Anda di halaman 1dari 13

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/277984662

KOMPUTASI AWAN (CLOUD COMPUTING) PERPUSTAKAAN PERTANIAN

Article · December 2010

CITATIONS READS
4 7,847

1 author:

Akhmad Syaikhu HS
Ministry of Agriculture
8 PUBLICATIONS   8 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Developing Library and Librarian based on Information Technology View project

All content following this page was uploaded by Akhmad Syaikhu HS on 15 June 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1

ARTIKEL

KOMPUTASI AWAN (CLOUD COMPUTING)


PERPUSTAKAAN PERTANIAN

Akhmad Syaikhu
Pustakawan Muda pada Pusat Perpustakaan dan
Penyebaran Teknologi Pertanian (PUSTAKA), email asyaikhu@yahoo.com

ABSTRAK

Cloud computing atau komputasi awan ialah teknologi yang memanfaatkan layanan internet
menggunakan pusat server yang bersifat virtual dengan tujuan pemeliharaan data dan aplikasi.
Keberadaan komputasi awan jelas akan menimbulkan perubahan dalam cara kerja sistem teknologi
informasi dalam sebuah organisasi. Hal ini karena komputasi awan melalui konsep virtualisasi,
standarisasi dan fitur mendasar lainnya dapat mengurangi biaya Teknologi Informasi (TI),
menyederhanakan pengelolaan layanan TI, dan mempercepat penghantaran layanan. Secara umum
arsitektur komputasi awan terdiri dari (1) Infrastructure as a Service (IaaS) (2) Platform as a
Service (PaaS) dan (3) Software as a Service (SaaS). PUSTAKA sebagai pusat perpustakaan
pertanian terbesar di Indonesia tentunya memiliki potensi yang cukup besar dalam penerapan
teknologi cloud computing di masa yang akan datang. Potensi-potensi yang tersedia seperti adanya
tugas pokok dan fungsi yang jelas, jaringan antar lembaga lingkup KEMTAN, sumberdaya
informasi, infrastruktur dan SDM tentunya dapat menjadi kekuatan dalam pengembangan
komputasi awan perpustakaan pertanian di Indonesia. Dibutuhkan perencanaan yang matang dan
terintegrasi antar semua pihak agar pengembangan komputasi awan perpustakaan pertanian dapat
diwujudkan. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang konsep penerapan cloud
computing di perpustakaan, sehingga di masa yang akan datang perpustakaan sebagai penyedia
layanan informasi dapat memberikan layanan yang terbaik, mutakhir dan berkesinambungan kepada
penggunanya.

Keyword : Information Technology, Cloud Computing

Pendahuluan telah mengubah perilaku pengguna dalam


mencari dan memilih informasi yang
Perkembangan hasil-hasil penelitian mereka butuhkan. Pengguna membutuh-
bidang pertanian di berbagai dunia kan kecepatan dan ketepatan akses dimana
semakin pesat. Hal ini dapat terlihat dari dan kapan saja melalui perangkat TI yang
bertambahnya penemuan-penemuan baru dimilikinya.
yang muncul di bidang pertanian. Media Adanya fenomena tersebut, merupa-
publikasi baik tercetak maupun elektronis kan tantangan yang cukup besar bagi
pun telah dimanfaatkan dalam upaya perpustakaan. Sebagai institusi yang
penyebaran informasi hasil penelitian berperan dalam mengumpulkan, meng-
tersebut. Hal ini mengakibatkan pengguna olah dan menyebarkan informasi tentunya
dihadapkan pada kondisi serba sulit dalam perpustakaan harus aktif dan inovatif
memilih informasi sesuai dengan dalam memberikan dan menciptakan
kebutuhan. program layanan yang dapat membantu
Kondisi yang sudah demikian tentu- masyarakat pengguna. Salah satu trend
nya akan bertambah kompleks karena teknologi yang saat ini masih terus digali
disisi lain perkembangan teknologi dalam penelitian-penelitian para pakar IT
informasi (TI) dalam segala aspek mening- di dunia, yaitu cloud computing (komputasi
kat begitu pesat. Saat ini keberadaan TI awan). Cloud computing memungkinkan

