Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI PADA KELUARGA TN. A


DI LINGKUNGAN BANJAR DALEM DESA ANGANTAKA

OLEH :

DIAH AYU KESUMA DEWI (19J10228)

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi : Keperawatan Keluarga


Topik : Hipertensi
Sasaran : Keluarga dan Klien
Tempat : Jalan Sahadewa No. 53 Banjar Dalem Desa Angantaka
Hari/Tanggal : Kamis, 24 April 2020
Waktu : 16.00 wita – 17.00 wita
Penyaji : Diah Ayu Kesuma Dewi

A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi


secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik
90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih
cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh
(Koes Irianto, 2014).
Dewasa ini ada sekitar 422 juta orang penyandang hipertensi yang berusia 18
tahun di seluruh dunia atau 8,5% dari penduduk dunia. Namun 1 dari 2 orang dengan
penderita hipertensi tidak tahu bahwa dia penyandang hipertensi. Oleh karena itu
sering ditemukan penderita hipertensi pada tahap lanjut dengan komplikasi seperti
serangan jantung, stroke. Di Indonesia data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan prevalensi hipertensi dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9%
atau sekitar 9,1 juta pada tahun 2013.
Data Sample Registration Survey tahun 2014 menunjukkan bahwa hipertensi
merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan prosentasi
sebesar 6,7% setelah stroke dan penyakit jantung. Pelayanan kesehatan pada penyakit
hipertensi di tingkat keluarga dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga meliputi
pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan sampai
evaluasi keperawatan yang bertujuan agar pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
bisa efektif dan komprehensif. Sayangnya, banyak orang yang belum paham
mengenai penyakit ini dan menganggapnya tidak sepele. Penatalaksanaan penderita
hipertensi dengan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi non farmakologi
yang utama dengan mengubah pola hidup, sehingga menguntungkan untuk
menurunkan tekanan darah. Aerobik adalah latihan fisik dengan kapasitas maksimal
untuk menghirup, mengeluarkan, dan menggunakan oksigen. (Sharkey, 2003).
Sehingga, perlu dilakukan upaya pelayanan kesehatan melalui proses promosi
kesehatan kembali guna memberikan gambaran mengenai penyakit hipertensi.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 60 menit, diharapkan
klien dan keluarga dapat memahami tentang hipertensi
2. Tujuan Instruksional khusus
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan klien dan keluarga diharapkan mampu :
a. Menyebutkan pengertian penyakit hipertensi
b. Menyebutkan faktor - faktor yang dapat menimbulkan hipertensi
c. Menyebutkan hal – hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi komplikasi
dari hipertensi
d. Menyebutkan pengertian aerobik low impact
e. Menyebutkan manfaat aerobik low impact
C. Sasaran
Pada keluarga Tn. A khususnya Ny. E yang mengalami hipertensi
D. Materi penyuluhan
1. Pengertian hipertensi
2. Faktor – faktor yang dapat menimbulkan hipertensi
3. Hal – hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi komplikasi dari hipertensi
4. Pengertian aerobik low impact
5. Manfaat aerobik low impact
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
F. Media
1. Video
G. Setting Tempat

2 2 2

Keterangan :

= Penyaji
1

= Peserta
2

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Keluarga dan klien hadir ditempat penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah Tn. A
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
 Keluarga dan klien antusias terhadap materi penyuluhan
 Keluarga dan klien tidak meninggalkan tempat penyuluhan
 Keluarga dan klien mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar
3. Evaluasi Hasil
 Klien dan keluarga mengetahui tentang hipertensi, tanda dan gejala serta
cara mencegah komplikasi hipertensi
 Klien dapat melakukan aerobic low impact
 Klien dan keluarga hadir saat pertemuan
I. Kegiatan Penyuluhan

WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

1. 3 menit Pembukaan :
 Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam
mengucapkan salam.
 Memperkenalkan diri
 Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan  Memperhatikan
 Menyebutkan materi yang  Memperhatikan
akan diberikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
 Menjelaskan tentang  Memperhatikan
pengertian penyakit hipertensi
 Menjelaskan tentang hal-hal  Memperhatikan
baik penyebab, tanda-tanda
dan gejala penyakit hipertensi
 Memberi kesempatan kepada  Bertanya dan menjawab
peserta untuk bertanya pertanyaan yang diajukan
 Menjelaskan faktor – faktor
yang dapat menimbulkan  Memperhatikan
hipertensi
 Memberi kesempatan kepada  Bertanya dan menjawab
peserta untuk bertanya pertanyaan yang diajukan
 Menjelaskan hal yang dapat  Memperhatikan
mengurangi komplikasi dari
hipertensi
 Memberikan kesempatan pada  Bertanya dan memjawab
peserta untuk bertanya pertanyaan yang diajukan

3. 30 menit Praktek melalukan aerobic low


impact :
 Mempersiapkan
alat/media  Memperhatikan
 Melakukan praktikum  Memperhatikan
 Memjawab pertanyaan  Meperhatikan dan
yang belum jelas mendengarkan

4. 10 menit Evaluasi :
 Menanyakan kepada peserta  Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada ibu yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :
 Mengucapkan terimakasih  Mendengarkan
atas peran serta peserta.  Menjawab salam
 Mengucapkan salam penutup
MATERI PENYULUHAN

A. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi
secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan
diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan
suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena
jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen
dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah diastolik maupun sistolik yang
intermiten atau berlarut-larut. (Williams dan Wilkins, 2011). Sedangkan menurut
Townsend (2010), hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
seseorang pada angka di atas 140/90 mmHg. Hipertensi tingkat satu sistolik 140-
159 mmHg, diastolik 90-99 mmHg, sedangkan hipertensi hipertensi tingkat dua
sistolik >160 mmHg dan sistolik >100 mmHg, Berdasarkan penyebab dari
hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder
(Joint National Committe, 2003).
2. Tanda Gejala Hipertensi
Mekanisme terjadinya hipertensi gejala-gejala hipertensi antara lain pusing,
muka merah, sakit kepala (kepala berdenyut), jantung berdebar – debar dan
telingga berdengung, mudah lelah, penglihatan kabur dan keluar darah dari hidung
secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan lain-lain. Dampak yang dapat
ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput
bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan hingga
stroke.
Hipertensi sering ditemukan tanpa gejala (asimptomatik), namun tanda-tanda
klinis seperti tekanan darah yang menunjukkan kenaikan pada dua kali
pengukuran tekanan darah secara berurutan dan bruits (bising pembuluh darah
yang terdengar di daerah aorta abdominalis atau arteri karotis, arteri renalis dan
femoralis disebabkan oleh stenosis atau aneurisma) dapat terjadi. Jika terjadi
hipertensi sekunder, tanda maupun gejalanya dapat berhubungan dengan keadaan
yang menyebabkannya. Salah satu contoh penyebab adalah sindrom cushing yang
menyebabkan obesitas batang tubuh dan striae berwarna kebiruan, sedangkan
pasien feokromositoma mengalami sakit kepala, mual, muntah, palpitasi, puct dan
perspirasi yang sangat banyak [ CITATION Kow11 \l 1057 ].
B. Faktor – faktor yang dapat menimbulkan hipertensi
Faktor pemicu/ yang tidak dapat dikontrol
1. Riwayat hipertensi (genetik)
2. Umur
3. Jenis kelamin
Faktor yang dapat dikontrol
1. Stress
2. Kegemukan/obesitas
3. Merokok
4. Kurang olahraga
5. Konsumsi alcohol
6. Konsumsi garam berlebih
C. Hal yang dapat mengurangi komplikasi dari hipertensi
1. Terapi tanpa Obat  Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk
hipertensi ringan dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat.
Terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
 Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
 Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
b. Penurunan berat badan
c. Penurunan asupan etanol/alkhol
d. Menghentikan merokok
e. Latihan fisik/olahraga
f. Pengelolaan stress
D. Pengertian Aerobic Low Impact
Aerobik adalah latihan fisik dengan kapasitas maksimal untuk menghirup,
mengeluarkan, dan menggunakan oksigen. (Sharkey, 2003). Menurut Fatmah (2010),
aktivitas dalam aerobik ini lebih banyak menggunakan otot lengan dan otot paha,
sehingga akan membuat kerja jantung lebih efisien, baik saat olahraga maupun
istirahat. Senam aerobik low impact merupakan salah satu jenis olahraga yang
direkomendasikan untuk lansia dengan intensitas ringan-sedang, dengan durasi 20-50
menit, dan frekunsi 3kali per minggu (Mc Ardle, 2011). Aerobik bisa dilakukan
berkelompok atau secara individu, dan dapat dilakukan dirumah atau tempat
kebugaran. Aerobik bukanlah sejenis tarian, gerakangerakannya tersusun (Brick,
2005).
E. Manfaat Aerobic Low Impact
Selama kita bergerak atau aktifitas akan membutuhkan oksigen untuk bekerja
secara optimal. Semakin berat aktivitas maka kebutuhan oksigen yang diperlukan
akan meningkat juga, sehingga dapat meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru,
meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan kelenturan dan komposisi tubuh. Saat
tubuh berkeringat terjadi proses pembakaran lemak dan kalori.
Latihan aerobik dalam beberapa minggu dapat menurunkan tekanan darah,
jantung akan memompa lebih banyak darah untuk mentransfer oksigen pada otot-otot
yang bekerja. Gerakan aerobik juga dapat menghindari kegemukan pada seluruh
tubuh, gerakan aerobik dilakukan dengan intensitas yang rendah selama 30 menit
dapat membakar kira-kira 250 kalori. Aerobik dengan intensitas rendah sampai
sedang selama 20 menit atau lebih akan membakar lemak, sedangkan pada intensitas
tinggi dalam waktu yang singkat(<20 menit) akan membakar gula dalam tubuh.
(Brick, 2005). Latihan fisik juga bermanfaat untuk menjaga tekanan darah tetap stabil
dalam batas normal.
DAFTAR PUSTAKA

Ambar, Sari & Sarifah. 2016. Senam Aerobik Low Impact Intensitas Sedang Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Pada Lansia. PROFESI, 13(2)
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC,
Fetriwahyuni, R Dkk. 2015 Pengaruh Senam Aerobik Low Impact Terhadap Tekanan Darah
Penderita Hipertensi. JOM 2(2)
Rohma, Puspita & Rahmasari. 2019. Effect of Aerobic (Low Impact) on Blood Pressure In
Hypertension Patients. International Conference of Health, Science &
Techology (ICOHETECH)

Anda mungkin juga menyukai