Anda di halaman 1dari 16

Angkatan 2018 NILAI

Paraf Asisten
Tanggal
Terima
Paraf Asisten

LAPORAN PRAKTIKUM
RANGKAIAN LISTRIK
(ANALISIS SUPERPOSISI DAN THEVENIN)

Disusun Oleh :

Nama : Ahmad Bahri

Nim : 2283180024

Tgl Percobaan : 17 April 2020

Kelompok :1

Asisten : Faisal Hidayat

LABORATORIUM VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRO


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG – BANTEN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, dan
karunia- Nya. Karena berkat rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Teknik Digital ini tepat pada waktunya.
Sholawat serta salam juga tercurah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad
SAW, yang semoga kelak kita bisa mendapatkan syafaat darinya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Asisten
Laboratorium (ASLAB) Vokasional Teknik Elektro yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan Laporan Praktikum Teknik Digital ini.
Dibuatnya Laporan Praktikum Teknik Digital ini adalah untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Praktik Teknik Digital. Selain itu juga dibuatnya makalah
ini adalah bertujuan untuk dapat menambah wawasan bagi penulis dan
pembaca mengenai teknik digital.
Penulis sadar akan banyaknya kekurangan yang terdapat pada Laporan
Praktikum Teknik Digital ini. Oleh sebab itu kritik serta saran selalu terbuka
bagi siapa saja yang ingin memberikan masukan kepada penulis. Akhir
kalimat, terima kasih dan semoga Laporan Praktikum Teknik Digital ini dapat
berguna kedepannya.

Serang, 14 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul

Kata Pengantar...........................................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan.....................................................................................................1

A. Tujuan Praktikum...........................................................................................1
B. Dasar Teori.....................................................................................................1
C. Alat dan Bahan...............................................................................................2
D. Langkah – langkah Praktikum.......................................................................2

Bab II Pembahasan.....................................................................................................4

Bab III Penutup..........................................................................................................11

A. Kesimpulan....................................................................................................11
B. Saran...............................................................................................................11

Daftar Pustaka

Lampiran

A. Gambar Rangkaian

Bahan Diskusi dan Jabawan

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan tegangan pada suatu rangkaian linear bila terdapat lebih dari
suatu sumber tegangan.
2. Memahami penggunaan teorema Thevenin.
3. Membuktikan teorema Thevenin pada suatu rangkaian listrik.
4. Menyederhanakan penyelesaian persamaan tegangan dan arus dari suatu
rangkaian listrik.

B. Dasar Teori
Metode superposisi mengatakan bahwa respons (tegangan atau arus
yang diinginkan) pada setiap titik di dalam rangkaian linear yang mempunyai
lebih dari satu sumber bebas didapat sebagai jumlah respon yang disebabkan
oleh setiap sumber. Teorema superposisi menyatakan bahwa. Didalam setiap
jaringan resistor tegangan atau sumber arus) yang melalui setiap tehanan atau
sumber dapat dihitung dengan melakukan penjumlahan aljabar dari semua
tegangan atau arus sendiri-sendiri yang dihasilkan oleh setiap sumber bebas
yag bekerja sendiri, dengan semua sumber tegangan bebas lain diganti oleh
rangkaian pendek dihubung singkat. (Khairunnisa : 2018 : 4)
Teorema Thevenin, untuk beberapa alasan tertentu, merupakan metode
yang benar – benar ampuh dan berguna. Dalam bekerja dengan rangkaian –
rangkaian elektronik, kita selalu peduli terhadap resistansi ekivalen. Thevenin
beberapa bagian rangkaian yang berbeda, khususnya resistansi masukan dan
keluaran dari tingkatan – tingkatan penguat. Alasan untuk ini adalah karena
resistansi yang berada dalam kondisi yang cocok seringkali merupakan rute
terbaik untuk mengoptimasi unjuk kerja dari rangkaian yang diberikan. (Hayt,
2005 : 136)
Theorema thevenin ini berguna untuk menganalisa sistem daya dan
rangkaian lainnya dimana terdapat satu resistor pada rangkaian tersebut yang
dijadikan subjek perubahan. Sehingga apabila nantinya nilai resistor beban itu
diubah-ubah, maka tidak perlu susah untuk menganalisa rangkaian secara
menyeluruh. Pada dasarnya itu adalah fungsi teorema thevenin sendiri.
(Sutrisno, 1994 : 240)

