Anda di halaman 1dari 20

Mekanisme Penglihatan pada Mata Miopi

Yolanda Charolien Ratu Pacifik(102015149), Yudha Pratama(102016043), Maria Marsela


Palendeng(102016066), Gabriela Chivinversia(102016142), Anthoni Sefanya(102016179),
Christina Sonia Wibowo(102016197), Daniel Mangasa Ruhut(102016214), Tiara Namora
Tarigan(102016249), Hanif Widi Masruroh(102016008)

A2

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone: (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

Email : maria.2016fk066@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Dalam kehidupan sehari-hari seorang manusia perlu menggunakan indra yang dimilikinya
agar dalam menerima rangsang yang ada sehingga tubuh kita dapat memberikan respon pada
sekitarnya. Mata merupakan salah satu alat indera. Mata berfungsi sebagai penglihatan, untuk dapat
melihat terdapat mekanisme penglihatan yang melibatkan saraf mata pada otak. Saraf otak yang
mempersarafi mata ada yang berguna untuk sensorik dan ada juga yang berguna untuk motorik.
Dalam mekanisme penglihatan terdapat dua sel yang membantu yaitu sel kerucut dan sel batang.
Didalam bola mata terdapat lapisan-lapisan dan pelindung disekitarnya. Mata juga memiliki
kemampuan akomodasi atau refraksi, yang jika terjadi gangguan dapat menyebabkan suatu kelainan.

Kata kunci : mata, mekanisme penglihatan, saraf mata

Abstract
Everyday , a human being needs to use the sense they have in order to receive stimulus there
so that our body can respond to the environment. Eyes are important sense organ . The eyes are use
for vision , to be able to see there is a mechanism that involves the eyes nerve in cranial. Cranial
nerve to the eye to function as sensory and motor. In the mechanism of vision , there are two cells
that cone cell and rod cell. In the eyeball there are layers and protective tissue. The eyes also have
the capability for accommodation or refraction, if there is disease of eyes will cause abnormalities.

Key words : eyes, mechanism of vision, eyes nerve


Pendahuluan

Penglihatan merupakan salah satu fungsi dari alat indera yaitu mata. Mata memiliki
banyak fungsi dalam kehidupan. Manusia dapat memiliki mata yang fungsional, dengan
adanya beberapa hal misalnya persyarafan yang baik, tempat melekat yang baik (orbita), dan
mekanisme penglihatan yang baik juga. Jenis syaraf dapat dibagi menjadi yang digunakan
sebagai sensorik dan motorik. Saraf untuk sensorik yaitu syaraf ke 2. Saraf untuk motorik
yaitu syaraf ke 3, 4, dan 6. Pada saraf motorik dan sensorik dibutuhkan sinyal agar tubuh
dapat bekerja dengan baik yaitu lewat adanya proses melalui neurotransmitter, yang akan
menghasilkan sinyal kepada otak begitu juga sebaliknya dari otak menuju mata untuk
menggerakan bola mata. Bola mata yang melekat pada orbita memiliki 3 lapisan yaitu lapisan
luar, tengah, dan dalam.1,2

Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, secara sadar atau tidak kita menggunakan
kelima panca indera kita yang sangat spesial. Terutama indera penglihatan yaitu mata yang
berfungsi sebagai melihat apa saja yang disekitar kita. Mata adalah sistem optik yang
memfokuskanberkas cahaya pada fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls
saraf. Mata juga merupakan alat indra yang terdapat pada manusia. Secara konstan mata
menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan
jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.3

Pembahasan

Struktur bola mata

Bola mata disebut juga bulbus okuli. Bola mata dilindungi terletak didalam tulang
orbita dan dilindungi oleh beberapa alat adneksa seperti kelopak mata (palpebra),
konjunktiva, dan kelenjar airmata (kelenjar lakrimal), muskuli, dan jaringan ikat disekitarnya.
Bola mata mempunyai diameter kira-kira 2,5cm. Bola mata terdiri dari beberapa lapis,
diantaranya lapisan luar, tengah, dan dalam.2

