Dewan Perwakilan Rakyat, sehingga pengertian undang-undang dalam arti formal
menurut Algra yakni tiap ketetapan yg berjalan bersama jalan kerjasama antara
perintah (firman raja) dgn Dewan Perwakilan Rakyat.
Berdasarkan Konstitusi negeri Indonesia Undang-Undang Basic Negeri
Republik Indonesia thn 1945 (UUD NRI 1945), yg menciptakan undang-undang
dalah Dewan Perwakilan Rakyat dengan dgn presiden sama seperti ditentukan
terhadap Pasal 20 UUD NRI 1945. Oleh lantaran itu, undang-undang dalam arti
formal menurut UUD NRI 1945 merupakan tiap-tiap ketentuan atau peraturan yg
dibuat & disetujui dengan oleh Dewan Perwakilan Rakyat & Presiden. Berikut ini
ialah kiat membedakan antara undang-undang dalam arti material & undang-undang
dalam arti formal :
Mula-mula, undang-undang dalam arti formal namanya tentu “undang-
undang” & isinya tak mengikat dengan cara umum atau dengan cara luas atau tak
mengikat seluruhnya masyarakat. Ke-2, undang-undang dalam arti material belum
pasti bernama “undang-undang” atau peraturan pemerintan atau ketentuan Presiden,
atau peraturan Presiden atau Peraturan Daerah. “isi” atau materinya mesti mengikat
dengan cara umum atau luas , atau berlakunya undang-undang mengikat seluruh
warga dalam satu buah wilayah.
Jika ada undang-undang dalam arti formal (bernama undang-undang) tapi
isinya mengikat dengan cara umum seluruhnya masyarakat dalam satu wilayah atau
daerah, sehingga undang-undang ini dinamakan undang-undang dalam arti material ,
contohnya KUHP, KUHAP, UUPA, BW, & WvK.
Sebahagian akbar undang-undang yg berlaku di Indonesia yaitu undang-
undang dalam arti material lantaran isinya mengatur atau mengikat dengan cara
umum warga dalam satu buah daerah atau wilayah. Peraturan Daerah , meski wujud
& namanya bukan undang-undang, tapi lantaran isinya mengikat cepat warga dengan
cara umum, sehingga dinamakan undang-undang dalam arti material. Sebaliknya
Undang-Undang Naturalisasi atau Kewarganegaraan, pun Undang-Undang APBN
wujud fisik & namanya ialah undang-undang, namun sebab isinya tak mengatur atau
mengikat dengan cara umum seluruhnya warga, sehingga ke-2 undang-undang ini
dinamakan undang-undang dalam arti formal bukan undang-undang dalam arti
material.

Syarat-Syarat Berlakunya Undang-Undang


1. Undang-undang terdiri atas beberapa bagian, yaitu :
a. Judul
b. Pembukaan memuat (frase Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa; Jabatan
Pembentuk undang-undang;Konsideran; Dasar Hukum; dan Diktum).
Konsideran diawali dengan kata-kata “menimbang” (berisi pokok-pokok
pikiran latar belakang dengan alasan pembuatan Peraturan Perundang-
Undangan); dasar Hukum diawali dengan kata “Mengingat” (berisi dasar
hukum kewenangan pembuatan peraturan perundang-undangan dan
sebagainya); selanjutnya “Diktum” terdiri atas (kata Memutuskan,
Menetapkan dan nama Peraturan Perundang-Undangan);

c. Batang Tubuh memuat (Ketentuan Umum, materi pokok yang diatur,


ketentuan pidana jika perlu, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup)

d. Penutup

e. Penjelasan pasal-pasal

f. Lampiran (jika perlu)