1
Menjumlah aljabarkan tegangan/ arus yang disebabkan tiap sumber
independent/ bebas yang bekerja sendiri, dengan semua sumber tegangan/
arus independent/ bebas lainnya diganti dengan tahanan dalamnya. Pengertian
dari teorema diatas bahwa jika terdapat n buah sumber bebas maka dengan
teorema superposisi samadengan n buah keadaan rangkaian yang dianalisis,
dimana nantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Jika terdapat
beberapa buah sumber tak bebas maka tetap saja teorema superposisi
menghitung untuk n buah keadaan dari n buah sumber yang bebasnya.
Rangkaian linier tentu tidak terlepas dari gabungan rangkaian yang
mempunyai sumber independent atau sumber bebas, sumber dependent /
sumber tak bebas linier (sumber dependent arus/ tegangan sebanding dengan
pangkat satu dari tegangan/ arus lain, atau sebanding dengan jumlah pangkat
satu besaran-besaran tersebut) dan elemen resistor ( R ), induktor ( L ), dan
kapasitor ( C ) (Sukenda, Falahah, dan L. Fubian :2013)
Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari
satu buah sumber tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah tahanan
ekivelennya pada dua terminal yang diamati.Tujuan sebenarnya dari teorema
ini adalah untuk menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu membuat
rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan seri
dengan suatu resistansi ekivalennya (Suparno, Paul: 2007)
Ketika sirkit linier A aktif/bekerja maka pada sumber tegangan bebas
diganti dengan tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit.
(Richard, James A. Svoboda:1996)
Teorema Thevenin adalah salah satu teorema yang berguna untuk
analisis sirkuit listrik. Teorema Thevenin menunjukkan bahwa keseluruhan
jaringan listrik tertentu, kecuali beban, dapat diganti dengan sirkuit ekuivalen
yang hanya mengandung sumber tegangan listrik independen dengan sebuah
resistor yang terhubung secara seri, sedemikian hingga hubungan antara arus
listrik dan tegangan pada beban tidak berubah. Sirkuit baru hasil dari aplikasi
teorema Thevenin disebut dengan sirkuit ekuivalen Thevenin. Teorema ini
dinamakan sesuai dengan penemunya, seorang insinyur berkebangsaan
Perancis, M. L. Thévenin. (Prastowo, A:2011).
Ditentukan sebuah jaringan listrik seperti pada gambar dan bagian
dalam kotak hitam yang akan dicari sirkuit ekuivalennya; nilai sumber
tegangan Vth pada sirkuit ekuivalen Thevenin didapatkan dengan melepaskan
resistor beban di antara terminal A dan B lalu dihitung besar tegangan sirkuit
terbuka di antara kedua terminal tersebut. Sedangkan nilai resistor pengganti

2
Rth dapat dihitung dengan mematikan semua sumber tegangan dan arus lalu
dihitung nilai ekuivalen resistansi di antara terminal A dan B (Wiliams, J., &
Seary, K : 2010)
Penggunaan utama dari teorema Thevenin adalah menyederhanakan
sebagian besar dari sirkuit dengan sirkuit ekuivalen yang sederhana.Teorema
thevenin menyatakan sebagai berikut :setiap rangkaian sumber-sumber dan
impedansi-impedansi dapat diganti dengan satu sumber tegangan satu
impedansi seri dengan sumber itu. Dimana sumber tegangan tersebut sama
dengan tegangan pada jepitan-jepitan terbuka dari rangkaian dan impedansi
itu sama dengan impedansi yang di ukur antara jepitan-jepitan terbuka dari
rangkaian dengan semua sumber-sumber dalam rangkaian tidak bekerja, yaitu
sumber tegangan di hubung singkat, sumber arus terbuka (Harmonyati
B.K:1981).
Teorema superposisi berlaku untuk semua rangkaian linir dan bilateral,
jadi berlaku juga untuk semua rangkaian-rangkaian yang terdiri dari R,L, dan
C asal saja elemen-elemen ini linear dan bilateral. Suatu elemen dikatakan
linear bila antara tegangan pada elemen itu dan arus yang disebabkan oleh
tegangan tersebut mempunyai hubungan yang linier bila di hubungkan pada
elemen itu. Dan dikatakn bilateral bila arus atau tegangan akan mengalir pada
sama besar untuk kedua arah (Zheng, RZ : 2009)
Teorema superposisi menyatakan sebagai berikut :bila suatu rangkaian
terdiri dari lebih dari satu sumber dan tahanan-tahanan atau impedansi-
impedansi linear dan bilateral, dari arus-arus yang disebabkan oleh tiap-tiap
sumber tersendiri dengan sumber-sumber lainnya dalam keadaan tidak bekerja
(Hari Wibawanto: 2011)
Arus atau tegangan yang melalui sebuah elemen dalam sebuah
jaringan linear dua arah yang memiliki beberapa sumber sama dengan jumlah
aljabar arus atau tegangan yang dihasilkan secara terpisah oleh masing-masing
sumber Teorema superposisi berlaku untuk semua rangkaian linear dan
bilateral. Dalam teorema superposisi ini terdapat dua atau lebih sumber yang
bebas. Sumber tersebut bisa tegangan dengan tegangan dan bisa tegangan
dengan arus. Sumber-sumber tersebut tidak dapat bekerja secara bersamaan
atau hanya berpatokan pada satu sumber saja. Sumber-sumber ini bekerja satu
persatu (Gatot Pramono:2008).