  1
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1
 

akses data dari mana saja dan Hayes (2008) Cloud computing is a kind of
menggunakan perangkat fixed atau mobile computing which is highly scalable and use
device menggunakan internet cloud sebagai virtualized resources that can be shared by the
tempat menyimpan data, aplikasi dan users. Users do not need any background
lainnya yang dapat dengan mudah knowledge of the services. A user on the Internet
can communicate with many servers at the same
mengambil data, download aplikasi dan time and these servers exchange information
berpindah ke cloud lainnya, hal ini among themselves.
memungkinkan kita dapat memberikan Kehadiran komputasi awan awalnya
layanan aplikasi secara mobile di masa memang hadir bagi kalangan industri.
depan. Tren ini akan memberikan banyak Sebagaimana yang dikatakan oleh Hartig
keuntungan baik dari sisi pemberi layanan (2008) Cloud computing is a new model of
(provider) atau dari sisi pengguna (user). computing that is widely being utilized in today's
Tulisan ini bertujuan untuk industry and society. Ada beberapa alasan
memberikan gambaran tentang konsep yang melatarbelakangi penerapan
teknologi ini, antara lain :
penerapan cloud computing di perpustakaan,
(1) Ini adalah sebuah model layanan
sehingga di masa yang akan datang berbasis Internet untuk menampung
perpustakaan sebagai penyedia layanan sumberdaya sebuah perusahaan.
informasi dapat memberikan layanan yang Artinya sebuah perusahaan tak perlu
terbaik, mutakhir dan berkesinambungan lagi memiliki atau mendirikan
kepada penggunanya. Dengan berbekal infrastruktur lantaran sudah ada
informasi yang ada, pengguna dapat perusahaan lain yang menyediakan
melakukan berbagai pengkajian, penelitian “penampung” di cloud alias Internet.
atau keperluan lain untuk melahirkan (2) Sebuah perusahaan tak perlu lagi
pemikiran dan inovasi yang dapat mengalokasikan anggaran untuk
pembelian dan perawatan infra-
bermanfaat bagi khalayak luas. struktur dan software.
(3) Perusahaan pun tak perlu memiliki
Komputasi Awan (Cloud Computing) pengetahuan serta merekrut tenaga
pakar dan tenaga pengontrol infra-
Pada dunia TI para ahli telah banyak struktur di “cloud” yang mendukung
memberikan definisi atau pengertian mereka.
tentang komputasi awan. Cloud computing National Institute of Standards and
can be defined as simply the sharing and use of Technology (NIST), Information Techno-
applications and resources of a network logy Laboratory memberikan dua buah
environment to get work done without concern catatan mengenai pengertian komputasi
about ownership and management of the awan. Pertama, komputasi awan masih
network’s resources and applications. With cloud merupakan paradigma yang berkembang.
computing, computer resources for getting work Definisi, kasus penggunaan, teknologi
done and their data are no longer stored on one’s yang mendasari, masalah, risiko, dan
personal computer, but are hosted elsewhere to be manfaat akan terus disempurnakan me-
made accessible in any location and at any time lalui perdebatan baik oleh sektor publik
(Scale, 2009). maupun swasta. Definisi, atribut, dan
Cloud computing is becoming an adoptable karakteristik akan berkembang dan
technology for many of the organizations with its berubah dari waktu ke waktu. Kedua,
dynamic scalability and usage of virtualized industri komputasi awan merupakan
resources as a service through the Internet. ekosistem besar dengan banyak model,
(Ercana, 2010). Definisi yang hampir sama vendor, dan pangsa pasar. Definisi ini
menurut dikatakan oleh Furht (2010) mencoba untuk mencakup semua pen-
bahwa cloud computing can be defined as a new dekatan berbagai awan (Mell & Grance,
style of computing in which dynamically scalable 2009).
and often virtualized resources are provided as a Dari kedua catatan tersebut NIST
services over the Internet. Sedangkan menurut memberikan definisi komputasi awan
2  
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1