Lapisan luar (tunika fibrosa) terdiri dari kornea, limbus kornea dan sklera. Kornea
adalah bagian terluar bola mata yang bersifat transparan sehingga tembus terhadap cahaya.
Kornea terletak di 1/6 bagian depan mata. Limbus kornea merupakan batas antara kornea dan
sklera. Panjang limbus sekitar 1,5 mm. Sklera berfungsi untuk mempertahankan kekakuan
bola mata dan tampak sebagai bagian “putih” mata. 2,4

Gambar 1. Lapisan dan Bagian Mata1

Lapisan tengah (tunika vaskulosa) terdiri dari korpus siliaris dan koroid. Koroid berisi
lapisan-lapisan yang mengandung banyak pembuluh darah dan pigmen. Koroid berfungsi
mengalirkan oksigen dan nutrisi ke retina. Diantara koroid dan iris, koroid menebal
membentuk korpus siliaris. Pada potongan sagital bola mata, korpus siliaris tampak
berbentuk segitiga, terdiri atas muskulus siliaris dan prosesus siliaris. Muskulus siliaris
adalah otot polos yang sirkuler. Prosesus siliaris melekat pada ekuator lensa, yang
memungkinkan lensa mengambil bentuk konveks. Iris adalah tirai berwarna di depan lensa
yang bersambung dengan koroid. Iris berfungsi mengecilkan ukuran pupil dan melebarkan
ukuran pupil. Pupil merupakan bintik yang berwarna hitam, berada di depan lensa dan
diantara iris, dilalui cahaya masuk untuk dapat mencapai retina. 2,3

Lapisan dalam (tunika nervosa) terdiri dari pars seka retina dan pars optika retina.
Ditengah keduanya terdapat zona peralihan yang disebut oraserata. Pars optika dibagi
menjadi 10 lapisan, yaitu membran limitans dalam, lapisan serat saraf n. optikus, lapisan
ganglioner, lapisan plexiform dalam, lapisan granular dalam, lapisan plexiform luar, lapisan
glanular luar, lapisan limitans luar, lapisan batang kerucut, lapisan epitel pigmen. Lapisan
epitel pigmen menempel pada koroid. 2-5

Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks yang terdiri dari beberapa lapisan.
Lensa terletak persis di belakang iris. Membrane yang dikenal sebagai ligamentum
suspensorium terdapat di depan maupun di belakang lensa itu, yang berfungsi untuk
mengaitkan lensa pada korpus siliaris. Vitreus humor merupakan daerah yang diisi dengan
cairan penuh albumen berwarna keputih-putihan seperti agar-agar, yaitu humor vitreus.
Humor vitreus befungsi untuk memberI bentuk dan kekokohan pada mata, serta
mempertahankan hubungan antara retina dengan koroid.2-5