3
C. Alat dan Bahan
1. Power Supply = 1 Buah
2. Voltmeter DC = 1 Buah
3. Amperemeter DC = 1 Buah
4. Tahanan = 4 Buah
5. Kabel Penghubung = Secukupnya

D. Langkah – Langkah Praktikum


1. Buatlah rangkaian
2. Hidupkan catu daya dan lakukan pemanasan selama beberapa saat dan
atur pada posisi sumber tegangan
3. Masukan S1 dan S3 pasa posisi 1 kemudian masukan S4. Catat V a dan
arus beban ILclose loop ulangi untuk tegangan yang berbeda-beda
4. Kembalikan besarnya catu daya pada posisi 0
5. Buat S4 kemudian pasang voltmeter dengan kutub (+) pada ujung
rangkaian thevenin dan kutub (-) pada referensi. Catat Voc dengan Vs
sama seperti butir 3
6. Kembalikan besarnya catu daya pada posisi 0
7. Pindahkan S1 dan S2 pada posisi 2 dan masukkan S2, kemudian
pindahkan posisi voltmeter dengan kutub (+) pada ujung beban kutub
(-)pada ujung rangkaian thevenin. Catat arus beban I L dengan tegangan
yang sama dengan Voc pada butir 4.

4
10

BAB II

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, penulis mendapatkan materi praktikum Rangkaian


listrik mengenai Analisis Superposisi dan Thevenin. Dimana pada praktikum kali ini,
penulis dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara menentukan tengangan
pada suatu rangkaian linier bila terdapat lebih dari satu sumber tegangan, mengetahui
dan memahami penggunaan teorema thevenin dalam menganalisis rangkaian,
memahami dan mengetahui bagaimana cara membuktikan teorema thevenin pada
suatu rangkaian listrik, dan memahami dan mengetahui bagaimana cara
menyederhanakan penyelesaian persamaan tegangan dan arus dari suatu rangkaian
listrik.

Pada praktikum kali ini, praktikum di mulai dengan doa yang di pimpin oleh
asisten laboratorium, dan setelahnya setelah hal tersebut berlanjut pada sesi tes yaitu
tes lisan, praktikan di minta menjawab pertanyaan yang telah di berikan oleh asisten
laboratorium dengan pertanyaan sebanyak tiga buah, dengan estimasi waktu lima
menit. Baiklah, sebelum melakukan praktikum alangkah baiknya penulis menjelaskan
sedikit pembahasan mengenai apa itu teorema superposisi, apa itu teorema thevenin,
apa yang dimaksud open circuit, dan apa yang dimaksud short circuit.

Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang
saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu
lintasan tertutup. Suatu rangkaian dalam sistem kelisrtikan terbagi atas tiga jenis yaitu
rangkaian seri, paralel dan seri-paralel, dimana untuk rangkaian seri dikenal dengan
pembagi tegangan, sedangkan untuk rangkaian paralel dikatakan sebagai pembagi
arus. Pembagi tegangan adalah rangkaian elektronika sederhana yang membagi
tegangan dari tegangan yang tinggi menjadi tegangan yang lebih rendah. Sedangkan
pembagi arus adalah rangkaian elekktronika sederhana yang membagi arus dari arus
yang tinggi menjadi arus yang lebih rendah.