adalah model untuk memungkinkan 5. Measured Service. Sistem komputasi


kenyaman, on-demand akses jaringan untuk awan secara otomatis mengawasi dan
memanfaatkan bersama suatu sumberdaya mengoptimalkan penggunaan sumber-
komputasi yang terkonfigurasi (misalnya, daya dengan memanfaatkan kemampu-
jaringan, server, penyimpanan, aplikasi, an pengukuran (metering) pada beberapa
dan layanan) yang dapat secara cepat tingkat yang sesuai dengan jenis
diberikan dan dirilis dengan upaya layanan (misalnya, penyimpanan,
manajemen yang minimal atau interaksi pemrosesan, bandwidth, dan account
penyedia layanan. Model komputasi awan pengguna aktif). Penggunaan sumber-
mendorong ketersediaan dan terdiri dari daya dapat dipantau, dikendalikan, dan
lima karakteristik, tiga model layanan, dan dilaporkan sebagai upaya memberikan
empat model penyebaran (Mell dan transparansi bagi penyedia dan konsu-
Grance, 2009). men dari layanan yang digunakan.
Sedangkan tiga jenis model layanan
Karakteristik Komputasi Awan dijelaskan oleh NIST (Mell dan Grance,
2009) sebagai berikut :
NIST mengidentifikasi lima karakte- 1. Cloud Software as a Service (SaaS).
ristik penting dari komputasi awan (Mell Kemampuan yang diberikan kepada
& Grance, 2009) sebagai berikut: konsumen untuk menggunakan aplikasi
1. On-demand self-service. Pengguna dapat penyedia dapat beroperasi pada
memesan dan mengelola layanan tanpa infrastruktur awan. Aplikasi dapat
interaksi manusia dengan penyedia diakses dari berbagai perangkat klien
layanan, misalnya dengan mengguna- melalui antarmuka seperti web browser
kan, sebuah portal web dan manajemen (misalnya, email berbasis web).
antarmuka. Pengadaan dan perleng- Konsumen tidak mengelola atau
kapan layanan serta sumberdaya yang mengendalikan infrastruktur awan yang
terkait terjadi secara otomatis pada mendasari termasuk jaringan, server,
penyedia. sistem operasi, penyimpanan, atau
2. Broad network access. Kemampuan yang bahkan kemampuan aplikasi individu,
tersedia melalui jaringan dan diakses dengan kemungkinan pengecualian
melalui mekanisme standar, yang terbatas terhadap pengaturan
mengenalkan penggunaan berbagai konfigurasi aplikasi pengguna tertentu.
platform (misalnya, telepon selular, 2. Cloud Platform as a Service (PaaS).
laptop, dan PDA). Kemampuan yang diberikan kepada
3. Resource pooling. Penyatuan sumberdaya konsumen untuk menyebarkan aplikasi
komputasi yang dimiliki penyedia yang dibuat konsumen atau diperoleh
untuk melayani beberapa konsumen ke infrastruktur komputasi awan
menggunakan model multi-penyewa, menggunakan bahasa pemrograman
dengan sumberdaya fisik dan virtual dan peralatan yang didukung oleh
yang berbeda, ditetapkan secara provider. Konsumen tidak mengelola
dinamis dan ditugaskan sesuai dengan atau mengendalikan infrastruktur awan
permintaan konsumen. Ada rasa yang mendasari termasuk jaringan,
kemandirian lokasi bahwa pelanggan server, sistem operasi, atau penyim-
umumnya tidak memiliki kontrol atau panan, namun memiliki kontrol atas
pengetahuan atas keberadaan lokasi aplikasi disebarkan dan memungkinkan
sumberdaya yang disediakan, tetapi ada aplikasi melakukan hosting konfigurasi.
kemungkinan dapat menentukan lokasi 3. Cloud Infrastructure as a Service (IaaS).
di tingkat yang lebih tinggi (misalnya, Kemampuan yang diberikan kepada
negara, negara bagian, atau datacenter). konsumen untuk memproses, menyim-
Contoh sumberdaya termasuk pan, berjaringan, dan komputasi
penyimpanan, pemrosesan, memori, sumberdaya lain yang penting, dimana
bandwidth jaringan, dan mesin virtual. konsumen dapat menyebarkan dan
4. Rapid elasticity. Kemampuan dapat menjalankan perangkat lunak secara
dengan cepat dan elastis ditetapkan. bebas , dapat mencakup sistem operasi
  3
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1
 