Gambar 2. Lapisan-Lapisan Koroid dan Retina5

Saraf untuk penglihatan

Dalam lapisan yang ada di retina, salah satunya terdapat lapisan serat saraf nervus
optikus. Dimana cahaya yang masuk ke mata diubah menjadi sinyal elektrik di retina. Cahaya
tersebut mencetuskan reaksi fotokimiawi di sel batang dan kerucut, yang mengakibatkan
pembentukan impuls yang akhirnya dihantarkan ke korteks visual. Sel-sel bipolar
retina menerima input pada dendritnya dari sel batang dan kerucut, kemudian menghantarkan
impuls lebih jauh ke arah sentral pada lapisan sel ganglion. Akson panjang yang tidak
bermielin pada sel ganglion menembus skelera, melewati papilla optika (diskus nervi optica),
menjadi bermielin dan meninggalkan mata sebagai nervus optikus. Nervus optikus
digunakan sebagai saraf sensorik. Nervus optikus memasuki ruang intrakranial melalui
foramen optikum. Didepan tuber sinerium (tangkai hipofisis) nervus optikus kiri dan kanan
bergabung menjadi satu berkas membentuk kiasma optikum, dimana serabut bagian nasal
(bagian medial) dari masing-masing mata akan bersilangan dan kemudian menyatu dengan
serabut bagian temporal (bagian lateral) mata yang lain membentuk traktus optikus dan
melanjutkan perjalanan ke korpus genikulatum lateral dan nukleus pretektalis. Serabut saraf
yang bersinaps di korpus genikulatum lateral merupakan jaras visual sedangkan serabut saraf
yang berakhir di nukleus pretektalis di batang otak menghantarkan impuls visual (saraf
afferent) yang membangkitkan refleks visual seperti refleks pupil. Selanjutnya, dari korpus
genikulatum lateral, jaras visual terus melalui traktus genikulo kalkarina (radiasio optik) ke
korteks visual. Daerah berakhirnya serabut di korteks visual disebut korteks striatum (area
Brodmann 17). Area brodmann 17 merupakan pusat persepsi cahaya. Di sekitar area 17,
terdapat area yang berfungsi untuk asosiasi rangsang visual, yaitu area 18 dan 19. 6,7

Gambar 3. Perjalanan Serabut Saraf Nervus Optikus7

Selain saraf untuk sensorik, terdapat juga saraf untuk motorik. Saraf untuk motorik yang
mempersarafi otot mata ada tiga, yaitu nervus oculomotorius, nervus trochlearis, nervus
abducens. Nuklei nervus oculomotorius dan nervus trochlearis terletak di tegmentum
mesensefali, sedangkan nukleus nervus abdusens terletak di bagian tegmentum pontis di
bagian bawah dasar ventrikel keempat.8

Nervus ketiga atau nervus oculomotorius keluar diantara pons dan midbrain
(mesensefalon). Kemudian akan menembus duramater pada pinggir tentorium cerebelli.
Nervus oculomotorius berjalan pada sisi lateral atau sebelah anterior dari sinus cavernous.
Dimana berdekatan dengan saraf otak trochlearis, abducens dan cabang pertama dari saraf
kelima. Lalu masuk kedalam orbita melalui fissura orbitalis superior. Nervus oculomotorius
pun bercabang menjadi dua divisi yaitu divisi superior dan divisi inferior. Divisi superior
akan menginervasi m. rectus superior dan m.levator palpebra superior. Divisi inferior akan
menginervasi m. rectus medial, m. rectus inferior, dan m. oblique inferior.8

Gambar 4. Perjalanan divisi superior dan inferior nervus oculomotorius8

Nervus keempat atau nervus trochlearis perjalanannya hampir sama dengan nervus
oculomotorius. Nervus trochlearis merupakan saraf cranial yang paling kecil, memiliki 1
komponen yaitu motorik somatik umum. Nervus trochlearis keluar diantara pons dan
mesensefalon, saat masuk kedalam orbita yang melalui fissura orbitalis superior, saraf ini
menginervasi m. oblique superior. Nervus trochlearis terletak di bawah atau caudal dari saraf
oculomotorius.6

Nervus keenam atau nervus abducens memiliki 1 komponen yaitu motorik somatik
umum. Nervus abducens keluar diantara pons dan medulla oblongata, lalu akan menyilang
pada ruang subarachnoid bersama dengan a. basilaris. Kemudian menembus duramater dan
menjalani perjalanan intradular paling panjang. Memasuki sinus cavernous pada sisi lateral
dari arteri karotis interna, dimana nervus okulomotor, nervus trokhlearis dan nervus
opthalmikus berada di sisi lateral dari sinus cavernosus. Sebelum memasuki orbita akan
membengkok pada crista pars petrosa os. temporal. Selanjutnya akan masuk ke dalam orbita
melalui fissura orbitalis superior dan menginervasi m.rektus lateral.6,9
Gambar 5. Perjalanan Nervus Abducens9