2. Ketentuan peralihan , pada umumnya setiap undang-undang mengatur ketentuan


peralihan yang mempunyai fungi untuk menutup kekosongan hukum dengan
menghubungkan waktu yang lampau dengan yang sekarang
3. Undang-undang diberi nomor urut serta tahun dikeluarkannya. Nomor urutnya
tiap tahun dimulai dari nomor satu.
4. Agar setiap orang mengetahuinya, peraturan perundang-undangan harus
diundangkan atau diumumkan dengan menempatkannya dalam Lembaran Negara
(Pasal 82 UU No. 12 Tahun 2011). Pengundangan peraturan perundang-undangan
dalam Lembaran Negara dilakukan oleh mentri yang tugas dan tanggung
jawabnya di bidang peraturan perundang-undangan (Mentri Hukum dan HAM),
dan yang menandatangani Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang adalah Presiden (Pasal 85 UU No. 12 Tahun 2011 Jo. Pasal 20
ayat (4) UUD 1945)
5. Dengan diundangkannya Undang-undang dalam lembaran negara berarti
mengikat semua orang untuk mengakui eksistensinya, sehingga berlakulah asas
fictie dalam hukum, artinya bahwa” setiap orang dianggap telah mengetahui
adanya suatu undang-undang” sehingga undang-undang tersebut tidak boleh
digugat dengan bukti yang melawannya.
6. Peraturan perundang-undangan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat
pada tanggal diundangkan, kecuali ditentukan lain dalam peraturan perundang-
undangan yang bersangkutan (Pasal 87 UU No. 12 Tahun 2011).

Lembaran Negara adalah suatu lembaran (kertas) tempat mengundangkan


(mengumumkan) semua peraturan perundang-undangan negara dan peraturan-
peraturan pemerintah agar berlakunya mempunyai kekuatan mengikat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, L. O. (2018, 06 12). Aspek hukum. 3 , pp. 1-6.

Abdullah, L. O. (2018). Sumber Hukum Bisnis. Ina-rxiv paper DOI


10.31227/osf.io/rvuym. https://doi.org/1031227/osf.io/rvuym , 1-4.

Abdullah, L. O., & Pratiwi, E. T. (2018). Hukum Dan Ruang Lingkup Hukum Bisnis.
INA-Rxiv. june 16. doi:10.31227/osf.io/gfm84 , 1-14.

Abdullah, L. O., & Pratiwi, E. T. (2018). Sistem Hukum Dan Klasifikasi Hukum.
INA-Rxiv.May 10. doi:10.31227/osf.io/rvuym , 1-6.

Abdullah, L. O., & Pratiwi, T. E. (2018). Sumber Hukum Yang Berasal Dari Hukum
Adat. Ina-Rxiv Papers. https://doi.org/10.31227/osf.io/rvuym , 1-6.

Abdullah, R., & D'Java, A. (2018). Sumber-Sumber Hukum Bisnis. Ina-Rxiv


Papers.https://doi.org/10.31227/osf.io/rvuym , 1-4.

Abdullah, R., & Dja'wa, A. (2018). Pengantar Hukum Bisnis. INA-Rxiv.June 8.


doi:10.31227/osf.io/txuvw , 1-20.

Abdullah, R., Dja'wa, A., Abdullah, L. O., & Pratiwi, T. E. (2018). Sumber Hukum
Dalam Hukum Bisnis. Science Framework. june 9. osf.io/4r37.Paper DOI:
http://10.17605/OSF.IO/4RV37. Retrieved From
https://osf.io/preprints/inarxiv/ez473 , 1-14.

Abdullah, R., Dja'wa, A., Pratiwi, T. E., & Abdullah, L. O. (2018). Hukum Dan
Ruang Lingkup Hukum Bisnis. Open Science Framework. June
9.osf.io/tzrpa.Paper DOI:http://10.17605/OSF.IO/TZRPA. Retrieved from
https://osf.io/preprints/inaxiv/gfm842 , 1-10.

Abdullah, R., Dja'wa, A., Pratiwi, T. E., & Abdullah, L. O. (2018). Sistem Hukum
Dan Klasifikasi Hukum. INA-Rxiv, 10 May 2018. Web.Paper DOI
https://dx.doi.org/10.17605/OSF.IO/RVUYM. Retrieved from
https://osf.io/preprints/inarxiv/rvuym , 1-14.

Anda mungkin juga menyukai