dan aplikasi. Konsumen tidak menge- persyaratan keamanan, kebijakan, dan


lola atau mengendalikan infrastruktur pertimbangan kepatuhan). Ini mungkin
awan yang mendasari tetapi memiliki dikelola oleh organisasi atau pihak
kontrol atas sistem operasi, penyim- ketiga dan mungkin ada pada on premis
panan, aplikasi yang disebarkan, dan atau off premis.
mungkin kontrol terbatas komponen 3. Public cloud. Infrastruktur awan yang
jaringan yang pilih (misalnya, firewall dibuat tersedia untuk umum atau
host). kelompok industri besar dan dimiliki
Model penyebaran komputasi awan oleh sebuah organisasi yang menjual
menurut NIST terdiri dari empat model layanan awan.
(Mell dan Grance, 2009), yaitu: 4. Hybrid cloud. Hybrid awan. Infrastruktur
1. Private cloud. Swasta awan. Infrastruktur awan merupakan komposisi dari dua
awan yang semata-mata dioperasikan atau lebih awan (swasta, komunitas,
bagi suatu organisasi. Ini mungkin atau publik) yang masih entitas unik
dikelola oleh organisasi atau pihak namun terikat bersama oleh standar
ketiga dan mungkin ada pada on premis atau kepemilikan teknologi yang
atau off premis. menggunakan data dan portabilitas
2. Community cloud. Masyarakat awan. aplikasi (e.g., cloud bursting for load-
Infrastruktur awan digunakan secara balancing between clouds).
bersama oleh beberapa organisasi dan Secara garis besar definisi komputasi
mendukung komunitas tertentu yang awan menurut NIST dapat digambarkan
telah berbagi concerns (misalnya, misi, (Mell dan Grance, 2009) sebagai berikut:

Gambar 1. The NIST Definition Framework

Komponen Cloud Computing Ketiga komponen dasar tersebut memiliki


tujuan dan peranan yang spesifik dalam
Ada tiga komponen dasar menjalankan operasi komputasi awan.
komputasi awan dalam topologi yang Konsep ketiga komponen tersebut dapat
sederhana menurut Velte (2010) yaitu digambarkan sebagai berikut :
clients, datacenter, and distributed servers.

4  
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1

Gambar 2. Tiga Komponen Dasar Komputasi Awan

Clients pada arsitektur cloud Cloud Platform merupakan


computing dikatakan the exact same things that layanan berupa platform komputasi yang
they are in a plain, old, everyday local area berisi infrastruktur hardware dan software.
network (LAN). They are, typically, the Biasanya mempunyai aplikasi bisnis
computers that just sit on your desk. But they tertentu dan menggunakan layanan PaaS
might also be laptops, tablet computers, mobile sebagai infrastruktur aplikasi bisnisnya.
phones, or PDAs—all big drivers for cloud Cloud Storage melibatkan proses
computing because of their mobility. Clients are penyampaian penyimpanan data sebagai
the devices that the end users interact with to sebuah layanan. Cloud Infrastructure
manage their information on the cloud. merupakan penyampaian infrastruktur
Datacenter is the collection of servers komputasi sebagai sebuah layanan.
where the application to which you subscribe is
housed. It could be a large room in the basement Keuntungan Komputasi Awan
of your building or a room full of servers on the
other side of the world that you access via the Menurut Furht (2010), teknologi
Internet. A growing trend in the IT world is cloud computing memberikan keuntungan
virtualizing servers. That is, software can be sebagai berikut (a) Flexibility, They can
installed allowing multiple instances of virtual decide how much storage space to use, and how
servers to be used. In this way, you can have half much processing power is required. While working
a dozen virtual servers running on one physical to update software applications, the process can be
server. pushed out much faster and more efficiently.
Sedangkan Distributed Servers Administrators can choose when to update an
merupakan penempatan server pada lokasi application enterprise-wide all in real time. It is
yang berbeda. But the servers don’t all have to up to them and how much they want to spend on
be housed in the same location. Often, servers are IT with cloud technology. (b) Scalability, With
in geographically disparate locations. But to you, cloud computing one person can go from small to
the cloud subscriber, these servers act as if they’re large quickly. (c) Capital Investment, With
humming away right next to each other. cloud computing, many rudimentary IT purchases
Komponen lain dari cloud computing for things like hardware are no longer an issue as
adalah Cloud Applications memanfaat- long as that task or set of tasks can be performed
kan cloud computing dalam hal arsitektur by the cloud. (d) Portability, With cloud
software. Sehingga user tidak perlu computing technology, organizations are able to
menginstal dan menjalankan aplikasi use their computing power wherever their people
dengan menggunakan komputer. are as long as users are able to access thin clients.