Mekanisme Penglihatan

Cahaya akan masuk melalui kornea, pupil, lensa kemudian ke vitreous humor menuju
fovea centralis dan akan diterima oleh bagian ganglion. Namun ada juga proses transduksi
penglihatan untuk penglihatan dari sel kerucut yaitu sel yang berguna untuk membedakan
warna dan sel batang yang berguna pada malam hari. Hal ini mempergunakan ion natrium,
kalsium serta kalium, dimana saluran ion-ion itu akan terbuka ketika adanya cGMP. Sel
kerucut dan batang dibagi menjadi bagian dalam dan luar dimana pada luar terdapat cGMP
yang membuka saluran ion kalsium dan natrium sedangkan pada bagian dalam terdapat
saluran natrium dengan bantuan kalium. Pada bagian mata memiliki retina sebagai penerima
cahaya dan juga fotoreseptor pada sel batang yaitu rhodopsin dan iodopsin pada sel
kerucut.1,10

Pada malam hari rhodopin pada sel batang tidak aktif, sehingga cGMP pada bagian
luar terikat dengan natrium dan mempertahankan saluran tetap terbuka. Hal tersebut
dinamakan depolarisasi. Sedangkan ketika sel menerima cahaya, cGMP akan berkurang dan
memicu jalur tranduksi sinyal rhodopin, sehingga saluran ion akan tertutup dan akan terjadi
hiperpolarisasi. Dimana semakin negatifnya sebuah potensial aksi, sehingga enzim efektor
mengubah cGMP menjadi GMP yang membuatnya terlepas dari saluran natrium.1,10

Gambar 6. Transduksi Sinyal pada Mata1

Refraksi

Mata memiliki berbagai mekanisme kerja agar dapat menghasilkan bayangan yang
baik, salah satunya adalah kemampuan refraksi. Refraksi adalah kemampuan mata untuk
membiaskan cahaya pada saat mata tidak dalam keadaan akomodasi. Kegiatan refraksi
bertujuan agar kornea dapat memfokuskan bayangan. Ukuran daya bias atau daya fokus lensa
yang digunakan adalah dioptri, yang dinyatakan dalam meter. Secara numeric, dioptri adalah
satu meter dibagi jarak fokus yang diukur dalam satuan meter à D = 1/f. Orang yang
memiliki kemampuan refraksi mata dengan normal disebut emetrop, sedangkan orang dengan
gangguan fungsi refraksi disebut ametrop.11

Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola
mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan
dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata normal disebut sebagai mata emetropia dan
akan menempatkan bayangan benda tepat di retina pada saat keadaan mata tidak melakukan
akomodasi atau istirahat melihat jauh. Sedangkan pada orang dengan gangguan fungsi mata,
letak bayangan benda tidak tepat jatuh di retina.11

Miopi

Miopi disebut juga rabun jauh. Miopia merupakan penurunan ketajaman penglihatan
jauh jika dibanding dengan orang normal. Dimana letak bayangan benda berada di depan
retina, sehingga harus dikoreksi menggunakan lensa cekung atau lensa konkaf. Sedangkan
Hipermetropia atau hiperopia disebut juga rabun dekat. Dimana penderita kelainan ini
mengeluh ketajaman penglihatannya kabur saat penglihatan jarak dekat. Dimana letak
bayangan jatuh dibelakang retina sehingga akomodasi lensa terlalu lemah. Kelainan ini dapat
dikoreksi dengan lensa konveks atau lensa cembung.11,12

Jaras Saraf Penglihatan


 Nervus Opticus (II)13
N. opticus, atau saraf penglihatan, panjangnya lebih kurang 1, 6 inci (4 cm).
Saraf ini meninggalkan rongga orbita dengan berjalan melalui canalis opticus bersama
dengan a. Opthalmica dan masuk ke dalam rongga otak. Di dalam orbita, saraf ini
dibungkus oleh ketiga lapisan meningen: duramater, arachnoideamater, dan piamater,
yang mengikutinya sampai ke spatium subarachnoideum. Kedua saraf dari kedua sisi
kemudian bergabung membentuk chiasma opticum. Di sini, serabut saraf yang berasal
dari belahan medial (nasal) retina menyilang garis tengah dan masuk ke tractus
opticus sisi kontralateral; sedangkan serabut saraf dari belahan lateral (temporal)
retina berjalan ke posterior di dalam tractus opticus sisi yang sama.