Dasar kelistrikan dikenal tiga kondisi sirkuit yaitu closed circuit (sirkuit
terhubung), open circuit (sirkuit terbuka), dan short circuit (hubungan singkat). Pada
open circuit sirkuit ini tidak terhubung sempurna atau ada bagian yang terbuka, baik
oleh switch atau oleh putusnya kabel. Dua titik disebut open circuit jika tidak ada
hubungan diantara kedua titik tersebut. Sedangkan pada short circuit, sirkuit ini
terjadi jika arus melewari jalan pintas untuk kembali ke sumbernya karena ada
hubungan langsung konduktornya yang tidak melaui beban seingga nilai arusnya
menjadi tinggi sekali karena rendahnya nilai tahanan yang menghambat arus tersebut.

Dalam suatu rangkaian listrik dikenal suatu hubungan yaitu hubungan seri dan
paralel, misalnya hubungan sei dan paralel pada resistor. Resistor merupakan suatu
tahanan yang berfungsi menghambat arus. Dikatakan hubungan seri jika salah satu
terminal dari dua elemen tersambung, sehingga arus yang lewat akan sama besar.
Sedangkan hubungan paralel bila semua terminal terhubung dengan elemen lain dan
akibatnya tegangan diantaranya akan sama.

Teorema superposisi untuk Sirkuit Elektronik menyatakan untuk sistem linear


bahwa respon dari (tegangan atau Arus)dalam setiap cabang dari tiap sirkuit linear
memiliki lebih dari satu sumber independen( independen source ) yang hasilnya sama
dengan jumbah aljabar dari respon yang disebabkan oleh sumber independen
( independen source ) itu sendiri, dimana semua sumber independen lain diganti
dengan impedansi internal itu sendiri. Untuk itu semua sumber harus berada pada
kondisi "mati" (mengatur ke nilai nol) dengan Mengganti semua sumber independen
lain sumber tegangan dengan short sirkuit (untuk mengurangi perbedaan potential
misal V=0; dengan nilai impedansi internal pada sumber tegangan sama dengan nol
(short sirkuit), dan mengganti semua sumber independen lain sumber arus dengan
open sirkuit (untuk mengurangi perbedaan potensial pada sisi arus misal I=0; dan
nilai impedansi internal yang ideal pada Sumber Arus adalah tidak terbatas (open
sirkuit). Terema superposisi amat penting dalam analisis sirkuit. Misalnya dipakai
untuk mencari Persamaan Norton atau Persamaan Thevenin. Teorema ini dapat
diaplikasikan pada jaringan linear (time invariant) yang berdasarkan sumber
independen ( independent source ), linear dependen sources, linear passive elemen
misalnya yaitu (resistor, induktor, kapasitor) dan transformer linear. Poin lain yang
harus diingat bahwa teorema superposition hanya bekerja pada arus dan tegangan
tidak pada power atau Daya . dangan kata lain jumlah total powersdari tiap sumber
dengan sumber lain yang mati tidak benar benar mengkonsumsi daya.Untuk mencari
power kita harus memaai teorema superposisi untuk mencari arus dan tegangan dari
masing masing elemen linear lalu mengkalkulasi jumlah total perkalian arus dan
tegangan.

Teorema Thevenin adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis
sirkuit listrik. Teorema Thevenin menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik
tertentu, kecuali beban, dapat diganti dengan sirkuit ekuivalen yang hanya

11
mengandung sumber tegangan listrik independen dengan sebuah resistor yang
terhubung secara seri, sedemikian hingga hubungan antara arus listrik dan tegangan
pada beban tidak berubah. Sirkuit baru hasil dari aplikasi teorema Thevenin disebut
dengan sirkuit ekuivalen Thevenin. Teorema ini dinamakan sesuai dengan
penemunya, seorang insinyur berkebangsaan Prancis, M. L. Thévenin. Ditentukan
sebuah jaringan listrik seperti pada gambar dan bagian dalam kotak hitam yang akan
dicari sirkuit ekuivalennya; nilai sumber tegangan Vth pada sirkuit ekuivalen
Thevenin didapatkan dengan melepaskan resistor beban di antara terminal A dan B
lalu dihitung besar tegangan sirkuit terbuka di antara kedua terminal tersebut.
Sedangkan nilai resistor pengganti Rth dapat dihitung dengan mematikan semua
sumber tegangan dan arus lalu dihitung nilai ekuivalen resistansi di antara terminal A
dan B. Penggunaan utama dari teorema Thevenin adalah menyederhanakan sebagian
besar dari sirkuit dengan sirkuit ekuivalen yang sederhana.