  5
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1
 

Thin client access is pretty much available • Availability—Cloud providers have the
everywhere that companies do business today, so infrastructure and bandwidth to accommodate
this should not even be an issue. With thin client business requirements for high speed access,
technology the scale of geography and time storage and applications. As these providers
variation is flattened somewhat and this allows often have redundant paths, the opportunity
companies that are trying to globally integrate to for load balancing exists to ensure that systems
be able to be more flexible than ever before. are not overloaded and services delayed. While
Spinola (2009) menambahkan availability can be promised, customers should
sedikitnya ada tiga kategori utama dari take care to ensure that they have provisions in
keuntungan atau manfaat dari komputasi place for service interruptions.
awan, yaitu ;  Scalability—With unconstrained capacity,
1. delivery of service (faster time-to-value cloud services offer increased flexibility and
and time-to-market) scalability for evolving IT needs. Provisioning
2. reduction of cost (CapEx vs. OpEx and implementation are done on demand,
tradeoff and costs that are more allowing for traffic spikes and reducing the
competitive) time to implement new services.
3. IT department transformation (focus  Efficiency—Reallocating information
on innovation vs. maintenance & management operational activities to the cloud
implementation) offers businesses a unique opportunity to focus
Information Systems Audit and efforts on innovation and research and
Control Association (ISACA) menjelaskan development. This allows for business and product
growth and may be even more beneficial than the
beberapa manfaat bisnis utama yang
financial advantages offered by the cloud.
ditawarkan oleh komputasi awan meliputi:
 Resiliency—Cloud providers have mirrored
 Cost containment—The cloud offers solutions that can be utilized in a disaster
enterprises the option of scalability without the scenario as well as for load-balancing traffic.
serious financial commitments required for Whether there is a natural disaster requiring a
infrastructure purchase and maintenance. site in a different geographic area or just heavy
There is little to no upfront capital traffic, cloud providers say they will have the
expenditure with cloud services. Services and resiliency and capacity to ensure sustainability
storage are available on demand and are through an unexpected event.
priced as a pay-as-you-go service.
CSO Group (2010) menambahkan
Additionally, the cloud model could assist with bahwa adanya komputasi awan bagi
cost savings in terms of wasted resources. perusahaan yang lebih besar tertarik
Saving on unused server space allows dengan struktur keuangan yang dapat
enterprises to contain costs in terms of existing menyimpan uang mereka di berbagai
technology requirements and experiment with bidang, termasuk:
new technologies and services without a large  Capital expenses. Instead of dealing with
investment. Enterprises will need to compare amortization and depreciation over the
current costs against potential cloud expenses estimated life of equipment, organizations pay
and consider models for TCO to understand a monthly or annual fee for cloud computing
whether cloud services will offer the enterprise contracts. That makes budgets more
potential savings. predictable.
 Immediacy—Many early adopters of cloud  IT budgets. With hardware, software and
computing have cited the ability to provision networking capabilities outsourced, companies
and utilize a service in a single day. This save on equipment purchases, software licenses,
compares to traditional IT projects that may upgrade fees and IT management costs.
require weeks or months to order, configure  Development costs. Rather than
and operationalize the necessary resources. fronting the cost of building and upgrading a
This has a fundamental impact on the agility custom application, companies rely on a service
of a business and the reduction of costs provider to maintain and upgrade
associated with time delays. applications.