Tractus opticus keluar dari sudut posteolateral chiasma opticus dan berjalan ke
belakang di sekitar sisi lateral mesencephalon untuk menuju corpus geniculum
laterale, tetapi pergi langsung ke nucleus pretectalis dan colliculus posterior. Dari
corpus geniculatum laterale, radiatio optica melengkung ke belakang menuju cortex
visual hemispherium cerebri.
Gambar 7. Letak Nervus Optikus pada Cerebrum13

 Nervus Oculomotorius (III)13


N. oculomotorius adalah saraf motoris dan mempersarafi otot-otot ekstrinsik
bola mata berikut ini yang terdapat di dalam orbita: m. levator palpebrae superior, m.
rectus superioris, m. rectus superior, m. rectus medius, m. rectus inferior, dan m.
obliquus inferior. Saraf ini juga mempersarafi m. sphihcnter pupillae dan m. ciliaris
bersama dengan serabut parashimpatis. N. Oculomotorius keluar dari aspek anterior
mesencephalon, medial terhadap pedunculus cerebri. Saraf ini berjalan dekat dan di
antara a. Cerebri posterior dan a. Cerebelli superior. Kemudian berjalan ke depan di
dalam dinding lateral sinus cavernosus dan bercabang dua menjadi ramus superior
dan ramus inferior, yang akan menuju orbita melalui fissura orbitalis superior.

 Nervus Trochlearis (IV)13


N. trochlearis adalah saraf motoris dan merupakan saraf otak yang paling
halus. Sarafini mengurus m. obliquus superior di dalam orbita. Saraf ini muncul dari
permukaan posterior mesencephalon, tepat di bawah colliculus inferior. Kemudian
membelok ke depan di sekeliling sisi lateral pedunculus cerebri. Saraf ini berjalan ke
depan di dalam dinding lateral sinus cavernosus, terletak sedikit di bawah n.
Oculomotorius. N. Trochlearis masuk ke orbita melalui fissura orbitalis superior.

 Nervus Abducens (VI)13


N. Abducens adalah saraf motoris kecil dan mepersarafi m. rectus lateralis
bola mata. Saraf ini muncul dari permukaan anterior otak, di antara pinggir bawah
pons dengan medulla oblongata. Mula-mula saraf ini terletak di dalam fossa cranii
posterior. Kemudian ia membelok dengan tajam ke depan, melintasi pinggir superior
pars petrosa ossis temporalis. Setelah masuk sinus cavernosus, saraf ini berjalan ke
depan bersama a. Carotis interna. Masuk ke rongga orbita melalui fissura orbitalis
superior.

Gambar 7: Letak Saraf Kranial II-VI pada Cerebrum13

a. Makroskopis
Secara makro, bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam
dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian anterior.
Bagian anterior mata yang terlihat yaitu sclera (bagian putih mata), kornea, iris, dan
pupil. Selain itu terdapat pula struktur tambahan mata, diantaranya adalah alis,
kelopak mata (palpebra) yang dipisahkan oleh fissure palpebra, conjunctiva
(membrane mukosa transparan), dan apparatus lacrimalis (menjaga permukaan bola
mata tetap lembab).
Selain itu terdapat berbagai macam otot untuk menggerakkan mata, yaitu
sebagai berikut:
1. Rektus medialis membalik mata ke arah dalam
2. Rektus lateralis membalik mata ke arah luar
3. Rektus superior memutar mata keatas dan kedalam
4. Rektus inferior memutar mata kebawah dan kedalam
5. Oblikus superior memutar mata kebawah dan keluar
6. Oblikus inferior memutar mata keatas dan keluar. Otot ini adalah satu-
satunya otot yang muncul dari depan orbita.