Short Sircuit Sebuah hubungan pendek (terkadang disingkat singkat atau SC)
adalah rangkaian listrik yang memungkinkan saat ini untuk melakukan perjalanan
sepanjang jalur yang tidak diinginkan, sering di mana dasarnya tidak ada (atau sangat
rendah) impedansi listrik ditemui. Kebalikan listrik arus pendek adalah " rangkaian
terbuka ", yang merupakan perlawanan tak terbatas antara dua node. Hal ini umum
untuk menyalahgunakan "hubungan pendek" untuk menggambarkan setiap kerusakan
listrik, terlepas dari masalah yang sebenarnya. Open Sircuit Tegangan rangkaian
terbuka, VOC, adalah tegangan maksimum yang tersedia dari sel surya, dan ini terjadi
pada arus nol. Tegangan rangkaian terbuka sesuai dengan jumlah bias maju pada sel
surya karena bias dari persimpangan sel surya dengan cahaya yang dihasilkan saat ini.
Pada praktikum kali ini, alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktik mengenai
analisis superposisi dan thevenin yaitu sumber tegangan DC 1 buah, Voltmeter DC 1
buah, Amperemeter DC 1 buah, tahanan atau beban 4 buah, dan kabel secukupnya.

Pada praktikum kali ini pun, penulis mendapatkan suatu hasil data percobaan
yang telah dilakukan pada saat praktikum berlangsung. Berikut hasil data percobaan
yang telah penulis dapat :

Tabel 1. Data Hasil Pecobaan

No Volt A Volt B Amper A


1 9V 0V -9 mA
2 -4,50 V 4,50 V 0A
3 2,99 V -2 V -999,38 mA

11
Pada percobaan pertama, penulis menekan tombol switch 1 pada posisi atas,
switch 2 pada posisi open, switch 3 pada posisi bawah, dan switch 4 pada posisi open.
Dan mendapatkan hasil sebagai berikut :

Volt A = (Jarum Penunjuk x Batas Ukur) : Batas Maksimal

= (9 x 10) : 1000

= 0,09 V

Volt B = (Jarum Penunjuk x Batas Ukur) : Batas Maksimal

= (0 x 10) : 1000

=0V

Amper A = (Jarum Penunjuk x Batas Ukur) : Batas Maksimal

= ((-9) x 10) : 1000

= -0,09 mA

Pada percobaan kedua, penulis menekan tombol switch 1 pada posisi bawah,
switch 2 pada posisi open, switch 3 pada posisi bawah, dan switch 4 pada posisi open.
Dan mendapatkan hasil sebagai berikut :

Volt A = (Jarum Penunjuk x Batas Ukur) : Batas Maksimal

= ((-4,50) x 10) : 1000

= -0,045 V

Volt B = (Jarum Penunjuk x Batas Ukur) : Batas Maksimal

= (4,50 x 10) : 1000

= 0,045 V

Ampere = (Jarum Penunjuk x Batas Ukur) : Batas Maksimal

= (0 x 10) : 1000

=0A

11
Pada percobaan ketiga, penulis menekan tombol switch 1 pada posisi bawah,
switch 2 pada posisi open, switch 3 pada posisi atas, dan switch 4 pada posisi close.
Dan mendapatkan hasil sebagai berikut :

Volt A = (Jarum Penunjuk x Batas Ukur) : Batas Maksimal

= (2,99 x 10) : 1000

= 0,0299 V

Volt B = (Jarum Penunjuk x Batas Ukur) : Batas Maksimal

= ((-2) x 10) : 1000

= -0,02 V

Ampere = (Jarum Penunjuk x Batas Ukur) : Batas Maksimal

= ((-999,38) x 10) :1000

= -9,9938 mA

Berdasarkan percobaan diatas, penulis melakukan 3 kali percobaan. Yaitu


pada percobaan pertama, penulis menekan tombol switch 1 pada posisi atas, switch 2
pada posisi open, switch 3 pada posisi bawah, dan switch 4 pada posisi open. Lalu
pada percobaan kedua, penulis menekan tombol switch 1 pada posisi bawah, switch 2
pada posisi open, switch 3 pada posisi bawah, dan switch 4 pada posisi open. Dan
pada percobaan ketiga, penulis menekan tombol switch 1 pada posisi bawah, switch 2
pada posisi open, switch 3 pada posisi atas, dan switch 4 pada posisi close.