6  
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1

Potensi PUSTAKA pertanian; 6) Pengelolaan sarana instru-


mentasi teknologi informasi dan bahan
Pusat Perpustakaan dan Penyebaran pustaka; dan 7) Pelaksanaan urusan tata
Teknologi Pertanian (PUSTAKA) sebagai usaha dan rumah tangga pusat. Dengan
salah satu unit kerja di bawah Badan tugas dan fungsi yang telah disebutkan di
Penelitian dan Pengembangan Pertanian atas tentunya PUSTAKA memiliki
memiliki tugas pokok melaksanakan peluang dan potensi dalam menerapkan
pengelolaan perpustakaan dan teknologi cloud computing.
penyebarluasan informasi ilmu Keberadaan perpustakaan unit kerja
pengetahuan dan teknologi pertanian, (UK) atau unit pelaksana teknis (UPT) di
dan berfungsi dalam: 1) Perumusan Lingkup Kementerian Pertanian
program perpustakaan dan penyebaran (KEMTAN) yang tersebar seluruh
informasi ilmu pengetahuan dan tek- propinsi di Indonesia menjadi potensi
nologi pertanian; 2) Pengelolaan sumber- besar bagi PUSTAKA (Gambar 3).
daya perpustakaan dan pengembangan Kemajuan dan peningkatan kinerja
aplikasi teknologi informasi; 3) Pembina- perpustakaan di daerah tentunya harus
an sumberdaya perpustakaan di ling- selalu dimonitor dengan cara melakukan
kungan Departemen Pertanian; 4) Penge- fungsi pembinaan perpustakaan. Hal ini
lolaan dan pembinaan publikasi hasil penting dilakukan karena diperlukan
penelitian dan pengembangan lintas adanya kesamaan persepsi baik teknis
komoditas pertanian; 5) Penyebaran maupun administrasi bagaimana penge-
informasi teknologi dan hasil-hasil pene- lolaan perpustakaan di lingkup Kemen-
litian pertanian melalui pengembangan terian Pertanian.
jaringan informasi dan promosi inovasi

Gambar 3. Penyebaran UK/UPT Lingkup KEMTAN


Ketersediaan sumberdaya informasi beragam tentunya menjadi sumber rujukan
menjadi salah satu potensi lainnya yang yang sangat berharga bagi pencari
penting bagi PUSTAKA. Berbagai jenis informasi. PUSTAKA dapat menciptakan
informasi pertanian dalam format yang Agricultural Information Repository yang

  7
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1
 

mencakup seluruh database perpustakaan atau terekam wajib mengirimkan


UK/UPT lingkup KEMTAN. sekurang-kurangnya 2 (dua) copy kepada
Hal ini didukung dengan adanya Pusat Perpustakaan dan Penyebaran
Surat Keputusan Menteri Pertanian No. Teknologi Pertanian.
433/Kpts/HM.160/9/2003, Tanggal 4 Infrastruktur teknologi informasi
September 2003 tentang Pengiriman (TI) dan sumberdaya manusia (SDM) yang
Publikasi, Dokumentasi dan Informasi menjadi penggerak dalam teknologi cloud
Tercetak/Terekam Bidang Pertanian computing tentunya tidak dapat diabaikan
Lingkup DEPTAN. Dalam SK tersebut begitu saja. Ketersediaan kedua potensi ini
dijelaskan bahwa Unit Kerja lingkup harus saling bersinergi sehingga dapat
Departemen Pertanian yang menerbitkan memperoleh hasil yang optimal dalam
publikasi ilmiah dan populer, tercetak mewujudkan penerapan cloud computing.

Gambar 4. Infrastruktur Jaringan PUSTAKA

Konsep Cloud Computing PUSTAKA yang kuat sangat diperlukan. PUSTAKA


dapat melakukan penyewaan jaringan
Teknologi cloud computing tidak untuk akses internet. Dengan demikian
serta merta diterapkan begitu saja di perpustakaan UK/UPT dapat melakukan
perpustakaan. Penerapannya membutuh- koneksi ke PUSTAKA dengan baik.
kan suatu perencanaan yang jelas dan Selain itu pula perlu direncanakan layanan
matang jika konsep teknologi tersebut Disaster Recovery Center (DRC). Hal ini
akan diadopsi. Berdasarkan potensi yang dibutuhkan untuk mengantisipasi ter-
dimiliki dan konsep-konsep teori jadinya gangguan pada pusat data.
sebelumnya PUSTAKA perlu memper- Konsep DRC antar Sekretariat
hatikan beberapa hal sebelum meng- Badan Litbang Pertanian dan PUSTAKA
aplikasikan teknologi cloud computing antara
sedang dalam proses pengembangan.
lain : infrastruktur, keamanan data, dan Sekretariat akan menempatkan server-
sumberdaya manusia. servernya di PUSTAKA sebagai backup
Infrastruktur demikian juga sebaliknya PUSTAKA akan
menempatkan server-servernya di
Sebagai penyedia informasi bagi Sekretariat. Hal ini dikarenakan sering
pengguna di lingkup Kementerian terputusnya jaringan internet oleh
Pertanian, maka dukungan infrastruktur

8  
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1

gangguan alam seperti petir. Kondisi saat ini dapat terlihat bahwa untuk menuju
infrastruktur dan arsitektur Sistem arah cloud sudah mulai berjalan namun
Informasi/Teknologi Informasi yang ada belum sepenuhnya.