Sebagian besar otot-otot mata dipersarafi oleh saraf cranial ketiga (okulomotor).
Rektus lateral dipersarafi oleh saraf cranial keenam dan oblikus superior oleh cranial
keempat. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf
lainnya:
a.      Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina
ke otak.
b.     Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata.
c.      Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan
merangsang otot pada tulang orbita.

Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,
sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh
darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.14

Bulbus okuli ini dibagi menjadi tiga lapisan dari luar ke dalam yaitu:
1. Tunika fibrosa
Tunika fibrosa merupakan lapisan mata yang paling luar dan keras. Bagian
posterior tunika fibrosa adalah sclera opaque yang berisi jaringan ikat fibrosa
putih, sclera merupakan bagian putih bola mata. 11 Sclera memberi bentuk pada
bola mata (5/6 bagian belakang) dan memberikan tempat perlekatan untuk otot
ekstrinsik. Bagian lainnya dari tunika ini adalah kornea. Kornea merupakan
perpanjangan anterior yang transparan pada sclera di bagian depan mata (1/6
bagian depan). Bagian ini mentransmisi cahaya dan memfokuskan berkas
cahaya.15 Untuk melindungi kornea ini, maka disekresikan air mata sehingga
keadaannya selalu basah dan dapat membersihkan dari debu. Pada batas cornea
dan sclera terdapat canalis schlemm yaitu suatu sinus venosus yang menyerap
kembali cairan aquaus humor bola mata.

2. Tunika vaskulosa
Tunika vaskulosa merupakan lapisan tengah dari bola mata. Lapisan ini
terdiri dari lapisan koroid, badan siliaris, iris dan pupil. Lapisan koroid adalah
bagian yang sangat terpigmentasi untuk mencegah refleksi internal berkas cahaya.
Bagian ini juga sangat tervaskularisasi untuk memberikan nutrisi pada mata, dan
elastic sehingga dapat menarik ligament suspensori. Badan siliaris merupakan
suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid, mengandung pembuluh darah
dan otot siliaris.11 Otot ini penting dalam akomodasi penglihatan. Iris merupakan
perpanjangan sisi anterior koroid, iris adalah bagian mata yang berwarna bening.
Lapisan iris memiliki pigmen warna, bagian inilah yang memberikan warna mata.
Sedangkan pupil adalah ruang terbuka bulat pada iris tempat masuknya cahaya
untuk sampai ke inferior mata. Diameter pupil dikendalikan oleh otot radialis dan
sirkularis. Pada bagian depan dan belakang lensa ini terdapat rongga yang berisi
caira bening yang masing-masing disebut Aqueous Humor dan Vitreous Humor.
Adanya cairan ini dapat memperkokoh kedudukan bola mata

3. Tunika nervosa
Tunika nervosa atau retina merupakan lapisan terdalam dari bola mata.
Lapisan ini lunak, namun tipis, hampir menyerupai lapisan pada kulit bawang.
Retina tersusun dari sekitar 103 juta sel-sel yang berfungsi untuk menerima
cahaya. Di antara sel-sel tersebut sekitar 100 juta sel merupakan sel-sel batang
yang berbentuk seperti tongkat pendek dan 3 juta lainnya adalah sel konus
(kerucut). Sel-sel ini berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih, dan sangat peka
pada sedikit cahaya.
Sel Kerucut atau cone cell mengandung jenis pigmen yang berbeda, yaitu
iodopsin yang terdiri dari retinen. Sel kerucut bertanggung jawab untuk
penglihatan di siang hari. Subgrup dari sel kerucut responsif terhadap panjang
gelombang pendek, menengah, dan panjang (biru, hijau, merah). Sel-sel ini
terkonsentrasi di fovea yang bertanggung jawab untuk penglihatan detil seperti
membaca huruf kecil.
Sel batang berfungsi untuk penglihatan malam. Sel-sel ini sensitif terhadap
cahaya dan tidak memberikan sinyal informasi panjang gelombang (warna). Sel
batang menyusun sebagian besar fotoreseptor di retina bagian lainnya. 16 Sel batang
ini mengandung suatu pigmen yang fotosensitif disebut rhodopsin. Cahaya lemah
seperti cahaya bulan pun dapat mengenai rhodopsin. Sehingga sel batang ini
diperlukan untuk penglihatan pada cahaya remang-remang.

