Waktu : 35 menit
Hari/Tanggal : Jumat, 24 April 2020
Pokok Bahasan : Penyakit Alzheimer
Sasaran : Masyarakat di wilayah Bonea Selatan
Tempat : Bonea Selatan kab. Benteng
VII. Evaluasi
Meminta masyarakat untuk menjelaskan kembali atau menyebutkan :
1. Pengertian Alzheimer
2. Gejala Alzheimer
3. Jenis obat Alzheimer
4. Penyebab dan Faktor Risiko Alzheimer
5. Pengobatan Alzheimer
6. Pencegahan Alzheimer
VIII. Referensi
https://www.alodokter.com
https://www.halodoc .com/mengenal-4-jenis-obat-untuk-meringankan-gejala-alzheimer
MATERI PENYULUHAN
PENGERTIAN ALZHEIMER
Penyakit Alzheimer adalah penyakit otak yang mengakibatkan penurunan daya ingat,
kemampuan berpikir dan bicara, serta perubahan perilaku secara bertahap. Kondisi ini banyak
ditemukan pada orang-orang di atas 65 tahun.
GEJALA ALZHEIMER
Pada tahap awal, penderita penyakit Alzheimer akan mengalami gangguan daya ingat
yang sifatnya ringan, seperti lupa nama benda atau tempat, serta lupa kejadian atau isi
percakapan yang belum lama terjadi. Seiring waktu, gejala tersebut akan bertambah parah.
Pada tahap lanjut, penderita penyakit Alzheimer sulit bicara atau menjelaskan suatu hal, sulit
untuk merencanakan sesuatu, sulit membuat keputusan, kerap terlihat bingung, serta mengalami
perubahan kepribadian.
JENIS OBAT ALZHEIMER
Rivastigmin
Rivastigmin (Exelon), adalah obat yang tersedia dalam kapsul yang bisa diminum dua kali
sehari dan patch transdermal (plester seperti koyo). Mereka yang mengalami gejala Alzheimer
berat, biasanya diberikan obat dalam bentuk transdermal ketimbang oral. Obat ini perlu
mendapat perhatian khusus, apalagi untuk mereka yang memiliki bobot tubuh kurang dari 50
kilogram. Hal ini karena rivastigmin menimbulkan efek samping seperti mual dan muntah
sehingga berisiko menurunkan berat badan secara drastis.
Jenis obat ini bisa diminum bersama makanan, sementara obat dalam bentuk plester dapat
tempelkan sekali sehari pada punggung bawah atau atas. Perlu dicatat bahwa kamu dilarang
menempelkan obat pada bagian tubuh yang sama selama 14 hari.
Selain mual dan muntah, efek samping yang terjadi selama penggunaan obat ini antara kain:
Dermatitis alergi.
Donepezil
Obat selanjutnya yang dapat diandalkan untuk mengurangi gejala alzheimer tingkat berat hingga
rendah adalah donepezil. Obat ini biasa digunakan untuk pengobatan cedera otak dan penyakit
Parkinson yang disebabkan oleh demensia. Sama seperti rivastigmin, efek samping yang umum
terjadi seperti adalah muntah.
Namun pengidap bisa merasakan efek samping lain seperti insomnia, diare, dan infeksi. Pada
2015 Badan POM mengingatkan adanya 2 risiko yang jarang terjadi tapi berpotensi serius dari
penggunaan obat ini, yaitu kerusakan otot (rhabdomyolysis) dan gangguan neurologis yang
disebut neuroleptic malignant syndrome (NMS). Oleh karenanya, sebelum menggunakan obat
ini, kamu wajib diskusi dulu dengan dokter.
Galantamin
Galantamin (Reminyl) tersedia dalam kapsul maupun tablet. Obat ini tergolong aman dan dapat
diminum saat sarapan atau makan malam. Namun untuk lebih pastinya, tanyakan dokter serta
apoteker tentang anjuran minum obat Alzheimer yang satu ini. Selain itu, jika sebelumnya kamu
menggunakan obat donepezil atau rivastigmin (kelompok obat kolinesterase) maka kamu harus
menunggu hingga 7 hari untuk meminum galantamin, supaya efek samping obat sebelumnya
sudah hilang.
Sementara pasien yang tidak mengalami efek samping akibat donepezil atau rivastigmin dapat
memulai terapi galantamin sehari segera setelah penghentian terapi sebelumnya. Efek samping
yang bisa saja muncul saat menggunakan obat ini antara lain reaksi kulit, seperti ruam-ruam.
Memantin
Memantin (Abixa) adalah obat yang tersedia dalam bentuk tablet dan bisa digunakan sebelum
atau sesudah sarapan. Obat ini memiliki efek samping yaitu menimbulkan masalah pada kulit
seperti efek dari galantamin. Efek samping paling parah yang mungkin terjadi adalah masalah
pada kornea. Maka itu, penggunaannya harus sesuai anjuran dan pengawasan dokter.
Lansia. Penyakit Alzheimer lebih rentan terjadi pada orang-orang yang berusia di atas 65
tahun.
Wanita. Penyakit Alzheimer lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Pernah mengalami cedera kepala. Menurut penelitian, cedera kepala memiliki
hubungan dengan penyakit Alzheimer.
Mengalami sindrom Down. Kelainan genetik yang menyebabkan terjadinya sindrom
Down dapat menyebabkan penumpukan protein di otak sehingga memicu terjadinya
penyakit Alzheimer.
Memiliki gangguan kognitif. Orang-orang dengan kondisi ini memiliki masalah pada
daya ingat, dan dapat memburuk seiring bertambahnya usia.
Genetik. Menurut penelitian, seseorang yang memiliki orang tua atau saudara kandung
yang menderita penyakit Alzheimer lebih berisiko terkena penyakit yang sama.
Selain faktor-faktor di atas, risiko penyakit Alzheimer juga meningkat ketika memiliki penyakit
jantung, jarang berolahraga, merokok, atau mengalami gangguan tidur, serta menderita diabetes,
tekanan darah tinggi, obesitas, dan kolesterol tinggi.
Meskipun sebagian besar penderitanya berusia di atas 65 tahun, Alzheimer juga dapat terjadi
pada orang yang berusia lebih muda, khususnya di atas 30 tahun. Oleh karena itu, dianjurkan
untuk selalu menerapkan gaya hidup sehat.
PENGOBATAN A;ZHEIMER
Cara pertama yang dilakukan adalah memberikan obat-obatan yang mampu meredakan gejala
dengan cara meningkatkan kadar zat kimia otak. Jenis obat-obatan yang diresepkan dokter
adalah rivastigmine, donepezil, dan memantine. Obat ini digunakan untuk menangani penyakit
Alzheimer pada tahap awal hingga menengah. Memantine juga dapat diresepkan pada pederita
Alzheimer dengan gejala yang sudah memasuki tahap akhir.
Selain pemberian obat-obatan, psikoterapi juga dapat dilakukan untuk menangani penyakit
Alzheimer. Terapi ini terdiri dari:
PENCEGAHAN ALZHEIMER
Umumnya, orang-orang yang pikiran dan fisiknya selalu aktif, serta mereka yang suka
bersosialisasi, tidak akan mudah terkena penyakit Alzheimer. Oleh karena itu, seseorang yang
berisiko terkena Alzheimer dianjurkan melakukan hal-hal menyenangkan yang dapat
menstimulasi gerak tubuh dan pikiran.
Banyak cara bisa dilakukan, misalnya dengan bermain musik, melakukan permainan yang
dapat menstimulasi otak (misalnya mengisi teka teki silang), menulis, membaca, belajar bahasa
asing, mengikuti kegiatan sosial, dan berolahraga.
Penyakit jantung sering dikaitkan dengan risiko penyakit Alzheimer. Jika seseorang berisiko
tinggi terkena penyakit jantung, maka dirinya pun lebih rentan terkena penyakit Alzheimer.
Karena itu, lakukanlah beberapa langkah pencegahan berikut ini agar jantung tetap sehat dan
terhindar dari risiko penyakit Alzheimer.
Konsumsi makanan dengan gizi seimbang, serta memiliki kadar lemak dan kolesterol
yang rendah. Selain itu, perbanyak konsumsi buah dan sayuran.
Berhenti merokok dan batasi konsumsi minuman beralkohol.
Jika menderita stroke, diabetes, hipertensi, atau kolesterol tinggi, konsumsi obat resep
secara rutin dan jalani anjuran dokter dengan baik.
Jika mengalami kelebihan berat badan, turunkan berat badan dengan cara aman.
Periksakan tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah secara rutin, agar gangguan
tidak semakin parah.