Gambar 5. Konsep Disaster Recovery Center antara Sekretariat dan PUSTAKA

Pada Platform as a Service (PaaS), Keamanan Data


PUSTAKA perlu menyiapkan fasilitas Keamanan data menjadi begitu
yang diberikan kepada UK/UPT untuk
penting dalam penerapan cloud computing.
menyebarkan aplikasi yang dibuat
PUSTAKA harus dapat menjamin
UK/UPT atau diperoleh ke infrastruktur
komputasi awan menggunakan bahasa keamanan data dan informasi yang
pemrograman dan peralatan yang tersimpan dalam servernya. Hal ini
didukung oleh provider. Tentunya hal ini penting untuk menjaga kepercayaan para
untuk memudahkan dalam operasional user dalam hal ini perpustakaan
pertukaran data dan informasi. UK/UPT UK/UPT yang telah menyimpan data
tidak mengelola atau mengendalikan mereka.
infrastruktur awan yang mendasari Terkait dengan keamanan
termasuk jaringan, server, sistem operasi, komputasi awan, Olzak (2010)
atau penyimpanan, namun memiliki menjelaskan bahwa menilai dan
kontrol atas aplikasi disebarkan dan mengelola risiko yang berkaitan dengan
memungkinkan aplikasi melakukan layanan awan hanya penyesuaian untuk
hosting konfigurasi. proses yang ada manajemen risiko.
Sedangkan pada Software as a Melindungi data organisasi merupakan
Service (SaaS), PUSTAKA dapat hal yang sangat penting bagi keseluruhan
menyediakan fasilitas-fasilitas aplikasi risiko keseimbangan aktivitas organisasi.
atau software yang berkaitan dengan Pada Gambar 6 dijelaskan
perpustakaan. Ketersediaan aplikasi merupakan model sederhana dari batas
seperti pengadaan, pengolahan, dan risiko internal yang ada pada banyak
layanan tentunya akan sangat membantu organisasi. Analis keamanan melakukan
petugas di perpustakaan UK/UPT dalam penilaian risiko ketika TI desain dan
melakukan updating data. Bagi pengguna mengimplementasikan solusi internal.
tentunya akan memudahkan dalam Namun, batas risiko dikelola berhenti di
pencarian data dan informasi pertanian. firewall perimeter. Tidak ada proses
Selain itu juga aplikasi-aplikasi yang dapat formal terhadap ancaman model yang
diakses dari berbagai perangkat klien dibuat dengan menghubungkan ke awan
melalui antarmuka seperti web browser penyedia layanan.
(misalnya, email berbasis web).

  9
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1
 

Gambar 6. Internal Risk Boundary

Jalan untuk integrasi komputasi internal maupun eksternal organisasi.


awan yang aman adalah memperpanjang Tentunya akan mencakup semua hasil
dari batas risiko, seperti yang ditunjukkan layanan secara keseluruhan sebagai nilai
pada Gambar 4. Tujuannya untuk tambah dari core bisnis organisasi. (Olzak,
memperluas batas kemananan terhadap 2010)
resiko komputasi awan baik didalam

Gambar 7. Expanded Risk Boundary

Konsep keamanan layanan dilakukan dengan membangun pemisahan


komputasi awan Fujitsu yang disebut secara logis dari jaringan, operating system,
"trusted-service Platform, merupakan konsep dan lapisan data melalui teknologi
yang dapat diadopsi. Menurut Mayasuki virtualisasi yang canggih (Gambar 8)
Okuhara (2010) dalam konsep tersebut