b. Fungsi
Bagian-bagian dari mata pun memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
- Sklera : Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat
melekatnya bola mata
- Kornea : memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya
- Corpus Siliaris : Menyokong lensa dan mengandung otot untuk
beroakomodasi, mengsekreskan aqueus humor
- Iris : Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata, mengandung pigmen.
- Lensa : Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa
- Retina : lapisan jaringan peka cahaya yang terletak di bagian belakang bola
mata; berfungsi mengirimkan pesan visual melalui saraf optikus ke otak.
- Bintik kuning (Fovea) : Bagian retina yang mengandung sel kerucut
- Bintik buta : Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata
- Vitreous humor : Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata
- Aquous humor : Menjaga bentuk kantong bulbus oculi, member nutrisi kepada
kornea, lensa dan sebagian retina.

c. Alat-alat tambahan mata


Selain struktur maksroskopis seperti di atas, mata juga memiliki alat-alat tambahan
yang terdiri dari:17
- Alis : terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya
untuk melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk kecantikan.
- Kelopak mata : ada dua, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak
bergerak dari kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator
pepebrae untuk menarik kelopak mata ke atas (membuka mata). Untuk
menutup mata dilakukan oleh otot otot yang lain yang melingkari kelopak
mata atas dan bawah yaitu musculus orbicularis oculi. Ruang antara ke-2
kelopak disebut celah mata (fissura pelpebrae), celah ini menentukan
“melotot” atau “sipit” nya seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat tonjolan
disebut caruncula lakrimalis yang mengandung kelenjar sebacea (minyak) dan
sudorifera (keringat).
- Bulu mata : ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari kelenjar
Meibow. Kelenjar sroacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut
kelenjar Zeis. Infeksi kelenjar ini disebut Lordholum (bintit).
- Apparatus lacrimalis : terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis
lacrimalis, dan ductus nassolacrimalis.

d. Mikroskopis
1. Tunika Fibrosa:18
Kornea
 Epitel kornea : epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
 Membrana bowmanI: membrana basalis yang menebal.
 Stroma / substansia propia: lapisan paling tebal, tidak ada pembuluh
darah, serat kolagen tersusun rapi, ada sel sel fibroblas
 membrana descemeti terdiri dari serat kolagen yang tersusun seperti jala
 endotel kornea: epitel selapis gepeng
 Tampak jernih sebab: sedikit air, mengandung zat antar sel
 Non vaskular / avaskular
 Saraf sensoris banyak

Gambar 2. Kornea
b. Sklera
Terdiri dari jaringan ikat padat kolagen, serat – seratnya berjalan ke segala
arah, substansia dasar cukup banyak sedikit fibroblas dan serat elastin .Sebagian
besar non vaskular. Antara sklera dan koroid terdapat suatu lapisan tipis yang
disebut area kribosa. Bagian posterior dari sklera yang berlubang ditembus oleh
nerve optikus.

2. Tunika Vaskulosa18
a. Iris
 Endotel: epitel selapis gepeng
 Lapisan jaringan ikat jarang,fibroblas +sel pigmen
 Lapisan jaringan ikat jarang + pembuluh darah
 Pars iridika retina: 2 lap sel kubis berpigmen.
\

Gambar 3. iris

b. Korpus siliaris
 Musculus siliaris: pars meridionalis, pars radiate, pars sirkularis
 Jaringan ikat vaskular
 Pars siliaris retina: 2 lap.sel kubis
 Epitel siliar membentuk humor akuos

Gambar 4. Korpus siliaris

c. Koroidea
 Lapisan suprakorioidea/fuska sklera terdiri dari serat kolagen dan elastin
 Lapisan vaskulosa: pembuluh darah menuju korpus siliaris
 Lapisan koriokapilaris: tempat berakhirnya cabang koroidea. Diantara
kapilar ada jala–jala serat kolagen dan serat elastin yang halus, sedikit
fibroblas dan melanosit.
 Lapisan elastika Bruch

Gambar 5. Koroid

3. Tunika Nervosa18
Pars Optika Retina
 Membran limitans dalam: membran basal sel Muller
 Lapisan serat saraf nerve optikus: akson berasal dari sel –sel ganglion
 Lapisan sel – sel ganglioner: mengandung sel ganglion ,neuron ketiga dan
neuroglia .
 Lapisan plexiform dalam: merupakan tempat hubungan neuron kedua dan
ketiga. Sinaps antara sel bipolar, sel amakrin dan sel ganglion
 Lapisan granular / inti dalam: inti – inti dan badan sel dari sel bipolar dan
sel horizontal dan sel amakrin
 Lapisan plexiform luar: akson sel batang dan kerucut bersama dendrit , sel
bipolar dan sel horizontal.disini hubungan antara neuron pertama dan
kedua
 Lapisan granular / inti luar: Inti - inti sel batang dan kerucut
 Lapisan limitans luar
 Lapisan batang kerucut: suatu organ akhir saraf yang terletak paling luar
dekat epitel pigmen,disini terdapat sel muller berfungsi sebagai penyokong
Lapisan epitel pigmen: sel - sel berpigmen , melekat pada koroid,menyerap
cahaya,mencegah pemantulan
Gambar 6. retina

Kesimpulan

Seorang mengalami miopi. Dimana letak bayangan jatuh dibelakang retina sehingga
akomodasi lensa terlalu lemah. Untuk mengatasi gangguan penglihatan miopi, dapat
dikoreksi dengan lensa konveks atau lensa cembung.

Daftar Pustaka
1. Nelson DL, Cox MM.Principles of biochemistry. Edisi 6. New York: Macmillan;
2013.h.477-9.
2. Pearce E. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia ; 2015.h.315-7.
3. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk permula. Jakarta: Penerbit EGC; 2004; 184-5.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: EGC;2012. h. 167-264.
5. Eroschenko.VP. Atlas histologi di fiore dengan korelasi fungsional. Edisi 11. Jakarta:
EGC; 2011.h.333-41.
6. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Edisi 15. Jakarta : DianRakyat;
2011. h. 121-13.
7. Frotscher M, Baehr M. Duus’ topical diagnosis in neurology. Edisi 12. Stuttgart:
Thieme; 2012. h. 130-7.
8. USU Institutional Repository: Tim Penulis; Diunduh 23 April 2016. Diunduh dari
http://repository.usu.ac.id/
9. University of British Colombia: Wilson-Paulwels L; Diunduh 23 April 2016. Diunduh
dari http://www.neuroanatomy.ca/
10. Reece C. Biologi. Jakarta: Erlangga; 2012.h.242-4.
11. Ilyas S. Ilmu penyakit mata. Edisi 5. Jakarta:FKUI; 2014.h.3-8.
12. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2014. h.173-5.
13. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed 6. Jakarta: EGC;
2006.h.778-80.
14. Young B, Heath JW. Special sense organs. London: Churchill Livingstone; 2005;
380-2.
15. Utami, HP. Mengenal cahaya dan optik. Jakarta: Penerbit Ganeca Exact; 2003; 22-5.
16. James B, Chew C, Bron A. Oftalmologi. 9th ed. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006.
17. Wonodirekso S, Tambajong J. Organ-organ indera khusus dalam buku ajar anatomi.
Jakarta: Penerbit EGC; 2007; 574-7.
18. Singh I. Teks dan atlas histologi manusia. Jakarta: Binarupa Aksara; 2006; 115-20.

Anda mungkin juga menyukai