Berdasarkan percobaan diatas, penulis menggunakan langkah – langkah


praktikum dengan berdasarkan pada modul 7 tersebut. Pertama – tama yaitu buatlah
rangkaiannya, lalu hidupkan catu daya dan lalukan pemanasan selama beberapa saat
dan atur posisi sumber tegangan, kemudian masukkan swith 1 dan swith 3 pada posisi
1 kemudian masukan switch 4. Catat Va dan arus beban I I, close loop ulangi untuk
tegangan yang berbeda, setelah itu kembalikan besarnya catu daya pada posisi 0,
kemudian buka switch 4 lalu pasang voltmeter dengan kutub (+) pada ujung
rangkaian thevenin dan kutub (-) pada referensi (dalam gambar yang ada pada modul
Voc), lalu catat Voc dengan Vs, kemudian kembalikan besarnya catu daya pada posisi
0, setelah itu pindahkan switch 1 dan switch 3 pada posisi 2 dan masukkan switch 2,
dan kemudian pindahkan posisi voltmeter dengan kutub (+) pada ujung beban dan

11
kutub (-) pada ujung rangkaian thevenin (dalam gambar yang ada pada modul V th)
lalu catat arus beban II, dengan tegangan yang sama dengan Voc.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pada praktikum kali ini, dapat di tarik beberapa
kesimpulan diantaranya yaitu :
1. Rangkaian Open Circuit dirangkai dengan tidak menghubungkan kedua titik
yang terhubung dari sumber tegangan, sedangkan short circuit adalah
kedua titiknya saling terhubung.
2. Teorema superposisi untuk Sirkuit Elektronik menyatakan untuk
sistem linear bahwa respon dari (tegangan atau Arus)dalam setiap
cabang dari tiap sirkuit linear memiliki lebih dari satu sumber
independen( independen source ) yang hasilnya sama dengan jumbah
aljabar dari respon yang disebabkan oleh sumber independen
( independen source ) itu sendiri, dimana semua sumber independen
lain diganti dengan impedansi internal itu sendiri.
3. Teorema Thevenin adalah salah satu teorema yang berguna untuk
analisis sirkuit listrik. Teorema Thevenin menunjukkan bahwa
keseluruhan jaringan listrik tertentu, kecuali beban, dapat diganti
dengan sirkuit ekuivalen yang hanya mengandung sumber tegangan
listrik independen dengan sebuah resistor yang terhubung secara seri,
sedemikian hingga hubungan antara arus listrik dan tegangan pada
beban tidak berubah.
B. Saran
Saran penulis kepada setiap praktikan agar lebih memperhatikan
kembali saat praktikum berlangsung guna .proses praktikum berjalan
lancar serta ilmu yang di dapat bisa maksimal, selain itu mohon lebih teliti
lagi mengingat yang di gunakan dalam praktikum ini adalah sebuah
software. Selain itu kepada seluruh praktikan agar tetap memperhatikan
keamanan dan keselamatan listrik (K3) saat praktikum berlangsung.

11
DAFTAR PUSTAKA

Gatot Pramono. Pemanfaatan Multimedia Pembelajaran. Pusat Teknologi Informasi


dan Komunikasi Depdiknas. 2008

Hari Wibawanto. Prinsip Desainer Bahan Ajar Multimedia Berdasarkan Teori Beban
Kognitif. Kurikulum DP. Jilid 11, Bil 1/2011.

Harmonyati B.K, 1981, Rangkaian Listrik I, Institut Teknologi Bandung, Bandung

Hayt. 2005. Rangkaian Listrik 1. Jakarta : Erlangga

Khairunnisa. 2018. Rangkaian Listrik. Yogyakarta: DEEPUBLISH

Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan


Metode yang Menarik dan Menyenangkan. Diva Pres.

Sukenda, Falahah, dan L. Fubian. 2013. Pengembangan Aplikasi Multimedia


Pengenalan Pemanasan Global Dan Solusinya Menggunakan Pendekatan
ADDIE. Paper Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2 - 4 Desember
2013 di Bali.

Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik &


Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Darma.

Sutrisno. 1994. Elektronika Lanjut. Bandung : FMIPA

Wiliams, J., & Seary, K. (2010). Bridiging the divide: Scaffolding the learning
experiences of mature age student. In J. Terrell (Ed.), Making the links:
Learning, teaching and high quality student outcomes. Proceedings of the 9th
Conference of the New Zealand Association of Bridging Educator (pp. 104-
116). Wellington, New Zealand.

Zheng, RZ. Cognitive Effect of Multimedia Learning. Information Science


Reference. USA. 2009

Anda mungkin juga menyukai