10  
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1

Gambar 8. Separation of Cloud Computing Environments

Sumberdaya Manusia (SDM) penentu kebijakan sehingga memper-


PUSTAKA perlu menyiapkan SDM mudah dalam proses tercipatanya layanan
yang memiliki ketrampilan dan keahlian komputasi awan perpustakaan pertanian di
dalam bidang TI. Berdasarkan hasil critical Indonesia.
mass SDM khusus unit TI setidaknya
dibutuhkan adanya penambahan tenaga Daftar Pustaka
baru dengan kompetensi teknis CSO Group (2010) Mitigating Security Risk
programmer 2 orang, networking 1 orang in the Cloud. Available at : http://eval.
dan multimedia 1 orang. Kompetensi yang symantec.com/mktginfo/enterprise/
demikian diharapkan dapat mengelola white_papers/b-cso_group_miti
dengan baik teknologi cloud computing yang gating_security_risk_in_the_cloud_
akan diterapkan. Selain adanya pelatihan WP.en-us.pdf [retrieved on 2010-11-
yang berkesinambungan tentunya menjadi 21 02:43AM]
hal harus direncanakan secara berkala. Ercana, Tuncay (2010) Effective Use of Cloud
Upaya untuk mengubah pola berpikir/ Computing in Educational Institutions.
mindset SDM yang ada agar dapat mampu Procedia Social and Behavioral
bekerja secara terintegrasi perlu terus Sciences 2 (2010) : p. 938–942
diupayakan.
Furht, Borko & Armando Escalante
Kesimpulan (2010) Handbook of Cloud Computing.
Springer : New York.
PUSTAKA memiliki potensi yang Hartig, K (2008) What is Cloud
cukup besar dalam menerapkan teknologi Computing? Cloud Computing Journal
cloud computing di masa yang akan datang. available at: http://cloudcomputing.
Dengan tersedianya dan terintegrasinya sys-con.com/node/579826 [accessed
potensi-potensi yang dimiliki PUSTAKA 25 Oct 2010].
mulai dari tupoksi, jaringan antar lembaga Hayes, B (2008) Cloud Computing. Commu-
lingkup KEMTAN, sumberdaya nications of the ACM, 51 (7), 9-11.
informasi, infrastruktur dan SDM ISACA. (2009) Cloud Computing: Business
tentunya dapat menjadi kekuatan dalam Benefits With Security, Governance and
penerapannya. Namun tetap diperlukan Assurance Perspectives. Available at :
rencana yang cermat dan menyeluruh http://www.isaca.org/Knowledge-
mengenai infrastruktur, keamanan data Center/Research/Documents/Cloud
dan sumberdaya manusia. Serta tidak kalah -Computing-28Oct09-Research.pdf
pentingnya adalah dukungan internal dari [retrieved on 2010-11-21 02:43AM]

  11
Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1
 

Mark-Shane E. Scale (2009) Cloud paper09.pdf [retrieved on 2010-11-21


Computing and Collaboration. Library Hi 02:43AM]
Tech News, Vol. 26 Iss: 9, pp.10 - Olzak, Tom (2010) Extend Risk Boundaries
13). to the Cloud. Available at:
Mell, P and Grance T (2009) NIST http://blogs.techrepublic.com.com/s
Definition of Cloud Computing v15. ecurity/?p=3547 [retrieved on 2010-
Available at : http://csrc.nist.gov/ 11-21 02:43AM]
groups/SNS/cloud-computing/cloud Spinola, M (2009) An Essential Guide to
-def-v15.doc [retrieved on 2010-11-21 Possibilities and Risks of Cloud
02:43AM] Computing: a Pragmatic Effective
Mell, P and Grance T (2009) Presentation on and Hype Free Approach for
Effectively and Securely Using the Cloud Strategic Enterprise Decision Making.
Computing Paradigm v26. Available at : Available at : http://www.maria
http://csrc.nist.gov/groups/SNS/clo spinola.com/whitepapers/An_
ud-computing/cloud-computing- Essential_Guide_to_Possibilities_and
v26.ppt [retrieved on 2010-11-21 _Risks_of_Cloud_Computing-
02:43AM] A_Pragmatic_Effective_and_Hype_
Okuhara, M; Shiozaki, T; & Suzuki, T. Free_Approach_For_Strategic_Enter
prise_Decision_Making.pdf [retrieved
(2010) Security Architecture for Cloud
Computing. FUJITSU Sci. Tech. J. v. on 2010-11-21 02:43AM]
46(4) : p. 397-402 Available at :   Velte, Anthony T.; Toby J. Velte, Ph.D.;
http://www.fujitsu. Robert Elsenpeter. (2010). “Cloud
com/downloads/MAG/vol46-4/ Computing: A Practical Approach.
McGraw-Hill: New York. 2010

12  

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai